Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
2 3 adanya sikap mental masyarakat yang mampu mencegah,
menangkal serta menanggulangi setiap ancaman, gangguan dan hambatan terhadap Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat; 4 adanya kemampuan masyarakat melakukan tindakan
pertama terhadap kasus tertangkap tangan sehingga terhindar dari tindakan main hakim sendiri;
5 adanya kemampuan warga masyarakat membantu aparat penegak hukum dalam pengamanan Tempat Kejadian
Perkara TKP, melaporkan dan mau menjadi saksi; 6 adanya kemampuan masyarakat untuk merehabilitasi
ketentraman yang terganggu akibat konlik sosial, kecelakaan dan bencana alam.
e. Untuk memberi wadah kegiatan khusus dalam bidang Kebhayangkaraan tersebut, perlu dibentuk Satuan Karya
Pramuka Bhayangkara yang merupakan sarana dan wahana guna memupuk, membina, mengembangkan dan mengarahkan
minat dan bakat generasi muda terhadap Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kamtibmas.
f. Maksud Petunjuk Penyelenggaraan ini untuk memberi pedoman
kepada semua KwartirSatuan dalam usahanya membentuk, membina dan menyelenggarakan kegiatan Satuan Karya
Pramuka Bhayangkara.
g. Tujuan Petunjuk Penyelenggaraan ini untuk memperoleh keseragaman
tindakan serta
kesatuan tanggapan
pengertian dalam menyelenggarakan Satuan Karya Pramuka Bhayangkara.
2. Dasar
a. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
b. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. d. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203
Tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
3 e. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 170.A
Tahun 2008 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka.
f. Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia
dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, No.Pol: KEP08V1980, Nomor: 050 Tahun 1980 tentang Kerjasama
Dalam Usaha Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Kebhayangkaraan dan Kepramukaan.
g. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol: Skep802XI2005 tanggal 17 November 2005 tentang
Pedoman Pembinaan Satuan Karya Bhayangkara. h. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
No.Pol: Skep595X2006 tanggal 4 Oktober 2006 tentang Pedoman Syarat-syarat dan Gambar tanda Kecakapan Khusus
Kelompok Kebhayangkaraan.
3. Sistematika
Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bhayangkara ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Saka Bhayangkara,
dengan sistematika sebagai berikut: a. Pendahuluan
b. Tujuan dan Sasaran c.
Sifat dan Fungsi d. Organisasi
e. Keanggotaan, Hak, dan Kewajiban f.
Dewan Saka dan Dewan Kehormatan Saka g. Pimpinan, Pamong, Instruktur, dan Majelis Pembimbing Saka
h. Tugas dan Tanggungjawab i.
Pengesahan dan Pelantikan j.
Lambang, Bendera, Tanda Jabatan, Papan Nama, dan Stempel k. Kegiatan dan Sarana
l. Musyawarah dan Rapat
m. Administrasi Saka n. Pendanaan
o. Sanggar Bakti p. Penutup
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
4
4. Pengertian
a. Gugusdepan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan penyelenggara pendidikan kepramukaan.
b. Satuan Karya Pramuka disingkat Saka adalah satuan organisasi penyelenggara pendidikan kepramukaan bagi peserta didik
sebagai anggota muda untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pembinaan di bidang tertentu.
c. Bhayangkara berarti penjaga, pengawal, pengaman atau
pelindung keselamatan bangsa dan negara. d. Kebhayangkaraan adalah kegiatan yang berkaitan dengan
pertahanan dan keamanan negara dalam rangka menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan melindunginya terhadap
setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri.
e. Satuan Karya Pramuka Bhayangkara disingkat Saka Bhayangkara adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang Kebhayangkaraan yang berguna bagi diri
pribadi, keluarga, dan lingkungan serta dapat dikembangkan menjadi lapangan pekerjaan.
f. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kamtibmas adalah
suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka
tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya kemanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya
ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam
menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya
yang dapat meresahkan masyarakat.
g. Ketertiban adalah suasana tertib dan merupakan keadaan yang menimbulkan kegairahan dan kesibukan kerja dalam rangka
mencapai kesejahteraan masyarakat. 1 Tertib adalah keteraturan, yaitu suatu situasi dimana segala
sesuatu berjalan secara teratur; 2 Ketertiban adalah keadaan yang sesuai dengan norma
masyarakat dan norma hukum yang berlaku.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
5
BAB II TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan