sistem membaca cepat dan efektif

SISTEM MEMBACA CEPAT
DAN
EFEKTIF
Lembar Komunikasi Bahasa dan Sastra Indonesia
SMU Stella Duce 2 Yogyakarta
Jl. Dr. Sutomo 16 Yogyakarta
Telp. (0274) 513129
Disusun oleh
Agustinus Suyoto, S.Pd

I.

PENDAHULUAN

II.

MEMBACA CEPAT

Manuia   modern   tampaknya   tidak   dapat   melepaskan   diri   dari
media komunikasi. Salahsatu media komunikasi yang banyak dihadapi
adalah media tulus baik buku teks maupun media massa. Setiap hari

kita disuguhi banyak media massa., apalagi dalam era keterbukaan dan
reformasi   seperti   saat   ini.   A[abila   kita   tidak   menaruh   perhatian   pada
media massa tersebut, pastilah kita akan tertinggal. Sebaliknya, apabila
kita   ingin   membaca   semua   informasi   tulis   tersebut,   pastilah   banyak
waktu tersita hanya untuk membaca. Untuk itu ketrampilan membaca
dengan cepat dan efektif perlu dimiliki oleh semua pihak baik pelajar,
mahasiswa, maupun manusia lain yang ingin terlibat secara aktif dalam
percaturan kehidupan.
Ada berbagai jenis membaca dan masing­masing jenis mempunyai
spesifikasi   dan   fungsi   khusus.   Untuk   itu,   jenis­jenis   tersebut   perlu
dipahami   sehingga   kita   dapat   semakin   meningkatkan   kemampuam
membaca   baik   kemampuan   membaca   cepat   maupum   kemampuan
membaca efektif.

Yang dimaksud membaca  cepat  adalah sistem  membaca  dengan
memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan
yang   dibacanya.   Apabila   waktu   bacanya   semakin   sedikit   dan   tingkat
pemahamannya semakin tinggi, maka dikatakan bahwa kecepatan baca
orang tersebut semakin meningkat.
Pada   umumnya   orang   yang   belum   pernah   mendapat   latihan

membaca   pasti   memiliki   kecepatan   baca   yang   lebih   rendah   dari

kemampuannya.   Ada   beberapa   hal   yang   menyebabkan   rendahnya
kecepatan baca seseorang, antara lain
a. Kebiasaan lama yang telah mendarah daging seperti menggerakkan
bibir untuk melafalkan, menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri,
dan menggunakan jari atau benda untuk menunjuk kata­kata yang
dibacanya.
b. Tidak   agresif   (tidak   bersemangat)   dalama   usaha   memahami   arti
bacaan.
c. Persepsinya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa
yang dibacanya.
Ada   beberapa   faktor   yang   menyebabkan   kecepatan   baca   seseorang
terhambat, antara lain
a. Vokalisasi, yaitu membaca sambil bersuara atau mengucapkan kata
demi kata yang dibacanya.
b. Gerakan   bibir   pada   waktu   membaca   baik   bersuara   mauapun   tak
bersuara.
c. Gerakan kepala mengikuti kata­kata yang dibacanya.
d. Menunjuk   (dengan   jari   atau   alat   lain)   kata­kata   yang   dibaca   pada

waktu membaca.
e. Regresi,   yaitu   gerakan   mata   melihat   kembali   beberapa   kata   yang
telah dibacanya.
f. Subvokalisasi, yaitu melafalkan apa yang dibacanya dalam hati atau
pikiran.
Untuk   meningkatkan   kecepatan   baca   kita,   pertama­tama   kita   perlu
mengukur kecepatan baca kita. Untuk itu perlu diadakan pengukuran
kecepatan baca kita. Rumusnya :
(Jumlah kata yang dibaca dibagi jumlah detik untuk membaca dikalikan
60) dikalikan prosentase pemahaman.
Kecepatan   baca   bergantung   pada   kebutuhan   dan   bahan   yang
dihadapinya.   Pada   umumnya   kecepatan   baca   dapat   dirinci   sebagai
berikut :
a. Membaca secara skimmming dan scannning (lebih dari 1000 kpm)
Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk
- mengenal bahan­bahan yang akan dibaca
- mencari jawaban atas pertanyaan tertentu
- mendapat   struktur   dan   organisasi   bacaan   serta   menentukan
gagasan umum dari bacaan
b. Membaca dengan kecepatan tingngi (500 – 800 kpm)

Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk
- membaca   bahan­bahan   yang   mudah   dan   telah   dikenali
sebelumnya

- membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya.
c. Membaca secara cepat (350 – 500 kpm)
      Biasanya digunakan untuk
- membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskripsi dan bahan­
bahan nonfiksi lain yang bersifat informatif.
- Membaca   fiksi   yang   agak   sulit   untuk   menikmati   keindahan
sastranya dan mengantisipasi akhir cerita.
d. Membaca dengan kecepatan rata­rata (250 – 350 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- membaca   fiksi   yang   komplek   untuk   analisis   watak   dan   jalan
ceritanya.
- Membaca   nonfiksi   yang   agak   sulit   untuk   mendapatkan   detail,
mencari hubungan, atau membuat evaluasi ide penulis.
e. Membaca lambat (100 – 125 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- mempelajari bahan­bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya.

- Menguasai bahan­bahan ilmiah yang sulit dan bersifat teknis
- Membuat analisis bahan­bahan bernilai sastra klasik
- Memecahkan   persoalan   yang   ditunjuk   dengan   bacaan   yang
bersifat instruksional (petunjuk).

III.

MEMBACA PEMAHAMAN

Membaca pemahaman berkaitan erat dengan usaha memahami hal­hal
penting dari apa yang dibacanya. Yang dimaksud membaca pemahaman
atau   komprehensi   adalah   kemampuan   membaca   ntuk   mengerti   ide
pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan
erat   dengan   kemampuan   mengingat   bahan   yang   dibacanya.   Usaha
efektif   untuk   memahami   dan   mengingat   lebih   lama   dapat   dilakukan
dengan
a. mengorganisasikan bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah
dipahami.
b. Mengaitkan   fakta   yang   satu   dengana   fakta   yang   lain   atau
menghubungkannya dengan fakta dan konteks.

Tingkat   pemahaman   dalam   membaca   berkaitan   pula   dengan   sistem
membaca   yang   dipakainya.   Umumnya   orang   cendenrung   langsung
membaca teks tanpa mempersiapkan prakondisi sehingga pembacaaan
terssebut menjadi efektif.
Ada beberapa sistem membaca, antara lain
1. SQ3R
 : survey­question­read­recite­review
2. SQ4R
 : survey­question­read­recite­rite­review
3. POINT
 : purpose­overview­interpret­note­test
4. OK4R
 : overview­key ideas­read­summarize­test

Salahsatu sistem yang banyak dikenal dan dipakai orang adalah SQ3R.
Sistem   membaca   SQ3R   dikemukakan   oleh   Francis   P.   Robinson   pada
tahun 1941. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima
langkah, yaitu
1. SURVEI
Survei   atau   prabaca   adalah   teknik   mengenal   bahan   sebelum

membacanya secara lengkap. Tujuan srvei adalah
a. mempercepat menangkap arti
b. mendapatkan abastrak
c. mengetahui ide­ide penting
d. melihan susunan (organisasi) bahan bacaan.
e. Mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan.
f. Memudahkan   mengingat   lebih   banyak   dan   memahami   lebih
mudah.
Ada   beberapa   teknik   dalam   melakukan   survei.   Untuk   tiap   jenis
bacaan, teknik surveinya berbeda.
a. Tekni survei buku
­ telusuri daftar isinya
­ baca kata pengantar
­ lihat tabel, grafik
­ lihan apendiks
­ telusuri indeks
b. Teknik survei bab
­ lihat paragraf pertama dan terakhir
­ lihat ringkasan
­ lihat subjudul

c. Teknik survei artikel
­ baca judul
­ baca semua subjudul
­ amati tabel
­ baca pengantar
­ baca kalimat pertama subbab
­ buatlah keputusan (dibaca atau tidak)
d. Teknik survei klipping
­ perhatikan judul
­ perhatikan penulisnya
2. QUESTION
Pada langkah ini kita mengajukan pertanyaan sebanyak­banyaknya
tentang isi bacaan.
3. READ
Perlu   disadari   bahwa   membaca   merupakan   langkah   ketiga,   bukan
langkah pertama.
4. RECITE/RECALL

Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya
5. REVIEW

Pada  tahal ini Anda  mencoba  mengingat kembali dengan membaca
ulang bacaan yang Anda baca.
Menemukan Ide Pokok Wacana
Memahami   suatu   teks   berarti   memahami   ide   pokok   yang   hendak
disampaikan   oleh   penulis   teks   tersebut.   Untuk   itu   fokus   pembacaan
haruslah   diletakkan   pada   usaha   memahami   ide   pokok   penulis.   Ide
pokok suatu buku dapat dikenali dalam
a. ikhtisar umum yang ada di awal buku
b. ikhtisar bab
c. ikhtisar bagian bab
d. ide pokok paragraf
Kadang­kadang   orang   terlalu   membuang   waktu   untuk   detail   sebelum
dia menemukan ide pokoknya. Detail adalah fakta atau informasi yang
dikemas   dalam   paragraf   untuk   membuktikan,   menjabarkan,   dan
memberikan   contoh   yang   mendukung   ide   pokok.   Salahsatu   cara
mengenali   detail   penting   adalah   dengan   mencari   petunjuk­petunjuk
yang   digunakan   oleh   penulis   untuk   membantu   pembaca,   antara   lain
dengan
a. ditulis cetak miring
b. digarisbawahi

c. dicetak tebal
d. dibubuhi angka­angka
e. ditulis dengan kode huruf (a,b,c,d)
Kata­kata   kunci   merupakan   kata   penuntun   untuk   membantu
mengetahui jalan pikiran penulis. Kata kunci antara lain
a. ungkapan penekanan
b. kata yang mengubah arah
c. kata ilustrasi
d. kata tambahan
e. kata simpulan

IV.

MEMBACA KRITIS

Membaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif
penulis   dan   menilainya.   Dengan   demikian,   pembca   tidak   sekedar
membaca, melainkan juga berpikir tentang masalah yang dibahas. Hal
yang   harus   diingat   dalam   membaca   kritis   adalah   bahwa   tidak   semua
yang ditulis itu benar.

Untuk   itu   kita   harus   mengikuti   jalan   pikiran   penulis   dengan
cepat, akurat, dan kritis. Akurat artinya mampu membedakan hal yang
relevan   dan   tidak   relevan.   Kritis   artinya   menerima   pemikiran   yang
ditulis dengan dasar yang baik, logis, benar, dan realistis.

Langkah­langkah yang harus ditempuh dalam membaca kritis adalah
a. mengerti isi bacaan
b. menguji sumber penulisan
c. ada interaksi antara penulis dan pembaca.
d. Memutuskan :menerima atau menolak ide penulis
Untuk   dapat   melakukan   evaluasi   terhadap   gagasan   orang   lain,   kita
perlu mengingat­ingat secara lebih seksama apa saja yang dikemukakan
oleh penulis. Untuk itu, ingatan sangat penting. Ada beberapa langkah
yang dapat ditempuh agar kita dapat mengingat lebih lama ddan lebih
baik, yiatu
a. hadapi bahan dengan tujuan
b. survei apa saja yang perlu diingat
c. cai fakta dan dapatkan dalam hubungannya dengana konteks
d. kaitkan apa yang dibaca dengan yang telah diketahui.
e. Perhatikan apa yang penting bagi Anda.
Dalam   usaha   menanggapi   pendapata   orang   lain,   kita   tidak   boleh
melupakan hal­hal yang penting yang diungkapkan oleh penulis. Agar
tidak terlupakan perlu dibuat sejumlah catatan dari bacaan yang kita
baca. Pokok­pokok yang perlu dicatat antara lain
a. bagian­bagian kunci :ide pokok, masalah, informasi penting
b. asumsi penulis tentang segi tertentu
c. detail atau fakta yang kita perlukan
d. pokok­pokok yang menarik
Ada tiga jenis catatan, yaitu
a. catatan berupa koleksi fakta dan detail penting
b. catatan berupa kutipan kalimat, paragraf, kata kunci
c. catatan berupa ringkasan

V.

SKIMMING DAN SCANNING

Skimming   adalah   cara   membaca   yang   hanya   untuk   mendapatkan   ide
pokok bacaan. Scanning adalah cara membaca dengan cara melompat
langsung ke sasaran yang dicari.
Bagian­bagian yanag dapat dilompati antara lain
a. bagian yang telah diketahui dari buku lain
b. bagian yang berisi informasi yang tidak memenuhi tujuan membaca
c. bagian yang hanya merupakan contoh atau ilustrasi
d. bagian yang merupakan ringkasan bab sebelumnya.
Yang dimaksud skimming adalah mencari hal­hal penting dari bacaaan.
Fungsi skimming adalah
a. untuk mengenali topik bacaan
b. untuk mengetahui pendapat/opini orang
c. untuk mendapatkan bagian penting yang kita butuhkan

d. untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, dan cara
berpikir penulis.
e. Untuk penyegaran apa yang pernah dibaca.
Scanning adalah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi
tanpa membaca yang lain. Scanning biasa digunakan untuk
a. mencari nomor telepon
b. mencari kata pada kamus
c. mencari eintri pada indeks
d. mencari angka statistik
e. melihat acara siaran televisi
f. melihat daftar perjalanan