Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran Relevansi Penelitian

Setiap karya sastra, termasuk juga WBR, “pada dasarnya bersifat umum sekaligus bersifat khusus, atau lebih tepat lagi: individual dan umum” Wellek Austin Warren, 1962 dari seri terjemahan: 1989: 9. WBR dilihat dari sudut pandang teks yang bersifat individual, merupakan sebuah kisah Rama yang khas, memiliki struktur naratif tersendiri, memiliki perbedaan dengan sumber penciptaannya sekecil apa pun, yang dipengaruhi oleh identitas pengarang, budaya, dan zaman yang sedang berlangsung. Di samping WBR memiliki sifat individual, kisah Rama yang menjadi dasar penggubahan WBR berada dalam alur sejarah, dalam arti ceritera tidak berdiri sendiri. Dengan demikian, WBR berada dalam alur sejarah yang panjang. RAA Martanagara adalah seorang penyambut kisah Rama melalui SR berbahasa Jawa, kemudian menuliskannya kembali menjadi WBR. Dengan kenyataan seperti dikemukakan sebelumnya, pengkajian sastra terhadap WBR yang relatif “utuh”, hendaknya ditinjau dari sudut WBR sebagai karya sastra yang khas, dan WBR sebagai karya sastra yang berada dalam alur sejarah. Penelitian ini meliputi kedua sudut pandang tersebut. Penelitian WBR sebagai sebuah karya sastra berada pada aliran sejarah akan menggunakan pendekatan intertekstualitas. Pendekatan intertekstualitas yaitu menelusuri hipogram dari sebuah karya, hipogram yaitu teks-teks yang kemudian turut dalam rekonstruksi sebuah karya.

1.2 Rumusan Masalah

Keberadaan teks WBR yang dikemukakan dalam identifikasi, memunculkan sejumlah masalah, yang perumusannya sebagai berikut. 1. Teks WBR digubah pada masa masyarakat sudah menganut agama Islam, bermula dari mite KR yang berlatar Agama Hindu-Budha. Adakah pemelukan agama ini mempengaruhi WBR ? 2. Penulisan WBR dipengaruhi oleh teks-teks sebelum dan sezaman, bagaimana penerapan hipogram teks-teks sebelum dan sezaman tersebut dalam hal keagamaan. 3. Bagaimanakah makna WBR secara relatif ”penuh”, yakni makna WBR hasil rekonstruksi RAA Martanagara dari SR yang berbahasa Jawa yang dipengaruhi oleh teks-teks lebih dahulu atau sezaman dalam hal keagamaan.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengungkapkan pemikiran-pemikiran Keislaman yang tersurat di dalam WBR. 2. Mengungkapkan hipogram teks WBR dan fungsi semiotik dari hipogram tersebut keagamaan. 2. Mengungkapkan makna penuh dari WBR.

1.4 Kerangka Pemikiran

Kajian sastra terhadap teks WBR bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan dan berbagai sudut pandang. Penelitian ini meliputi pendekatan intertekstualitas dengan pertimbangan pendekatan tersebut mampu menghasilkan kajian yang optimal dalam pemahaman karya tersebut karena mengungkapkan WBR dari sudut pandang karya sebagai individu dan alur kesejarahan.

1.5 Relevansi Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan dalam pembangunan nonfisik, antara lain 1 gambaran WBR secara sekilas mengedepankan kehakikian bahwa dalam kehidupan ini bukanlah kekuatan fisik semata yang menjadi tujuan, namun ada pilihan yang lebih utama yakni “kebenaran hakiki”, 2 WBR mengedepankan nilai-nilai kepemimpinan luhur, yang merupakan suri teladan penting bagi kehidupan masa kini yang wacana kebenarannya condong kepada kekuatan fisik dan materi. WBR memberikan pijakan kokoh dalam menjalani kehidupan yakni segala perilaku harus dipertimbangkan dengan kehidupan di Alam Keabadian setelah ajal.

1.6 Sumber Data