Dasar Sistematika Pengertian 2011 Jukran Saka Bhayangkara

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 2 3 adanya sikap mental masyarakat yang mampu mencegah, menangkal serta menanggulangi setiap ancaman, gangguan dan hambatan terhadap Keamanan dan Ketertiban Masyarakat; 4 adanya kemampuan masyarakat melakukan tindakan pertama terhadap kasus tertangkap tangan sehingga terhindar dari tindakan main hakim sendiri; 5 adanya kemampuan warga masyarakat membantu aparat penegak hukum dalam pengamanan Tempat Kejadian Perkara TKP, melaporkan dan mau menjadi saksi; 6 adanya kemampuan masyarakat untuk merehabilitasi ketentraman yang terganggu akibat konlik sosial, kecelakaan dan bencana alam. e. Untuk memberi wadah kegiatan khusus dalam bidang Kebhayangkaraan tersebut, perlu dibentuk Satuan Karya Pramuka Bhayangkara yang merupakan sarana dan wahana guna memupuk, membina, mengembangkan dan mengarahkan minat dan bakat generasi muda terhadap Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kamtibmas. f. Maksud Petunjuk Penyelenggaraan ini untuk memberi pedoman kepada semua KwartirSatuan dalam usahanya membentuk, membina dan menyelenggarakan kegiatan Satuan Karya Pramuka Bhayangkara. g. Tujuan Petunjuk Penyelenggaraan ini untuk memperoleh keseragaman tindakan serta kesatuan tanggapan pengertian dalam menyelenggarakan Satuan Karya Pramuka Bhayangkara.

2. Dasar

a. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. b. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. c. Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. d. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 3 e. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 170.A Tahun 2008 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka. f. Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, No.Pol: KEP08V1980, Nomor: 050 Tahun 1980 tentang Kerjasama Dalam Usaha Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Kebhayangkaraan dan Kepramukaan. g. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol: Skep802XI2005 tanggal 17 November 2005 tentang Pedoman Pembinaan Satuan Karya Bhayangkara. h. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol: Skep595X2006 tanggal 4 Oktober 2006 tentang Pedoman Syarat-syarat dan Gambar tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kebhayangkaraan.

3. Sistematika

Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bhayangkara ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Saka Bhayangkara, dengan sistematika sebagai berikut: a. Pendahuluan b. Tujuan dan Sasaran c. Sifat dan Fungsi d. Organisasi e. Keanggotaan, Hak, dan Kewajiban f. Dewan Saka dan Dewan Kehormatan Saka g. Pimpinan, Pamong, Instruktur, dan Majelis Pembimbing Saka h. Tugas dan Tanggungjawab i. Pengesahan dan Pelantikan j. Lambang, Bendera, Tanda Jabatan, Papan Nama, dan Stempel k. Kegiatan dan Sarana l. Musyawarah dan Rapat m. Administrasi Saka n. Pendanaan o. Sanggar Bakti p. Penutup Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 4

4. Pengertian

a. Gugusdepan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan penyelenggara pendidikan kepramukaan. b. Satuan Karya Pramuka disingkat Saka adalah satuan organisasi penyelenggara pendidikan kepramukaan bagi peserta didik sebagai anggota muda untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pembinaan di bidang tertentu. c. Bhayangkara berarti penjaga, pengawal, pengaman atau pelindung keselamatan bangsa dan negara. d. Kebhayangkaraan adalah kegiatan yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara dalam rangka menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan melindunginya terhadap setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri. e. Satuan Karya Pramuka Bhayangkara disingkat Saka Bhayangkara adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang Kebhayangkaraan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, dan lingkungan serta dapat dikembangkan menjadi lapangan pekerjaan. f. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kamtibmas adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya kemanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. g. Ketertiban adalah suasana tertib dan merupakan keadaan yang menimbulkan kegairahan dan kesibukan kerja dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat. 1 Tertib adalah keteraturan, yaitu suatu situasi dimana segala sesuatu berjalan secara teratur; 2 Ketertiban adalah keadaan yang sesuai dengan norma masyarakat dan norma hukum yang berlaku. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 5

BAB II TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan