HUBUNGAN PENGETAHUAN KOREKSI WAJAH DENGAN HASIL MERIAS WAJAH PENGANTIN GAUN BARAT PADA PERIAS PENGANTIN DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN.

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Desksripsi Teori

1. Pengerian Pengetahuan Koreksi Wajah 1.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Menurut Pudjawidjana (1983) pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.

Menurut Ngatimin (1990) pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan – bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal – hal yang terperinci oleh teori tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai. Menurut Soekidjo (2003) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendegaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan


(2)

bertindak. Partanto Pius dalam kamus bahasa indonesia (2001) pengetahuan dikaitkan dengan segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses belajar

1.2Pengertian Koreksi Wajah

Menurut Santosa (2008) koreksi wajah adalah suatu bentuk usaha dalam tata rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Tata rias ini menyembunyikan kekurangan – kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan kelebihan di wajah. Dalam hal ini tata rias wajah sangat berperan penting dalam menampilkan kecantikan fisik karena pada dasarnya tujuan dari koreksi wajah adalah mempercantik diri sehingga membangkitkan rasa percaya diri seseorang.

Menurut Kusumadewi (2002) Koreksi Wajah adalah Pemahaman dan menekankan bagian – bagian wajah dengan cara menyamarkan bentuk atau bagian wajah yang kurang sempurna dan menonjolkan bagian – bagian wajah yang sudah indah dengan menerapkan teknik shading dan tint dari base make up yang diaplikasikan.

Menurut Martha (2009) Koreksi wajah adalah penerapan teknik yang sering dilakukan untuk merubah penampilan seseorang menjadi lebih indah dengan aplikasi kosmetik yang digunakan dengan perpaduan warna yang dibaurkan. Perpaduan warna gelap (shading) untuk menutupi kekurangan pada wajah dan berwarna terang (tint) untuk menonjolkan kelebihan pada wajah. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian pengetahuan koreksi wajah adalah pengetahuan dan penerapan bagian-bagian wajah dengan cara menyamarkan bentuk atau bagian wajah yang menonjol maupun tidak dengan cara mengaplikasian kosmetik dengan memberikan warna gelap (shading) dan warna terang (tint) pada wajah.


(3)

Koreksi wajah memiliki fungsi untuk mengubah (make over). Perubahan ke arah lebih cantik dan sempurna (koreksi) menurut Andiyanto (2005). Proses untuk menyempurnakan tentu tidak mudah diperlukan pengetahuan, ketelitian, keseriusan, kesabaran serta waktu yang cukup untuk melakukannya dan tidak tergesa – gesa.

Kunci sukses dalam menciptakan rias wajah agar tampak lebih sempurna yaitu : a) Kenali kelemahan dan kekurangan wajah, b), Pahami keinginan diri sampai sejauh mana ‘berani’ berubah, c). Dalam berubah tetaplah jaga dan pertahankan kecantikan personal tidak perlu menjadi orang lain, d), Sesuaikan ‘perubahan’ yang akan diterapkan dengan usia dan kesempatan, e).Sebelum merias wajah terlebih dahulu dibersihkan dan juga diberi penyegaran agar bisa membuat rias wajah tahan lama dan lebih sempurna. f). Harus mengetahui kosmetik yang akan digunakan dan aplikatornya. g) Selalu yakin akan kecantikan diri.

1.3Bentuk Wajah Persegi

Menurut Kusumadewi (2002) bentuk – bentuk wajah yaitu : bentuk wajah oval adalah bentuk wajah yang dianggap paling proposional. Sedangkan bentuk wajah persegi, panjang, segitiga, segitiga terbalik dan bulat merupakan bentuk wajah yang perlu dikoreksi dengan cara pemberian shading dan tint.

Menurut Kusantati (2008) bentuk wajah merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam tata rias wajah, karena setiap orang memiliki bentuk wajah yang unik dan berbeda. Secara umum terdapat beberapa tipe bentuk wajah, bentuk wajah oval dipandang sebagai bentuk wajah yang paling ideal.

Adapun salah satu bentuk wajah persegi memiliki ciri : dahi lebar, garis pertumbuhan rambut di dahi lurus, perbandingan antara panjang muka dengan lebar


(4)

muka hampir sama, garis rahang kuat dan berbentuk persegi dan dagu tidak terlalu lancip.

Gambar 1 : Wajah Persegi

(Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah) Koreksinya :

1. Memberi Shading di kedua tepi luar dahi, guna mengurangi kepersegiannya.

2. Memberi shading di kedua sisi luar rahang, guna melunakkannya.

3. Memberi highlight di atas sisi kedua tulang pipi, guna menarik pandangan ke tangah wajah.

1.3.1 Bentuk Hidung

Menurut Suriasumantri JS (2001), hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar masuknya udara dari paru – paru. Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata. Maka dari itu hidung merupakan salah satu bagian terindah wajah jika memiliki hidung yang mancung karena dengan hidung yang mancung membuat kesempurnaan pada wajah seseorang. Menurut Kustanti (2008) Salah satu dari kelemahan bentuk hidung orang Indonesia hampir rata – rata memiliki bentuk hidung yang kurang sempurna yang terletak pada tulang hidung yang kurang tinggi serta bagian cuping hidung cenderung melebar.


(5)

Kekurangan pada bagian ini perlu mendapat perhatian ekstra bila ingin tampil cantik dan indah, karena bentuk hidung yang ideal memberi dimensi tersendiri pada wajah. Menurut Andiyanto (2005) Koreksi bentuk hidung merupakan bagian dari terapan dasar tata rias Efek gelap (shading) dan terang (highlight) akan membantu memperbaiki bagian ini. Efek tersebut dapat dimunculkan melalui dua tahap yaitu : Pembentukan dengan menggunakan foundation dan penyempurnaan dengan menggunakan bedak padat. Pemberian efek gelap atau terang pada hidung sebaiknya dibuat secara samar-samar Andiyanto (2005). Menurut Kustanti (2008) Menggunakan make up untuk membuat shading dibagian hidung dapat digunakan untuk mengoreksi bentuk hidung agar tampilan tata rias wajah anda lebih sempurna.

Sangat di perlukan agar perias lebih mengetahui cara make up yang benar setelah kita mengetahui bentuk wajah dan kemudian mengetahui bentuk – bentuk hidung. Dengan demikian maka kita dapat menyesuaikan bentuk sapuan shading pada hidung. Bentuk hidung tidak hanya dilihat dari mancung atau tidaknya saja. Ada beberapa macam bentuk hidung pada wajah.

Secara garis besar bentuk – bentuk hidung yaitu :a), Bentuk hidung lebar, b), Bentuk hidung pendek, c), Bentuk hidung panjang, d), Bentuk hidung terlalu tinggi, e), Bentuk cuping hidung besar. Untuk lebih menyempurnakan bentuk hidung dengan make up maka kita harus memberikan shading atau bayangan yang sesuai dan cocok dengan kulit wajah karena tak jarang cara membuat shading hidung justru malah membuat bentuk hidung anda kaku atau tidak sesuai dengan yang di inginkan. Adapun teknik yang di gunakan agar kelihatan natural bentuk hidung yang dikoreksi adalah :


(6)

a. Bentuk batang hidung lebar

Shading : Sepanjang bagian kanan dan kiri batang hidung yang melebar Highlight : Sepanjang garis tengah tulang hidung

Gambar 2 :Bentuk Hidung lebar (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

b. Bentuk batang hidung pendek

Shading : Sepanjang kanan dan kiri batang hidung. Pangkal alis dapat dibentuk agak tinggi dan dekat untuk memberi kesan panjang pada batang hidung Highlight : Sepanjang garis tengah tulang hidung

Gambar 3 : Bentuk batang Pendek (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

c. Bentuk batang hidung panjang

Shading : Sepanjang tepi luar batang hidung. Hindarkan pangkal alis yang terlalu dekat. Highlight : sepanjang garis tengah tulang hidung dan pangkal alis


(7)

Gambar 4 : Batang Hidung Panjang (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

d. Bentuk hidung terlalu tinggi

Shading : Bagian tengah batang hidung warna gelap

Highlight : Bagian puncak hidung serta batang hidung warna terang

Gambar 5 : Hidung terlalu tinggi (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

e. Bentuk cuping hidung besar

Shading : Kanan dan kiri cuping dan sedikit di sisi kiri kanan bagian batang Highlight : Sepanjang garis tengah tulang hidung

Gambar 6 : Bentuk cuping Hidung Besar (Sumber : Andiyanto The Make Over)


(8)

1.3.2 Bentuk Bibir

Menurut Kusumadewi (2002) Bibir merupakan bagian dari wajah yang perlu mendapat perhatian khusus. pemilihan jenis dan warna lipstik serta proporsi yang tepat dalam membentuk bibir akan dapat menyempurnakan penampilan wajah secara keseluruhan. Koreksi bentuk bibir dimaksudkan untuk memberi warna pada bibir sehingga tercipta kesempurnaan pada bibir. Menurut Herni Kustanti (2008) ada beberapa macam, bentuk bibir dan cara koreksinya yaitu : a) Bibir terlalu tipis, b) Bibir terlalu lebar, c) Bibir terlalu kecil, d) Bibir terlalu besar, e) Bibir dengan sudut kebawah atau keatas, f) Bibir asimetris

a. Bibir terlalu tipis

Buat bingkai bibir dengan lipliner warna terang diluar garis bibir atas kemudian aplikasikan lipstick warna terang atau pastel. Lipstik jenis glossy akan membuat bibir terlihat lebih penuh.

Gambar 7 : Koreksi Bibir terlalu tipis (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah) b. Bibir terlalu Lebar

Buat bingkai bibir dengan lipliner warna terang diluar garis bibir bawah kemudian bibir diisi penuh dengan lipstick

Gambar 8 : Koreksi Bibir terlalu lebar (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)


(9)

c. Bibir terlalu kecil

Buat bingkai bibir diluar garis bibir asli untuk membentuk bibir menjadi lebih lebar kemudian diisi penuh dengan lipstik

Gambar 9 : Koreksi Bibir terlalu kecil (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah) d. Bibir Terlalu Besar

Buat bingkai bibir dengan lipliner didalam garis bibir asli sehingga bentuk bibir menjadi lebih kecil, buat cupidonya ditengah bibir atas. Seluruh bibir diberi lipstik warna merah muda dan bagian bibir yang telah digambar diberi lipstick warna tua. Hindari penggunaan lipstik memakai glossy.

Gambar 10 : Bibir terlalu Besar (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah) e. Bibir dengan sudut kebawah atau keatas

Buat bingkai bibir dengan lipliner dan pada sudut bibir ditarik mengarah keatas atau kebawah sehingga bentuk bibir menjadi normal kemudian diisi penuh dengan lipstik.

Gambar 11 : Koreksi Bibir menyudut (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)


(10)

f. Bibir Asimetri

Gambar bentuk bibir mendekati bibir ideal, untuk sudut yang kebawah digambar kearah atas dan juga sebaliknya, kemudian diisi penuh dengan lipstik

.

Gambar 12 : Koreksi Bibir Asimetri (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah) 1.3.3 Bentuk Mata

Mata adalah jendela hati, Karena melalui mata dapat tercermin suasana hati kita. Oleh karena itu mata perlu dirawat dan dirias agar keindahan dan kecemerlangannya tampil maksimal. Bentuk mata kenari atau mata kijang adalah bentuk mata ideal. Semua bentuk mata lainnya, dibuat supaya mendekati bentuk ideal, dengan menggunakan eye brow pencil, eye liners, eye shadow, mascara dan bulu mata palsu. Letak mata normal, jarak antara mata sebelah kiri dengan kanan, sama dengan satu ukuran panjang mata. Adapun bentuk – bentuk mata yaitu :a) Mata terlalu berdekatan, b) Mata terlalu berjauhan, c)Mata sipit, d) Mata bulat, e) Mata menurun, f) Mata cekung, g) Mata cembung. Adapun bentuk – bentuk mata dan cara mengoreksinya yaitu :

a. Mata terlalu berdekatan

Koreksinya yaitu : pangkal alis dicabut dan letaknya direnggangkan. Aplikasikan eye shadow berwarna terang pada sudut dalam kelopak mata dan baurkan perona mata gelap pada sudut luar kelopak mata Bingkai mata tidak dibuat sampai kesudut mata bagian dalam dan aplikasikan mascara pada bulu mata bagian atas.


(11)

Gambar 13 : koreksi mata terlalu berdekatan (sumber : Herni Kustatanti Tata Rias Wajah)

b. Mata terlalu berjauhan

Koreksinya : dengan menarik garis dipangkal mata dengan arah kehidung, kemudian aplikasikan perona mata berwarna gelap pada sudut dalam kelopak mata baurkan perona mata terang pada sudut luar kelopak mata dan eyeliner dengan eyebrown melebihi sudut mata sebelah dalam

Gambar 14 : koreksi mata terlalu berjauhan (sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

c. Mata Sipit

Koreksinya : membuat eyeliner tipis, untuk mempertegas lingkaran mata agar lebih indah dan aplikasikan bayangan putih diatas eyeliner untuk member kesan adanya lipatan mata, dapat juga dilakukan dengan aplikasi eye shadow warna gelap pada bagian kelopak mata bawah dan semakin terang pada puncak tulang mata. Bisa juga dengan bubuhkan eye shadow berwarna terang pada kelopak mata dan puncak tulang mata bubuhkan eye shadow setingkat lebih terang lalu gunakan bulu mata palsu.


(12)

Gambar 14 : koreksi mata sipit (sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

d. Mata Bulat

Koreksinya : aplikasi eye shadow dari pangkal mata sampai keujung dibentuk oval. Kemudian bentuk mata diperpanjang sampai melewati ujung mata hingga membentuk mata ideal (kenari). Baurkan perona mata pada sudut mata sebelah luar dengan ditarik ke arah luar secara mendatar. Bubuhkan pemulas mata warna terang pada kelopak mata. Bingkai mata dibuat tipis dengan warna yang tidak terlalu gelap.

Gambar 16 : Koreksi Mata Bulat (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

e. Mata Menurun

Koreksinya : menutupi garis sudut mata yang menurun dengan menggunakan alas bedak, warna setingkat lebih terang dari alas bedak atau bedak padat. Pada saat membuat bingkai mata, sudut mata sebelah luar ditarik ke arah atas berlawanan dengan sudut mata yang menurun. Rapihkan bentuk alis dengan menggunting/mencabut bulu alis pada bagian sudut alis yang menurun, kemudian bentuk alis ke arah atas.


(13)

Gambar 17 : Koreksi Bentuk Mata Menurun (sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

f. Mata Cekung

Koreksinya : Aplikasikan perona mata warna terang pada kelopak mata, di bawah pangkal alis sebelah dalam bubuhkan eye shadow berwarna terang atau berkilat dan bubuhi eye liners berwarna muda. Berikan warna yang senada dengan warna kelopak mata pada puncak tulang mata. Bingkai mata dibuat tipis dengan warna yang tidak terlalu gelap

Gambar 18 : Koreksi Bentuk Mata Cekung (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

g. Mata Cembung

Koreksinya : Aplikasikan shadow warna tua di bagian atas kelopak mata dan aplikasikan shadow warna muda di dekat alis. Hindari penggunaan perona mata warna terang berkilat pada kelopak mata. Baurkan warna perona mata pada kelopak mata sebelah luar dengan arah ke luar dan mendatar agar bentuk mata tidak berkesan terlalu menonjol.

Gambar 19 : Koreksi Mata Cembung (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)


(14)

1.3.4 Koreksi Bentuk Alis

Alis adalah bagian wajah yang amat penting dalam merias wajah, karena baik bentuk, maupun posisi alis, sangat mempengaruhi ekspresi wajah. Penilaian bentuk, dan letak alis dipermudah dengan menarik dua garis penolong yang masing-masing ditarik dari batas samping cuping hidung melalui sudut luar mata (A-C) dan melalui sudut dalam mata (A-B). Membentuk alis dapat dilakukan dengan mencukur, mencabut, menggunting atau menggambarnya, pola pembentukan alis sebagai berikut: 1),ambil sebatang pensil dari sisi terluar cuping hidung berdirikan tegak lurus ke dahi terbentuk garis A yang memotong alis di titik X-1. titik X-1 adalah batas maksimal panjang alis sebelah dalam bulu alis yang melewati titik X-1 perlu dihilangkan, 2), Gunakan pensil yang sama dan buatlah garis b. tegak lurus dari sisi luar biji mata terus ke dahi. Garis B akan memotong alis di titik X-2 adalah titik tertinggi puncak alis. Bulu alis yang melewati titik ketinggian puncak alis perlu dihilangkan, 3),Gunakan pensil yang sama dan buatlah garis C dari sudut luar cuping hidung mengenai sudut mata terluar. Garis C akan memotong alis di titik X-3. titik X-3 adalah batas maksimal panjang alis yang ke pelipis.bulu alis yang melewati titik X-3 perlu dihilangkan.

Gambar 20 : Cara Membuat dan Membentuk Alis (Sumber : Kusumadewi Tata Rias Wajah Usia)


(15)

Koreksinya : Jika alis menurun, wajah akan kelihatan sedih atau tua. Untuk memperbaikinya rambut-rambut ujung alis yang menurun dicabuti dan bentuk ujung alis yang sempurna digambar dengan pinsil alis.

Gambar 21 : Koreksi Alis Menurun (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

b. Koreksi bentuk alis melengkung

Pada bentuk alis yang terlalu melengkung dapat dikoreksi dengan cara rambut – rambut alis yang diujung dan di pangkal alis dicabut, kemudian bentuk alis yang lebih lurus dan digambar menggunakan pinsil alis.

Gambar 22 : koreksi Alis Melengkung (Sumber : Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

c. Koreksi Bentuk Alis Lurus

Untuk mengoreksi bentuk alis, rambut – rambut pada pangkal alis dan bagian bawah alis dicabuti kemudian alis digambar agak melengkung

Gambar 23 : Koreksi bentuk Alis Lurus (Sumber Herni Kustanti Tata Rias Wajah)


(16)

d. Koreksi bentuk Alis terlalu Tebal atau Lebat

Pada alis dibuat pola, kemudian rambut – rambut yang terdapat diluar pola dicabuti sehingga tercapai bentuk alis yang ideal

Gambar 24 : Koreksi Bentul Alis Terlalu Tebal atau Lebat (Sumber Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

e. Koreksi Alis Terlalu Berdekatan

Pangkal alis yang terletak sangat berdekatan menimbulkan kesan seolah – olah orang tersebut berwatak judes, maka harus diperbaiki dengan cara mencabuti rambut – rambut dikedua pangkal alis supaya jarak antar kedua pangkal alis tampak renggang.

Gambar 25 : Koreksi Alis Terlalu Berdekatan (Sumber Herni Kustanti Tata Rias Wajah)

f. Koreksi Bentuk Alis Terlalu Jauh

Alis digambar melengkung tetapi tidak bersiku. Pangkal alis sampai ke puncak alis dibuat tebal dan pada ujung alis menipis serta arahnya kebawah.

Gambar 26 : Koreksi Alis terlalu Jauh (Sumber Herni Kustanti Tata Rias Wajah)


(17)

Adapun cara mengoreksi bentuk alis sesuai dengan bentuk wajah yaitu: a) Bentuk alis untuk wajah oval : untuk wajah oval semua bentuk alis model apapun cocok dengan wajah oval, b) Bentuk alis untuk wajah panjang : bentuk alis jangan terlalu melengkung karena muka akan nampak bertambah panjang.Lengkung alis dibentuk agak rendah. Lebar atau besar alis pada bagian pangkal alis dan ujung alis jangan terlalu jauh berbeda,c) Bentuk alis untuk wajah bulat : bentuk alis jangan terlalu bulat, puncak lengkungan alis tidak berbentuk bulat tetapi sedikit bersiku, d) Bentuk alis untuk wajah segitiga terbalik : bentuk alis digambar tidak terlalu tebal tetapi tipis semakin ke ujung makin tipis sehingga dahi tidak tampak lebar. Dan jarak antara kedua alis sedikit lebih dekat. Puncak alis dari pangkal lebih panjang dari pada ujung alis, e) Bentuk alis untuk wajah segitiga : alis dibuat tidak melengkung tetapi dibuat agak mendatar, f) Bentuk alis untuk wajah persegi : alis dibentuk melengkung puncak alis dibentuk melengkung dan harus tebal sampai puncak alis serta pada ujung alis dibuat tipis.

2. Hasil Merias Wajah Pengantin

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tata Rias adalah terdiri dari dua kata yaitu tata aturan, kaidah aturan atau susunan. Sedangkan kata rias berasal dari kata hias jadi tata rias adalah usaha untuk menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan ditttunjukkan. Tata rias wajah merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah dan menghias diri dalam pergaulan.


(18)

Menurut Han (2004) Rias Pengantin adalah suatu bentuk karya seni yang patut dipersiapkan dengan seksama agar hasilnya dapat diterapkan dengan baik. Ketika hasil karya seni dilihat, keindahannya harus menyentuh sehingga menghasilkan kesenangan bagi setiap orang penikmat hasil karya seni itu sendiri termasuk kepada keluarga yang sedang berbahagia dan para undangan. Rias pengantin adalah sentuhan jiwa makna terdalam dari hidup yang sesungguhnya.

Tim Harpi Melati Malang (1999) mengemukakan rias wajah pengantin harus secara teliti dan hati – hati agar tercapai hasil yang memuaskan. Rias wajah pengantin adalah rias wajah yang dikenakakan oleh seorang pengantin pada hari bahagianya yang merupakan suatu karya seni dipersiapkan dengan seksama sehingga hasil rias wajah tampak lebih berseri, cantik, menarik dan memiliki pesona tersendiri serta mempertahankan kecantikan alami yang bersifat personal.

Rias wajah pengantin adalah rias wajah yang dikenakakan oleh seorang pengantin pada hari bahagianya yang merupakan suatu karya seni dipersiapakan dengan seksama, hati – hati dan teliti, hasil rias wajah tampak lebih berseri, cantik, menarik, memiliki pesona tersendiri serta mempertahankan kecantikan alami. Terutama dalam koreksi wajah yaitu pada pengantin gaun barat sangat diperlukan sekali tehnik koreksi wajah agar wajah kelihatan sempurna.

3. Pengantin Barat

Menurut Tim Konsultan Malang Pengantin barat disebut juga pengantin modern atau pengantin gaun putih. Putih merupakan warna lembut yang juga melambangkan kesucian. Berbeda dengan beludru hitam yang dengan bordiran emas seperti pada pengantin jawa yang melambangkan keteguhan hati. Pada masa Victoria para pengantin


(19)

wanita mengenakan gaun dengan berbagai warna. Tradisi pengantin gaun barat mulai menjadi keharusan setelah dilangsungkan pernikahan Victoria pada tahun 1840 inspirasi dari Victoria sekaligus mempopulerkan gaun pengantin putih yang tak pernah surut hingga saat ini.

Pengantin barat berwarna putih merupakan lambang keluguan dan kesucian dari seorang gadis. Warna putih melambangkan keluguan dan kesucian dari seorang gadis. Warna putih juga dominan disetiap rangkaian bunga yang dibawa pengantin termasuk bunga – bunga penghias ruangan. Pernikahan merupakan hal penting dalam hidup seorang wanita muda, bukan hanya sebatas seremonial belaka tetapi juga pertanda kesucian dari seorang pengantin yang patut dikagumi. Sebagai ilusi sebuah kerudung dan gaun putih suci pilihan para pengantin.

Tujuan merias wajah adalah memperindah wajah seseorang, untuk merias wajah pengantin barat tidak ada pola tertentu yang dapat digunakan. Tindakan yang utama adalah menonjolkan bagian wajah yang sempurna dan menyembunyikan kekurangan yang ada pada wajah dan untuk menata rambut pengantin barat ada tiga cara yaitu : mengatur rambut terurai, menyenggul rambut sendiri dan memasang rambut tiruan (wig). Warna baju pengantin barat biasanya putih dan ada juga warna kuning gading.

Gaun barat umumnya dikenal dengan sebutan gaun pengantin eropa atau internasional. Gaun pengantin barat menurut Alim Zaman (2006) bahwa gadis pengantin yang membawakan masa muda dan keperawannanya yang suci dengan penuh haru. Oleh karena itu gaun tersebut berwarna putih, sederhana tanpa riasan wajah yang


(20)

berlebihan, membawa bunga segar sebagai simbol kesuciaanya dan tidak memakai perhiasan yang terlalu berlebihan. Menurut Han (2004) untuk rias wajah pengantin barat menuntut tingkat kerapihan yang lebih tinggi serta kemampuan memilih warna – warna yang tepat dalam kategori lembut.

Soft dikategorikan dengan rias natural bukan menyederhanakan bentuk riasan atau mengurangi materi kosmetik menjadi lebih sedikit, namun lebih pada pemilihan warna – warna yang sedikit lebih terang. Riasan natural pada umumnya menggunakan warna – warna yang sedikit lebih terang seperti coklat muda, krem, biru muda, ungu, merah muda, hijau muda dan lainnya. Warna – warna tersebut untuk pada perona mata dan bisa juga untuk eyeliner padat pada kelopak mata bawah sedangkan warna alas bedak disesuaikan dengan warna kulit pengantin setingkat lebih terang dari kulit pengantin dan untuk blosh on banyak perpaduan warna yang bisa digunakan pada tulang pipi.

Sedangkan untuk warna rias wajah pengantin daerah disesuaikan dengan busan pengantin misalkan pada pengantin jawa bajunya hitam keemasan jadi warna untuk eye shadow juga warna keemasan dan bisa juga hijau tua, merah dan hitam. Pada alas bedaknya berwarna kuning kekuningan dan lipstick juga dominan warna merah cabe. Pengantin gaun barat ditujukan juga make up yang elegan, anggun dan modern rias pengantin barat terkesan lebih sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias wajah yang terkesan lembut dan natural dipadukan dengan gaun pengantin berwarna putih atau putih tulang aksesoris yang simple dan serasi dan memiliki cirri khusus yaitu menggunakan slayer dan membawa bunga tangan atau hand bouquet.


(21)

4. Langkah – langkah Merias Wajah Pengantin Gaun Barat a. Membersihkan Wajah dan Memberikan Penyegar

Muka dan leher dibersihkan dengan kosmetik pembersih yang berbentuk susu atau krim disesuaikan dengan jenis kulitnya.untuk mata sebaiknya digunakan pembersih mata dan memberikan penyegar sesuai dengan jenis kulit.

Gambar 27 : Aplikasi pemberian susu pembersih dan penyegar b. Memberikan Pelembab

Setelah dibersihkan wajah perlu diberikan pelembab untuk wajah yang kering, jika wajah klien berminyak tidak diperlukan pelembab karena mengakibatkan wajah menjadi berminyak.

c. Memberikan Foundation

Bisa yang berbentuk cair, krim, padat warma foundation sesuai dengan warna kulit ataupun bisa menyatukan warna yang gelap, terang dan natural menjadi satu perbandingannya 1:1:1: .jika warna kulit nya berwarna terang agak ditambahkan warna yang lebih terang agak lebih banyak dan sebaliknya dengan cara ditekan sambil ditepuk – tepuk pelan dan juga leher dan kuping pengantin.


(22)

Gambar 28 : Aplikasi Foundation dengan ditekan – tekan

d. Memberikan bedak tabur bedak padat

Meletakkan bedak tabur dan bedat padat pada wajah dengan cara ditepuk – tepuk dan ditekan dengan pelan pelan dan secara merata keseluruhan wajah dan juga leher.

Gambar 29 : Aplikasi bedak tabur dan bedak padat

e. Membentuk alis

Membentuk alis harus disesuaikan dengan wajah pengantin melukisnya harus rapi dan meruncing pada ujungnya dan tidak patah, letak alis tidak boleh berdekatan


(23)

atupun juga berjauhan dan tidak boleh melebar disesuaikan dengan warna kulit pengantin tetapi biasanya alis pengantin selayar coklat kehitaman.

Gambar 30 : Aplikasi membentuk alis

f. Merias Mata

Sebelum meletakkan eyeshadow diberikan base shadow pada kelopak mata untuk merekatkan warna eyeshadow. warna eyeshadow bisa berwarna terang bisa juga menggunakan gliter pada kelopak mata dan untuk sudut mata berwarna coklat dan highlight berwarna lebih terang seperti : kuning, putih, krem, abu-abu dengan cara dibaur.


(24)

g. Memasang Bulu mata palsu

Memasang bulu mata palsu harus juga disesuaikan dengan bulu mata pengantin jika bulu mata seseorang tipis dan pendek harus menggunakan bulu mata yang tipis serta tidak terlalu melebihi panjang bulu mata aslinya. dan tidak lupa memberikan mascara pada bulu mata palsu untuk menyatukan yang bulu mata asli dan palsu.

Gambar 32 : Aplikasi memasang bulu mata palsu

h. Membuat Eyeliner

Eyeliner atas digunakan berbentuk cair dan eyeliner bawah digunakan untuk kelopak mata bawah yang berbentuk padat dan menyatu pada ujung mata atas dan bawah.


(25)

i. Memberi Bayangan Hidung

Bentuk batang hidung pengantin adalah bentuk batang lebar, memberikan shading pada kanan dan kiri batang hidung yang melebar dan memberikan higlight pada sepanjang garis tengah tulang hidung. Warna shading adalah coklat tua dan higliht krem campur putih.

Gambar 34 : Aplikasi pembentukan shading pada hidung

j. Memberikan blosh on

Meletakkan blosh on pada tulang pipi juga sesuai dengan bentuk wajah dengan cara pertikal dan horizontal


(26)

k. Pemberian Shading dan Highlight

Memberikan Shading dan highlight pada wajah persegi adalah pada bawah rahang warna kecoklatan atau gelap dan diantara tulang pipi berwarna terang.

Gambar 36 : pemberian shading dan higlight

l. Memberikan Lipliner dan lipstick

Bibir pengantin adalah bentuk bibir lebar, memberikan lipliner warna terang diluar garis bibir bawah kemudian lipstick warna pink diisi penuh pada bibir.


(27)

m. Memberikan Finishing

Meletakkan finishing keseluruhan wajah untuk memberikan hasil akhir yang baik dan berkilau

Gambar 38 : Aplikasi finishing / sentuhan akhir

HASIL AKHIR

SEBELUM SESUDAH Gambar 39 : Hasil make up sebelum dan sesudah make up


(28)

HASIL KESELURUHAN PENGANTIN GAUN BARAT

Gambar 40 : Hasil keseluruhan tata rias gaun barat B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini dilakukan oleh Habibah Hanim Lubis (2012) “Hubungan Penguasaan Teori Koreksi Wajah dengan Praktek Rias Wajah Pada Siswa Kelas XI Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penguasaan teori 37 % dan hasil praktek cenderung tinggi 37 % maka penguasaan koreksi wajah diperlukan untuk mengetahui teknik hasil praktek dari koreksi wajah

Penelitian ini dilakukan oleh Nurhayati Lubis (2012) “Hubungan Pengetahuan Tata Rias Wajah Pengantin Gaun Panjang dengan Minat Berwirausaha Rias Pengantin Di LKP Lonari Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan tata rias wajah pengantin gaun panjang maka akan semakin tinggi pula minat berwirausaha siswa di LKP Lonari Medan.


(29)

Penelitian ini dilakukan oleh Friska Manurung (2013) “Hubungan Pengetahuan Tata Rias Wajah dengan Pemakaian Tata Rias Wajah Pada Guru Perempuan di SMA Negeri 14 Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan sangat penting untuk mengetahui pengetahuan tata rias wajah dengan teknik pemakain tata rias wajah.

C. Kerangka Berpikir

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan terdiri dari beberapa kategori antara lain : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Koreksi wajah adalah tata rias wajah yang menekankan prinsip koreksi bentuk wajah dan bagian – bagian wajah dengan cara menyamarkan bentuk – bentuk bagian wajah yang kurang sempurna dan menonjolkan bagian – bagian wajah yang sudah indah dengan menerapkan teknik shading dan tint.

Koreksi wajah merupakan seni mengubah penampilan wajah menjadi sempurna dan disempurnakan dengan mengaplikasikan tata rias kosmetik wajah. Pengetahuan koreksi wajah adalah pengetahuan dan penerapan bagian – bagian wajah dengan cara menyamarkan bentuk atau bagian wajah yang ingin ditonjolkan maupun yang ditutupi dengan cara mengaplikasikan kosmetik dengan cara memberi warna gelap (Shading) dan warna terang (Tint) dalam menyempurnakan riasan wajah dengan dimulai wajah dibersihkan dengan susu pembersih lalu pemakaian Foundation dilanjutkan penerapan shading dan tint lalu penyempurnaan dengan pemakaian bedak, blosh on dan lipstick.

Merias wajah pengantin adalah rias wajah yang dikenakan oleh seorang pengantin pada hari bahagianya dipersiapkan untuk menjadikan hasil rias yang berseri dan mempesona serta mempertahankan kecantikan alami dan sebelum merias wajah


(30)

dilakukan terlebih dahulu diagnose wajah, pembersihan, penyegaran, pelembab dan aplikasi foundation cair maupun foundation padat sesuai dengan jenis kulit setelah itu membentuk shading dan tint pada wajah dan hidung, aplikasi bedak tabur dan padat, aplikasi pembentukan alis, aplikasi eyeshadow sesuai bentuk mata, blosh on dan aplikasi lipstick.

Gaun barat merupakan gaun yang sudah internasional dan gaun pengantin yang modern yang berwarna putih yang artinya melambangkan kesucian dan keluguan dari seorang gadis. Warna putih juga menjadi dominan disetiap rangkaian bunga yang dibawa pengantin termasuk bunga – bunga penghias ruangan.Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan koreksi wajah mempunyai hubungan terhadap hasil merias wajah pengantin gaun panjang yang kompeten. Dengan pengetahuan dan pemahaman koreksi wajah yang baik maka perias pengantin dapat menerapkan praktek dengan berpedoman pada pengetahuan koreksi wajah meliputi bentuk wajah, bibir,alis, mata dan hidung sehingga hasil suatu rias wajah sesuai adan ideal.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku atau keadaan tertentu yang telah terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat (Arikunto 2003), yang mengatakan hipotesis merupakan tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan yang masih berada dibawah (belum tentiu benar) dan baru dapat diangkat mejadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.


(31)

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat Hubungan antara Pengetahuan Koreksi Wajah Dengan Hasil Merias Wajah Pengantin Gaun Barat Pada Perias Pengantin di Kecamatan Medan Belawan.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Pengetahuan Koreksi Wajah Dengan Hasil Merias Wajah Pengantin Gaun Barat Pada Perias Pengantin di Kecamatan Medan Belawan.


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat kecenderungan Pengetahuan Koreksi Wajah Pada Perias Pengantin Kecamatan Medan Belawan cenderung cukup.

2. Tingkat kecendrungan Hasil Rias Wajah Pengantin Gaun Barat Pada Perias Pengantin Kecamatan Medan Belawan cenderung cukup. Hal ini dapat dilihat dari banyak jumlah responden yang dalam kategori cukup yang paling banyak.

3. Hasil analisis korelasi Dengan harga rxy > yaitu 0,388 pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah responden 30 orang perias diperoleh rtabel = 0,361. Dengan demikian harga rxy > rt yaitu 0,388 > 0,361. Maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Pengetahuan Koreksi Wajah (X) dengan Hasil Merias Wajah Gaun Barat (Y) pada Perias Pengantin Kecamatan Medan Belawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan

1. Untuk meningkatkan pengetahuan koreksi wajah (X) yang cenderung cukup, dan rias wajah pengantin gaun barat (Y) yang cenderung cukup, diharapkan kepada seluruh perias pengantin agar lebih meningkatkan kemampuan dalam koreksi wajah, sehingga dalam melakukan make up pengantin tidak salah dalam penyempurnaan wajah


(33)

2. Diharapkan kepada para perias pengantin harus lebih membaca buku , majalah kecantikan ataupun internet khususnya make up pengantin karena akan lebih meningkatkan pengetahuan koreksi wajah dan bagaimana cara merias pengantin yang baik dan benar.

3. Diharapkan kepada para perias pengantin harus lebih memperhatikan kondisi dari wajah klien agar make up yang dihasilkan dapat sempurna.


(34)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 : Bentuk Wajah Persegi ... 11

Gambar 2 : Bentuk Batang Hidung Lebar ... 13 Gambar 3 : Bentuk Batang Hidung pendek ... 13 Gambar 4 : Bentuk Batang Hidung Panjang ... 14 Gambar 5 : Bentuk Batang Hidung Terlalu Tinggi ... 14 Gambar 6 : Bentuk Cuping Hidung Besar ... 14 Gambar 7 : Bibir Terlalu Tipis ... 15 Gambar 8 : Bibir Terlalu Lebar ... 15 Gambar 9 : Bibir Terlalu Kecil ... 16 Gambar 10 : Bibir Terlalu Besar ... 16 Gambar 11 : Bibir dengan Sudut Kebawah atau Keatas ... 16 Gambar 12 : Bibir Asimetris ... 17 Gambar 13: Mata Terlalu Berdekatan ... 18 Gambar 14 : Mata Terlalu Berjauhan ... 18 Gambar 15 : Mata Sipit ... 19 Gambar 16 : Mata Bulat ... 19 Gambar 17 : Mata Menurun ... 20 Gambar 18 : Mata Cekung ... 20 Gambar 19 : Mata Cembung ... 20 Gambar 20 : Cara Membentuk Alis ... 21 Gambar 21 : Alis Menurun ... 22 Gambar 22 : Alis Melengkung ... 22 Gambar 23 : Alis Lurus ... 22 Gambar 24 : Alis Terlalu Tebal ... 23 Gambar 25 : Alis Terlalu Berdekatan ... 23 Gambar 26 : Alis Terlalu Jauh ... 23 Gambar 27 : Pemberian Susu Pembersih dan Penyegar ... 28 Gambar 28 : Memberikan Foundation ... 29 Gambar 29 : Memberikan Bedak Tabur dan Padat... 29


(35)

Gambar 30 : Membentuk Alis ... 30 Gambar 31 : Memberikan Eye Shadow ... 30 Gambar 32 : Memasang Bulu Mata Palsu ... 31 Gambar 33 : Memberikan Eyeliner Cair dan Padat ... 31 Gambar 34 : Memberi Bayangan Hidung ... 32 Gambar 35 : Memberikan Blosh On ... 32 Gambar 36 : Pemberian Shading dan Highlight ... 33 Gambar 37 : Memberikan Lipstick ... 33 Gambar 38 : Memberikan Finishing ... 34 Gambar 39 : Sebelum dan Sesudah Make up ... 34 Gambar 40 : Hasil Keseluruhan Pengantin Gaun Barat ... 35 Gambar 41 : Histogram Frekuensi Skor dan Interval Variabel X ... 60 Gambar 42 : Histogram Frekuensi Skor dan Interval Variabel Y ... 62


(36)

(37)

ABSTRAK

Ellia Sari Tarigan.Nim 508343009.” “Hubungan Pengetahuan Koreksi Wajah dengan Hasil Praktek Merias Wajah Pengantin Gaun Barat Pada Perias Pengantin di Kecamatan Medan – Belawan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) tingkat pengetahuan koreksi wajah pada perias pengantin di Kecamatan Medan Belawan. 2) hasil praktek merias wajah pengantin gaun barat pada perias pengantin di kecamatan Medan Belawan. 3) hubungan pengetahuan koreksi wajah dengan hasil praktek merias wajah pengantin gaun barat pada perias pengantin di Kecamatan Medan Belawan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di PLS LIA, Kecamatan Medan Belawan sebanyak 30 perias pengantin yang berada di kecamatan Medan Belawan. Sampel dalam penelitian ini mengunakan teknik sampling total, yaitu seluruh perias pengantin di Kecamatan Medan Belawan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional yang meliputi hubungan antara dua variabel yaitu hubungan pengetahuan koreksi wajah (X) dengan hasil rias pengantin gaun barat (Y).Uji coba dilakukan di LKP LELLY di Marelan yang terdiri dari 30 orang perias, uji coba Pengetahuan Koreksi Wajah (X) dilakukan dengan menggunakan tes yang berbentuk pilihan berganda, sebanyak 40 soal, apabila jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0, jadi terdapat 37 soal yang valid dan 3 soal tidak valid, jadi 37 soal yang digunakan untuk penelitian, sedangkan untuk mendapatkan data hasil rias pengantin gaun barat menggunakan lembar pengamatan, dengan menggunakan 3 orang pengamat yang dianggap mampu dibidang rias pengantin.

Untuk uji normalitas dari tes data dengan menggunakan rumus Lilifors dengan kenormalan < pada taraf α

=0,05, maka -1,241 < 0,886 maka data tersebut berdistribusi Normal. sehingga disimpulkan bahwa sebaran data variabel pengetahuan koreksi wajah adalah Normal. Sedangkan hasil rias pengantin gaun barat (Y) Dimana : < pada

taraf α =0,05, maka -0,4717 < 0,886 maka data tersebut

berdistribusi Normal, sehingga disimpulkan bahwa sebaran data variabel hasil rias pengantin gaun barat adalah Normal. Dari hasil analisis korelasi = 0,388 dikonsultasikan terhadap harga rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah 30 perias diperoleh rtabel = 0,361. Dengan demikian harga rxy > rt yaitu 0,388 > 0,361. Maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Pengetahuan Koreksi Wajah (X) dengan Hasil Merias Wajah Gaun Barat (Y) pada Perias Pengantin Kecamatan Medan


(38)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia diciptakan Tuhan dengan keadaan dan bentuk wajah yang berbeda-beda, Mempunyai wajah cantik dan menarik merupakan idaman setiap wanita karena Tujuan dari riasan wajah adalah untuk menonjolkan dan menutupi kekurangan pada wajah tanpa berlebihan sehingga mendekati sempurna dan dapat menimbulkan rasa percaya diri. Seni merias wajah merupakan kombinasi dari 2 unsur yaitu : untuk mempercantik wajah dengan cara menonjolkan bagian – bagian wajah yang sudah sempurna dan menyamarkan atau menutupi kekurangan yang di temukan pada wajah (Martha, 2009) .

Tata rias wajah merupakan salah satu unsur pendukung penampilan seseorang disamping perawatan rambut, keserasian dalam berbusana dan sikap badan. Karena wajah adalah salah satu bagian dari tubuh manusia yang paling utama bagi wanita yaitu memiliki wajah yang cantik, menarik, bersih dan segar (Kusantati, 2008).

Menurut Ketua DPD Harpi Melati Jakarta, (2009) Tata rias yang baik ikut berperan dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, dalam kaitannya dengan diri sendiri, penampilan yang baik memperkuat kepercayaan diri sehingga lebih mantap dalam menghadapi tugas pekerjaan terutama pekerjaan yang berhubungan dengan masyarakat dan menghadapi kepercayaan diri.

Harpi Melati adalah sebuah lembaga yang bergerak didalam pendidikan dalam perias pengantin yang juga bertujuan mengembangkan seni budaya seni tata rias


(39)

pengantin serta adat istiadatnya sesuai dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan tradisi budaya daerah. Demi terwujudnya tujuan tersebut Harpi Melati membangun Visi yaitu menjadi organisasi mitra pemerintah dalam rias pengantin serta upacara dan adat istiadatnya. Misinya yaitu meningkatkan mutu sumber daya perias pengantin agar memiliki karakter baik, mandiri, kompeten dan profesional guna menunjang pembangunan nasional.

Perias pengantin yang ada di kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu kecamatan yang tidak terlepas dari Harpi Melati serta peran aktifnya ikut mendukung seluruh kegiatan yang ada di harpi melati mulai dari acara – acara seminar, lomba, uji kompetensi maupun acara yang selalu berhubungan dengan tata rias pengantin. Adapun kegiatan yang berhubungan dengan budaya dan adat istiadat, perias pengantin Medan Belawan selalu berperan aktif dalam kegiatan tersebut baik kegiatan didalam daerah maupun diluar daerah

Menurut Ketua Harpi Melati Ranting Belawan (2011) anggota perias pengantin Medan Belawan mempunyai anggota 30 orang. Setiap satu bulan sekali mengadakan arisan untuk mempersatukan kinerja mereka dalam menjaga silaturahmi organisasi mereka. Setiap bulannya perias pengantin mengadakan pelatihan dan demo tentang make up dan riasan sanggul beragam pengantin daerah dan termasuk rias wajah pengantin gaun barat. Mereka umumnya sudah berpengalaman didunia tata rias ini sekitar belasan tahun.

Pengetahuan dan pengalaman dibidang jasa rias ini sudah lama digeluti ditambah lagi dengan mengikuti ujian kompetensi, pelatihan, mengikuti diklat ataupun


(40)

seminar rias pengantin dengan harapan para perias pengantin ini mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang berkualitas dengan baik dan hasil riasan pengantin yang mereka terapkan lebih sempurna dan menambah kepuasan pada para pengantin.

Namun kenyataan tidak berjalan sesuai yang diharapkan, Kenyataannya para perias pengantin yang telah lama berkecimpung dalam dunia tata rias, kurang menerapkan koreksi wajah yang tepat pada saat melakukan rias wajah. Sehingga banyak hasil riasan mereka tidak sesuai teknik koreksi wajah, hidung dan bibir yang tidak dilakukan sehingga hasil riasan yang dilakukan tidak maksimal dalam koreksi wajah

Menurut Ketua Harpi Melati DPD Medan (2012) yang diadakan Uji Kompetensi pada Kecamatan Medan Belawan masih banyak kendala yang mereka hadapi dilapangan, seperti pemberian warna kosmetik pada wajah sehingga menimbulkan wajah terlalu keputihan dan pemakaian blosh on, bulu mata maupun koreksi pada wajah yang banyak sekali kendala perias untuk bisa berkarya padahal perias sering mengikuti segala kegiatan yang berhubungan dengan pengantin tetapi banyak sekali kekurangan perias lakukan pada pengantin mereka.

Adapun beberapa bagian perias pengantin sama sekali tidak berpatok pada yang diterapakan, perias mengadalkan pada pengalaman saja. Dari pengalaman yang mereka dapatkan cukup beberapa yang hanya memuaskan sehingga banyak juga pengantin yang berakhir dengan kecewa. Hampir rata – rata mereka hanya bermodalkan keberanian dan penawaran harga yang sangat rendah dan kurang dari standart. Ini adalah salah satu dari bebarapa contoh make up pengantin belawan yang sangat sederhana sekali dan tidak


(41)

menerapkan aplikasi shading maupun aplikasi bedak juga sangat kurang sekali dan masih kelihatan pori – pori pada wajah pengantin.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lihat ternyata rata - rata dari para perias pengantin tersebut cukup memahami mengoreksi wajah dengan baik bahkan beberapa dari mereka sudah berkecimpung didunia tata rias pengantin hampir rata - rata diatas tiga tahun hingga ada yang mencapai belasan tahun dan berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Koreksi Wajah dengan Hasil Merias Wajah Pengantin Gaun Barat Pada Perias Pengantin di Kecamatan Medan – Belawan.


(42)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti mengindentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan pada perias pengantin kecamatan Medan Belawan tentang bentuk wajah.

2. Hasil koreksi wajah pada perias pengantin yang terdapat di Kecamatan Medan Belawan.

3. Pengetahuan perias pengantin Medan Belawan tentang koreksi bentuk hidung.

4. Pengetahuan perias pengantin Medan Belawan tentang koreksi bentuk bibir. 5. Pengetahuan perias pengantin Medan Belawan tentang koreksi bentuk –

bentuk mata.

6. Pengetahuan perias pengantin Medan Belawan tentang koreksi bentuk alis. 7. Hasil praktek merias wajah pengantin gaun barat pada perias pengantin di

Kecamatan Medan Belawan.

8. Pengetahuan koreksi wajah dengan hasil praktek merias pengantin gaun barat pada perias pengantin di Kecamatan Medan Belawan.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan sarana penunjang lainnya maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalahnya hanya meliputi yaitu :

1. Pengetahuan koreksi wajah persegi (bentuk hidung, mata, alis dan bibir) pada perias pengantin di Kecamatan Medan Belawan


(43)

2. Hasil praktek merias wajah pengantin gaun barat pada perias pengantin di kecamatan Medan Belawan.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan batasan banyak sekali masalah yang dikemukakan maka yang menjadi rumusan masalah dengan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat pengetahuan koreksi wajah pada perias pengantin di Kecamatan Medan Belawan.

2. Bagaimana hasil praktek merias wajah pengantin gaun barat pada perias pengantin di Kecamatan Medan Belawan.

3. Bagaimana hubungan pengetahuan koreksi wajah dengan hasil praktek merias wajah pengantin gaun barat pada perias pengantin di kecamatan Medan Belawan.

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan koreksi wajah pada perias pengantin di Kecamatan Medan Belawan.

2. Untuk mengetahui hasil praktek merias wajah pengantin gaun barat pada perias pengantin di kecamatan Medan Belawan

3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan koreksi wajah dengan hasil praktek merias wajah pengantin gaun barat pada perias pengantin di kecamatan Medan Belawan.


(44)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan bagi Mahasiswa.

2. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan bagi Perias Pengantin.

3. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan bagi PKK / Pendidikan Tata Rias

4. Sebagai bahan masukan dan tambahan ilmu untuk Mahasiswi Tata Rias Unimed


(45)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teori ... 8

1. Pengertian Pengetahuan Koreksi Wajah ... 8

1.1 Pengertian Pengetahuan ... 9

1.2 Pengertian Koreksi Wajah ... 9

1.3 BentukWajah Persegi... 10

1.3.1 Bentuk Hidung... 11

1.3.2 Koreksi Bentuk Bibir ... 15

1.3.3 Koreksi Bentuk Mata ... 17

... 1.3.4 Koreksi Bentuk Alis ... 21

2. Hasil Merias Wajah Pengantin ... 24

3. Pengantin Barat ……… 25

B. Penelitian Yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berfikir ... 36

D. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 39

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

1. Variabel Penelitian ... 39

2. Defenisi Operasional ... 40

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

1. Populasi Penelitian ... 41


(46)

D. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Instrumen Pengetahuan Koreksi Wajah dengan Test ... 42

2. Instrumen Hasil Praktek Merias Wajah Pengantin ... 42

E. Uji Coba Instrumen ... 48

1. Uji Coba Instrumen Tes (X) ... 49

a. Uji Validitas ... 49

b. Uji Reliabilitas ……… 49

c. Uji Tingkat Kesukaran ……… 51

d. Uji Daya Beda ……… 51

2. Uji Coba Lembar Pengamatan ...……… 52

F. Teknik Analisis Data ... . ... 54

1. Uji Persyaratan Analisis ... 54

a. Uji Normalitas ... 54

b. Uji Linieritas ……… 55

c. Uji Hipotesis Penelitian ………. 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 58

B. Deskripsi Data Variabel (X) ... 58

1. Menghitung Distribusi Frekuensi Variabel (X) ... 60

2. Deskripsi Data Variabel (Y)... 61

3. Menghitung Distribusi Frekuensi Variabel (Y) ………. 62

C. Tingkat Kecendrungan... 63

1. Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel (X) ……… 63

2. Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel (Y) ………. 64

D. Uji Persyaratan Analisis ... 66

1. Uji Normalitas ……… 66

a. Uji NormalitasVariabel (X) ……… 66

b. Uji Normalitas Variabel (Y) ……… ... 67

c. Uji Linieritas ... 69

d. Perhitungan Persamaan Regresi Y atas X1 ……….. 70

e. Uji Linearitas Persamaan Regresi Y atas X1 ……… 70

f. Jumlah Kuadrat Total JK (T) ……… 71

g. Jumlah Kuadrat Regresi JK (a) ……… 71

h. Jumlah Kuadrat Kekeliruan JK (b/a) ……… 71

i. Jumlah Kuadrat Sisa JK res ……… 72

j. Jumlah Kuadrat Kekeliruan JK (E) ……… 72

k. Uji Keberartian Persamaan Regresi (Fh) ………. .. 73

E. Uji Hipotesis Penelitian ……….. 74

1. Temuan Penelitian ……… 75

a. Pengetahuan Koreksi Wajah ……… . 75

b. Hasil Rias Pengantin Gaun Barat ……… 75


(47)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 78 B. Saran ... 78


(48)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kurikulum Tata Rias Pengantin Gaun Barat ……….... . 82

2. Silabus Tata Rias Pengantin Gaun Barat ……… . 83

3. Soal Tes Pengetahuan Koreksi Wajah ……… . 89

4. Kunci Jawaban Soal Tes Pengetahuan Koreksi Wajah ………... 100

5. Lembar Pengamatan Hasil Penelitian ………. . 101

6. Hasil Penilaian Praktek Merias Wajah Gaun Barat ……… . 106

7. Hasil Validitas Uji Coba Tes Pengetahuan Koreksi Wajah ……… . 107

8. Perhitungan Validitas Tes Pengetahuan Koreksi Wajah (X) …….. . 109

9. Perhitungan Reabilitas ……….. ... 110

10.Perhitungan Derajat Kesukaran Pengetahuan Koreksi Wajah ……. 111

11.Perhitungan Indeks Diskriminasi Pengetahuan Koreksi Wajah ……. 113

12.Hasil Pengamatan Penelitian Rias Wajah Pengantin ……… 115

13.Perhitungan Uji Kesepakatan Pengamat Hasil Rias Pengantin … ... ...116

14.Data Hasil Penelitian Koreksi Wajah ... 119

15.Perhitungan Rata2 Mean & Standart Devisiasi Distribusi Frekuensi 120 16.Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ……….. 123

17.Uji Normalitas Sebaran Data Masing- masing Variabel Penelitian ….127 18.Perhitungan Persamaan Regresi Uji Kelinier & Keberartian Regresi 130 19.Perhitungan Pengujian Hipotesis ……… ... 135


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Asri dan Marwan. (1986). Pengelolaan Karyawan. BPFE. Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Andiyanto, Aju Isni Karim. (2005). The Make Over. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka. Chenny Han. (2010). Make Up Alis Sesuai Aura dan Fheng Sui. Jakarta. PT. Gramedia

Pustaka

Hakim, Nelly. (1983). Tata Kecantikan Kulit Tingkat Dasar. Jakarta: Yayasan Insani Herni Kustanti. (2008). Tata Kecantikan Kulit . Jakarta PT. Gramedia Pustaka. Kusumawardani. (2009). Let’s Make Up. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka

Kusumadewi. (2002). Perawatan dan Tata Rias Wajah Wanita Usia 40. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka.

Manulang. (1984). Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta

Ning Soekarno. (1985). Tata Rias Pengantin Barat. Jakarta. Direktorat Pendidkan Masyarakat, Ditjen Diklusepora, Depdikbud.

Puspita Martha. (2009). Make Up 101 Basic Personal Make Up. Jakarta PT. Gramedia Pustaka.

Rosmatailis dkk. (2008). Tata Kecantikan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Sartomo, Roem. Tata Kecantikan Kulit Tingkat Terampil. Jakarta


(50)

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung. PT. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Sutriari Astati Djufron. (2000). Pelatihan Dasar Tata Kecantikan

Rias Wajah Sehari – hari. Jakarta. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Soekidjo, Notradmodjo. (2002). Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli. Jakarta. Thowok, Didik Nini. (2012). Stage Make Up. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka

Tritanti. (2007). Modul Tata Rias Wajah Khusus. Yogyakarta. PT. BB UNY

Wikipedia. Pengetahuan. Diakses 19 Febuari 2012 dari http://id.wikipedia. org/wiki/pengetahuan.


(51)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberi kesehatan dan keselamatan, dimana peneliti dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini dengan judul: “Hubungan Pengetahuan Koreksi Wajah Dengan Hasil Merias Wajah Pengantin Gaun Barat Pada Perias Pengantin Di Kecamatan Medan Belawan”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun tutur bahasanya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan skripsi ini, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti dengan segala ketulusan dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Marnala Tobing, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing saya, yang bersabar dengan pertanyaan-pertanyaan saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd sebagai Pembimbing Akademik yang telah membantu, mengarahkan dan membimbing saya sejak awal masuk kuliah hingga sekarang.

3. Ibu Dr. Dina Ampera M. Si selaku Dosen Penguji Skripsi sekaligus Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT UNIMED yang telah banyak membantu, mengarahkan dan memberi masukan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Rohana Aritonang M.Pd yang telah banyak membantu, mengarahkan dan memberi masukan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(52)

5. Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Rias PKK FT UNIMED.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED.

7. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik UNIMED.

8. Teristimewa kepada Orang Tua saya Mulia Tarigan Dan Mama Netty Herawaty Br Bangun yang berkat didikannyalah hingga penulis mampu menjalani masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini dengan penuh semangat dan keyakinan ingin menjadikan anaknya Sarjana yang bisa membanggakan keluarga.

9. Teristimewa buat Suamiku Tercinta Budi Santoso yang selalu mendukung penulis dan mendampingi saya dalam keadaan susah dan senang, yang terus menyemangati dan memotivasi hingga terselesaikanlah skripsi ini

10. Kepada Kakaknda saya Leny Sri Wahyuni beserta suami Sujono yang senantiasa menyemangati saya, membantu saya dalam moril, dan menyemangati penulis dan juga abang – abangku tercinta.

11. Kepada Adik – Adikku Ririn, Sauki, Cici yang juga memberikan masukan dan motivasi dan dukungannya..

12. Kepada Keluarga Besar Suamiku terutama Buat Adik – Adikku Yeni dan Dedek yang selalu memberikan motivasi, semangat dan waktunya menjaga anak – anakku.


(53)

13. Seluruh teman-teman jurusan PKK, Prodi Pendidikan Tata Rias FT-Unimed ,Lailan, Mutia, Yuki, Siti, Sari, Johana dll yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga bantuan yang telah diberikan baik moril maupun material yang telah saya terima mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Maret 2015

Ellia Sari Tarigan NIM. 508343009


(54)

(55)

(56)

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberi kesehatan dan keselamatan, dimana peneliti dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini dengan judul: “Hubungan Pengetahuan Koreksi Wajah Dengan Hasil Merias Wajah Pengantin Gaun Barat Pada Perias Pengantin Di Kecamatan Medan Belawan”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun tutur bahasanya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan skripsi ini, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti dengan segala ketulusan dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Marnala Tobing, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing saya, yang bersabar dengan pertanyaan-pertanyaan saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd sebagai Pembimbing Akademik yang telah membantu, mengarahkan dan membimbing saya sejak awal masuk kuliah hingga sekarang.

3. Ibu Dr. Dina Ampera M. Si selaku Dosen Penguji Skripsi sekaligus Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT UNIMED yang telah banyak membantu, mengarahkan dan memberi masukan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Rohana Aritonang M.Pd yang telah banyak membantu, mengarahkan dan memberi masukan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(2)

5. Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Rias PKK FT UNIMED.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED.

7. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik UNIMED.

8. Teristimewa kepada Orang Tua saya Mulia Tarigan Dan Mama Netty Herawaty Br Bangun yang berkat didikannyalah hingga penulis mampu menjalani masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini dengan penuh semangat dan keyakinan ingin menjadikan anaknya Sarjana yang bisa membanggakan keluarga.

9. Teristimewa buat Suamiku Tercinta Budi Santoso yang selalu mendukung penulis dan mendampingi saya dalam keadaan susah dan senang, yang terus menyemangati dan memotivasi hingga terselesaikanlah skripsi ini

10. Kepada Kakaknda saya Leny Sri Wahyuni beserta suami Sujono yang senantiasa menyemangati saya, membantu saya dalam moril, dan menyemangati penulis dan juga abang – abangku tercinta.

11. Kepada Adik – Adikku Ririn, Sauki, Cici yang juga memberikan masukan dan motivasi dan dukungannya..

12. Kepada Keluarga Besar Suamiku terutama Buat Adik – Adikku Yeni dan Dedek yang selalu memberikan motivasi, semangat dan waktunya menjaga anak – anakku.


(3)

13. Seluruh teman-teman jurusan PKK, Prodi Pendidikan Tata Rias FT-Unimed ,Lailan, Mutia, Yuki, Siti, Sari, Johana dll yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga bantuan yang telah diberikan baik moril maupun material yang telah saya terima mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Maret 2015

Ellia Sari Tarigan NIM. 508343009


(4)

(5)

(6)