Pengembangan materi menyimak level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA - USD Repository
PENGEMBANGAN MATERI MENYIMAK LEVEL BEGINNER
BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun Oleh : Yakub Lanang Prakosa
071224003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PENGEMBANGAN MATERI MENYIMAK LEVEL BEGINNER
BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun Oleh : Yakub Lanang Prakosa
071224003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Motto 1.
Positif thinking pasti pikirannya ditambah, negative thinking pasti pikirannya dikurangi (Penulis).
2. Elo Gue Peace (Youth for Peace Community).
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan sebagai tanda cintaku kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikanku sukacita dan semangat yang selalu baru dalam mengerjakan skripsi ini.
2. Bapak Joedo Muljono Hadi Wardojo, Ibu Sri Djuati, keluarga Nur Hakim,
keluarga Edi Purwanto, keluarga Daud Lanang Prabowo, Samuel
Wicaksono Jati, Obey Immanuel Putra Prabowo, Abraham Resitama, danExel Joy Immanuel Putra Prabowo, terima kasih atas dukungan dan
doanya.3. Yuni Suprihati yang selalu mendampingi seluruh proses pembuatan skripsi ini.
4. Komisi Pemuda Timotius GKMI Yogyakarta, Pdt. Rudyanto, Rya Rosantika, Theo Angga, Y. Laras, Kris Tiyanti, Giovan Setiawan, dan
lain-lain. Terima kasih atas dukungannya, mari bersekutu lagi di hari
Sabtu.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 12 Desember 2011 Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yakub Lanang Prakosa Nomor Mahasiswa : 071224003 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN MATERI MENYIMAK LEVEL BEGINNER BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau medialain untuk keperluan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun
memberikan royalti pada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Yogyakarta, 12 Desember 2011Yang menyatakan
ABSTRAK
Prakosa, Yakub Lanang. 2011.Pengembangan Materi Menyimak Level Beginner
Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Skripsi PBSID. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini
menghasilkan produk silabus dan materi pembelajaran keterampilan menyimak
untuk level beginner. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1)
Materi menyimak seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level
beginner? (2) Bagaimana pengembangan materi menyimak untuk pembelajar
BIPA level beginner berbasis interkultural?Pengembangan produk ini diawali dengan analisis kebutuhan untuk mengetahui
kebutuhan materi menyimak pembelajar BIPA level beginner. Analisis kebutuhan
dilakukan dengan membagikan kuesioner pembelajar BIPA level beginner dan
wawancara terhadap guru bahasa Indonesia di Wisma Bahasa Yogyakarta.
Berdasarkan analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa pembelajar
menginginkan topik materi (1) Salam, (2) Memperkenalkan diri, (3) Makan, (4)
Transportasi dan (5) Berbelanja. Hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan
dalam pengembangan materi menyimak dengan prosedur: (1). Pengembangan
Model Dick & Carey, (2) analisis kebutuhan, dalam bentuk wawancara dan
angket, (3) draf silabus pembelajaran, (4) draf materi pembelajaran, (5) uji coba
tahap I, (6) revisi (konsultasi para ahli), (7) uji coba tahap II, (8) revisi (konsultasi
para ahli), dan (9) produk silabus dan materi pembelajaran.
Produk ini belum diujicobakan di kelas nyata. Untuk mengetahui tingkat
kelayakan produk, diadakan penilaian oleh satu orang dosen ahli bahasa Indonesia
dan dua pengajar bahasa Indonesia dari Wisma Bahasa Yogyakarta. Hasil
penilaian dari satu dosen ahli dan dua orang pengajar bahasa Indonesia dari
Wisma Bahasa Yogyakarta digunakan peneliti sebagai bahan revisi untuk
penyempurnaan produk.
Pengembangan produk materi menyimak ini dikaji berdasarkan pemahaman
interkultural dan materi pembelajaran mengacu pada hasil analisis kebutuhan
pembelajar BIPA dan wawancara dengan pengajar bahasa Indonesia dari Wisma
Bahasa Yogyakarta.
Produk materi ini dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran menyimak level
beginner untuk pembelajar BIPA dengan memperhatikan cara penggunaan.
Produk pengembangan materi menyimak level beginner berbasis interkultural ini
dapat dijadikan model materi pembelajaran untuk pembelajar BIPA.
ABSTRACT
Prakosa, Yakub Lanang. 2011.Development of Interculturally ─ Based Listening Materials for BIPA learners in Beginner Level. A Thesis of PBSID.
Yogyakarta: Sanata Dharma University.
This thesis is a development research. This development research produces
syllabus and learning materials of listening skill for Beginner Level. Problems
raised and formulated in this research are (1) What kind of listening materials are
appropriate for BIPA learners in Beginner Level? (2) How is the development of
listening materials for intercultural based BIPA learners in beginner level?This product development started with a need analysis in order to find out
listening materials’ needed of BIPA learners in beginner level. The need analysis
was conducted by distributing questioners to BIPA learners in beginner level and
through interviews with Bahasa Indonesia teachers in Wisma Bahasa Yogyakarta.
Based on the need analysis it can be concluded that the learners need materials
with the following topics: (1) Greeting, (2) Self Introduction, (3) Food and
Baverages, (4) Transportation and (5) Shopping. That result of need analysis was
used in listening materials’ development with procedures of: (1) Development of
Dick and Carey Model, (2) need’s analysis, in kind of interviews and questioners,
(3) draft of learning syllabus, (4) draft of learning materials, (5) try out Stage I, (6)
revision (consultation with the experts), (7) try out Stage II, (8) revision
(consultation with the experts), and (9) product of Syllabus and learning materials.
This product has not been tested in real class. In order to know the product’s
feasibility and properness at the product, evaluations by an expert lecturers of
Bahasa Indonesia and two Bahasa Indonesia teachers form Wisma Bahasa
Yogyakarta were conducted. The researcher used that evaluation result as for
revising materials to complete the product.This listening materials product development was examined based on intercultural
understanding and learning materials with a reference to the need’s analysis of
BIPA learners and interviews with Bahasa Indonesia teachers from Wisma Bahasa
Yogyakarta.This material product can be used for listening learning for BIPA learners in
beginner level with a notice on using method. This product of development of
interculturally based listening materials for BIPA learners in beginner level can
be used as a model of learning material for BIPA learners.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat,
dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.Penulis menyadari keberhasilan penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari
bantuan, dukungan, nasihat, kerja sama, dan bimbingan yang diberikan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Setya Tri Nugraha,S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang sangat
baik, sabar, dan memberikan dorongan serta kritik selama proses penyusunan skripsi.
2. Bapak Agung Siswanto, selaku pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta yang
dengan sabar membantu dan meluangkan waktu kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Kaprodi yang telah mendukung dan
memberi kemudahan selama penyusunan skripsi.
4. Drs. R. Rohandi, M. Ed., Ph.D, selaku Dekan FKIP serta C. Tutyandari,
S.Pd., M.Pd., selaku ketua jurusan PBS yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
5. Bapak Agus selaku direktur Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah
6. Seluruh pengajar dan murid-murid di Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah
menyediakan waktu dan membantu penulis selama proses penelitian.
7. Seluruh pegawai di Wisma Bahasa Yogyakarta yang membantu
memperlancar proses penelitian.
8. Para dosen PBSID serta karyawan sekretariat PBSID, khususnya Mas Dadi
yang dengan sabar memperlancar administrasi kuliah.
9. Bapak, Ibu, kakak dan keponakan yang selalu memberikan semangat, doa,
kebebasan, dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.10. Teman-teman seperjuanganku Almendo Thio Lindra S.Pd., Efisien Dakhi S.Pd., Erni Dwi Widowati S.Pd., Rooselina Ayu Setyaningrum S.Pd., dan Hastri Eva Febriantari S.Pd., 11. Teman-teman seperjuangan di PBSID angkatan 2007, yang selalu memberiku keceriaan dan kebersamaan yang manis selama kita kuliah sampai proses penulisan skripsiku.
12. Keluarga Arif Yuwono dan teman-teman di Super Photo Studio, terima kasih atas dukungannya, senang bisa bekerja dengan kalian.
13. Sobatku di GKMI Sola Gratia Semarang, atas dukungan doa dan semangat yang kalian berikan.
14. Komunitas Youth for Peace (Y4P) terima kasih atas perhatian yang telah
kalian berikan kepada penulis. Mari menjadi pembawa damai di dunia ini.
15. Khusus untuk pendukung setiaku, Jonathan Yonas, Johan Kurniawan, Abia Margiono, Dyah Sri Utami, dan ibu Ani Widjaja, terima kasih atas
16. Seluruh warga dusun Tegal Mindi dan OREGAL, terima kasih telah memberikan tempat yang nyaman untuk penulis selama di Yogyakarta ini.
17. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta,
12 Desember 2011 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI…………………………………….. vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ........................................................................................................ x
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 3
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ……………………………………. 3
1.5 Pentingnya Pengembangan………………………………………………. 4
1.6 Definisi Istilah……………………………………………………………. 4
1.7 Sistematika Penyajian……………………………………………………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori-teori Terdahulu yang Relevan …..…………………………. 8
2.1.1 Pengertian, Fungsin dan tujuan BIPA ………………….…………. 8
2.1.2 Penyusunan Materi Menyimak BIPA …………………………….. 16
2.1.3 Prinsip-prinsip Pengajaran Menyimak .............................................. 12
2.1.4 Pendekatan Interkultural ................................................................... 24
2.1.5 Kompetensi dan performansi ............................................................ 18
2.1.6 Model Pengembangan ....................................................................... 19
2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 27
3.2 Model Pengembangan .................................................................................. 27
3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................. 28
3.4 Uji Coba Produk ........................................................................................... 29
3.5 Desain Uji Coba ........................................................................................... 30
3.6 Subjek Uji Coba ........................................................................................... 30
3.7 Jenis Data …………………………………………………………………. 30
3.8 Instrumen Pengumpulan Data …………………………………………….. 31
3.9 Teknik Analisis Data ……………………………………………………… 31
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Penyajian Data Uji ...................................................................................... 34
4.2 Penjabaran Analisis Kebutuhan melalui Wawancara ................................. 45
4.3.1 Paparan Hasil Uji Coba Pertama oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta ……..………………………………………….. 49
4.3.2 Paparan Hasil Uji Coba Kedua oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta ............................................................................
54
4.4 Revisi Produk ............................................................................................... 60
BAB V PENUTUP
5.1 Kajian Produk yang Telah di Revisi .................................................... …… 61
5.1.1 Kajian Materi Pembelajaran Menyimak Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA ................................................
5.2 Saran ............................................................................................................. 62
5.2.1 Saran untuk Keperluan pemanfaatan Produk ...................................... 62
5.2.2 Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut ......................... 63
5.2.3 saran untuk Penulis Bahan Pembelajaran .......................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65 PRODUK MATERI PEMBELAJARAN MENYIMAK LEVEL BEGINNER BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA LAMPIRANBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) memiliki karakteristik yang berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli.
Pembelajar BIPA adalah pembelajar yang telah memiliki bahasa pertama dan memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan tersebut tentulagi akan berdampak kepada materi pelajaran yang digunakan.
Seorang pengajar BIPA harus memiliki pengetahuan tentang penyusunan materi pembelajaran BIPA. Penyusunan materi merupakan unsur yang sangat penting yang harus disiapkan oleh pengajar. Seorang pengajar BIPA harus menyusun materi pembelajaran materi yang bervariasi. Tersedianya sejumlah materi yang bervariasi itu memungkinkan juga para pengajar mengadakan pilihan- pilihan yang dapat disajian kepada pembelajar (Rombepajung, 1988 : 13). Materi yang bervariasi ini dilakukan juga semata-mata untuk penyediaan materi berdasarkan kebutuhan para pembelajar. Materi disusun berdasarkan level pembelajar.Dalam pengajaran BIPA, ada tiga level yang membedakan pembelajar yang satu dengan yang lain, yakni : beginner (pemula), intermediate (menengah), dan advance (mahir). Materi yang akan dikembangkan oleh peneliti ditujukan untuk pembelajar tingkat beginner.
2
yang saling melengkapi. Ini mengindikasikan bahwa materi bahasa Indonesia tidak hanya sekadar mengajarkan tata bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi juga mengajarkan budaya Indonesia yang mana melandasi pembentukan Bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran Bipa dibutuhkan bahan pembelajaran yang memadai, tapi ketersediaanya saat ini masih sangat minim. Pengembangan bahan pembelajaran BIPA harus memenuhi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Menyimak sebagai keterampilan bahasa yang pertama, menjadi titik berat penelitian ini, karena menyimak adalah keterampilan berbahasa yang dikuasai pertama kali oleh pembelajar bahasa.
Keterampilan menyimak ini juga membutuhkan bahan pembelajaran. Namun ketersediaan bahan pembelajaran BIPA khusus menyimak sangat minim. Terlebih lagi bahan pembelajaran BIPA yang berbasis interkultural dan multimedia yang terintegrasi dengan keterampilan berbudaya. Bahan pembelajaran BIPA yang berbasis Interkultural, akan sangat membantu siswa dalam mempelajari kebudayaan bahasa target, dalam hal ini kebudayaan bahasa Indonesia. Untuk membantu pembelajar memahami materi pembelajaran dibutuhkan media penyajian yang. Hasil akhir dari penelitian ini adalah perangkat pembelajaan dalam bentuk CD yang berisi pembelajaran menyimak, lengkap dengan materi bahan rekaman , video, gambar berjalan, film dan tayangan audio visual yang berbasis interkultural.
3
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Materi menyimak seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar
BIPA level beginner? 2. Bagaimana pengembangan materi menyimak untuk pembelajar
BIPA level beginner berbasis interkultural?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian mengenai rumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tersusunnya pengembangan materi tingkat beginner berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA.
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Penelitian pengembangan ini bertujuan pokok menghasilkan: (1) seperangkat bahan pembelajaran bahasa Indonesia untuk keterampilan menyimak level awal (beginner) dalam bentuk cetak/hard copy dan CD/ soft copy untuk menfasilitasi pembelajaran BIPA, (2) buku kerja untuk pembelajaran berbahasa Indonesia bagi pembelajar BIPA.
Produk yang dihasilkan adalah materi pembelajaran menyimak level awal (beginner) berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA. Di dalam meteri
4
pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) alokasi waktu, (6) latihan-latihan dan (7) catatan budaya.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Ada empat alasan pentingnya pengembangan materi menyimak level beginner untuk pembelajar BIPA, empat alasan adalah sebagai berikut.
A.
Produk pengembangan dapat ini digunakan sebagai salah satu contoh pengembangan materi menyimak level awal (beginner) berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA.
B.
Menyediakan materi menyimak level awal (beginner) berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA dengan komponen penting yang mendukung pembelajaran materi membaca.
C.
Produk pengembangan materi menyimak kini dapat menciptakan situasi belajar yang lebih aktif, menyenangkan, dan menarik bagi pembelajar BIPA.
D.
Produk pengembangan materi menyima kini diharapkan memberikan motivasi dan wawasan bagi pengajar BIPA untuk mengembangkan materi- materi berbasis Interkultural yang lebih inovatif.
1.6 Definisi Istilah Definisi istilah ini dilakukan pada empat batasan berikut ini.
A.
5
mempelajari masalah-masalah agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya dan praktis bias dilaksanakan (Elly melalui Gafur, 1980 : 21).
B.
Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar (Sudjana, 1989 : 67).
C.
Keterampilan Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan 1985:19).
D.
Interkultural Interkultural adalah Proses komunikasi antar pribadi merupakan interaksi antar pribadi dan komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (Liliweri. 2002 : 13).
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi initerdiri dari lima bab.
(1) Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang (a) latar belakang, (b) rumusan masalah, (c) tujuan
6
(2) Bab II Kajian Pustaka
Bab ini berisi tentang (a) kajian teori-teori terdahulu yang relevan dan (b) kajian hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan.
(3) Bab III Metode Pengembangan
Bab ini berisi tentang (a) jenis penelitian, (b) model pengembangan, (c) prosedur pengembangan, (d) uji coba produk, (e) disain uji coba, (f) subyek uji coba (g) jenis data, (h) instrumen pengumpulan data, dan (i) teknik analisis data.
(4) Bab IV Hasil Pengembangan
Bab ini berisi tentang (a) penyajian data uji coba, (b) analisis data, (c) revisi produk.
(5) Bab V Penutup
Bab ini berisi tentang (a) kajian produk yang telah direvisi, dan (b) saran pemanfaatan, diseminasi, dan pengembangan produk lebih lanjut.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori-teori Terdahulu yang Relevan
2.1.1 Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA A. Pengertian BIPA BIPA adalah bentuk singkat dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing.
Dalam hal ini, bahasa Indonesia menjadi bahasa asing bagi penutur asing atau orang yang memiliki bahasa selain bahasa Indonesia. Misalnya, penutur bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, dan Arab dapat disebut sebagai penutur asing (GBPP, 2004).
B. Fungsi BIPA
Materi ajar bahasa indonesia merupakan materi utama yang diajarkan di dalam lembaga-lembaga kursus BIPA yang pembelajarnya terdiri adalah orang- orang asing. Dalam kaitan itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan sebagai alat untuk memahami berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat Indonesia, baik aspek ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, maupun seni budaya Indonesia (GBPP, 2004).
C. Tujuan Pengajaran BIPA
Tujuan pengajaran BIPA adalah agar pembelajar mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan
8 kemampuan tersebut diharapkan dapat dicapai selama empat semester sesuai dengan jenjang kursus yang ditempuh (GBPP, 2004).
2.1.2 Penyusunan Materi Menyimak BIPA
Materi Pembelajaran BIPA merupakan tugas utama setelah mengadakan analisis kebutuhan pembelajar yang harus dilaksanakan oleh pengajar BIPA.
Kegiatan melaksanakan analisis kebutuhan merupakan suatu kegiatan yang pertama kali harus dilakukan di dalam setiap model desain sistem instruksional.
Hal ini menunjukkan begitu pentingnya melacak informasi tentang harapan dan kenyataan, yakni kemampuan yang harus dimiliki dengan kemampuan yang telah dimiliki (Sanjaya, 2008: 92).
Materi menyimak BIPA dapat digunakan dengan mudah oleh pengajar dan pembelajar. Materi tidak hanya disusun berdasarkan kemampuan pengajar, tetapi juga memperhatikan tingkatan pembelajar. Tarigan,(1985 : 86) mengatakan ‘Sang guru dapat memilih bahan yang sesuai dengan kondisi dan situasi’. Oleh karena itu, teks-teks bacaan yang disajikan kepada pembelajar beginner harus bacaan yang sederhana dengan topik yang menarik berdasarkan kebutuhannya.
2.1.3 Prinsip-Prinsip Pengajaran Menyimak
Setiap pembelajar asing memiliki beragam tujuan untuk mempelajari bahasa Indonesia. Ada pembelajar yang bertujuan hanya untuk berwisata, bekerja, studi di Indonesia, atau sebagai peneliti. Di samping itu, usia pembelajar yang beragam harus menjadi perhatian dalam pembelajaran BIPA. Pendekatan
9 baya. Perbedaan pendekatan ini pun akan berimbas pada metode, teknik, dan media yang digunakan.
Tempat kegiatan pembelajaran dilakukan juga sangat mempengaruhi keberhasilan pengajaran. Apabila pembelajaran dilaksanakan ditempat bahasa target, maka keberhasilan pengajaranakan semakin tinggi, karena pengajar juga dapat menggunakan metode langsung dengan membawa siswa asing ke tempat- tempat penting untuk pembelajaran.
Pembelajaran BIPA pada keterampilan menyimak untuk level beginner, materi ajar dapat disajikan dalam tema-tema sebagai berikut (Sunendar, 2008 : 283): a.
Benda-benda yang ada didalam kelas b.
Warna c. Binatang d.
Angka 1-100 e. Waktu (jam, hari, bulan, tahun) f. Istilah kekeluargaan g.
Indentifikasi diri h. Ungkapan salam
Dari tema-tema yang akan disampaikan untuk level beginner, dapat menggunakan teknik-teknik pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat pemula, dapat dilakukan dengan teknik berikut (Sunendar, 2008 :284):
10 c.
Permainan kartu d.
Dikte e. Wawancara f. Permainan memori g.
Biografi h. Manajemen kelas i. Kisah diri j. Permainan telepon
Proses menyimak menuntut motivasi dan perhatian dari pendengar. Tanpa keinginan dan perhatian, sulit mengharapkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan caranya, menyimak terdiri atas beberapa macam, yakni, seperti berikut :
1. Menyimak Intensif Menyimak memahami secara terperinci, teliti, dan mendalami bahan yang disimak.
2. Menyimak Ekstensif Menyimak memahami secara sepintas dan umum dalam garis-garis besar atau butir-butir penting tertentu.
3. Menyimak untuk Belajar Melalui kegiatan menyimak, seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya, para siswa menyimak ceramah guru bahasa Indonesia, para siswa mendengarkan suara radio, televisi, dan sebagainya.
11 Menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya. Misalnya, menyimak pembacaan cerita-cerita lucu, pertunjukan sandiwara, film, dan sebagainya.
5. Menyimak untuk Menilai Menyimak mendengarkan, memahami isi simakan, menelaah, mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman serta pengetahuan menyimak.
6. Menyimak Diskriminatif Menyimak untuk membedakan bunyi suara. Dalam belajar bahasa inggris, misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi (i) dan (i:).
7. Menyimak Pemecahan Masalah Menyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analisis yang disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan analisis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak sesuatu.
2.1.4 Pendekatan Interkultural
Pendekatan interkultural disarikan dari buku UNESCO Guidelines on
Intercultural Education, dalam pembahasannya dalam pendidikan interkultural
mempunyai tigak prinsip. Prinsip-prinsip Interkultural dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
Prinsip 1: Pendidikan interkultural menghormati identitas budaya pembelajar.
Prinsip pertama bisa dicapai melalui:
12 b.
b.
Meningkatkan kesadaran pendidikan dan kebutuhan budaya kelompok minoritas.
c.
Membiasakan guru dengan praktik, partisipasi, dan metode pembelajaran yang kontekstual.
b.
Membiasakan guru dengan warisan budaya dari negara mereka.
3. Pelatihan pengajar yang bertujuan: a.
Berdasarkan praktik, partisipasi dan pembelajaran yang kontekstual termasuk aktivitas yang berkolaborasi dengan institusi budaya, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah dan monumen, dan menghasilkan aktivitas yang berhubungan dengan masyarakat, budaya, dan kebutuhan ekonomi.
Menggunakan media seperti bercerita, drama, puisi, dan lagu.
Memasukkan sejarah, pengetahuan dan teknologi, sosial, ekonomi, dan budaya.
2. Pengembangan metode pengajaran yang: a.
Menggunakan sumber lokal atau daerah.
e.
Bertujuan mengembangkan pembelajar untuk menghormati identitas budaya, bahasa dan nilai dalam masyarakat.
d.
Membantu pembelajar untuk memahami dan mengapresiasi warisan budaya.
c.
d.
13 e.
Memfasilitasi perbedaan sebagai alat di kelas untuk kebaikan pembelajar.
Prinsip 2: Pendidikan interkultural memberikan pembelajar pengetahuan budaya, keterampilan budaya untuk meningkatkan keaktifan dan partisipasi dalam masyarakat.
Prinsip kedua bisa dicapai melalui: 1. Jaminan yang sama dan kesempatan yang sama dalam pendidikan melalui: a.
Penghilangan bentuk deskriminasi dalam pendidikan.
b.
Tindakan yang memfasilitasi pendidikan yang terintegrasi dengan kebutuhan budaya.
c.
Memberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
d.
Memberikan lingkungan pembelajaran yang tidak mendiskriminasi dan tenang.
2. Penggunaan kurikulum, pengajaran, dan bahan ajar yang: a.
Menanamkan pengetahuan tentang sejarah, adat istiadat, bahasa dan budaya yang ada pada kelompok minoritas dan mayoritas.
b.
Bertujuan menghilangkan prasangka tentang budaya dari negara lain.
c.
Melibatkan variasi budaya melalui perspektif perbedaan budaya.
d.
14 memahami situasi di mana mereka tinggal, mengekspresikan kebutuhan mereka, dan ambil bagian dalam kegiatan masyarakat.
3. Metode pengajaran yang: Menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif melalui tugas- tugas supaya pembelajar memperoleh pengetahuan dan keperpercayaan diri dan pembelajar mendapat keterampilan budaya seperti berkomunikasi atau berhubungan dengan masyarakat.
4. Definisi yang jelas dan kebutuhan yang tepat dari hasil pembelajaran termasuk pengetahuan, keterampilan, tingkah laku, dan nilai.
5. Pengajaran bahasa yang tepat: Setiap pembelajar harus memperoleh kesempatan untuk berkomunikasi, mengekspresikan diri mereka, mendengarkan dan menggunakan dalam percakapan dalam bahasa ibu mereka, bahasa nasional mereka, satu atau lebih bahasa asing.
Prinsip 3: Pendidikan interkultural memberikan pembelajar pengetahuan budaya, keterampilan budaya sehingga memungkinkan pembelajar menghormati, memahami, dan memiliki rasa kesetiakawanan di antara individu-individu, etnik, sosial, budaya , agama, dan bangsa.
Prinsip ketiga dapat dicapai melalui: 1.
15 b.
Pengetahuan tentang warisan budaya melalui pengjaran sejarah, geografi, bahasa, seni, estetika.
c.
Memahami dan menghormati budaya orang lain, nilai dan cara hidup mereka baik budaya dari negara yang sama dan budaya dari negara lain.
d.
Memahami pentingnya kerjasama internasional.
e.
Menghormati perbedaan pola pikir.
2. Pemerolehan keterampilan untuk berkomunikasi dan bekerja sama melalui masalah budaya dan berbagi dan bekerja sama dengan yang lain melalui: a.
Pertukaran pelajar, pengajar, yang berbeda negara dan budaya.
b.
Kemampuan untuk memecahkan masalah.
3. Pengajaran bahasa asing dan memperkuat komponen budaya dalam pembelajaran bahasa.
Tugas dan Sasaran Pendidikan Interkultural: 1. Belajar Mengetahui
Mengkombinasi pengetahuan dengan kesempatan bekerja dalam kelompok kecil.
2. Belajar Melakukan Tidak hanya memperoleh keterampilan tetapi juga kemampuan berkomunikasi dalam bergabai situasi dan bekerja dalam tim. Belajar juga
16
3. Belajar Hidup Bersama Pembelajar membutuhkan pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang membuat mereka dapat bekerja sama di antara perbedaan individu dan kelompok dalam masyarakat.
4. Belajar Menjadi Pendidikan tidak mengabaikan potensi seseorang seperti potensi budaya Dalam pembelajaran BIPA tidak lepas dengan pendidikan budaya dan bahasa, ada 2 pendekatan pendidikan, pendekatan multikultural dan intercultural.
Pendidikan multikultural menggunakan belajar tentang budaya lain untuk menghasilkan penerimaan, atau setidaknya toleransi, ini budaya. Pendidikan antarbudaya bertujuan untuk melampaui koeksistensi pasif, untuk mencapai cara mengembangkan dan berkelanjutan hidup bersama dalam multikultural masyarakat melalui penciptaan pemahaman, menghormati dan dialog antara kelompok-kelompok budaya yang berbeda (UNESCO, 2006 : 17)
Implementasi pendekatan pendidikan multikultural dan interkultural dapat diwujudkan dalam berbagai metode. Hughes (1986: 167-168) mengajukan beberapa alternatif strategi pembelajaran multi budaya dalam pembelajaran bahasa dan atau bahasa kedua sebagai berikut.
a.
Comparison Method
Pembelajaran dimulai dengan penyajian satu atau lebih bentuk budaya
17 diskusi difokuskan pada alasan-alasan perbedaan-perbedaan budaya tersebut dapat mengakibatkan masalah/kesalahpahaman budaya.
b.
Culture Assimilator Culture assimilator merupakan deskripsi singkat dari suatu critical
insident (peristiwa-peristiwa yang berpotensi mengakibatkan kesalahpahaman)
dalam interaksi lintas budaya yang memungkinkan disalahartikan oleh pembelajar. Dalam teknik ini, pengajar memberikan deskripsi dari suatu critical
insident disertai dengan beberapa alternatif penjelasan dan pemecahannya.
Pembelajar diminta untuk memilih satu alternatif penjelasan dan pemecahannya. Bila jawaban pembelajar salah, maka mereka harus berusaha mencari informasi yang benar dengan diskusi dengan kelompok lain.
c.
Culture Capsule
Strategi ini hampir sama dengan culture assimilator. Pengajar memberikan presentasi dan penjelasan mengenai perbedaan pokok budaya Indonesia (target) dengan budaya asing (pembelajar) melalui media audio-visual. Presentasi tersebut juga dilengkapi dengan berbagai pertanyaan yang memungkinkan terjadinya diskusi antarpembelajar.
d.
Audiomotor unit or Total Physical Respon Metode ini biasanya dirangkaikan dalam pembelajaran menyimak.
Pembelajar diminta untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka dengar dan atau lihat. Hal ini dilakukan agar pembelajar secara langsung
18 Pembelajar diminta untuk membandingkan berbagai aspek budaya mereka dengan budaya Indonesia sebagaimana yang terlihat dalam surat kabar. Berbagai bagian surat kabar akan menunjukkan adanya berbagai perbedaan budaya, misalnya dalam headlines, iklan, editorial, dan karikatur.
f.
Projected Media
Penggunaan film, slide, dan video yang berisi informasi budaya akan sangat menarik perhatian pembelajar untuk mempelajari berbagai aspek budaya Indonesia (target). Pemakaian video yang dihasilkan oleh pembelajar ketika melakukan perjalanan akan menjadikan pembelajaran lebih interaktif.
g.
The Cultural Island
Pengajar dan pembelajar bersama-sama mengubah kelas menjadi suatu setting budaya tertentu dengan memasang atau meletakkan poster, gambar, artefak, atau musik. Hal ini memungkinkan pembelajar untuk “mengalami” hidup adalam suatu budaya tertentu.
2.1.5 Kompetensi dan Performansi
Dalam “second-generation transformational grammar” (G-2) istilah kompetensi mengandung makna sebagai berikut: “pengetahuan pembicara- pendengar asli secara tidak sadar, diam-diam, tidak diucapkan, intrinsik/hakiki, implicit, intuitif, dan tidak terbatas terhadap bahasanya...” (Chomsky 1965, 1966, 1968; Palmetier 1972: 25 via Tarigan, 1990: 21-22). Bila hal ini dihubungkan
19 pengetahuan yang cukup untuk mempelajari bahasa Indonesia daripada penutur asing yang memiliki latar bahasa, dan budaya yang berbeda.
Performansi adalah teori penggunaan bahasa; penggunaan aktual bahasa.(Chomsky, 1965 via Tarigan, 1990: 23). Suatu perbedaan dibuat antara pengetahuan seseorang mengenai bahasa (kompetensi) dan bagaimana seseorang menggunakan pengetahuan itu dalam upaya menghasilkan dan memahami kalimat-kalimat (performansi) (Tarigan, 1990: 23). Berkaitan dengan hal itu pengetahuan akan bahasa dan budaya bahasa Indonesia dalam teks-teks bacaan untuk level beginner seharusnya ditanamkan secara baik dan benar agar dalam praktiknya menjadi baik dan benar.
2.1.6 Model pengembangan
Model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick and Carey digambarkan berikut.
20 Gambar 2.1
Model desain sistem instruksional dari Dick and Cery (Sanjaya, 2008 : 76) Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelasmaksud dan tujuannya. Dari 10 langkah pada model Dick and Carey, ada 8 kotak yang berhubungan dan suatu garis utama yang memperlihatkan balikan dari kotak terakhir ke kotak yang terdahulu. Kotak-kotak tersebuut mengacu pada perangkat prosedur dan teknik yang dipakai untuk merancang, memproduksi, menilai, dan merevisi pengajaran (Uno, 2007, 90). Berikut ini akan dijelaskan
Write performance goals Develop formative evaluation
Develop criterion reverence test
Develop instructional strategi Identify instructional goals
Develop summative evaluation Conduct instructional analysis Revise instruction
Identify entry behavior Develop instructional material
21 a.