Analisis Isi Berita Acara “SKOR 15” di RRI Bandung di Tinjau dari Nilai Berita.

(1)

iv ABSTRAK

ANALISIS ISI BERITA SKOR 15 DI RRI BANDUNG

DITINJAU DARI NILAI BERITA

Oleh : Deni Nugraha NIM. 41804637

Skripsi ini di bawah bimbingan : Iin Rahmi Handayani, S.Sos.,M.I.kom

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Isi Naskah Berita Acara SKOR 15 di RRI Bandung Ditinjau dari Nilai Berita. Untuk menjawab penelitian ini digunakan empat kategori yang dijadikan indikator penelitian, di antaranya: Aktualitas, Faktualitas, Penting, Menarik.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik analisis isi. Dalam penelitian ini populasi berjumlah 15 naskah berita SKOR 15 di RRI Bandung selama bulan Maret 2010 dengan menggunakan teknik sampling sistematis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk kategori aktualitas dikatakan tinggi dengan persentase berita terbaru sebesar 70,35% dan berita sedang terjadi 58,6%. Kategori faktualitas dikatakan sedang untuk memasukkan beritanya bukan fiksi dan khayalan , yakni 42,27%, sedangkan untuk memasukkan berdasarkan fakta hanya sebesar 48,1%. Kategori penting dikatakan sedang untuk terdapatnya tokoh penting yg terlibat, yakni 53,23% dan mengandung kepentingan orang banyak sebesar 50,28%. Kategori menarik dikatakan tinggi dengan persentase memunculkan minat ingin tahu 73,91% dan memunculkan minat mendengarkan 57,56%.

Kesimpulannya, berita dalam program acara SKOR 15 di RRI Bandung sudah cukup memenuhi nilai berita. Dari hasil penelitian ini disarankan program acara SKOR 15 hendaknya dapat mempertahankan, memperhatikan, dan meningkatkan kualitas beritanya, sehingga beritanya tetap edukatif, dinamis,dan variatif.


(2)

v ABSTRACT

CONTENTS OF NEWS IN PROGRAM SKOR 15 AT RRI BANDUNG CONSIDER FROM

NEWS VALUE by: Deni Nugraha NIM. 41804637

The Minithesis It’s under direction with: Iin Rahmi Handayani, S.Sos.,M.I.kom

This Research target is to know How Copy Content of is Minutes Of SCORE 15 in RRI Bandung Evaluated from News Value. To reply this research is used by four category of taken as research indicator, among other things: Aktualitas, Faktualitas, Important, Drawing.

Research method used by descriptive method with the technique analyse the content. In this research is population amount to 15 copy of Skor 15 news in RRI Bandung at March 2010 by using systematic sampling technique.

Result of this research indicate that to categorize the aktualitas told high with the newest news percentage equal to 70,35% and news is being happened by 58,6%. category Faktualitas told by a medium to include and to have its news non fiction and fantasy , namely 42,27%, while to include pursuant to fact only equal to 48,1%. told by Important category of medium to there are important figure of involved, namely 53,23% and contain the people importance of a lot of equal to 50,28%. Category draw told high with the percentage peep out the inquiring enthusiasm 73,91% and peep out the enthusiasm listen 57,56%.

Its conclusion, news in program of Skor 15 event in RRI Bandung have enough fulfill the news value. From this research result is suggested by program of Skor15 event shall can maintain, paying attention to, and improving a news quality , so that the news stiil have an edukatif, dinamis, and variatif


(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dalam era globalisasi saat ini, keberadaan media massa dewasa ini sebagai media yang digunakan dalam komunikasi massa untuk penyebaran pesan bisa dikatakan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup kita. Seperti melalui media massa cetak dan elektronik yaitu surat kabar, majalah, radio, televisi dan film yang telah memberikan banyak informasi dan hiburan bagi masyarakat.Berbagai hiburan dalam bentuk apapun asalkan itu bermanfaat bagi khalayak, tinggi nya minat informasi di bidang olah raga khususnya di kota Bandung membuat media media lokal harus bersaing dalam memenuhi kebutuhan informasi tersebut.

Perkembangan radio sudah sangat pesat karena efek dari radio tersebut sangat dirasakan oleh khalayaknya, karena orang dapat mengkonsentrasikan diri pada suara dan tidak terganggu akan adanya visualisasi. Selain itu radio tersebut bersifat satu arah (One Way Traffic Communication) yaitu media massa yang hanya melibatkan komunikator dan komunikan melalui sistem stimulus response, dengan arti pendengar tidak dapat bertatap muka langsung dengan si pembawa berita kalaupun itu terjadi sifatnya tertunda (Delayed feed back). Dilain hal dengan radio orang dapat memperoleh tiga keuntungan seperti yang dikutip Palapah dan Syamsudin dari Paul Lazarsfeld sebagai berikut :


(4)

dalam melakukan aktifitas komunikasi massa khususnya penyajian informasi dari komunikator kepada komunikan, kredibilitas komunikator “Radio memungkinkan partisipasi audience atau seolah -olah audience menyaksikan sendiri sesuatu kejadian yang sedang disiarkannya. Para pendengar merasa seolah-olah sesuatu secara pribadi. Dan perolehan secara pribadi ini adalah oleh karena komunikasi melalui radio adalah seolah-olah mewakili suatu komunikasi face to face.” (Palapah dan Syamsudin, 1983:11).

Bagaimanapun juga radio sebagai salah satu media komunikasi massa masih banyak diminati orang banyak, tidak diragukan lagi radio mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan manusia dewasa ini. Meski harus bersaing ketat dengan televisi swasta yang kian marak belakangan ini serta bersaing dengan media cetak, bukan berarti posisi radio menjadi surut. Bahkan sebaliknya, sebagai media yang berfungsi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan, radio siaran mendapat tantangan baru dan terpacu untuk tetap eksis di hati pendengarnya dan para insan radio harus lebih meningkatkan kreativitasnya dalam mengelola radio tersebut.

Selain harus bersaing dengan televisi-televisi swasta, stasiun-stasiun radiopun harus dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka harus bersaing ketat dengan sesama radio swasta lainnya. Oleh karena itu pihak radio dalam menyajikan suatu acara harus dikemas sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan pendengar yang akhirnya dapat mengikat pendengarnya itu sendiri. Hal ini dikarenakan pendengar merupakan bagian aset sebuah stasiun radio.

Biasanya antara penyiar dengan pendengar akan terjalin ikatan batin, dari sinilah akan tumbuh kebutuhan diantara keduanya. Radio memerlukan pendengar, dan pendengar membutuhkan informasi yang dapat menambah pengetahuan


(5)

3

maupun hiburan. Pemenuhan kebutuhan tersebut dalam artian tercapainya keinginan khalayak untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan keterangan dari acara yang disajikan. Tentunya hal ini harus diiringi dengan penyajian acara yg menarik pendengarnya untuk mengikuti acara yang disajikan oleh pihak radio.

Radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari sebuah stasiun dan kemudian diterima oleh berbagai pesawat penerima.” (Santi, 2008:5). Pengertian ini memberikan penjelasan bahwa radio memiliki cakupan yang luas untuk cakupan informasi media massa, karena itu radio sedikitnya akan memberikan efek massal kepada khalayak dari proses siaran yang dilakukannya.

RRI adalah radio yang menyandang nama negara, siarannya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat diseluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.RRI yang berdiri 24 hari setelah kemerdekaan Republik Indonesia yaitu 11 September 1945, mempunyai peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dan dalam perjalanan negeri ini, pendiri RRI adalah bapak-bapak dan Ibu-Ibu Pendiri Bangsa.Setelah selama 32 tahun RRI menjadi corong pemerintah, maka berdasar UU No.32 tahun 2002, RRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik yang bersifat independen, netral dan tidak bersifat komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi, pelestarian budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan menjaga citra positif bangsa di dunia Internasional.RRI merupakan badan hukum yang didirikan oleh negara yang berdasarkan PP 12 tahun 2005 kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden RI .(Dikutip Dari Arsip RRI)


(6)

RRI juga menyajikan program Berita olahraga yang dikemas agar lebih menarik para pendengar dengan tema acaranya “Skor 15” yang artinya Sekitar Seputar Olahraga 15. Maksud dari 15 itu merupakan jam tayang berita “Skor 15 “yaitu jam 15.00 WIB dalam siaran acara tersebut di siarkan dari hari Senin sampai dengan Sabtu frekuwensi/gelombang Skor 15 di 540 KHZ atau 650 KHZ untuk Bogor. Pola dalam jaringan yang di gunakan Score 15 menggunakan 3 jaringan yaitu Bandung, Bogor dan Cirebon. Pemberitaannya Skor 15 menyampaikan berbagai macam berita olahraga yang khususnya yg terjadi di Jawa Barat. (Dikutip dari Arsip RRI)

Berita Olahraga merupakan berita yang lebih favorit dibandingkan berita yang lainnya karena berita olahraga merupakan berita yang mudah di mengerti dan di pahami oleh kalangan masyarakat bawah atau pun kalangan masyarakat atas, karena itu berita olahraga sangat dominan di berbagai media massa seperti Koran, Majalah, Televisi dan Radio.

Pengertian olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal.


(7)

5

RRI(Radio Republik Indonesia) sebagai stasiun radio satu-satunya milik Negara, harus mampu memberikan informasi kepada masyarakat khususnya. Masyarakat Jawa Barat, sesuai dengan fungsi-fungsi media massa menurut Jallaludin Rahmat dalam buku “Komunikasi massa”fungsi media massa adalah :

1. Menyiarkan informasi (To Inform) 2. Mempengaruhi (To interpret) 3. Mendidik (To quide)

4. Menghibur (To Intertain)

Berita yang ditayangkan RRI harus mengandung kualitas dan nilai-nilai berita. Nilai-nilai berita disebutkan oleh Mitchel V.Charnley yang dikutip oleh Asep Syamsul M.Romli, dalam bukunya jurnalistik terapan, yaitu :

1. Aktual 2. Faktual 3. Penting 4. Menarik

Berdasarkan nilai-nilai berita yang diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Sejauhmana Analisis Isi Berita Acara “SKOR 15” di RRI Bandung di Tinjau dari Nilai Berita.


(8)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, Peneliti membuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana analisis isi Berita ”SKOR 15” RRI(Radio Republik Indonesia) ditinjau dari unsur Aktualitas?

2. Sejauhmana analisis isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari unsur Faktualitas?

3. Sejauhmana analisis isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari unsurPenting?

4. Sejauhmana analisis isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari unsurMenarik?

5. Sejauhmana analisis isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari Nilai Berita?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sejauhmana analisis isi Isi Berita ”SKOR 15” RRI Bandung Ditinjau dari Nilai Berita.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari unsurAktualitas.


(9)

7

2. Untuk Mengetahui isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari unsurFaktualitas.

3. Untuk Mengetahui isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari unsurPenting.

4. Untuk Mengetahui isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari unsurMenarik.

5. Untuk Mengetahui isi Berita ” SKOR 15” RRI (Radio Republik Indonesia) ditinjau dari Nilai Berita.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya teori komunikasi massa dan penelitian analisis isi dengan bidang tinjauan nilai berita.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Bagi Peneliti, penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Caranya yakni melalui pencarian lalu perbandingan antara ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dengan fakta dan kondisi yang sesungguhnya terjadi di lapangan.

2. Bagi universitas, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para mahasiswa, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalistik yang akan melakukan penelitian yang sama.


(10)

3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi wartawan RRI Bandung untuk lebih meningkatkan kualitas isi Berita Acara SCORE 15 yang berkaitan dengan nilai berita.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Untuk melandasi pemikiran dalam membahas penelitian, peneliti mengemukakan pemikiran sebagai berikut :

Dilihat dari tatanan komunikasi, maka komunikasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komuniaksi massa. Menurut Jalaludin Rakhmat, “komunikasi massa yaitu komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khlayak yang terbesar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau media elektronik, sehingga pesan yang sama dapat disampaikan secara serentak dan sesaat” (Rakhmat, 1996:189). “pengertian komunikasi masa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar” (Mc Quail, 1996:189).

Dalam proses penggunaannya, komunikasi mengutamakan bahasa (komunikasi verbal) sebagai alat dalam melangsungkan komunikasi, tetapi kadang-kadang menggunakan penggunaan gambar, gerak tubuh juga intonasi suara (komunikasi verbal) akan sangat menunjang dan membantu dalam proses komunikasi.

Komunikasi massa sering disamakan dengan komuniaksi yang menggunakan media. Media disini adalah media massa, seperti surat kabar


(11)

9

mempunyai sirkulasi yang luas dalam menyebarkan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak.

“Media massa adalah media yang khusus digunakan oleh komuniaksi massa” (Palapah dan Syamsudin, 1983:101). Media massa singkatan dari media komunikasi massa yang merupakan channel of communication, yaitu seluruh saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi. Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya percetakan surat kabar atau media massa cetak dengan system silinder maka istilah pers muncul, pada awalnya pers terbatas pada surat kabar dan majalah dan orang yang akan menyamakan istilah jurnalalistik dengan pers, bahkan wartawan mendapatkan julukan insan pers.

Pers dituntut untuk menyampaikan laporan-laporan tentang kejadian sehari-hari secara jujur, mendalam, dan cerdas, dalam suatu konteks yang memberi arti kepada kejadian-kejadian itu. Pers dituntut untuk selalu akurat, tidak boleh berbohong. “Ini juga berarti pers harus menyatakan fakta sebagai fakta dan pendapat” (Peterson dalam Idris, 1987:99).

“Dan merupakan tugas wartawan untuk tetap menyajikan berita yang bermanfaat dan penting untuk masyarakat, wartawan perlu mempertahankan semangat untuk menghasilkan sebuah berita yang standard dan bagaimana pun juga wartawan mengemban tugas sebagai pemasok informasi dari lembaga yang bernama pers”. (Abrar,1995 : 67).


(12)

Yang terkandung dalam nilai-nilai berita menurut Mitchel V. Charnley, yaitu : a. Aktualitas

Artinya peritiwa terbaru, terkini atau hangat (up to date) sedang atau baru saja terjadi (fecent event). Dalam unsur ini terkandung makna harfiah berita (news), yakni informasi tentang sesuatu yang baru (new). “Berita saat ini, sedang berlangsung dan seringkali adalah dari hari atau saat sebelumnya”.

b. Faktualitas

Yakni adanya fakta-fakta benar-benar terjadi, bukan fiksi. Fakta muncul dari kejadian nyata, pendapat, dan pernyataan.

c. Penting

Penting disini meliputi dua hal. Pertama, besar kecilnya ketokohan orang yang terlibat dalam peristiwa, kedua, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat.

d. Menarik

Menarik artinya memunculkan rasa ingin tahu dan minat Mendengarkan. Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca (Romli, 2003:35-39). Teori yang digunakan menggunakan teori agenda setting model yang dikenalkan oleh Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam “Public Opinion Quarterly” diterbitkan tahun 1972, yang berjudul “The Agenda Setting Function Of Mass Media”. Kedua ahli tersebut mengatakan bahwa jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. (Efendy, 2000:287).


(13)

11

Gambar 1.1 Model Agenda Setting

Sumber : (Rakhmat, 2000:71)

Dari variabel panjang di penelitian ini adalah berisi waktu berita sedangkan pada variabel penonjolan merupakan bentuk beritanya dan pada variabel konflik merupakan isi berita olahraga yang mengandung unsur nilai berita. Sedangkan dari variabel efek media memberikan informasi berita yang diterbitkan kepada khalayak.

Dari semua variabel terdapat efek lanjutan yang merupakan pengenalan berita kepada khalayak, penting atau tidak berita menurut khlayak serta bermutu atau tidaknya berita yang dilihat khalayak.

Konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses teori agenda setting, menurut Manhein, meliputi tiga agenda, yaitu :

1. Untuk agenda media, mencakup dimensi-dimensi :

a. vasibiliatas (Visibility) : jumlah dan tingkat menonjolnya berita.

b. Tingkat menonjol bagi khalayak (Audience Saliance) : relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.

c. Valensi (vance): menyenangkan atau tiadak menyenagkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Untuk anggota khalayak, mencakup dimensi-dimensi :

Variabel Efek Lanjutan -Persepsi -Akal Variabel Efek

-Pengenalan -Solience -Prioritas Variabel Antar

-Sifat Stimulus -Sifat Khalayak Variabel Media

Massa -Panjang -Penonjolan -Konflik


(14)

a. Keakraban (Familiarty ): derajat kesadaran akan topik tertentu.

b. Penonjolan pribadi(Personal salience): relevansi kepentingan dengan ciri pribadi.

c. Kesenangan (Favorability): pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.

3. Untuk agenda kebijaksanaan, mencangkup dimensi-dimensi :

a. Dukungan (Support): kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu)

b. Kemungkinan kegiatan (Like hood of action): kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c. Kebebasan bertindak (Freedom of action): nilai kegiatan yang mungkin dilakuakan pemerintah. (Effendy, 2000 : 288-289)

Teori Agenda Setting merupakan proses linear. Konsep-konsep seperti agenda media dan agenda public, dioprasionalkan sebagai susuanan isu-isu yang diberitakan media massa, dan susunan isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat. Agenda media itu sendiri harus disusun oleh orang media, agenda media dalam, beberapa hal mempengaruhi atau berinteraksi dengan naluri publik terhadap isu, yang nantinya mempengaruhi agenda kebijaksanaan. Agenda kebijaksanaan adalah apa yang dipikirkan oleh para pembuat kebijakan publik dan privat penting atau pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting oleh publik.


(15)

13

1.5.2 Kerangka Konseptual

Penelitian ini mengupas satu variabel, yaitu Nilai Berita dari isi berita acara SKOR 15 di RRI Bandung di tinjau dari Nilai Berita. Nilai Berita ada empat, yaitu :

1. Aktualitas, artinya peristiwa terbaru, terkini atau hangat (up to date), kesegaran peristiwa yang di siarkan oleh RRI .

2. Faktualitas, artinya adanya fakta (fact), benar-benar terjadi, bukan fiksi (rekaan, khayalan atau karangan) yang di siarkan oleh RRI.

3. Penting, artinya yang didalamnya terdapat unsur tokoh yang penting dalam sebuah peristiwa yang penting dan mempengaruhi masyarakat.

4. Menarik, artinya memunculkan rasa keingin tahuan pembaca terhadap peristiwa yang terjadi sehingga menumbuhkan minat untuk mendengar. Seperti yang diungkapkan effendy bahwa “Berita merupakan laporan tercepat mengenai fakta atau opini, yang mengandung hal menarik atau penting kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk”.

Maksudnya adalah penduduk merupakan pembaca atau khalayak yang mendengar (Radio Republik Indonesia)RRI, karena berita merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi mereka, karena informasi yang disuguhkan berdasarkan fakta dan informasi yang didapat lebih cepat dan aktual serta terpercaya.

Dalam hal-hal tertentu, analisis isi mungkin cukup banyak mengungkapkan nilai-nilai, asumsi, dan lingkungan sosial para pembuat atau dalam hal isi berasal dari sumber spesifik yang dapat dikenali.


(16)

1.6 Konstruksi Kategori

Teknik penelitian yang digunakan adalah analisis isi (content analysis). M. Antonius Birowo dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi, menyatakan bahwa “Analisis isi mengedepankan penyajian data secara terstruktur serta memberikan gambaran terinci tentang objek penelitian berupa pesan komunikasi.” (Birowo, 2004 : 146). Data yang di teliti di buat terstruktur untuk mendapatkan hasil yg terperinci tentang apa yang terkandung dalam isi berita atau pesan komunikasi yg di teliti.

Menurut Stempel (1983), ada empat tahapan metodologis yang digunakan dalam teknik analisis isi (dalam Birowo, 2004 : 152), yaitu:

1. Penentuan unit analisis : Naskah Berita

“Langkah pertama yaitu melakukan penentuan unit analisis (gambar, judul, kalimat, paragraf, atau keseluruhan isi teks suatu berita yang akan diteliti)”. (Birowo, 2004 : 152). Yang menjadi objek penelitian adalah seluruh paragraf yang terdapat dalam berita pada acara score 15. Paragraf terdiri dari kalimat-kalimat yang mengembangkan suatu gagasan dan saling berkaitan satu sama lain.

2. Konstruksi kategori : nilai berita dilihat dari penggunaan bahasa dengan unsur aktualitas, faktualitas, penting dan menarik.

Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu cara menyandi (coding) pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri atau sifat tertentu melalui konstruksi kategori. Konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan pada konsep. (Kriyantono, 2006 : 19). Pengembangan dan penetapan


(17)

15

konstruksi kategori digunakan sebagai indikator dalam mengklasifikasikan pesan komunikasi yang sedang diteliti. (Birowo, 2004 : 153).

Berikut adalah konstruk kategori yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 1.1

Konstruk Kategori

Sumber: Hasil Analisa Peneliti, april 2010

3. Populasi : 15 (lima belas) berita yg akan di analisis diambil dari berita acara score 15 di RRI Bandung dari tanggal 1 maret sampai 30 maret 2010.

4. Reliabilitas koding : Pengkodingan dilakukan oleh tiga orang yaitu wartawan, kepala pemberitaan dan peneliti sendiri untuk

Konstruk

Kategori Sub Konstruk

Aktualitas Memunculkan berita terbaru Berita yang sedang terjadi Faktualitas Beritanya bukan karangan fiksi

atau khayalan Berdasarkan fakta

Penting Terdapat tokoh penting yg terlibat

Mengandung unsur kepentingan orang banyak

Menarik Memunculkan rasa ingin tahu Memunculkan minat mendengar


(18)

selanjutnya diuji reliabilitasnya guna memperoleh kesepakatan terhadap alat ukur (sub konstruk).

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dalam penelitian ini metode yang di pakai adalah metode deskriptif “suatu metode penelitian yang berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secarah factual dan cermat” (Rakhmat, 2002:22).

“Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi..” (Rakhmat, 1989:34)

Sementara itu, teknik penelitiannya menggunakan analisis isi. Analisis isi menurut Jalaludin Rakhmat, mengemukakan “analisis isi berguana untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang” (Rakhmat 1985:89), sedangkan menurut Guido menggambarkan “analisis isi sebagai system formal untuk melakukan sesuatu yang sering kita lakukan secara informal dengan mengambil kesimpulan dari pengamatan isi” (Stempel 1983:7).

Analisis isi yang digunakan dalam penelitian dimaksudkan untuk memaparkan antara yang diperoleh dengan cara mengelompokan dan mentabulasikan berdasrakan ketegori yang telah ditetapkan berdasarkan data tersebut, kemudian dijelaskan dan disimpulkan.


(19)

17

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisi isi. Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara, mengadakan tanya jawab langsung kepada wartawan yang berhubungan dengan masalah ini baik yang berkompeten di lembaga penyiaraan RRI Bandung. Jenis wawancaranya adalah “Research interview”. Yaitu wawancara yang digunakan untuk melengkapi data ilmiah (Kartono, 1999:174)

b. Lembar Koding, yaitu cara untuk mengumpulkan data dan informasi dengan dengan teknis analisis isi. Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu tata cara menyandi (koding) pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui oprasionalisasi variabel lalu diikuti penyusunan konstruksi ketegori untuk kemudian menelaah dan memaparkannya, dimana pada penlitian ini Analisis isi nilai berita acara SKOR 15. Analisis isi adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang (Rakhmat, 1989 :122)

c. Studi Pustaka, yaitu suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis guna memperoleh para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan, menelaah referensi serta data-data tertulis lainnya yang sesuai dengan penelitian.


(20)

Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu tata cara koding pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui oprasionalisasi variabel. Namun dalam penelitian ini, penyandian berdasarkan konstruksi kategori yang telah disusun untuk kemudian menelaah dan memaparkan berita acara SKOR 15.

1.8.2 Teknik Analisis Data

Meunurut Stempel dalam bukunya analisi isi, ada empat tahapan metodologis yang digunakan dalam teknik analisi isi, yaitu pemilihan satuan analisis, konstruksi kategori, penarikan sampel, dan reliabilitas koding (Stempel dalam rakhmat 1997 : 11).

1. Pemilihan analisis, yaitu satuan penelitian yang dapat berupa kata, pernyataan, kalimat, paragraph, atau seluruh artikel. Jawabannya harus berkaitan dengan tujuan penelitian.

2. Kategori, yaitu mengidentifikasikan lambang-lambang yang relevan dengan memperhatikan :

a) Kategori harus berkaitan dengan tujuan penelitian b) Ketegori harus bersifat fungsional

c) Sistem kategori harus dapat dipakai

3. Penarikan sampel adalah memastikan bahwa sampel mewakili populasi yang dimaksudkan.

4. Reliabilitas koding, yaitu reliabilitas berarti konsisitensi klasifikasi sehingga dapat diartikan bahwa reliabilitas koding yaitu bagaiman mencari kesepakatan anatara koding terhadap ketegori yang ditentuakan terlebih


(21)

19

dahulu agar tidak terjadi kekeliruan pada penelitian (Stempel, dalam Rakhmat 1997:11).

Studi pustaka, yaitu teknik dengan mengumpulkan data atau keterangan dari peneliti buku, artikel dan berita di media cetak maupun informasi tertulis lain yang relevan guna mendukung penelitian.

1.8.3 Reliabilitas Koding

Reliabilitas koding merupakan alat ukur yang digunakan tingkat kesepakatan pelaku koding yaitu dengan menggunakan koefisien korelasi pearson’s ( C ), untuk data berskala nominal. Ada perbedaan dalam pengukuran bersifat normatif dan kuantitatif perbedaan tersebut dimaklumi apabila masih berada dalam batas kesepakatan tertentu.

Koefisien korelasi pearson’s C. hasil akhirnya berupa indeks reliabilitas koding yang memperlihatkan tingkat kesempatan diantara pelaku koding koefisien umum yang dipergunakan :

0.0 – 0.20 atau 0.20 % korelasi sangat rendah 0.21-0.40 atau 21-40 % korelasi rendah tapi ada 0.41-0.70 atau 41-70 & kolerasi sedang

0.71-0.90 atau 71-90 % kolerasi tinggi

0.91-100 atau 91-100 % kolerasi sangat tinggi (Surakhamn, 1998:302).

Reliabilitas adalah konsistensi klasifikasi penelitian dapat objektif dan sistematis,


(22)

C = X2 X2 + N

X2 = Nilai chi kuadrat hitung untuk tabel N = Ukuran populasi dalam sampel (Sudjana, 1987:147)

Rumus (1 – C) x 100%

Untuk mengetahui presentasi tingkat kesepakatan pelaku koding digunakan indeks reliabilitas koding yang terhitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Krippendoprf (1980), (1 – C) x 100%”. (Surakhman, 1998:305).

Untuk pengkodingan dilakuakan oleh orang yang bertindak sebagai koder dari penelitian analisis isi berita Politik dan Pemerintahan dalam harian umum Media Indonesia ditinjau dari Nilai Berita.

Pemilihan koder berdasarkan berbagai pertimbangan salah satunya yaitu pengalaman dan kemampuan dalam mengiterpretasikan suatu berita. Peneliti sebagai koder karena peneliti dapat juga berperan sebagai pengamat dan penganalisa, wartawan sebagai koder karena di lihat dari pengetahuannya dalam kajian di bidang jurnalistik.


(23)

21

1.9. Populasi dan Sampel 1.9.1. Populasi

Populasi adalah kumpulan objek penelitian, dapat berupa orang organisasi, kelompok, buku lembaga, surat kabar, dan lain-lain (Rakhmat, 2000 : 78). Populasi dalam penelitian ini adalah15 berita Olahraga di acara SKOR 15 RRI Bandung dari tanggal 1 maret sampai 30 maret.

1.9.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang diangggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002:58).

Menurut Rakhmat (2000:78) sampel adalah bagian yang diamati atau diteliti. Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah naksah berita olah raga di (Radio Republik Indonesia).

Dalam teknik pengambilan data, peneliti mengunakan racangan total sampling, artinya sampel diambil dari keseluruhan populasi dengan berita olahraga sebanyak 15 (lima belas) berita dengan data berupa naskah berita dalam program acara skor 15.

1.10 Lokasi dan waktu penelitian 1.10.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitan dilakukan di Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung Jl. Diponogoro No. 61 Bandung, Kotak Pos 1055, Telp (022) 7218073-727031, Fax. (022) 7218075 Website www.rri.co.id.


(24)

1.10.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan febuari 2010 sampai dengan juni 2010.

Tabel 1.2

Waktu dan Jadwal Penelitian

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengajuan

judul

2. Penulisan Bab I Bimbingan

3. Seminar UP

Bimbingan

4. Penulisan Bab II Bimbingan

5.

Pengumpul an data perusahaan Bimbingan

6. Pengolahan Data Penulisan Bab III Bimbingan

7. Penulisan Bab IV


(25)

23

1.11. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab I berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian (meliputi maksud penelitian, tujuan penelitian), kegunaan penelitian (meliputi kegunaan teoritis, kegunaan praktis), kerangka pemikiran (meliputi kerangka teoritis, kerangka konseptual), metodologi penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, populasi dan sampel, waktu dan tempat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab II berisi uraian mengenai literatur ilmu komunikasi mencakup teori- teori berdasarkan studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Literatur tersebut meliputi tinjauan mengenai komunikasi, yakni definisi, karakteristik, proses, tujuan serta fungsi komunikasi; tinjauan mengenai komunikasi massa yakni definisi, ciri dan fungsi komunikasi massa; tinjauan mengenai media massa yakni definisi media massa; fungsi dan peranan serta jenis radio; tinjauan mengenai berita yakni definisi dan jenis rubrik serta ulasan mengenai Rubrik ”Topik, tinjauan mengenai analisis isi dan tinjauan mengenai Model Agenda-Setting.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bab III berisi uraian mengenai objek penelitian atau gambaran umum media elektronik radio meliputi sejarah singkat Radio RRI Bandung, visi dan misi, profil objek penelitian yakni profil perusahaan dan pembaca, logo


(26)

perusahaan yakni logo produk dan logo promo, struktur perusahaan, job description, latar belakang penyajian Berita di Radio RRI, serta sarana dan pra sarana perusahaan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi uraian mengenai data dari hasil penelitian yang didapat melalui dokumentasi, studi pustaka dan wawancara dan pengolahan data melalui pengkodingan. Setelah itu dilakukan analisis data, dan dibuat deskripsi interpretasi dari hasil penelitian tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab IV berisi uraian mengenai kesimpulan dari seluruh isi penelitian serta saran-saran bagi lembaga perusahaan dan akademik.


(27)

25 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1. Definisi Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang artinya sama, yakni sama makna mengenai suatu hal. Komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya mempunyai kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, dengan demikian pernyataan yang dilontarkan akan mudah dimengerti dan tentunya bersifat komunikatif. Secara umum, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun secara tak langsung melalui media.

Harold Lasswell mengemukakan pengertian komunikasi yang efektif melalui paradigma dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society sebagai berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa?)

Menurut paradigma tersebut, Lasswell mengartikan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dibawah ini adalah penjelasannya:


(28)

Tabel 2.1 Model Lasswel

No. Pertanyaan Jawaban

1.

2.

3.

4.

5.

Siapa (Who)?

Mengatakan apa (Says What)?

Melalui saluran apa (In Which Channel)?

Kepada siapa (To Whom) ?

Dengan efek apa (With What Effect) ?

Komunikator (Communicator) : Orang yang menyampaikan pesan.

Pesan (Message) : Pernyataan yang didukung oleh lambang.

Media (Media) : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

Komunikan (Receiver) : Orang yang menerima pesan.

Efek (Effect) : Dampak sebagai pengaruh pesan.

(Sumber : Effendy, 2003 : 253)

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni:

Komunikator (communicator, source, sender) Pesan (message)

Media (channel, media)

Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient) Efek (effect, impact, influence)


(29)

27 Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2005 : 10).

2.1.2.Karakteristik Komunikasi

Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks. Bisa dilakukan secara langsung antara satu orang atau lebih dengan yang lainnya, bisa juga dilakukan melalui media baik massa maupun nirmassa.

Untuk melihat betapa kompleksnya komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja menjelaskan beberapa karakteristik komunikasi yaitu :

1. Komunikasi adalah suatu proses.

Komunikasi sebagai suatu proses artinya, komunikasi merupakan serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor dan unsur, antara lain: komunikator, pesan, saluran atau alat yang dipergunakan, komunikan, dan dampak dari komunikasi.

2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai komunikator. Sadar artinya kegiatan komunikasi dilakukan dalam keadaan mental psikologis yang terkendalikan. Disengaja maksudnya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan kehendak komunikator.

3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat.

Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.


(30)

4. Komunikasi bersifat simbolis.

Pada dasarnya, komunikasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang seperti; bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.

Selain bahasa verbal, terdapat lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gerak tubuh, warna, jarak, dan lain-lain.

5. Komunikasi bersifat transaksional.

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yakni memberi dan menerima. Pengertian transaksional menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang saling bekerjasama.

6. Komunikasi menembus ruang dan waktu.

Komunikasi menembus ruang dan waktu maksudnya, komunikator dan komunikan yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Hal itu bisa dilakukan dengan bantuan teknologi komunikasi seperti telefon, video text, teleconference, dan lain-lain. (Sendjaja, 2004 : 1.13-1.116)

2.1.3. Proses Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi pada intinya terdiri dari dua perspektif yakni dari psikologis (proses pengemasan pikiran dengan bahasa yang terjadi dalam benak komunikator) maupun mekanistis yang kemudian terbagi menjadi beberapa tahap :

1. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dan atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang atau simbol berupa bahasa, kial, syarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu ”menerjemahkan” pikiran, perasaan komunikator kepada komunikan.


(31)

29 2. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua, setelah memakai lambang sebagai media pertama. 3. Proses komunikasi secara linear, yakni proses komunikasi yang

berlangsung satu arah. Biasanya komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan-pesan komunikasi yang diterimanya.

4. Proses komunikasi secara sirkular, yakni proses komunikasi yang berlangsung dua arah artinya terdapat feedback atau umpan balik dari komunikan. (Effendy, 2003 : 33-40).

Pada proses komunikasi secara primer, pikiran dan atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer tersebut yaitu lambang-lambang. Dengan demikian, pesan (message) yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (content) dan lambang-lambang (symbols).

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, karena hanya bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini. Selain bahasa, gambar juga banyak digunakan dalam berkomunikasi, karena gambar melebihi kial, isyarat dan warna dalam hal ”menerjemahkan” pikiran seseorang tetapi tetap tidak dapat melebihi bahasa. Demi efektifnya komunikasi, lambing verbal dan non verbal tersebut sering dipadukan penggunaannya.

Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Maka, dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus


(32)

memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Komunikasi dalam proses sekunder semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi serta teknologi lain yang sudah semakin canggih.

2.1.4. Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah: 1. Perubahan sikap (attitude change)

2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan social/ masyarakat (social/ society change) (Effendy, 2003 : 55)

2.1.5. Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar mengutip fungsi komunikasi menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson:

“Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.” (Mulyana, 2005 : 5).

2.1.6 Tipe Komunikasi

Tipe komunikasi diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang dan pengalaman dari masing-masing pakar. Memperhatikan pendapat para pakar maka dibawah ini akan diuraikan lima tipe atau tingkatan komunikasi beserta fungsinya masing-masing.


(33)

31 1. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Komunikasi Antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih. Komunikasi yang di lakukan hanya dengan beberapa orang.

2. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)

Komunikasi Kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga atau lebih secara bertatap muka atau menggunakan sebuah alat bantu. Kelompoknyapun dapat dibagi menjadi dua yakni kelompok besar atau kelompok kecil disini termasuk kelompok dalam suatu organisasi.

3. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Dalam komunikasi massa, pesan dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak yang bersifat massa melalui alat-alat mekanis, seperti televisi, radio, surat kabar, atau film.

4. Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau audiens communication.(Dewi, 2007:6)

Penelitian ini termasuk dalam komunikasi massa komunikasi yang mengirimkan pesan melalui media massa khususnya radio yang di teliti dalam penelitian ini.


(34)

2.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukan oleh Bittner yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya Komunikasi Massa, yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (2004:3). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan yang luas yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media yang termasuk media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, film, dan sebagainya.

2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Untuk membedakan komunikasi massa dengan bentuk komunikasi yang lain, berikut beberapa ciri komunikasi massa yang dikemukakan Sutrisna Dewi dalam buku Komunikasi Bisnis :

a. Pesan bersifat terbuka

b. Penerima adalah khalayak yang variatif

c. Pengirim dan penerima dihubungkan oleh saluran yang diproses secara mekanik.

d. Berlangsung satu arah dan kecepatan umpan balik tergantung pada teknologi.


(35)

33 f. Biaya produksi cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga yang

relatif lebih banyak. (2007:7).

2.2.3. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa secara umum menurut Karlinah dalam Karlinah, dkk seperti yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya Komunikasi Massa, antara lain adalah :

1. Fungsi Informasi

Media massa adalah penyebar informasi yang merupakan suatu kebutuhan pembaca, pendengar atau pemirsa.

2. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya, karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik, melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembacanya.

3. Fungsi Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk, features, iklan, artikel, dan sebagainya, dimana khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan di televisi ataupun surat kabar. 4. Fungsi Proses Pengembangan Mental

Untuk mengembangkan wawasan kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain, karena melalui komunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya.


(36)

Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuain tersebut.

6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan. (2004:19-22)

2.3. Radio sebagai Media komunikasi Massa

Radio merupakan salah satu jenis dari jenis-jenis media massa lainnya. Untuk lebih memperjelas kedudukan Radio dalam media massa dapat digambarkan sebagai berikut :

Surat kabar

Media massa cetak Majalah

Media massa Tabloid, dll

Radio

Media massa elektronik Televisi Film Internet

Berikut ini penjelasan dari Palapah dan Syam dalam “Studi Ilmu Komunikasi” mengenai radio adalah sebagai berikut:

“Istilah “radio” dimaksudkan adalah “Keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan yang dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima dirumah, dimobil, dikapal, dan sebagainya.” (Palapah dan Syam, 1983:107).

Sebagai unsur dari media massa, radio siaran mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Penyampaian pesan melalui radio siaran


(37)

35 dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan kalaupun ada lambang-lambang nonverbal yang dipergunakan jumlahnya sangat minim. Dikarenakan sifatnya auditori, untuk didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik. Penyajian hal yang menarik dalam rangka penyampaian pesan adalah penting.

2.3.1 Perkembangan radio siaran

Sejarah radio pertamakali dimulai pada tahun 1895, dengan munculnya “The Wireless Telegraph Company” yang didirikan oleh seorang insinyur elektronika dari Italia. Dia menemukan suatu alternatif untuk mengirim pesan tanpa menggunakan kabel melewati jarak yang cukup jauh.

Rangkaian siaran yang pertama dimulai pada tahun 1919 oleh seorang Belanda. Dia adalah orang pertama yang mengudarakan siaran yang sudah dia umumkan sebelumnya, sehingga orang-orang memang menunggu program siaran tersebut dan siaran tersebut tidak hanya didengar secara kebetulan. Penyusunan acara dimulai dari: konser, drama radio, dan berita dapat disiarkan.

Pada tahun empat puluhan dan lima puluhan sebuah media baru mulai dikembangkan. Sejak itu, orang tidak hanya dapat mendengarkan apa yang terjadi di seluruh dunia, mereka juga dapat melihatnya. Hal ini memberikan kesadaran pada orang-orang bahwa peran radio sudah berubah. Orang-orang menyadari peralihan fungsi radio pada sekitar tahun enam puluhan dan tujuh puluhan. Industri musik menjadi bertambah penting bagi radio. Karena musik


(38)

dan karena peran radio sebagai sebuah media imajinasi, radio menjadi populer lagi dan bahkan semakin bertambah populer.

Dengan bertambahnya kepopuleran dari stasiun radio, menjadikan para pihak staiun-staiun radio menentukan kelompok-kelompok sasaran. Mereka membuat programa khusus, misalnya untuk masyarakat kelas menengah atau dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Tetapi para pendengarnyalah yang akan menentukan pilihan dari staiun-stasiun yang ada.

Upaya variasi dari berbagai staiun radio dimulai pada tahun 1950-an dan 1960-an. Pada masa itu beberapa stasiun radio memiliki programa-programa khusus untuk anak-anak sekolah, untuk anak-anak kecil, untuk ibu-ibu rumah tangga, dan bahkan untuk para suami mereka saat pulang kerja.

Pada perkembangan selanjutnya, radio juga menawarkan programa-programa yang sederhana dan lebih murah, yaitu musik, phone in, wawancara, yang kebanyakan diprogramkan secara horizontal, program yang sama setiap hari pada waktu yang sama.

Radio sebagai salah satu bagian dari komunikasi massa pada perkembangannya telah mendapat tersendiri, baik bagi masyarakat maupun diperkotaan atau dipedesaan. Hal ini karena radio memiliki sifat yang sangat pribadi diantara semua manusia. (Stokkink, 1997:12-16).

2.3.2 Kelebihan dan kekurangan radio

Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa sekarang ini radio merupakan salah satu media untuk komunikasi dan juga hiburan yang tidak dapat dipungkiri


(39)

37 lagi keberadaan serta perkembangan staiun-staiun radio. Meskipun demikian radio tersebut memiliki beberapa kelemahan-kelemahan disamping tentunya terdapat kelebihan-kelebihan.

Kelebihan- kelebihan sebuah programa radio:

1. Programa radio merupakan cara yang tercepat untuk menyampaikan berita dibandingkan dengan surat yang dikirimkan melalui kantor pos, dan programa televisi yang lebih sempit jangkauannya sehingga programa itu harus disampaikan melalui alat pemancar lain dalam bentuk video-tape. Hal ini semua berarti membutuhkan waktu untuk pengangkutannya.

2. Programa radio mempunyai daerah jangkauan yang luas.

3. Berita-berita melalui radio dapat dilengkapi dengan acara-acara yang menarik, misalnya musik atau efek suara dan sebagainya.

4. Radio merupakan sarana komunikasi yang paling akrab. Dimana radio dapat menjadi teman bila sedang mengadakan perjalanan dengan kereta api, mobil, ataupun ketika berada dirumah.

Kekurangan-kekurangan sebuah programa radio:

1. Programa radio tidak dapat dilihat, sehingga seolah-olah pendengar menjadi buta.

2. Radio lebih mahal daripada surat kabar 3. Tidak semua hal dapat diberitakan, karena: a. Waktu sangat berharga

b. Pendengar hanya mengkonsentrasikan diri pada saat tertentu saja. c. Tidak dapat dilihat

(Sunyoto, 1977:3-4) 2.4 Tinjauan Tentang Analisis Isi

Menurut Berelson dan Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematika, objektif, dan


(40)

kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Sedangkan menurut Budd (1967), analisis adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobsevasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. (Kriyantono, 2007:228)

Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya. (Rakhmat, 2005:89)

Penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui tahap-tahap seperti:

1. Perumusan Masalah. Masalah harus dapat dirumuskan dalam pertanyaan yang dapat di ukur.

2. Perumusan Hipotesis. Hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol, hipotesis penelitian, atau hipotesis statistik.

3. Penarikan Sampel. Penarikan sampel dimulai setelah kita menentukan satuan analisis (units of analysis).

4. Pembuatan Alat Ukur. Bila masalah sudah dirumuskan secara operasional, pengembangan alat ukur tidak terlalu sulit.

5. Pengumpulan Data. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar koding (cooding sheet) yang dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan pada tahap pembuatan alat ukur.


(41)

39 6. Analisis Data. Data dapat di analisis dengan menggunakan tabulasi

silang atau tabel biasa.

McQuail dalam buku Mass Comunicatin Theory (2000:305) mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi pesan, membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial, isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat, mengetahui fungsi dan efek media, mengevaluai media performance, serta mengetahui apakah ada bias media.

2.5. Tinjauan Mengenai Model Agenda-Setting

Model Agenda-Setting dirumuskan oleh McComb dan Donald L. Shaw dalam “Public Opinion Quarterly” yaitu, “jika media memberikan tekanan kepada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.” (Effendy, 2003 : 287).

Teori ini berasumsi bahwa media mempunyai kemampuan mentransfer isu untuk mempengaruhi agenda publik. Khalayak akan menganggap suatu isu itu penting karena media menganggap isu itu penting juga. (Griffin, dalam Kriyantono, 2006 : 220).

Teori Agenda-Setting mempunyai kesamaan dengan Teori Peluru yang menganggap media mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Bedanya, Teori Peluru memfokuskan pada sikap (afektif), pendapat atau bahkan perilaku. Agenda-Setting memfokuskan pada kesadaran dan pengetahuan (kognitif).

Pada awal perkembangannya, riset Agenda-Setting lebih banyak murni kuantitatif. Konsep-konsep seperti agenda media dan agenda publik, dalam tradisi kuantitatif dioperasionalkan sebagai susunan urutan isu-isu yang diberitakan media massa dan susunan isu-isu yang dianggap penting di masyarakat, sehingga bisa diukur secara kuantitatif. Namun dalam


(42)

perkembangannya, Agenda-Setting digabung dan dilengkapi dengan studi kualitatif, baik sebagai pelengkap studi awal, analisis prosesnya maupun efek lanjutan. (Kriyantono, 2006 : 220-221).

Model ini memfokuskan pada efek Agenda Media terhadap Agenda Publik yang

disertai efek lanjutan pada diri individu dengan memperhatikan karakteristik individu ,

disampaikan oleh Rakhmat (2001 : 69). (dalam Kriyantono, 2006 : 222-223).

Gambar 2.2 Model Agenda-Setting

Variabel Media Massa

Variabel Antara Variabel Efek Variabel Efek Lanjutan

Panjang Sifat Stimulus Pengenalan Persepsi Penonjolan Sifat Rangsangan Saliance Aksi

Konflik Prioritas

Sumber: Rakhmat (dalam Kriyantono, 2006: 222).

Sementara itu Severin dan Tankard dalam Communication Theories, Origins, Methods, Uses in the Mass Media (2005) menyampaikan dimensi-dimensi tiga agenda yang merupakan bagian dari proses linear Teori Agenda-Setting, yaitu:

1. Agenda Media, dimensi-dimensinya:

a. Visibialitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita. b. Tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience), yakni relevansi

isi berita dengan kebutuhan khalayak.

c. Valensi (valance), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Agenda Publik, dimensi-dimensiya:

a. Keakraban (familiarity), yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.


(43)

41 b. Penonjolan pribadi (personal salience), yakni relevansi kepentingan

dengan ciri pribadi.

c. Kesenangan (favorability), yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.

3. Agenda Kebijaksanaan, dimensi-dimensi:

a. Dukungan (Support), yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b. Kemungkinan kegiatan (likelihood of action), yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c. Kebebasan bertindak (freedom of action), yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah. (Kriyantono, 2006 : 221-222). 2.6Pengertian Berita

Pada konteks media cetak, berita dapat diartikan sebagai rekonstruksi dari fakta yang penting dan, atau menarik bagi pembaca yang disebarluaskan melalui media massa dalam bentuk tulisan dengan berbagai kelengkapannya. Ada beberapa kata kunci dalam definisi di atas, yakni: rekonstruksi, fakta, penting dan menarik, bahasa tulis, dan media massa.

1. Rekontruksi

Dalam konteks berita, rekonstruksi diartikan sebagai reka ulang, perekaan kembali sesuatu dalam bentuk yang seutuhnya, tanpa pengurangan atau penambahan, atau perubahan struktur yang mengakibatkan terjadinya perbedaan antara konstruksi sesungguhnya dan konstruksi aksen yang dihasilkan dari upaya rekonstruksi. Semakin pandai pewarta membuat deskripsi dari fakta yang dia sajikan.


(44)

2. Fakta

Sesuatu yang benar-benar terjadi atau sesuatu yang dikatakan benar-benar terjadi oleh seseorang yang dianggap berkompeten. Opini pewarta tidak termasuk dalam katagori fakta yang dimaksud. Namun, opini seseorang adalah fakta bagi si pewarta.

3. Penting dan menarik.

Tidak semua fakta yang direkonstruksi dapat digolongkan sebagai sebuah berita yang bernilai tinggi. Secara garis besar, nilai berita ini sangat ditentukan oleh seberapa penting dan menariknya rangkaian fakta yang disajikan. Semakin penting dan menarik fakta yang disajikan, akan semakin tinggi nilai fakta tersebut. Kemampuan pewarta untuk memadukan syarat penting dan menarik pada fakta yang ia sajikan, akan membuat fakta tersebut semakin mempunyai nilai jual.

2.7Tinjauan Nilai Berita

Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. Ada sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita di antaranya adalah:

1. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu.

Seorang pakar jurnalistik mengatakan, tulisan jurnalistik adalah tulisan yang memberi pembaca pemahaman atau informasi yang tidak ia ketahui sebelumnya.

2. Nyata (faktual), benar-benar terjadi, yakni informasi tentang sebuah fakta (fact), bukan fiksi atau karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata (real event), pendapat (opinion) dan pernyataan (statement) sumber berita. Dalam unsur ini terkandung pula pengertian, sebuah berita harus merupakan informasi tentang sesuatu


(45)

43 sesuai dengan keadaan sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya.

3. Penting, artinya:

a. menyangkut orang penting (news maker, man makes news) seperti ulama, cendekiawan muslim, pejabat, dan

b. menyangkut kepentingan orang banyak, misal peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara langsung, atau dinilai perlu untuk diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak, seperti kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dsb. 4. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita

tulis.

Berita yang biasanya menarik perhatian pembaca, di samping yang aktual, faktual, dan penting, juga bersifat:

a. menghibur (mengandung unsur rekreasi, humor, lucu) b. mengandung keganjilan atau keanehan

c. memiliki unsur kedekatan (proximity), baik secara geografis, emosional, maupun relasional

d. mengandung human interest (menyentuh emosi, menggugah perasaan)

e. mengandung unsur seks, difokuskan untuk mencegah zina f. konflik atau pertentangan dan ketegangan


(46)

44

OBJEK PENELITIAN

3.1. Sejarah Singkat RRI (Radio Republik Indonesia)

RRI merupakan Lembaga Penyiaran Publik Milik Bangsa. Dengan disahkannya Undang Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, RRI saat ini berstatus Lembaga penyiaran Publik. Pasal 14 Undang Undang Nomor 32/2002 menegaskan bahwa RRI adalah Lembaga Penyiaran Publik ynag bersifat independent, netral, tidak komersial dan berfungsi melayani kebutuhan masyarakat. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, RRI terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang merupakan wujud dari unsur publik pemerintah dan RRI. Dewan Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraaan penyiaran. Status sebagai Lembaga Penyiaran Publik juga ditegaskan melalui Peratutan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang Undang Nomor 32/2002.

Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik selama hampir 5 tahun sejak tahun 2002, RRI berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status Perusahaan Jawatan RRI telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independent. Perusahaan Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dai Lembaga Penyiaran Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa


(47)

45

reformasi. Perubahan RRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik telah melampaui proses yang cukup panjang seiring semangat demokratisasi media yang berjalan seiring momentum reformasi. Sebelumnya, RRI adalah Lembaga Penyiaran Pemerintah yang merupakan unit kerja Departemen Penerangan.

Fungsi RRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak hanya memeberikan informasi yang aktual, tepat dan terpercaya, namun juga memberikan nilai-nilai edukatif seperti memberikan porsi pada siaran pendidikan, baik secara instruksional seperti siaran SLTP, SMU dan Universitas terbuka, juga memberikan pendidikan masyarakat seperti siaran pedesaaan, siaran wanita, siaran nelayan dll. Tidak ketinggalan RRI juga menyajikan siaran yang menyajikan nilai seni dan budaya bangsa yang dikemas dalam sajian yang menarik. Hiburan musik dari manca negara pun tersaji apik dalam siaran RRI. Coverage area siaran RRI tidak saja didalam negeri namun juga menembus sampai manca negara yang tersaji dalam Voice Indonesia (Siaran Luar Negeri RRI).

Radio Republik Indonesia, secara resmi didirikan pada tanggal 11 september 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam Jakarta menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan piagam 11 september 1945, yang berisi


(48)

3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal denagn Tri Prasetya RRI. Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan, komitmen RRI untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran/ keyakinan partai atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada broadcaster RRI pada era Reformai untuk menjadikan RRI sebagi lembaga penyiaran publik yang independent, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan government owned radio kearah Public Service Broadcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tangal 7 juni 2000. Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya penyamaan visi (shared vision) dikalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8500 orang yang semula berorientasi sebagai pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas yang cenderung birokratis.

Dewan RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri. “Suara Indonesia”. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyeleggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Progama kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Progama III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas. Di Stasiun Cabang Utama Jakarta terdapat 6 progama


(49)

47

yaitu Progama I untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Progama II untuk segmen pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Progama II khusus berita dan informasi, Progama IV Kebudayaan, Progama V untuk saluran Pendidikan dan Progama VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan “Suara Indonesia”(Voice of Indoonesia) menyelenggarakan siaran dalam 10 bahasa.

Guna merealisir perubahan status RRI menjadi lembaga penyiaran publik YANG “Khas Indonesia”. RRI telah menjalin kerjasama pelatihan dan seminar mengenai prinsip dan aplikasi radio publik dengan radio Swedia, IFES dan Internews. RRI juga sudah merintis pemanfaatan multimedia dengan membuka situs www.rri-online.com serta memanfaatkan saran penyiaran teknologi digital dengan memanfaatkan satelit milik WorldSpace Corporation. Sebagai industri penyiaran, RRI memiliki kesempatan yang sama dengan media penyiaran lainnya mengoperasikan semua kekuatan untuk memberikan yang terbaik bagi publik.

3.2. Visi RRI (Radio Republik Indonesia) Visi dari LPP RRI itu sendiri yaitu :

“Menjadi radio republic milik bangsa, Acuan informasi yang terpercaya, Hiburan yang sehat, Pemberdayaan masyarakat, Perekat budaya, Sejahtera dan unggul, Secara nasional dan bertaraf internasional”


(50)

3.3. Misi RRI (Radio Republik Indonesia) Misi perusahaan adalah :

1. Memberikan pelayanan informasi terpercaya. 2. Menjadi wahana konterol social.

3. Pemberdayaan masyarakat dan mendorong demokratisasi. 4. Perekat sosial, dan keragaman budaya bangsa.

5. Wahana hiburan yang sehat dan kreatifitas masyarakat. 6. Melayani siaran untuk kelompok minoritas

7. Mendorong pemahaman persepsi tentang gender 8. Memanfaatkan dan tanggap teknologi

9. Menyelenggarakan siaran internasional

10.Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan kegiatan penyiaran secara oprasional guna menyukseskan siaran (Arsip RRI Bandung)

3.4. Profil Objek Penelitian 3.4.1. Profil Perusahaan

 Nama Radio : RRI (Radio Republik Indonesia)  Motto : Sekali di Udara Tetap di Udara

 Alamat Redaksi : Jl. Dipenogoro no 61 Bandung 40222  Telp/Fax : (022) 7218073-727031

 Alamat Website : www.rri.co.id  Alamat fax : (022) 7218075


(51)

49

3.5 Logo Radio Republik Indonesia (RRI)

Gambar 3.1

Logo Radio Republik Indonesia

(Sumber : Bagian Pemberitaan RadioRepublik Indonesia)

RRI juga mempunyai logo perusahaan yang digunakan sebagai lambang dari atau symbol, lambang atau symbol tersebut juga mempunyai arti sebagai berikut:

Bentuk Empat Persegi Panjang Tanpa Sudut dan Garis Tepi

Empat persegi panjang menggambarkan kekokohan dan solidaritas. Sudut yang membulat (tidak runcing) melambangkan fleksibilitas RRI. Tidak adanya garis tepi atau batas ataupun bingkai (frame) menunjukkan indepedensi RRI, serta keterbukaan RRI untuk dapat bekerja sama dengan berbagai pihak. Tulisan (Font-Type) “RRI”

Huruf tulisan yang dirancang khusus (tanpa padanan dengan pihak lain), menunjukkan RRI yang kokoh, tegas, dinamis, dan selalu „bergerak maju’.


(52)

Gambar Pancaran Radio

Sebuah image yang menggambarkan kuatnya pancaran siaran radio RRI yang makin meluas, menembus batas, dan selalu „menuju ke atas’. 3 (tiga) lapis pancaran yang terlihat pada logo juga melambangkan Tri Prasetya RRI.

Warna Biru, Biru Langit, dan Putih

Untuk mempertahankan tradisi, warna biru dipilih sebagai warna korporat atau lembaga RRI. Warna biru langit ini melambangkan universalitas RRI, sifat mengayomi, teduh, dan dapat dipercaya. Warna putih pada tulisan RRI melambangkan kejujuran/kebenaran, ke-berimbang-an, dan akurasi.


(53)

51

Struktur LPP RRI

Demikian struktur dari Organisasi LPP RRI Bandung Gambar 3.2

(Sumber: Bagian ADM RRI Bandung 2010)

KEPALA STASIUN KEPALA SUB BAGIAN SDM KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN KEPALA SUB BAGIAN UMUM KEPALA BAGIAN TATA

USAHA KEPALA BIDANG SUMBER DAYA TEKNOLOGI KEPALA SEKSI TEKNIK STUDIO DAN MULTIMEDIA JABATAN FUNGSIONAL KEPALA BIDANG LAYANAN DAN USAHA KEPALA SEKSI LAYANAN PUBLIK KEPALA SEKSI TEKNIK PEMANCAR KEPALA SEKSI SARANA DAN PRASARANA KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN USAHA KEPALA SEKSI PENCITRAAN KEPALA BIDANG PROGAMA SIARAN KEPALA BIDANG PEMBERITAAN KEPALA SEKSI LIPUTAN, BERITA DAN DOKUMENTASI KEPALA SEKSI OLAHRAGA KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN BERITA KEPALA SELEKSI PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAMA KEPALA SEKSI PROGRAMA I KEPALA SEKSI PROGRAMA II KEPALA SEKSI PROGRAMA IV


(54)

3.6. Deskripsi Tugas Kerja

Di dalam bagian pemberitaan RRI bandung, di kepalai oleh seorang Kepala Bidang. Kepala Bidang tersebut mempunyai tugas seperti yang terjabar di bawah ini. Kepala Bidang Pemberitaan RRI Bandung

Ikhtisar Jabatan

Melaksanakan pembinaan/ pengawasan dan pelaksanaan Liputan Berita dan Dokumentasi. Olah Raga serta Pengembangan Berita RRI Bandung.

Uraian Tugas

a) Menyusun langkah kegiatan bidang pemberitaan.

b) Membagi tugas kepala staf dilingkungan Bidang Pemberitaan sesuai dengan bidang tugasnya.

c) Memberi petunjuk/ bimbingan kepada staf di Lingkungan Bidang Pemberitaan langsung maupun tertulis agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.

d) Memeriksa hasil kerja di lingkungan Bidang pemberitaan berdasarkan hasil pelaksanaan tugasnya sebagai bahan pembinaan staf.

e) Mengevaluasi dan menilai kegiatan sataf dengan cara menilai hasil pelaksanaan tugas dan prestasi kerja staf sebagai bahan pembuatan DP3. f) Mengawasi pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang pemberitaan.

g) Melaksanakan pembinaan terhadap SDM berkoordinasi dengan Bidang/ Bagian terkait.


(55)

53

i) Dalam melaksanakan tugasnya seorang Kepala Bagian Bidang dibantu oleh tiga Kepala Seksi, yaitu:

1. Kepala Seksi Liputan Berita dan Dokumentasi

Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan dan evaluasi kegiatan liputan, siaran langsung, redaksional, dan dokumentasi untuk programa station penyiaran Tipe B dan konstribusi untuk pusat pemberitaan.

Uraian tugas seorang kepala seksi liputan berita dan dokumentasi

a) Menyusun langkah kegiatan seksi liputan, berita, dan dokumentasi sebagai pedoman kerja.

b) Membagi tugas kepada staf di lingkungan Seksi liputan, berita, dan dokumentasi sesuai bidang tugasnya.

c) Memeriksa hasil tugas di lingkungan Seksi liputan, berita, dan dokumentasi baik lisan maupun tulisan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.

d) Menyusun jadwal tugas para penyiar siaran berita, ulasan dan komentar sesuai pola siaran agar pelaksanaan berita ulasan dan komentar berjalan lancar. e) Memeriksa naskah akhir berita, ulasan dan komentar dan pelaksanaan.

f) Mengkoordinasikan teknik kegiatan siaran berita ulasan dan komentar dngan kerabat kerja peliputan dan instansi lain yang terkait pada saat sebelum dan sesudah peliputan agar siaran berjalan lancar dengan ketentuan yang berlaku.


(56)

g) Memantau teknik pelaksanaan kegiatan siaran berita ulasan dan komentar secara langsung berdaarkan laporan, guna mengetahui masalah yang timbul dan menyelesaikannya dengan peraturan yang berlaku.

h) Menyusun konsep surat dinas dan dokumen lain yang berkaitan dengan Seksi Liputan Berita, dan Dokumentasi memeriksa dan memaraf sesuai wewenang dan ketentuan yang berlaku.

i) Membuat laporan kegiatan seksi liputan, berita, dan dokumentasi sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis seperti menghadiri rapat, pertemuan, dan acara jumpa pers.

2. Kepala Seksi Olah Raga

Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi kegiatan siaran olah raga untuk program station penyiaran Tipe B dan konstribusi untuk Pusat Pemberitaan.

Uraian Tugas Kepala Seksi Olah Raga:

a) Menyusun langkah kegiatan Seksi Olah Raga sebagai pedoman berita.

b) Membagi tugas kepada staf di lingkungan Seksi Olah Raga sesuai bidang dan tugasnya.

c) Memeriksa hsil kerja di lingkuangan Seksi Olah Raga baik lisan maupun tertulis agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.

d) Menyusun jadwal tugas para reporter agar pelaksanaan peliputa berita ulasan dan komentar berjalan lancar.


(57)

55

e) Memeriksa naskah akhir berita, ulasan dan komentar dan pelaksanaan.

f) Mengkoordinasikan pelaksanaan peliputan kegiatan olah raga dengan kerabat kerja dan instansi lain yang terkait pada saat sebelum dan sesudah peliputan dengan ketentuan yang berlaku agar kegiatan berjalan lancar.

g) Memantau pelaksanaan kegiatan peliputan secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan laporan guna mengetahui masalah yang timbul dan menyelsaikan dengan peraturan yang berlaku.

h) Menyusun konsep surat dinas dan dokumen lain yang berkaitan dengan seksi olah raga, memeriksa dan membubuhkan paraf sesuai wewenang dan ketentuan yang berlaku.

i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tulisan seperti : menghadiri rapat, pertemuan, dan acara jumpa pers.

3. Kepala Pengembangan Berita

Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi kegiatan siaran olah raga untuk program station penyiaran Tipe B dan konstribusi untuk Pusat Pemberitaan.

Uraian Tugas Kepala Pengembangan Berita:

a) Menyusun langkah kegiatan Pengembangan Berita sebagai pedoman kerja. b) Membagi tugas kepada staf di lingkungan Seksi Pengembangan Berita sesuai

bidang dan tugasnya.

c) Memeriksa hasil kerja di lingkungan Seksi Pengembangan Berita baik lisan maupun tertulis agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.


(58)

d) Menyusun jadwal tugas para Produser, Pengarah Acara , dan Presenter agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.

e) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Berita dengan kerabat kerja dan instansi lain yang terkait pada saat sebelum dan sesudah peliputan dengan ketentuan yang berlaku agar kegiatan berjalan lancar.

f) Memantau pelaksanaan kegiatan/ tugas secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan laporan guna mengetahui masalah yang timbul dan menyelesaikan dengan peraturan yang berlaku.

g) Membuat laporan kegiatan Seksi Pengembangan Berita sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

h) Menyusun konsep surat dinas dan dokumen lain yang berkaitan dengan seksi Pengembangan Berita, memeriksa dan membubuhkan paraf sesuai wewenang dan ketentuan yang berlaku.

i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tulisan seperti : menghadiri rapat, pertemuan, dan acara jumpa pers.

Kepala Seksi juga mengepalai beberapa staf dalam pelaksanaannya. Tempat dilakukannya job training adalah bidang seksi liputan, berita, dan dokumentasi. Seksi liputan, berita dan dokumentasi di pimpin oleh kepala seksi yaitu oleh Drs. Sulaiman yang juga enjadi pembimbing penulis di lapangan.


(59)

57

3.7Sarana dan Prasarana

Dalam melaksanakan kegiatannya, RRI didukung oleh peralatan penyiaran yang cukup memadai. Peralatan yang kini menjadi tulang punggung RRI dalam melaksanakan kegiatannya dibiayai : pemerintah. Peralatan yang dimiliki oleh LPP RRI Bandung, antara lain :

1 Studio

Dilengkapi dengan mixer merk Siemens, digunakan untuk musik rekaman, musik tradisional, dan studio untuk siaran. Dilengkapi computer OAC Siemens, tape Deck Studer 1 buah, tape Roll Otari 2 buah, CD player Revok 1 buah.

Continuity drama menggunakan mixer Neve Siemens, tape Otari 2 buah, tape deck Studer dan Tascam, masing-masing 2 buah, cd palyer Revok, microphone dan estandar microphone.

2 Multy Purpose

Studio rekaman menggunakan mixer 16 channel, tape roll merk Otari. CD player merk Revok 1 buah, DAT merk Studer 1 buah, tipe deck Tascam ditambah tape deck Sony masing-masing 1 buah, computer Aws 1 set merk Siemens, dilengkapi dengan studio III dan IV.

3 Room kontrol Master

Ruang pengendali output dan input siaran dengan komputerisasi dari Siemens.


(60)

4 Mobil OB Van

Digunakan untuk kepentingan siaran luar, menggunakan mobil merk Mercedez-Benz. Dilengkapi denagn studio equipment dari Siemens, serta pemancar dengan frekuensi 93, dan 99 Mhz. dilengkapi dengan pemancar radius 60 km/ dari jalan Diponegoro 61 Banding. Untuk keperluan siaran langsung dilengkapi pula dengan news room sebagai pengendali siaran di studio. RRI juga memilki OB Van Satelit yaitu mobil yang fungsinya sebagai penghubung satelit.

5 Phone in Program

Untuk keperluan acara-acara interaktif dilengkapi dengan HIBRID telephone dan untuk siaran langsung central menggunakan jasa satelit. 6 Pemancar

Terletak di lokasi Gedebage, berkekuatan 10 kw, lokasi Puncrut berkekuatan 5 kw, lokasi studio Diponegoro 61 berkekuatan 5kw, dan pemancar back berkekuatan 2 kw.

7 Audiotorium

Terletak di jalan Diponegoro 61 Bandung. Dengan kapasitas tempat duduk 700 orang, listrik berkekuatan 5000 watt.


(1)

(2)

SURAT PERMOHONAN PENGKODING

Bandung, 2010 Kepada Yth.

di Tempat Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Deni Nugraha

NIM : 41804637 Semester : VIII (Delapan)

Program Studi : Ilmu Komunikasi konsentrasi Ilmu Jurnalistik Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

sedang melakukan penelitian dalam rangka melaksanakan penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) di Universitas Komputer Indonesia Bandung, dengan judul “Analisis Isi Berita Acara “SKOR15” di RRI Bandung di Tinjau dari Nilai Berita.

Sehubungan dengan pelaksanaan penyusunan skripsi tersebut, maka peneliti memohon kepada Saudara/i agar kiranya bersedia menjadi pengkoding dalam penelitian yang peneliti lakukan. Sebelumnya perlu peneliti sampaikan bahwa yang akan Saudara/i koding adalah Naskah Berita Feature Program Acara Bandung Akhir Pekan.

Untuk itu besar harapan saya, Saudara/i dapat menyediakan waktu untuk mengkoding berdasarkan petunjuk pengisian pengkoding berita yang peneliti lampirkan bersama dengan lembar pengisian, Pengertian keterangan konstruksi kategori, dan naskah Bandung Akhir Pekan. Tanpa mengurangi rasa hormat, selaku peneliti saya mohon kiranya jawaban yang diberikan sesuai dengan kenyataannya.

Perlu disampaikan bahwa hasil wawancara ini semata-mata hanya akan digunakan untuk mengolah hasil penelitian dan tidak akan dipergunakan untuk keperluan yang lain.

Demikian surat ini disampaikan. Atas kesediaan dan bantuan Saudara/i untuk menjadi pengkoding pada penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya, Peneliti


(3)

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR PENGKODING

1. Kepada Saudara/i disajikan beberapa isi naskah beritaprogram acara Score 15

2. Konstruksi kategori dan indikator unsur-unsur feature yang diuraikan oleh peneliti, yaitu : a. Kreativitas dengan indikator sudut pandang luas dan menarik.

b. Subjektivitas dengan indikator memasukan emosi dan memasukan opini.

c. Informatif dengan indikator bersifat menerangkan dan memberikan kesadaran baru. d. Menghibur dengan indikator tidak membosankan dan hal-hal baru.

e. Awet dengan indikator tahan lama dan tidak mengurangi minat pemirsa. f. Panjang dengan indikator lengkap dan jelas.

3. Untuk pengisian koding pada semua kategori diisi dengan tanda ( ) pada kolom di samping judul feature.

4. Jika kategori sudah ditetapkan, mohon dimasukan jumlahnya pada kolom yang tersedia. 5. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaannya untuk mengisi semua kategori yang ada.


(4)

IDENTITAS PENGKODING

Nama : ...

Tempat/Tanggal Lahir : ...

Umur : ...

Pendidikan : ...

Bagian kerja : ...

Jabatan : ...

Pengalaman Kerja : 1... 2... Alamat : ...

Agama : ...

No Tlp/hp : ...

Email : ...

Bandung...,...2010

Mengtahui/Menyetujui

Nama : Nip :


(5)

(6)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana, Master dan Doktor) baik di Universitas Komputer Indonesia maupun Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dan dipublikasikan orang lain, kecuali secara tulis dan jelas ditentukan sebagai acuan dalam naskah yang disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguh-sungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini serta sangsi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandung,…Febuari 2011

Deni Nugraha 4.18.04.637