Profil Keluarga Dampingan Ekonomi Keluarga Dampingan

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Gambaran Keluarga Dampingan Program Pendampingan Keluarga PPK merupakan program yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM Universitas Udayana. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan PPK yang termasuk dalam program pokok non-tema. Kegiatan PPK memiliki jam kerja efektif mahasiswa sebanyak 90 jam. PPK bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB, dan kesehatan serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Mahasiswa diharapkan dapat memelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya. PPK menjadikan Rumah Tangga Miskin RTM atau keluarga yang tergolong dalam keluarga pra sejahtera pra-KS atau keluarga yang mengalami ketertinggalannya sebagai sasaran utama. Penentuan RTM untuk peserta KKN ditentukan secara langsung oleh kepala desa. Salah satu keluarga yang tergolong RTM di Dusun Cau Belayu adalah keluarga Ketut Sudarya 60 tahun. Bapak Ketut Sudarya memiliki seorang istri bernama Made Latri 44 tahun. Hingga saat ini pasangan suami istri ini belum di karuniai seorang anak. Bapak Made Sudarya tinggal satu pekarangan dengan kakaknya yang bernasib sama dengannya yaitu belum dikaruniai seorang anak. Bapak Sudarya hanya mengandalkan penghasilan dari menyewakan lahan pertaniaannya. Karena beliau mengidap penyakit rematik, lahan sawahpun tidak sanggup beliau garap. Beliau hanya memelihara sapi dan melakukan pekerjaan serabutan sebagai selingan waktunya.

1.2 Profil Keluarga Dampingan

Bapak Made Sudarya tinggal di banjar Padangaling, Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Bapak Ketut Sudarya tidak dikaruniai seorang anak. Penghasilan hanya mengandalkan uang dari hasil penyewaan lahan pertanian. 2 dengan luas areal rumah beliau kurang lebih 3 are, terdiri dari 4 bangunan yaitu dapur, bale-bale, rumah beliau, dan satunya lagi rumah saudara beliau. Bangunan-bangunan ini masih kurang begitu indah dengan tembok batako dan batu bata yang rusak. Keadaan dapur beliau pun sangat memprihatinkan dengan kondisi tembok yang telah keropos dan atap yang bolong-bolong. Kondisi bale-bale pun tidak jauh berbeda, tiang penyangga sudah reyot dan lapuk. Beliau pernah merenovasi bale-bale supaya bisa berdiri kembali dengan biaya Rp. 1.000.000. Salah satu yang sangat memprihatinkan yaitu Bapak Made Sudarya tidak memiliki kamar mandi dan wc. Untuk mandi beliau memanfaatkan air sungai dan air dari tetangga sedangkan untuk BAB beliau biasanya di sungai dan di kebun miliknya. Untuk air minum biasanya beliau meminta kepada tetangga karena beliau tidak memiliki PDAM. Dengan kondisi beliau yang sangat memprihatinkan ini beliau mendapat bantuan dari pemerintah berupa akses listrik gratis. Saudara beliau juga mendapat bantuan dari pemerintah berupa bedah rumah. Untuk lebih jelasnya identitas anggota keluarga Putu Kariyadnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1 Ketut Sudarya Kawin 60 tahun SD sederajat Serabutan Kepala keluarga 2 Made Latri Kawin 44 tahun SD sederajat Serabutan Istri Tabel 1. Data keluarga dampingan berdasarkan kartu keluarga

1.3 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.3.1 Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga bapak Ketut Sudarya jumlahnya tidak tetap. Bisa dibilang mereka tidak mengandalkan penghasilan harian. Mereka hanya menghandalkan pemasukan dari hasil sewa lahan pertanian. Dalam sekali panen bapak Ketut Sudarya di beri uang Rp.500.000 untuk sewa lahan pertaniannya. Selain itu bapak Ketut Sudarya memelihara sapi sebagai pekerjaan sambilan, hasil dari memelihara sapi ini pun tidak tetap dan upah yang didapatkan itu juga tidak menentu. 3

1.3.2 Pengeluaran Keluarga

Keluarga bapak Ketut Sudarya menggunakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli sembako. Karena keluarga bapak Ketut Sudarya tidak dikaruniai seorang anak sehingga pendapatan keluarga hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Dalam sehari keluarga bapak Ketut Sudarya mengeluarkan uang kisaran Rp.5000 sampai Rp.10.000 untuk memenuhi kebutuhan pangan. Keluarga bapak Ketut Sudarya mendapat bantuan dari pemerintah berupa listrik gratis, sehingga untuk penggunaan listrik keluarga Ketut Sudarya tidak perlu menyisihkan uang untuk membayar listrik. Sebagai warga desa, Bapak Ketut Sudarya juga diwajibkan untuk membayar iuran kemasyarakatan seperti iuran di pura dan di banjar. Besarnya iuran berbeda-beda tergantung besarnya upacara agama yang akan diselenggarakan. Penghasilan yang tidak tentu membuat bapak Ketut Sudarya sedikit membuatnya kesusahan, namun untungnya pembayaran iuran di banjar Padangaling bisa di bayar dengan hasil bumi. Bapak Ketut Sudarya biasa membayar dengan hasil bumi berupa buah kelapa. 4

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH