Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Subyek Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kayugiyang Semester II Tahun Pelajaran 2014 / 2015. SD N 2 Kayugiyang berada di Desa Banaran Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas 5 yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki

  • – laki dan 15 siswa perempuan. SD ini terletak di daerah pegunungan, walaupun jauh dari daerah perkotaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Jarak tempuh ke SD N 2 Kayugiyang dari Kecamatan Garung ± 6 km.

  Tenaga kepegawaian di SD N 2 Kayugiyang terdiri dari 9 guru dan 1 penjaga sekolah. Jumlah keseluruhan siswa ada 185 siswa terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6. SD ini memiliki 12 ruangan. Dengan rincian enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, satu kantor guru, satu kantor kepala sekolah, satu perpustakaan, satu UKS, satu gudang, dan satu koperasi. Ruang kelas sudah baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup baik. SD ini juga menyediakan empat WC yang terdiri dari satu WC guru dan tiga WC siswa. Di dalam SD juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara dan biasa digunakan untuk olahraga.

  Fasilitas belajar yang ada di SD N 2 Kayugiyang masih terbatas. Komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data

  • – data administrasi yang diperlukan hanya ada satu, selain itu alat peraga
  • – dalam pembelajaran juga masih terbatas. Akan tetapi masih ada buku buku sebagai penunjang sarana belajar untuk membantu siswa dalam belajar.

4.2 Pelaksanaan Tindakan

4.2.1 Kondisi Awal

  Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil dan minat belajar matematika siswa. Metode yang digunakan guru masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah sehingga membuat siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Selain observasi secara langsung peneliti juga mendapatkan data nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran matematika dari guru kelas 5. Peneliti juga mempersiapkan angket minat belajar matematika pada kondisi awal yang digunakan untuk mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran matematika (lampiran 7) serta rambu

  • – rambu dan lembar observasi minat siswa (lampiran 8). Berdasarkan hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa kurang dan hasil belajar matematika kelas 5 rendah.

a. Angket Minat Belajar

  Untuk mengukur besar minat siswa sebelum melakukan tindakan, peneliti memberikan angket minat belajar matematika kepada siswa. Berdasarkan rata

  • – rata minat belajar siswa ≥4, data minat belajar siswa terhadap matematika disajikan dalam tabel 4.1. Data angket minat pada kondisi awal dilampirkan pada lampiran 9.

Tabel 4.1 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Matematika pada

  

Kondisi Awal

Hasil Frekuensi Presentase Indikator < 4

  22 79% 6 21% ≥ 4

  80% ≥ 4 Rata - rata 3,31

  Dari tabel 4.1 dapat diketahui ada 6 siswa yang yang sudah mencapai indikator sedangkan 22 belum mencapai indikator. Jadi hasil dengan indikator yang diharapkan 80% siswa mencapai rata

  • – rata minat belajar

  ≥4. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut :

Gambar 4.1 Diagram Presentase Minat Belajar Matematika pada Kondisi Awal

  Berdasarkan diagram hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram menunjukkan jumlah siswa yang memiliki minat belajar matematika sebesar 21%, sedangkan siswa yang kurang berminat terhadap matematika sebesar 79%. Terlihat jelas bahwa presentase siswa yang berminat terhadap matematika masih rendah.

b. Hasil Belajar Matematika

  Dari tes evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk siswa diperoleh data hasil belajar matematika sebelum dilakukan tindakan pembelajaran. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) data hasil belajar matematika disajikan dalam bentuk tabel 4.2. Data hasil belajar matematika pada kondisi awal dilampirkan pada

  lampiran 10.

  

Tabel 4.2

Analisis dan Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Awal

  

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 65 19 68% ≥ 65

  9 32% 80%≥65 Rata - rata

  55 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas

  dengan nilai ≥ KKM ada 9 siswa dan yang belum tuntas atau masih dibawah KKM ada 19 siswa. Dimana nilai rata

  • – rata 55. Dari analisis hasil tes pada tabel 4.2 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Awal

  Berdasarkan diagram 2 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 32%, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 68%. Dari data tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran tidak berhasil sehingga perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Peneliti menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2.

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April, dan terdiri dari dua siklus, siklus pertama ada 3 pertemuan dan siklus kedua ada 3 pertemuan. Siklus pertama membahas tentang sifat

  • – sifat bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang dan siklus kedua tentang sifat- sifat bangun datar trapesium, jajargengang, lingkaran, belah ketupat, layang – layang.
  • – Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1. Deskripsi Siklus 1

  Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 meliputi perencanaan, pelaksanaa tindakan dan observasi, serta refleksi.

a) Perencanaan

  Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 menegenai materi pembelajaran yang akan disajikan, kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum melaksanakan kegiatan pada siklus 1, maka peneliti menyiapkan segala sesutu yang menunjang proses pembelajaran.

  Peneliti menetapkan indikator ketecapaian hasil penelitian sebagai berikut :

1. Hasil Belajar dengan KKM ≥65 dengan ketuntasan 80% siswa tuntas.

  2. Observasi minat belajar siswa berhasil jika 80% dari jumlah keseluruhan siswa minat belajarnya meningkat dengan mencapai rata – rata ≥ 4.

  3. Angket minat belajar siswa berhasil jika 80% dari jumlah keseluruhan siswa minat belajarnya meningkat dengan mencapai rata – rata ≥ 4.

  4. Observasi tindakan guru dan peserta didik dengan rata-rata ≥4 Pada siklus 1 ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan model pembelalajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah : 1.

  Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.

  2. Mempersiapkan alat peraga.

  3. Membuat kelompok heterogen.

  4. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1 (Lampiran 11) 5. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa (Lampiran 12)

  6. Menyiapkan lembar observasi minat siswa 7.

  Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah pembelajaran

  8. Menyiapkan lembar permasalahan.

  9. Menyiapkan tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan (Lampiran 13)

b) Pelaksanaan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus pertama terdiri dari 3 pertemuan.

  Pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based

  Learning berbantuan alat peraga pada pembelajaran matematika yang

  dilaksanakan peneliti dan observasi dilakukan oleh dua observer untuk mengamati guru yaitu guru kelas 5 dan kelas 3 yaitu Bu Sri Haryati dan Pak Mujiyono, sedangkan untuk mengamati siswa ada 2 observer yaitu guru kelas 6 dan guru kelas 4 yaitu Pak Slamet dan Bu Sunarti.

  Materi yang dibahas pada tindakan / pertemuan pertama adalah “Mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar segitiga sembarang, segitiga samasisi, segitiga samakaki, segitiga siku

  • – siku sembarang, siegitiga siku
  • – siku samakaki”, tindakan / pertemuan kedua materi yang dibahas adalah “Mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar persegi dan persegi panjang”, sedangkan tindakan / pertemuan ketiga adalah melaksanakan kegiatan evaluasi.

  Pertemuan 1

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 9 April 2015 jam pelajaran pada jam pertama sampai ke 2. Pada pertemuan ini guru membahas mengenai mengidentifikasi sifat

  • – sifat bangun datar segitiga sembarang, segitiga samasisi, segitiga samakaki, segitiga siku
  • – siku sembarang, siegitiga siku – siku samakaki. Dalam kegiatan proses pembelajaran peneliti membuat skenario pembelajaran yaitu menyiapkan mental siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengucap salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kesiapan siswa, mengajak siswa berdoa. Setelah dilakukan pengabsenan diketahui bahwa siswa hadir semua yang berjumlah 28 siswa.

  Setelah mengkondisikan siswa, guru menunjukkan roti yang berbentuk segitiga , kemudian bertanya kepada siswa “ Anak-anak sekarang ibu membawa apa? Roti ini berbentuk apa? Contoh lain benda yang berbentuk segitiga di sekitar kalian itu ada apa saja?”.

  Pertanyaan di atas agar memberikan respon dari stimulus guru dan membangun pengetahuannya sendiri untuk siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar siswa. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan, dan langkah

  • – langkah pembelajaran. Dalam kegiatan eksplorasi guru menggali pengalaman dengan
mempunyai benda berbentuk segitiga? Pertanyaan ini agar siswa merespon stimulus dari guru dan menjawab sesuai pengalaman yang dialami siswa. Sintaks model Problem Based Learning berbantuan alat peraga tahap 1

  • – 4 masuk dalam kegiatan elaborasi, sedangkan tahap 5 masuk dalam kegiatan konfirmasi. Tahap 1
  • – 5 dijabarkan sebagai berikut : a.

  Orientasi siswa terhadap suatu masalah Guru menyampaikan masalah dengan menunjukkan gambar bangun segitiga : segitiga sembarang, segitiga samakaki, segitiga samasisi, segitiga siku-siku sama kaki, segitiga siku-siku sembarang. Kemudian guru bertanya kepada siswa “ apakah setiap sudut dan sisi segitiga sama anak – anak?” siswa menjawab tentang besar sudut dan panjang sisi segitiga. Setelah itu guru menyampaikan permasalahan yang akan dikerjakan melalui langkah

  • – langkah pembelajaran yang akan ditempuh (diskusi model PBL) b.

  Organisasi siswa untuk belajar dengan alat peraga berupa gambar segitiga Siswa dibagi dalam 7 kelompok tiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Dalam kelompok siswa memecahkan permasalahan atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemuadian siswa mulai menjawab kegiatan 1

  • – 3 sesuai dengan langkah – langkah.

  Kegiatan yang dilakukan siswa : Tiap kelompok menyiapkan peralatan untuk menggambar

  • dan menempel gambar yaitu lem, jangka, penggaris, busur derajat.
  • sekitar kelas yang berbentuk segitiga, selanjutnya dalam kegiatan 2 setelah siswa mengetahui macam

  Dalam kegiatan 1 siswa mengamati benda yang ada di

  • – macam
  • – segitiga, menuliskan nama bangun datar segitiga dan ciri cirinya. Pada kegiatan 3 siswa mencoba menggambarkan bangun segitiga samakaki dan samasisi menggunakan jangka dan penggaris.

  • kelompok mempresentasikan di depan kelas.

  Setelah selesai mengerjakan kegiatan 1, 2 dan 3 tiap

  c.

  Membimbing menyelidiki secara mandiri atau kelompok Guru berkeliling ke tiap kelompok untuk membantu siswa.

  Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bangun datar segitiga.

  d.

  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing

  • – masing. Tiap kelompok mendapat giliran menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Hal yang disampaikan kelompok adalah menyampaikan jawaban dari kegiatan 1, 2 dan 3.

  e.

  Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Guru meluruskan setiap kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai sifat – sifat bangun datar segitiga.

  Pertemuan 2

  Pelaksanaan pada pertemuan kedua pada hari Jumat, 10 April 2015 dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu pada jam pertama sampai jam ke 2, siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 28 siswa. Dalam pertemuan ini guru membahas mengidentifikasi sifat

  • – sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. Berikut ini disajikan langkah
  • – langkah pembelajaran sesuai dengan Problem Based

  Learning berbantuan Alat Peraga : a.

  Orientasi siswa terhadap suatu masalah Guru bertanya kepada siswa “ Apa yang kalian ketahui dari persegi panjang”. Setelah siswa menjawab tentang persegi panjang yang terdapat sisi dan sudutnya.

  b.

  Organisasi siswa untuk belajar dengan alat peraga berupa gambar persegi dan persegi panjang Mengkoordinasi siswa dalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Dalam kelompok siswa mengerjakan lembar permasalahan. Kegiatan yang dilakukan siswa:

  • berada di lingkungan sekolah yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Selanjutnya dalam kegiatan 2 setelah siswa mengetahui bentuk

  Dalam kegiatan 1 siswa mengamati benda – benda yang

  • – bentuk persegi dan persegi panjang, siswa menuliskan sifat
  • – sifat dari bangun datar persegi dan persegi panjang.
    • kegiatan 1dan 2 tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.

  Dalam kegiatan 3, setelah Setelah selesai mengerjakan

  c.

  Membimbing menyelidiki secara mandiri atau kelompok Guru berkeliling ke tiap kelompok untuk membantu siswa.

  Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bangun datar persegi dan persegi panjang.

  d.

  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing

  • – masing. Tiap kelompok mendapat giliran menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Hal yang disampaikan kelompok adalah menyampaikan jawaban dari kegiatan 1 dan 2.
e.

  Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Guru meluruskan setiap kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai sifat – sifat bangun datar persegi dan persegi panjang.

  Pertemuan 3 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 April 2015.

  Pertemuan ketiga diawali dengan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke III ini sebagai sarana evaluasi. Pada kegiatan ini siswa mengerjakan soal evaluasi, siswa mengisi angket minat. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi.

  Hasil Observasi Pertemuan 1

  Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan 1, yaitu dari segi guru, saat kegiatan apersepsi penjelasan guru terlalu singkat dan kurang menarik. Guru belum memotivasi atau menyadarkan pentingnya mempelajari sifat

  • – sifat segitiga. Guru belum bisa mengkondisikan siswa untuk siap dalam menerima pembelajaran serta tidak menegur siswa yang ramai dan tidak memperhatikan. Sehingga perlu dilakukan perbaikan lagi pada pertemuan berikutnya.

  Dari segi siswa, waktu tersita untuk melakukan pembagian kelompok dan untuk mengerjakan lembar permasalahan, itu disebabkan siswa belum terbiasa dengan kegiatan tersebut. Siswa masih banyak yang ramai dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa masih malu untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Siswa yang tidak presentasi di depan kelas tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi dan tidak antusias untuk bertanya jika ada hal yang belum diketahui.

  Pertemuan 2

  Hasil observasi pada pertemuan kedua sudah lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Dari segi guru, guru sudah lebih baik dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dalam belajar sifat

  • – sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. Guru sudah menegur siswa yang ramai atau tidak memperhatikan. Pengorganisasian waktu sudah lebih baik daripada sebelumnya. Guru belum sepenuhnya mendampingi siswa dalam penyelesaian masalah yang dikerjakan secara kelompok.

  Dari segi siswa, siswa sudah terlihat lebih semangat dari pertemuan sebelumnya. Namun ketika guru bertanya kepada salah satu siswa, siswa tersebut tidak bisa menjawab. Siswa sudah antusias untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

4.3.2 Analisis Hasil Tindakan Siklus 1

  a. Pertemuan 1 Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pertemuan pertama pada kegiatan belajar mengajar. Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegitan belajar mengajar menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam strategi model pembelajaran Problem Based

  Learning dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

  Dari Hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 5 dan Kelas 3), hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil observer siklus 1 pertemuan 1, observer 1 yaitu guru kelas 5 memperoleh skor rata

  • – rata 3,44 untuk aktivitas guru sedangakan 3,22 untuk aktivitas siswa. Observer 2 yaitu guru kelas 3 memperoleh skor rata
  • – rata 3,73 untuk aktivitas guru sedangakan 3,56 untuk aktivitas siswa. Dari kedua observer diperoleh hasil skor
Pengamatan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model problem based learning berbantuan alat peraga disajikan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Per Individu Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan 1 Siklus 1

  Frekuensi Observer 1 Observer 2 Skor Kegiatan Guru Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik Peserta Didik

  1

  2

  3

  23

  32

  11

  18

  4

  18

  9

  30

  23

5 Data hasil Pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 14.

  Hasil observasi dari rata

  • – rata dua observer pada pertemuan 1 disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Aktivitas Guru dan Siswa Pertemuan 1 Siklus I

  Rata - rata Katego Indikat Pertemuan Materi Aktivitas Aktivitas ri or Guru Siswa Siklus 1

  1. Sifat-sifat 3,58 3,39 Cukup ≥4 Pertemuan 1 segitiga

  Baik sembarang

  2. Sifat-sifat segitiga samasisi

  3. Sifat-sifat segitiga samakaki

  4. Sifat-sifat segitiga siku- siku sembarang

  5. Sifat-sifat segitiga siku- siku samakaki

  • – Peneliti memberi patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata rata ≥4 kategori baik dan per individu ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan skor
rata – rata observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 siklus 1 penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga belum mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata – rata ≥4, tetapi sudah mencapai indikator per individu ≥3.

  b. Pertemuan 2 Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pertemuan 2 pada kegiatan belajar mengajar. Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegitan belajar mengajar menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam strategi model pembelajaran Problem Based Learning dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

  Dari Hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 5 dan Kelas 3), hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil observer siklus 1 pertemuan 2, observer 1 yaitu guru kelas 5 memperoleh skor rata

  • – rata 3,8 untuk aktivitas guru sedangakan 3,48 untuk aktivitas siswa. Observer 2 yaitu guru kelas 3 memperoleh skor rata
  • – rata 3,97 untuk aktivitas guru sedangakan 3,76
  • – untuk aktivitas siswa. Dari kedua observer diperoleh hasil skor rata rata 3,88 untuk aktivitas guru sedangkan 3,62 untuk aktivitas siswa.

  Pengamatan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model problem based learning berbantuan alat peraga disajikan dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Per Individu Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan 2 Siklus 1

  Frekuensi Observer 1 Observer 2 Skor Kegiatan Guru Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik Peserta Didik

  1

  2

  3

  8

  21

  1

  10

  4

  33

  20

  40

  31

5 Data hasil Pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 15.

  Hasil observasi dari rata

  • – rata dua observer pada pertemuan 2 disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Aktivitas Guru dan Siswa Pertemuan 2 Siklus I

  Rata - rata Kateg Indika Pertemuan Materi Aktivitas Aktivitas ori tor Guru Siswa Siklus 1

  1. Si 3,88 3,62 Cukup ≥4 Pertemuan 2 fat-sifat Baik

  persegi panjang

  2. Si fat-sifat

  persegi

  • – Peneliti memberi patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata rata ≥4 kategori baik dan per individu ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan skor

  rata

  • – rata observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus 1 penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga belum mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata
  • – rata ≥4, tetapi sudah mencapai indikator per individu ≥3.

4.3.3 Analisis Minat Belajar Siswa Siklus 1

  a. Pertemuan 1 Hasil minat belajar siswa diperoleh dari hasil lembar observasi dan penerapan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga. Untuk mengukur tingkat minat belajar siswa menggunkaan lembar observasi dan angket siswa diambil dari tiap indikator dalam setiap aspek minat belajar dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

  Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 6 dan 4), pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan alat peraga digunakan untuk meningkatkan minat belajara siswa. Hasil pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 16. Rata – rata dari hasil observasi dua observer disajikan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 1 Siklus 1

  

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 18 64% ≥ 4 10 36% 80% ≥ 4 Rata - rata 3,33

  Dari tabel 4.7dapat diketahui ada 18 siswa (64%) belum mencapai indikator dan 10 siswa (36%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi minat belajar siswa pada pertemuan 1 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata

  • – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.7 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.3 Diagram Presentase Hasil Observasi Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 1

  Pada kondisi pertemuan 1 siklus 1 setelah dilakukan tindakan penelitian dengan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga, minat belajar siswa meningkat dari kondisi awal sebelum dilakukan penelitian.

  Hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 siklus 1 disajikan pada tabel 4.8. Data analisis dan rekapitulasi hasil angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 17

Tabel 4.8 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 1 Siklus 1

  

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 18 64% 10 36%

  ≥ 4 80% ≥ 4 Rata - rata 3,64

  Dari tabel 4.8 diketahui ada 18 siswa (64%) belum mencapai

  36

  indikator dan 10 siswa ( %) sudah mencapai indikator. Jadi hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata

  • – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.4 Diagram Presentase Hasil Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 1

  Berdasarkan hasil observasi dan angket minat belajar siswa, maka diperoleh rata

  • – rata hasil minat belajar yang disajikan pada tabel 4.9. Data analisis dan rekapitulasi hasil observasi dan angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 18.

Tabel 4.9 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Siswa

  

pada Pertemuan 1 Siklus 1

Hasil Frekuensi Presentase Indikator < 4

  

18 64%

≥ 4 10 36% 80% ≥ 4 Rata - rata 3,49

  Dari tabel 4.9 diketahui ada 18 siswa (64%) belum mencapai observasi dan angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 belum

  • – mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.5 Diagram Presentase Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 1

  Peneliti memberikan patokan dalam minat belajar siswa, yaitu rata

  • – rata ≥4 kategori baik dan per individu ≥3. Berdasarkan hasil rata – rata akhir minat belajar pada pertemuan 1 siklus 1 belum mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan belum mencapai indikator ≥ 3. Terlihat bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga rata
  • – rata siswa yang berminat terhadap pelajaran matematika meningkat dibandingkan pada kondisi awal.

  b. Pertemuan 2 Hasil minat belajar siswa diperoleh dari hasil lembar observasi dan angket minat siswa pada pertemuan 2 kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga. Untuk mengukur tingkat minat belajar siswa menggunkaan lembar observasi dan angket siswa diambil dari tiap indikator dalam setiap aspek minat belajar dengan menyesuaikan standar kompetensi

  Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 6 dan 4), pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan alat peraga digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hasil pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 19. Rata – rata dari hasil observasi dua observer disajikan dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 2 Siklus 1

  

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 14 50% ≥ 4 14 50% 80% ≥ 4 Rata - rata 3,6

  Dari tabel 4.10 dapat diketahui ada 14 siswa (50%) belum mencapai indikator dan 14 siswa (50%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi minat belajar siswa pada pertemuan 2 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata

  • – rata minat belajar ≥4. Akan tetapi terlihat terjadi peningkatan dari pertemuan 1 siklus 1 hanya 10 siswa (36%) yang sudah mencapai indikator, pada pertemuan 2 siklus 1 menjadi 14 siswa (50%) yang sudah mencapai indi kator ≥4. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.6 Diagram Presentase Hasil Observasi Minat Belajar

  Pada pertemuan 2 siklus 1 setelah dilakukan tindakan penelitian dengan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga, minat belajar siswa meningkat dari pertemuan 1 siklus 1.

  Hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 2 siklus 1 disajikan pada tabel 4.11. Data analisis dan rekapitulasi hasil angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 20.

Tabel 4.11 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 2 Siklus 1

  

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 13 46% ≥ 4 15 54% 80% ≥ 4 Rata - rata 3,85

  Dari tabel 4.11 diketahui ada 13 siswa (46%) belum mencapai indikator dan 15 siswa (54%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 2 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata

  • – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.7 Diagram Presentase Hasil Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 2 Siklus 1

  Berdasarkan hasil observasi dan angket minat belajar siswa, maka diperoleh rata

  • – rata hasil minat belajar yang disajikan pada tabel 4.12. Data analisis dan rekapitulasi hasil observasi dan angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 21.

Tabel 4.12 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Siswa

  

pada Pertemuan 2 Siklus 1

Hasil Frekuensi Presentase Indikator < 4

  

14 50%

14 50%

≥ 4

  80% ≥ 4 Rata - rata 3,72

  Dari tabel 4.9 diketahui ada 14 siswa (50%) belum mencapai indikator dan 14 siswa (50%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi dan angket minat belajar siswa pada pertemuan 2 belum

  • – mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.12 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.8 Diagram Presentase Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 2 Siklus 1

  Peneliti memberikan patokan dalam minat belajar siswa, yaitu rata

  • – rata ≥4 kategori baik dan per individu ≥3. Berdasarkan hasil rata – rata akhir minat belajar pada pertemuan 2 siklus 1 belum mencapai
mencapai indikator ≥ 3. Terlihat bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga rata

  • – rata siswa yang berminat terhadap pelajaran matematika meningkat dibandingkan pada pertemuan 1.

4.3.4 Analisis Hasil Belajar Siklus 1

  Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pertemuan 1 dan 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 1 pada pertemuan 3. Berikut merupakan hasil belajar matematika siklus 1. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 65) data hasil belajar matematika siklus 1 disajikan dalam tabel 4.13. Lebih lengkap data data hasil belajar matematika siklus 1 dilampirkan pada lampiran 22.

Tabel 4.13 Analisis dan Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus 1

  

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 65 13 46% ≥ 65 15 54% 80% ≥65 Rata - rata

  66 Data hasil analisis nilai evaluasi siklus 1, masih ada 13 siswa (46%)

  yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM ( ≥65 ) dan 15 siswa (54%) yang tuntas atau sudah memenuhi KKM ( ≥65 ). Dari analisis hasil tes pada

tabel 4.13 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :Gambar 4.9 Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus 1

  Berdasarkan diagram 9 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang sudah memenuhi KKM ( ) sebesar 54%. Sedangkan siswa yang belum

  ≥65

  memenuhi KKM sebesar 46%. Terlihat bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga presentasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika meningkat dari kondisi awal 32% yang mencapai ketutasan belajar, setelah pelaksanaan siklus 1 meningkat menjadi 54%. Tetapi berdasarkan indikator yang diharapkan yaitu 80% siswa memenuhi KKM ( ≥65 ) belum berhasil dan akan diperbaiki pada siklus 2.

c) Refleksi

  Berdasarkan observasi dan analisis minat belajar serta hasil belajar menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga, hasil minat belajar siswa berdasarkan hasil observasi dan angket belajar siswa, dari kondisi awal ada 6 siswa yang mencapai indikator dengan rata

  • – rata 3,31 sedangkan pada pertemuan 1 ada 10 siswa yang mencapai indikator dan pertemuan 2 ada 14 siswa yang mencapai indikator serta rata
  • – rata meningkat dari 3,49 pada pertemuan 1 menjadi 3,72 pada pertemuan 2. Sedangkan untuk hasil
tes pada kondisi awal ada 9 siswa (32%) yang sudah memenuhi KKM (≥65) dan 22 siswa (79%) belum memenuhi KKM (≥65). Pada siklus 1 ada 15 siswa (54%) yang sudah memenuhi KKM (≥65) dan 13 siswa (46%) belum memenuhi KK

  M (≥65), sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus 2. Di bawah ini disajikan tabel 4.14 tentang perbandingan tindakan, minat dan hasil belajar siswa saat kondisi awal dan siklus 1 sebagai berikut :

Tabel 4.14 Perbandingan Tindakan, Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD N 2 Kayugiyang Kondisi Awal dan Siklus 1 Siklus I Variabel Kondisi Awal Pertemuan 1 Pertemuan 2

  Tindakan Metode Model Model Konvensional pembelajaran pembelajaran Problem Based Problem Based Learning Learning berbantuan berbantuan Alat Peraga Alat Peraga

  (3,58 kegiatan (3,88 kegiatan guru dan 3,39 guru dan 3,62 kegiatan kegiatan peserta didik) peserta didik)

  Minat Belajar 3,31 3,49 3,72 Hasil Belajar

  55

  66 Untuk memperbaiki dan mempertahankan keberhasilan yang telah

  tercapai pada siklus 1, maka pada siklus 2 dibuat perencanaan sebagai berikut : Peneliti memberikan memotivasi atau menyadarkan pentingnya mempelajari materi yang akan disampaikan. Peneliti mengkondisikan siswa untuk siap dalam menerima pembelajaran serta menegur siswa yang ramai dan tidak memperhatikan. Peneliti memotivasi siswa agar tidak malu bertanya dan berani memberi tanggapan pada kelompok yang sedang melakukan presentasi.

4.3.5 Deskripsi Siklus 2

  Setelah melihat hasil refleksi dari siklus 1, perencanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Siklus 2 akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 meliputi perencanaan, pelaksanaa tindakan dan observasi, serta refleksi.

a) Perencanaan

  Seperti halnya siklus 1, siklus 2 juga terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Peneliti juga menetapkan indikator ketecapaian hasil penelitian sebagai berikut :

  1. Hasil Belajar dengan KKM ≥65 dengan ketuntasan 80% siswa tuntas.

  2. Observasi minat belajar siswa berhasil jika 80% dari jumlah keseluruhan siswa minat belajarnya meningkat dengan mencapai rata – rata ≥ 4.

  3. Angket minat belajar siswa berhasil jika 80% dari jumlah keseluruhan siswa minat belajarnya meningkat dengan mencapai rata – rata ≥ 4.

  4. Observasi tindakan guru dan siswa dengan rata-rata ≥4 Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan model pembelalajaran Problem Based Learning berbantuan Alat

  Peraga. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 2 adalah : 1.

  Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.

  2. Mempersiapkan alat peraga.

  3. Membuat kelompok heterogen.

  4. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 2 (Lampiran 23) 5. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas

  6. Menyiapkan lembar observasi minat siswa 7.

  Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah pembelajaran

  8. Menyiapkan lembar permasalahan.

  9. Menyiapkan tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan (Lampiran 25)

b) Pelaksanaan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 terdiri dari 3 pertemuan.

  Pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based

  Learning berbantuan alat peraga pada pembelajaran matematika yang

  dilaksanakan peneliti dan observasi dilakukan oleh dua observer untuk mengamati guru yaitu guru kelas 5 dan kelas 3 yaitu Ibu Sri Haryati dan Bapak Mujiyono, sedangkan untuk mengamati siswa ada 2 observer yaitu guru kelas 6 dan guru kelas 4 yaitu Bapak Slamet dan Ibu Sunarti.

  Materi yang dibahas pada tindakan / pertemuan pertama adalah “Mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar trapesium dan jajargenjang

  ”, tindakan / pertemuan kedua materi yang dibahas adalah “Mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar lingkaran, belah ketupat dan layang -layang

  ”, sedangkan tindakan / pertemuan ketiga adalah melaksanakan kegiatan evaluasi.

  Pertemuan 1

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 17 April 2015 jam pelajaran pada jam pertama sampai ke 2. Pada pertemuan ini guru membahas mengenai mengidentifikasi sifat

  • – sifat bangun datar trapesium dan jajargenjang. Dalam kegiatan proses pembelajaran peneliti membuat skenario pembelajaran yaitu menyiapkan mental siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengucap salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kesiapan
siswa, mengajak siswa berdoa. Setelah dilakukan pengabsenan diketahui bahwa siswa hadir semua yang berjumlah 28 siswa.

  Setelah mengkondisikan siswa, guru bertanya kepada siswa “Coba kalian amati di sekitar sekolah, atap sekolah ini berbentuk apa? ”. Pertanyaan di atas agar memberikan respon dari stimulus guru dan membangun pengetahuannya sendiri untuk siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar siswa. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan, dan langkah

  • – langkah pembelajaran. Dalam kegiatan eksplorasi guru menggali pengalaman dengan pertanyaan tentang bangun datar “Adakah benda di sekitar kalian yang berbentuk trapesium dan jajargenjang?

  ” Pertanyaan ini agar siswa merespon stimulus dari guru dan menjawab sesuai pengalaman yang dialami siswa. Sintaks model Problem Based Learning berbantuan alat peraga tahap 1

  • – 4 masuk dalam kegiatan elaborasi, sedangkan tahap 5 masuk dalam kegiatan konfirmasi. Tahap 1
  • – 5 dijabarkan sebagai berikut : a.

  Orientasi siswa terhadap suatu masalah Guru menyampaikan masalah dengan menunjukkan gambar bangun trapesium sembarang, trapesium samkaki, trapesium siku-siku dan jajargenjang. Kemudian guru bertanya kepada siswa “apakah setiap sudut dan sisi trapesium sama? Bagaimana dengan sisi dan sudut jajargenjang? Apakah sama panjang? ”. Siswa menjawab tentang besar sudut dan panjang sisi trapesium dan jajargenjang. Setelah itu guru menyampaikan permasalahan yang akan dikerjakan melalui langkah

  • – langkah pembelajaran yang akan ditempuh (diskusi model PBL) b.

  Organisasi siswa untuk belajar dengan alat peraga berupa gambar trapesium dan jajargenjang Siswa dibagi dalam 7 kelompok tiap kelompok permasalahan atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemuadian siswa mulai menjawab kegiatan 1

  • – 3 sesuai dengan langkah – langkah.

  Kegiatan yang dilakukan siswa : Tiap kelompok menyiapkan peralatan untuk menggambar

  • yaitu penggaris, alat tulis dan busur derajat.

  Dalam kegiatan 1 siswa menuliskan sifat – sifat bangun

  • datar trapesium dan jajargenjang. Selanjutnya dalam kegiatan 2 siswa menggambar bangun datar trapesium dan jajargenjang berdasarkan sifat – sifa yang sudah diketahui.
  • kelompok mempresentasikan di depan kelas.

  Setelah selesai mengerjakan kegiatan 1 dan 2 tiap

  c.

  Membimbing menyelidiki secara mandiri atau kelompok Guru berkeliling ke tiap kelompok untuk membantu siswa.

  Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bangun datar trapesium dan jajargenjang.

  d.

  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing

  • – masing. Tiap kelompok mendapat giliran menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Hal yang disampaikan kelompok adalah menyampaikan jawaban dari kegiatan 1dan 2.

  e.

  Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Guru meluruskan setiap kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai sifat – sifat bangun datar trapesium dan jajargenjang.

  Pertemuan 2

  Pelaksanaan pada pertemuan kedua pada hari Sabtu, 18 April 2015 dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu pada jam pertama sampai Dalam pertemuan ini guru membahas mengidentifikasi sifat

  • – sifat bangun datar lingkaran, belah ketupat dan layang -layang. Berikut ini disajikan langkah
  • – langkah pembelajaran sesuai dengan Problem

  Based Learning berbantuan Alat Peraga : a.

  Orientasi siswa terhadap suatu masalah Guru bertanya kepada siswa “ Apa yang kalian ketahui dari lingkaran, belah ketupat dan layang -layang

  ”. Setelah itu siswa menjawab tentang lingkaran, belah ketupat, dan layang - layang yang terdapat sisi dan sudutnya.

  b.

  Organisasi siswa untuk belajar dengan alat peraga berupa gambar lingkaran, belah ketupat dan layang

  • –layang. Mengkoordinasi siswa dalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Dalam kelompok siswa mengerjakan lembar permasalahan. Kegiatan yang dilakukan siswa:
    • yaitu jangka, penggaris, alat tulis dan busur derajat.

  Tiap kelompok menyiapkan peralatan untuk menggambar

  Dalam kegiatan 1 siswa menuliskan sifat – sifat bangun

  • datar lingkaran, belah ketupat, dan layang - layang. Selanjutnya dalam kegiatan 2 siswa menggambar bangun datar lingkaran, belah ketupat, dan layang - layang berdasarkan sifat – sifa yang sudah diketahui.
  • kelompok mempresentasikan di depan kelas.

  Setelah selesai mengerjakan kegiatan 1 dan 2 tiap

  c.

  Membimbing menyelidiki secara mandiri atau kelompok Guru berkeliling ke tiap kelompok untuk membantu siswa.

  Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bangun datar lingkaran, belah ketupat, dan layang - layang. d.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientifi

0 1 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI REJOSARI 1 TAHUN AJARAN 20142015 Skripsi disusun untuk memen

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientific pada Siswa Kelas V Semester II SD Neger

0 0 121

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe

0 3 113

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sampetan Ke

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1.1 Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Ha

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada

0 0 25