PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS PRESIDEN BEM UNILA TERHADAP PEMBENTUKAN DINAMIKA KELOMPOK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS PRESIDEN BEM UNILA TERHADAP PEMBENTUKAN DINAMIKA KELOMPOK (Studi pada Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung)
(Skripsi)
Oleh RIYAN STEPI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(2)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF DEMOCRATIC LEADERSHIP PRESIDENT BEM UNILA TOWARDS DYNAMICS GROUP FORMING
Riyan Stevi
One of student organization intra campus is Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) represent the student institute running organization within reason a governance. As executive organization running governance perhaps BEM require a leader which can arrange and instruct its member to reach the target with, and from leadership style of a leader also formed organizational dynamics. Thereby existence of leader and its leadership style in organization own the strategic meaning. Pursuant to observation result by researcher in Badan Eksekutif Mahasiswa University of Lampung, President of BEM U tend to use the Democratic leadership style. In influencing its member President of active Student BEM U participate with its member good in and also outside organization, and taking decision President of BEM U involve and free its member in submitting opinion.
The purpose of this research is to know how much the influences from democratic leadership style of BEM UNILA President towards dynamics group forming. This research is usingt cuantitative approachwith correlation method as collecting data with quissionaire that is given to the object research. Data analysis is using quantitative analysis with correlation product moment formula.
(3)
The goal of this research is that democratic leadershipstyle of BEM UNILA President can be sayed very good. Democratic leadership style is influencing towards dynamics group forming, this case is shown by square mark (r2) that giving description about how much contribution in the influence of independent variable (democratic leadership style) towards dependent variable (dynamics group forming). Its about 0,915, and means that large contribution of the influence independent variable (democratic leadership style) towards dynamics group forming. It is about 91,5% and the other explain by the factor that is not searched. From the final hypothesis experiment has been shown that democratic leadership style has positive influence toward dynamics group forming. We can see from counting that has been done. It has gotten coeffisien 0,000 and t count mark is 25,857 with signification mark is 0,000 that is smaler than 0,05 therefore Ha isaccepted and Ho is rejected. It means that democratic leadership style has significan influence towards dynamics group that is dynamics.
(4)
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS PRESIDEN BEM UNILA TERHADAP PEMBENTUKAN DINAMIKA
KELOMPOK
Oleh Riyan Stevi
Salah satu organisasi kemahasiswaan intra kampus adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi layaknya sebuah pemerintahan. Sebagai organisasi eksekutif yang menjalankan pemerintahan tentunya BEM membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam mewujudkan tujuannya organisasi berjalan dengan dinamika yang di pengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Dengan demikian keberadaan pemimpin dan gaya kepemimpinannya dalam suatu organisasi memiliki arti yang strategis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di BEM UNILA, Presiden Mahasiswa BEM UNILA cenderung menggunakan gaya kepemimpinan Demokratis. Dalam mempengaruhi anggotanya Presiden Mahasiswa BEM UNILA aktif berpartisipasi dengan anggotanya baik didalam maupun diluar organisasi, dan dalam mengambil keputusan Presiden Mahasiswa BEM UNILA mengikutsertakan dan membebaskan anggotanya dalam menyampaikan pendapat.
(5)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya kepemimpinan demokratis Presiden BEM UNILA terhadap pembentukan dinamika kelompok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional, pengumpulan data menggunakan kuisoner dengan sampel 63 reponden. Analisis data menggunakan analisis data kuantitatif dengan menggunakan rumus korelasiProduct Moment.
Hasil penelitian menyatakan bahwa gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh terhadap pembentukan dinamika kelompok, hal ini ditunjukan dengan nilai R Square (r2) yang memberikan gambaran besarnya kontribusi pengaruh variabel independen (gaya kepemimpinan demokratis) terhadap variabel dependen (pembentukan dinamika kelompok) yaitu sebesar 0,915 yang berarti bahwa besarnya kontribusi pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap pembentukan dinamika kelompok sebesar 91,5% dan selebihnya diterangkan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa gaya kepemimpinan demokratis memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan dinamika kelompok. Dilihat dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,000 dan nilai t hitung sebesar 25,857 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, berarti variabel gaya kepemimpinan demokratis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pembentukan dinamika kelompok yang dinamis.
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan Demokratis, Pembentukan Dinamika Kelompok
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 12 Agustus 1991, anak dari pasangan Tarpi Ari (Alm.) dan Sudarwati. Penulis memiliki dua kakak laki-laki yang bernama Bripda. Rio Andika dan Dwi Saka Randi, S.pi dan memiliki satu adik perempuan yang bernama Intan Faradita.
Jenjang akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak- kanak (TK) Tunas Harapan Kotabumi pada tahun 1996-1997 kemudian Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Gapura pada tahun 1997-2003, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Kotabumi dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kotabumi dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung dengan mengikuti jalur SNMPTN.
Selama menjalankan masa studi di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, penulis juga aktif di beberapa organisasi baik internal maupun eksternal kampus.
(11)
Adapun berbagai aktifitas organisasi yang digeluti penulis selama menjalankan perkuliahan, yaitu:
1. Anggota BEM Fisip Unila periode 2009-2010
2. Anggota Biro III HMJ Ilmu Pemerintahan periode 2010-2011 3. Ketua Umum HMJ Ilmu Pemerintahan periode 2011-2012
Sedangkan dilembaga eksternal kampus, pada tahun 2009 penulis menjadi anggota muda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung Komisariat Sosial Politik Universitas Lampung. Tahun 2010 penulis mengikuti Basic Training yang diadakan HMI Komisariat Sosial Politik Universitas Lampung dan diangkat menjadi Anggota Biasa HMI.
Sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat, Penulis pernah mengikuti kegiatan Kemah Sosial dan Ilmiah Mahasiswa (KSIM) di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 penulis kembali mengikuti kegiatan Bina Desa yang diadakan oleh HMJ Ilmu Pemerintahan di Kabupaten Pringsewu. Sedangkan sebagai kewajiban studi pada tahun 2012 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama ± 40 hari di Desa Gedung Surian, Kecamatan Gedung Surian, Kabupaten Lampung Barat.
Untuk menambah wawasan terhadap isu-isu terkini penulis mengikuti berbagai seminar maupun kuliah umum mulai dari tingkat daerah maupun nasional. Selain itu sebagai bentuk pengembangan diri pada tahun 2010 penulis mengikuti Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar yang diselenggarakan oleh HMJ Ilmu Pemerintahan, dan pada tahun 2011 mengikuti Lexture Exchange Programe (Sesi Penyebaran Pendidikan Integritas dan Anti Korupsi) yang diselenggarakan oleh Integrity Education Network (IEN).
(12)
PERSEMBAHAN
Skrpsi ini saya persembahkan kepada Kedua orangtua
tersuper, Papah Tarpi Ari dan Mamah Sudarwati, hanya
ingin melihat kalian tersenyum bangga yang menjadi motivasi terbesar saya dalam menyelesaikan skripsi ini, Terimakasih atas semua doa, perjuangan, kesabaran, dan
(13)
MOTTO
Terkadang diam itu emas, tapi sayangnya laki-laki gak boleh
pake emas. karena diamnya laki-laki adalah sebuah
pengkhianatan
(Papah)
Terlalu lama apabila kamu menunggu saya bahagia karena
melihat kamu berdiri dipuncak. Cukup angkat telepon dari saya
dan yakinkan saya bahwa kamu bisa mengalahkan dunia
(Mamah)
Sukses sama gagal itu ibarat gula dengan kopi. Manisnya gula
itu cuma sekedar rasa, manisnya gula ditambah pahitnya kopi
itu baru cita rasa
(14)
SANWACANA Bismillahirahmanirrahim.
Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis Presiden BEM Universitas Lampung terhadap Pembentukan Dinamika Kelompok” yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis.
Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
(15)
4. Bapak Drs. Yana Ekana P.S, M.Si selaku pembimbing utama, terimakasih atas keluangan waktunya untuk berkonsultasi serta memberikan kritik, saran, masukan dan motivasi dalam proses bimbingan skripsi ini. Maaf atas segala sesuatu pembawaan diri saya yang mungkin kurang berkenan.
5. Bapak Budi Harjo, S.sos, M.I.P selaku pembimbing pembantu yang selalu memberikan alternatif-alternatif serta membantu dalam pemahaman skripsi. 6. Ibu Dr. Feni Rosalia, M.Si selaku dosen pembahas skripsi, terimakasih atas
waktunya serta segala masukan, kritik, saran maupun ilmu bermanfaat yang diberikan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Jajaran Dosen Pengajar, Bapak Aman Toto Dwijono, Ibu Tabah, Ibu Ari Darmastuti, Ibu Dwi, Pak Maulana, Pak Pitojo, Pak Syafarudin, Pak Robi, Pak Suwondo, Bang Arizka, Pak Himawan, Pak Budi Kurniawan, Bang Darmawan serta dosen-dosen lain, semoga ilmu yang diberikan menjadi amal jariah sebagai ilmu yang bermanfaat.
8. Seluruh Staf dilingkungan FISIP UNILA, terimakasih telah banyak membantu penulis.
9. Kedua orangtuaku, terimakasih sudah membesarkan dan mendidik saya dengan kasih dan sayang. Untuk papah, berat rasanya tumbuh besar tanpa panutan seorang ayah, tapi sekarang Allah telah menunjukan seperti apa kehidupan yang seharusnya kita jalani. Terimakasih atas semua pengorbanan dan pembelajaran yang sempat papah berikan. Untuk mamah, ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan semua perjuangan, pengorbanan, dan kesabaran yang mamah berikan. Semoga mamah selalu diberikan Allah kesehatan, karena masih banyak kebanggaan-kebanggaan lain yang ingin Riyan tunjukan.
(16)
10. Untuk kakak dan adikku, Bripda. Rio Andika, Dwi Saka Randi S.pi, terimakasih sudah menjadi kakak sekaligus teman sepermainan. Intan Faradita, terimakasih sudah menjadi adik yang super perhatian. Kanjeng yuli, ubha, terimakasih sudah memberikan semangat baru dikeluarga ini. Semoga romantisme keluarga kecil ini terjaga sampai tua nanti.
11. Seluruh keluarga besar Tarpi Ari (Alm.) dan Sudarwati, Paman, Bibi, Sepupu. Terimakasih atas semua bantuan yang telah diberikan selama ini.
12. Terimakasih untuk perempuan-perempuan yang bersedia membagi cintanya. Terimakasih kalian pernah jauh bertahan sampai akhirnya kita ikhlas dikalahkan oleh keadaan.
13. Terimakasih teman-teman yang selalu menemani (My Squad), banyak alasan yang bisa buat kita saling membenci tapi kita selalu mencari alasan untuk tetap tertawa dan belum ada masalah yang tidak dapat kita selesaikan bersama. Untuk semua teman-teman yang memanggil saya dengan sebutan, Hawo’, Riyan, Stevi, Kocel, Ahun, terimakasih atas senyum yang selalu kalian tunjukan saat memanggil nama saya.
14. Terimakasih teman-teman angkatan 09, senang berjuang bersama kalian. Terimakasih kakak-kakak tingkat yang telah membagi pengalaman dan sedikit rezekinya. Terimakasih adik-adik tingkat yang sudah bersedia menjadi adik sekaligus teman yang menyenangkan.
15. Terimakasih HMJ Ilmu Pemerintahan yang sudah banyak memberikan pengalaman-pengalaman besar dan berharga. Terimakasih pernah mengamanahkan saya untuk memimpin organisasi ini. Terimakasih kepada seluruh pengurus yang pernah membantu saat saya menjabat sebagai Ketua Umum.
(17)
16. Terimakasih HMI Komsospol UNILA yang telah mengajarkan saya tentang bagaimana caranya menjadi manusia yang berilmu dan diperhitungkan bukan cuma sekedar dihitung. Terimakasih HMI telah menyebarkan ilmu yang bermanfaat dan melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa, alim ulama, budayawan, negarawan, pejuang HAM, sampai koruptor busuk.
17. Berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung terwujudnya kelulusan ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Amin Amin
Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis.
(18)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... i
DAFTAR GAMBAR... ii
I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Kegunaan Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Tinjauan tentang Gaya Kepemimpinan... 8
1. Pengertian Kepemimpinan... 8
2. Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 9
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis... 11
B. Tinjauan Tentang Dinamika Kelompok ... 15
1. Pengertian Dinamika Kelompok... 15
2. Persoalan Dalam Dinamika Kelompok... 16
C. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Pembentukan Dinamika Kelompok ... 19
D. Kerangka Pikir ... 23
E. Hipotesis ... 24
III. METODE PENELITIAN... 26
A. Tipe Penelitian ... 25
B. Variabel Penelitian... 25
C. Definisi Operasional ... 26
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
1. Populasi Penelitian ... 29
2. Sampel Penelitian ... 30
E. Jenis Data Penelitian ... 31
1. Data Primer... 31
2. Data Sekunder ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data... 32
(19)
H. Uji Persyaratan Instrumen ...35
1. Uji Validitas ...35
2. Uji Reliabilitas ...36
I. Teknik Analisis data ... 36
IV. GAMBARAN UMUM... 40
A. Sejarah Singkat universitas Lampung... 40
B. Gambaran Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung.... 44
1. Visi dan Misi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung ... 45
2. Tugas dan Kewajiban Struktural Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung ... 46
C. Struktur Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung. ... 49
V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 52
A. Karakteristik Responden ... 52
B. Pengujian Instrumen ... 52
1. Uji Validitas ... 52
2. Uji Reabilitas ... 54
C. Deskripsi Gaya Kepmemimpinan Demokratis ... 55
1. Mengutamakan kerjasama Antara Atasan dan Bawahan Dalam mencapai Tujuan... 55
2. Memberi kesempatan Kepada Bawahan Untuk Maju dan Mengembangkan dri... 58
3. Menerima Saran dan kritik dari Segala Pihak Untuk Kemajuan Organisasi ... 60
4. Selalu Membangun Semangat dan gairah Kerja Bawahan ... 64
5. Menganggap Bawahan Sebagai Rekan atau Mitra sekerja Yang Padanya tergantung Keberhasilannya Pemimpin. ... 66
6. Tidak Segan-segan Membina Bawahan dan Mentransfer Ilmu Dan Kecakapannya pada Bawahan. ... 69
D. Deskripsi Dinamika Kelompok... 71
1. Tujuan Kelompok ... 71
2. Struktur kelompok ... 74
3. Fungsi Tugas ... 76
4. Kekompakan Kelompok ... 79
5. Suasana Kelompok. ... 81
6. Tekanan Pada Kelompok... 83
7. Efektifitas Kelompok. ... 86
E. Kategorisasi Jawaban Responden pada Variabel Penelitian... 88
1. Kategorisasi Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratis. ...88
2. Kategorisasi Variabel Pembentukan Dinamika Kelompok...90
F. Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratis Presiden BEM Unila Dengan Pembentukan Dinamika Kelompok ... 91
(20)
H. Hasil Koefisien Determinasi ... 94
I. Uji Signifikansi Pengaruh parsial (uji t) ... 95
J. Pembahasan... 96
VI. SIMPULAN DAN SARAN... 100
A. Simpulan ... 100
B. Saran ... 101 DAFTAR PUSTAKA
(21)
i
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 28
2. Kriteria Indeks Koefisien Reabilitas ... 36
3. Pengelompokan Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
4. Hasil Pengujian Validitas untuk Pertanyaan Variabel (X) ... 53
5. Hasil Pengujian Validitas untuk Pertanyaan Variabel (Y) ... 54
6. Hasil Pengujian Reliabilitas untuk Variabel (X) dan Variabel (Y) ... 55
7. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Sering Memberikan Ide-Ide Dalam Membuat Sebuah Kegiatan ... 56
8. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Selalu Berperan Aktif Dalam Merencanakan Setiap Kegiatan ... 57
9. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Selalu Ikut Serta Dalam Setiap Kegiatan ... 57
10. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Selalu Membebaskan Anggota Dalam Membuat Program Kerja ... 58
11. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Selalu Membebaskan Anggota Untuk Berkreasi Dalam Mengerjakan Tugas ... 59
12. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Sering Mengutus Anggota Untuk Pelatihan-Pelatihan Keilmuan... 60
13. Tanggapan Responden Terhadap Anggota Organisasi Bebas Menyatakan Pendapat Saat Rapat atau Saat Pengambilan Keputusan... 61
14. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Selalu Meminta Pendapat Anggota Dalam Membuat Keputusan ... 62
15. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Selalu Mendengarkan Saran dan Kritik Tentang Keputusan yang di Ambil .. 63
(22)
ii
16. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Selalu Meminta/ Mendorong anggota untuk Membuat Program Kerja Baru yang
Lebih Inovatif... 64 17. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Mendorong Anggota
Untuk Lebih Semangat Dalam Mengerjakan Tugas ... 65 18. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga adalah
Orang yang Menginspirasi... 66
19. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Sering Meluangkan Waktu Untuk Berbincang-bincang dengan
Anggota diluar Kegiatan Organisasi ... 67 20. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Sering
Berkumpul dengan Anggota diluar Kegiatan Berorganisasi... 68 21. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga selalu
Bersedia Mendengarkan Keluhan Anggota Tentang Organisasi ... 68 22. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga Ketua
Lembaga sering Berbagi Ilmu Pengetahuan dengan Anggota ... 69 23. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga selalu
Memberitahu Langkah-langkah yang Harus Anggota
Lakukan dalam Mengerjakan Tugas ... 70 24. Tanggapan Responden Bahwa Ketua Lembaga selalu
Mengambil Alih Tugas Ketika Anggota tidak Melaksanakan
Tugas dengan Baik ... 71 25. Tanggapan Responden Bahwa Visi dan Misi Organnisasi
Dibuat Berdasarkan Keputusan Bersama... 72 26. Tanggapan Responden Bahwa Visi dan Misi Organisasi
Sesuai dengan Kebutuhan Organisasi... 73 27. Tanggapan Responden Bahwa Program Kerja yang Dibuat
Selaras dengan Visi dan Misi Organisasi... 73 28. Tanggapan Responden Bahwa anggota selalu memahami
apa yang disampaikan oleh ketua lembaga ... 74 29. Tanggapan responden bahwa semua anggota organisasi
(23)
iii
30. Tanggapan responden bahwa anggota selalu ikut serta dalam
memecahkan masalah dan mengambil keputusan... 76 31. Tanggapan responden bahwa koordinasi antara ketua lembaga
dengan anggota berjalan dengan baik ... 77 32. Tanggapan responden bahwa anggota sering berinisiatif
untuk membuat program-program kerja baru yang lebih inovatif ... 77 33. Tanggapan responden bahwa anggota merasa puas dengan
kinerja kepengurusan pada periode ini... 78 34. Tanggapan responden bahwa tidak pernah terjadi konflik
antara anggota dengan ketua lembaga... 79 35. Tanggapan responden bahwa tidak pernah terjadi konflik
antara anggota dengan anggota yang lain ... 80 36. Tanggapan responden bahwa kelompok dibidang anda
kompak dalam menjalankan tugas ... 80 37. Tanggapan responden bahwa anggota selalu berpartisipasi
dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan organisasi ... 81 38. Tanggapan responden bahwa anda sering berkumpul dengan
anggota lain diluar kegiatan organisasi ... 82 39. Tanggapan responden bahwa anggota merasa nyaman
berorganisasi disini... 83 40. Tanggapan responden bahwa perdebatan yang terjadi dalam
berpendapat selalu terselesaikan tanpa ada pihak yang dirugikan... 84 41. Tanggapan responden bahwa kegagalan-kegagalan yang
terjadi dalam berkegiatan selalu bisa diantisipasi oleh organisasi ... 84 42. Tanggapan responden bahwa manajemen konflik berjalan
dengan baik diorganisasi ini...85 43. Tanggapan responden bahwa program kerja yang dilaksanakan
selalu tepat pada waktu yang telah direncanakan ... 86 44. Tanggapan responden bahwa hampir semua program kerja
yang direncanakan telah diselesaikan... 87 45. Tanggapan responden bahwa Semua program kerja yang dibuat
(24)
iv
46. Kategorisasi Gaya Kepemiminan Demokratis ... 89 47. Kategrisasi Pembentukan Dinamika Kelompok ... 90 48. Korelasi ... 91 49. Koefisien Regresi ... 92 50. Koefisien Determinasi... 94 51. Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 95
(25)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir………... 23 2. Bagan Susunan Badan Eksekutif Mahasiswa
(26)
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi mahasiswa intrakampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi yang diatur dalam surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan No.155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan. Pada dasarnya organisasi digunakan sebagai tempat atau wadah untuk berkumpul, bekerjasama untuk mencapai tujuan. Begitu pula dengan organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana bagi mahasiswa untuk belajar, berkumpul, dan mengembangkan potensi kepemimpinannya.
Salah satu organisasi kemahasiswaan intra kampus adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi layaknya sebuah pemerintahan. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) itu sendiri memiliki beberapa bidang, bidang yang mengurusi tentang internal dari universitas maupun fakultas dimana BEM tersebut bernaung, biasa dikategorikan sebagai bagian dalam negeri. Bidang ini juga befungsi sebagai jembatan untuk mengontrol seluruh kegiatan civitas akademika, mulai dari organisasi mahasiswa, dosen, karyawan, dan juga mahasiswa itu sendiri.
(27)
2
Bidang eksternal atau disebut bagian luar negeri berfungsi sebagai kontrol sosial ke masyarakat, seperti mengadakan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan rakyat, bidang ini juga berperan untuk menjalin hubungan dengan organisasi lain diluar BEM. Selanjutnya ada bidang yang berfungsi pada peningkatan skill mahasiswa seperti pengembangan sumber daya mahasiswa (PSDM) di bidang keilmiahan maupun minat bakat. Dan ada beberapa bidang-bidang yang lain sesuai dengan kebutuhan yang ada di organisasi tersebut.
Badan Eksekutif Mahasiswa di Universitas Lampung dibagi menjadi dua yaitu, Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas (BEM U) dan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Fakultas (BEM F) , untuk tingkat Universitas Badan Eksekutif Mahasiswa diketuai oleh Presiden dan untuk tingkat Fakultas diketuai oleh Gubernur yang dipilih setahun sekali melalui pemilihan oleh Mahasiswa.
Sebagai organisasi eksekutif yang menjalankan pemerintahan tentunya BEM membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama, dan dari gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu juga dinamika organisasi terbentuk. Dengan demikian keberadaan pemimpin dan gaya kepemimpinannya dalam suatu organisasi memiliki arti yang strategis.
Pentingnya kepemimpinan dalam sebuah organisasi sebagaimana dikemukakan oleh para ahli antara lain, Waluyo (Harbani pasolong,2008:18), kepemimpinan merupakan unsur yang paling utama dalam organisasi, karena baik buruknya perilaku bawahan tergantung pada perilaku dalam membina bawahannya.
(28)
3
Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar.
Dalam menjalankan tugasnya seorang pemimpin harus mempunyai karakter atau gaya yang menunjukan cara atau metode ia memimpin anggotanya termasuk cara ia mempengaruhi anggotanya. Pemimpin yang efektif ditentukan oleh kemampuannya dalam membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sedemikian rupa agar tercipta dinamika kelompok yang harmonis antara kekompakan anggota dan kinerja organisasi, sehingga para anggota yang dipimpinnya mampu termotivasi dan mampu menyelesaikan program kerja yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung, Presiden Mahasiswa BEM U cenderung menggunakan gaya kepemimpinan Demokratis. Dalam mempengaruhi anggotanya Presiden Mahasiswa BEM U aktif berpartisipasi dengan anggotanya baik didalam maupun diluar organisasi, dan dalam mengambil keputusan Presiden Mahasiswa BEM U mengikutsertakan dan membebaskan anggotanya dalam menyampaikan pendapatan.
(29)
4
Kajian teori gaya kepemimpinan demokratis, menurut Kartini Kartono (2004:86), gaya kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bombingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada individu pemimpin, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Sudriamunawar dalam Harbani Pasolong (2008:29), Gaya kepemimpinan demokratis berasusmsi bahwa para anggota organisasi yang ambil bagian secara pribadi dalam proses pengambilan keputusan akan lebih memungkinkan sebagai suatu akibat mempunyai komitmen yang jauh lebih besar pada sasaran dan tujuan organisasi, tidak berarti para pemimpin tidak membuat keputusan, tetapi justru seharusnya memahami dahulu apakah yang menjadi sasaran organisasi sehingga mereka dapat memperggunakan pengetahuan para anggotanya.
Pembentukan dinamika kelompok disini adalah suatu keadaan di mana seorang pimpinan berusaha pada saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka menciptakan situasi organisasi yang kondusif. Slamet Santosa (2004:5), dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok adalah proses perubahan dan perkembangan akibat adanya pola hubungan psikologis antara individu satu dengan individu yang lain, dimana individu satu dapat mempengaruhi individu lain.
(30)
5
Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, gaya kepemimpinan mempengaruhi ketiga unsur tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan pembentukan dinamika kelompok merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.
Sebagai contoh pembentukan dinamika kelompok yang terjadi adalah pada Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE), pada tahun 2012 lembaga tersebut sempat terjadi kekosongan pemimpin, karena Gubernur BEM FE pada saat itu diduga melakukan pelanggaran sehingga diturunkan dari jabatannya. Kekosongan pemimpin yang terjadi itu menyebabkan dinamika kelompok dilembaga tersebut kacau, anggota tidak mempunyai arahan yang jelas, dan program kerja yang direncanakan tidak berjalan.
Konsep-konsep kepemimpinan telah banyak diterapkan dan dipergunakan dalam berbagai konteks organisasi dan manajemen, namun banyak pula kegagalan-kegagalan dalam organisasi sebagai akibat ketidakmampuan pemimpin melakukan perubahan-perubahan baik pada sumber daya manusianya maupun pada kegiatan organisasinya, oleh karena itu menjadi pemimpin bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena langsung berhadapan dengan anggota yang mempunyai berbagai latar belakang, kondisi, dan harapan yang kompleks. Maka untuk mempermudah pelaksanaan tugas dan wewenangnya seorang pemimpin perlu mempunyai gaya kepemimpinan.
(31)
6
Pemilihan gaya kepemimpinan yang tidak tepat dapat menciptakan dinamika kelompok yang tidak efektif, sehingga tujuan organisasi akan terganggu dan anggota-anggota akan merasa kesal dan kemudian akan terjadi konflik didalamnya, dengan pemilihan gaya kepemimpinan yang benar disertai dengan motivasi eksternal yang tepat dapat mengarahkan tercapainya tujuan perseorangan maupun tujuan organisasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan demokratis Presiden BEM UNILA terhadap pembentukan dinamika kelompok?”
C. Tujuan Penelitian
Dengan permasalahan yang akan dikaji maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya kepemimpinan demokratis Presiden BEM UNILA terhadap pembentukan dinamika kelompok.
D. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian sebagaimana dirumuskan diatas maka penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan yang berkaitan erat dengan ilmu pemerintahan khususnya gaya kepemimpinan dan pembentukan dinamika kelompok.
(32)
7
2. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi presiden BEM UNILA dan anggota BEM UNILA dalam menentukan gaya kepemimpinan dan membentuk dinamika kelompok yang dinamis.
(33)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan
1. Pengertian kepemimpinan
Ordway Tead dalam Kartini Kartono (2004:57) menyatakan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Joseph C. Rost dalam Isjoni (2007:19), Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama.
Howard H. Hoyt dalam Kartini Kartono (2004:57) menyatakan kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
Menurut Kartini Kartono (1994:5-8), kepemimpinan merupakan masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dengan yang dipimpin, yang muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinya (terdapat relasi interpesonal).
Joseph L. Massie dalam Agus Darma (1984:24), mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses atau praktik mempengaruhi dengan nama
(34)
9
penampilan orang lain dipengaruhi oleh seeorang yang berfungsi sebagai pemimpin.
Menurut Achmad Sanusi (2009:19), Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau menggerakan orang lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dalam mempengaruhi serta mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya pada dasarnya berasal dari bahasa inggris “Style” yang berarti mode seseorang yang selalu nampak menjadi ciri khas orang tersebut. Gaya merupakan kebiasaan yang melekat pada diri seseorang dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya.
Isjoni (2007:52), tiap pemimpin mempunyai gaya atau cara tersendiri dalam memimpin atau mendorong bawahannya untuk mau bekerja..
Gaya kepemimpinan menurut Thoha (2004:49), adalah merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Menurut Inu Kencana Syafiie (2003:27), gaya merupakan kekuatan, cara, irama, metode yang khas dari seseorang untuk melakukan sesuatu, yang menentukan
(35)
10
keberhasilan atau kegagalan seseorang. Dengan begitu karakteristik ini menjadi khusus bagi yang bersangkutan
Menurut Sedarmayanti (2009:131), gaya adalah sikap, gerak, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan, untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran tercapai atau gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan seing diterapkan seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya untuk bekerja serta tindakan-tindakan yang diambil pemimpin dalam menghadapi masalah-masalah yang menghambat tercapainya tujuan organisasi.
Pada dasarnya gaya kepemimpinan atau style banyak berpengaruh terhadap keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku pengikut-pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, mendorong, dan mengendalikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Tiap pemimpin memiliki gaya tersendiri dalam menjalankan organisasinya, pemimpin yang efektifitas ditentukan oleh kemampuannya dalam membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sedemikian rupa agar sesuai dan mampu memenuhi tuntutan situasi yang dihadapi, sehingga para anggota yang dipimpinnya mampu termotivasi dan mampu menyelesaikan program kerja yang telah ditetapkan.
(36)
11
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Menurut Kartini Kartono (2004:86), gaya kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bombingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada individu pemimpin, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemipinan demokratis menghargai potensi. Setiap individu mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis juga sering disebut sebagai kepemimpinan group developer.
Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap, dengan adanya gejala-gejala sebagai berikut:
a. Organisasi dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut tidak ada dikantor.
b. Otoritas seoenuhnya didelegasikan ke bawah, dan masing-masing orang menyadari tugas serta kewajibannya sehingga mereka merasa senang-puas pasti, dan aman menyandang setiap tugas kewajibannya. c. Diutamakan tujuan-tujuan kesejahteraan pada umumnya dan
kelancaran kerja sama dari setiap warga kelompok.
d. Dengan begitu pemimpin demokratis berfungsi sebagai katalisator
untuk mempercepat dinamisme dan kerja sama, demi pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasinya.
Dalam gaya ini pemimpin sering mengadakan konsultasi dengan mengikuti bawahannya dan aktif dalam menentukan rencana kerja yang berhubungan dengan kelompok. Disini pemimpin seperti moderator atau koordinator dan tidak memegang peranan seperti pada kepemimpinan otoriter. Partisipan digunakan dalam kondisi yang tepat akan menjadikan hal yang efektif. Maksudnya supaya dapat
(37)
12
memberikan kesempatan pada bawahannya untuk mengisi atau memperoleh kebutuhan egoistisnya dan memotivasi bawahan dalam menyelesaikan tugasnya untuk meningkatkan produktivitasnya pada pemimpin demokratis, sering mendorong bawahan untuk ikut ambil bagian dalam hal tujuan-tujuan dan metode-metode serta menyokong ide- ide dan saran-saran. Disini pemimpin mencoba mengutamakan “human relation”(hubungan antar manusia) yang baik.
- Kelebihan dari gaya kepemimpinan demokratis adalah :
a. Memberikan kebebasan lebih besar kepada kelompok untuk megadakan kontrol terhadap organisasi.
b. Merasa lebih bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan.
c. Produktivitas lebih tinggi dari apa yang diinginkan manajemen dengan catatan bila situasi memungkinkan.
d. Lebih matang dan bertanggung jawab terhadap status dan pangkat yang lebih tinggi.
- Kelemahan dari gaya kepemimpinan demokratis adalah : a. Harus banyak membutuhkan koordinasi dan komunikasi.
b. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan. c. Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang relatif
tinggi bagi pimpinan. (Deny Achmad, Gaya Kepemimpinan, www.scribd.com, 7 Agustus 2010, Scribd, diakses pada tanggal 8 Maret 2014, Pukul 13:15. http://www.scribd.com/doc/174371681/) Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2006)
Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis menurut Gouzali Saydam dalam Gatot Suradji 2014:86 :
1. Mengutamakan kerjasama antara atasan dan para bawahan dalam mencapai tujuan.
2. Selalu memberi kesempatan kepada bawahan untuk maju dan mengembangkan diri.
(38)
13
3. Menerima saran dan kritik dari segala pihak untuk kemajuan organisasi 4. Selalu membangun semangat dan gairah kerja para bawahan.
5. Menganggap bawahan sebagai rekan atau mitra sekerja yang padanya tergantung keberhasilannya seorang pemimpin.
6. Tidak segan-segan membina bawahan dan mentrransfer ilmu dan kecakapannya kepada bawahan.
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Pemimpin menempatkan dirinya sebagai pengontrol, pengatur dan pengawas dari organisasi tersebut dengan tidak menghalangi hak-hak bawahannya untuk berpendapat.
Tiap pemimpin memiliki gaya tersendiri dalam mempengaruhi anggotanya, menyelesaikan persoalan, dan mengambil keputusan. Untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin, penulis menggunakan pendapat Thoha (2004:49), gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang tersebut pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Thoha menambahkan gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi bawahannya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, dan cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok akan
(39)
14
membentuk gaya kepemimpinannya. Berdasarkan pendapat diatas penulis mengklasifikasikan indikator untuk mengukur gaya kepemimpinan seorang pemimpin, yaitu:
- Metode yang digunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi anggota nya.
- Metode yang digunakan pemimpin dalam pengambilan keputusan. Penulis menjadikan indikator tersebut sebagai acuan untuk melakukan observasi pada Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang sering digunakan oleh Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung. Peneliti melakukan observasi dengan menghadiri rapat BEM U yang dilaksanakan pada tanggal 21 januari 2014, dan 22 januari 2014.
Berdasarkan hasil observasi tersebut penulis menggunakan gaya kepemimpinan demokratis sebagai variabel penelitian karena dilihat dari metode yang digunakan Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM U) dalam mempengaruhi anggota dan mengambil keputusan, Presiden Mahasiswa BEM U cenderung menggunakan gaya kepemimpinan Demokratis. Dalam mempengaruhi anggotanya Presiden Mahasiswa BEM U aktif berpartisipasi dengan anggotanya baik didalam maupun diluar organisasi, dan dalam mengambil keputusan Presiden Mahasiswa BEM U mengikutsertakan dan membebaskan anggotanya dalam menyampaikan pendapatan.
(40)
15
B. Tinjauan Tentang Dinamika Kelompok
1. Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan interpedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan. Sedangkan H. Smith dalam Slamet Santosa (2004:6) menguraikan: kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.
Slamet Santosa (2004:5), dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain.
Menurut Soelaiman Joesoyf , dinamika kelompok adalah suatu kumpulan dari dua atau lebih individu dimana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain.
Shertzer dan Stone dalam Tatiek (1989:36), dinamika kelompok adalah kekuatan-kekuatan yang berinteraksi dalam kelompok pada waktu kelompok melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan, maka produktivitas kelompok akan tercapai apabila ada interaksi yang harmonis antar anggotanya.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa dinamika kelompok adalah proses perubahan dan perkembangan akibat adanya pola hubungan
(41)
16
psikologis antara individu satu dengan individu yang lain, dimana individu satu dapat mempengaruhi individu lain.
2. Persoalan Dalam Dinamika Kelompok
Kelompok merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih orang-orang yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur, sehingga diantara mereka terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan tersebut. Kelompok juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan manusia, dua orang atau lebih dengan pola interaksi yang nyata dan dianggap satu kesatuan. Interaksi tersebut bersifat relative tetap, dikarenakan mereka mempunyai kepentingan, sifat atau tujuan yang sama dan saling tergantung atau ada ikatan diantara mereka, berdasarkan uraian diatas kelompok mempunyai ciri-ciri:
1. terdiri dari dua orang atau lebih
2. berinteraksi dan saling ketergantungan satu sama lain 3. mempunyai tujuan yang sama
4. melihat dirinya sebagai suatu kelompok
Dalam menjalankan organisasinya kelompok harus bisa produktif, harus bisa menghasilkan sesuatu, bermanfaat bagi anggotanya. Agar kelompok produktif, kelompok harus dinamis. Untuk bisa dinamis, unsur-unsur dinamika sebagai kekuatan kelompok tersebut harus terpenuhi. Unsur-unsur dinamika kelompok yang harus dipenuhi menurut Slamet Santosa, (2004:7) adalah:
1. Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan angota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus
(42)
17
jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan e) identik. Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentukdadalah yang paling baik.
2. Struktur Kelompok
Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu:
a) Struktur Komunikasi
Sistim komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh angota, komunikasi yang tidak lancar akan menimbulkan ketidak puasan anggota, pada gilirannya kelompok menjadi tidak kompak.
b) Struktur Tugas Atau Pengambilan Keputusan
Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan, peranan, dan posisi masing- masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat.
c) Struktur Kekuasaan Atau Pengambilan Keputusan
Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan keputusan selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok.
d) Sarana Terjadinya Interaksi
Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangkan dalam struktur kelompok harus menjamin kelancaran interaksi, kelancaran interaksi memerlukan sarana (contoh ketersediaan ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota. 3. Fungsi Tugas
Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi menyenangkan, dengan kondisi yang menyenangkan dapat menjamin fungsi tugas ini dapat terpenuhi. Kriteria yang dipergunakan pada fungsi tugas ini terpenuhi atau tidak adalah terdapatnya:
a) Fungsi Memberi Informasi Dengan kondisi yang menyenangkan gagasan yang muncul dan penyebarannya kepada anggota lainnya akan berjalan dengan baik
b) Fungsi Koordinasi Dalam kelompok fungsi koordinasi ini sangat diperlukan untuk mengatur berbagai pola-pola pemikiran/tindakan agar terjadi kesepakatan tindakan.
c) Fungsi Memuaskan Anggota Semakin anggota merasa senang dan puas, semakin baik kekompakan kelompok
(43)
18
d) Fungsi Berinisiatif Kelompok perlu merangsang dari semua anggota untuk bisa memunculkan banyak inisiatif, makin banyak muncul inisiatif makin kuat dinamika kelompok
e) Fungsi Mengajak Untuk Berpartisipasi f) Fungsi Menyelaraskan
4. Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini dapat berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan. Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu:
a) Kepemimpinan Kelompok
Kepemimpinan kelompok yang melindungi, menimbulkan rasa aman, dapat menetralisir setiap perbedaan
b) Keanggotaan Kelompok
Anggota yang loyal dan tinggi rasa memiliki kelompok c) Nilai Tujuan Kelompok
Makin tinggi apresiai anggota terhadap tujuan kelompok, kelompok semakin kompak
d) Homogenitas Angota Kelompok
Setiap anggota tidak menonjolkan perbedaan masing-masing, bahkan harus merasa sama, merasa satu
e) Keterpaduan Keiatan Kelompok
Keterpaduan anggota kelompok di dalam mencapai tujuan sangatlah penting
f) Jumlah Anggota Kelompok
bila jumlah anggota kelompok relatif kecil cenderung lebih mudah kompak, dibandingkan dengan kelompok dengan jumlah anggota besar
5. Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai dan bersahabat. Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok adalah:
a) hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun, bersahabat, persaudaraan
b) kebebasan berpartisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi
c) lingkungan fisik yang mendukung 6. Tekananan pada Kelompok
Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yan cermat, dan terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
(44)
19
7. Efektifitas Kelompok
Efektifitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat. (Endry Mesuji. Dinamika kelompok. Bp3kpkotamukomuko.blogspot.com. 3 November 2011. Blog bp3kp. diakses pada: tanggal 7 mei 2013, pukul 19:45.
http://bp3kpkotamuko-muko.blogspot.com/2011/11/dinamika-kelompok.html)
C. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Dinamika Kelompok
Mempengaruhi anggota merupakan bagian dari tugas seorang pemimpin, akibat dari proses saling mempengaruhi diantara semua anggota kelompok dan pemimpinnya, maka timbulah dinamika kelompok dalam wujud bermacam-macam usaha dan tingkah laku, (Kartini Kartono,2009:117). Menurut Cattel dalam Kartini Kartono (2009:119) Kepribadian kelompok atau group sintality
adalah penampilan khas suatu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama, semakin intim antar relasi para anggota kelompok tersebut, maka akan makin jelas menonjol ciri khas kepribadian jiwa kelompok. Maka faktor-faktor yang menentukan tipe kepribadian kelompok antara lain:
1. Tokoh-tokoh penting, misalnya pemimpin, pendiri kelompok, individu yang menjiwai semangat kelompok dan menguasainya, figur dominan yang disebut sebagai “gembong-gembong” organisasi, dan pribadi pemimpi yang memiliki bakat serta watak kuat, semuanya dapat mewarnai iklim psikis kelompok.
(45)
20
2. Ideologi kelompok, yaitu keseluruhan paham dan ide yang dijadikan pedoman bagi cara berpikir, merasa, berkehendak, dan bertingkah lakunya kelompok, inklusif pemimpinnya.
3. Agama dan keyakinan yang dijadikan sumber dari norma-norma dan nilai-nilai yang dianut oleh setip anggota kelompok. Muncullah kemudian institusi atau kelembagaan yang ikut menentukan kondisi kehidupan psikis dan tata laku kelompok dan individu-individu tadi.
4. Tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai kelompo secara bersama-sama. Berkaitan dengan tujuan tersebut penting diperhatikan interest atau kepentingan tertentu yang mendorong kegiatan setiap anggota kelompok dan pemimpin kelompok.
5. Kebudayaan dalam pengertian keseluruhan nilai-nilai spiritual, dan benda-benda budaya hasil karya manusia, juga turut membentuk kepribadian kelompok.
Hersey dan Blanchard dalam buku mujiono, Imam (2002) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta dinamika kelompok di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu fungsi dari pimpinan, bawahan dan pembentukan dinamika kelompok.
Uraian diatas menjelaskan bahwa ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dan dinamika kelompok. Gaya kepemimpinan yang diciptakan melalui proses interaksi antara pemimpin dan anggota kelompok dalam menjalankan
(46)
21
organisasinya akan menciptakan dinamika kelompok yang khas sesuai dengan pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh masing-masing pemimpin.
D. Kerangka Pikir
Untuk mempermudah penelitian perlu dibuat kerangka pikir agar peneliti dapat membahas permasalahan yang ada lebih terperinci dan lebih efektif dalam kegiatan penelitian.
Melalui berbagai pendapat yang telah dibahas sebelumnya, peneliti memandang bahwa terdapat beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam gaya kepemimpinan Demokratis :
- Mengutamakan kerjasama antara atasan dan para bawahan dalam mencapai tujuan.
- Selalu memberi kesempatan kepada bawahan untuk maju dan mengembangkan diri.
- Menerima saran dan kritik dari segala pihak untuk kemajuan organisasi - Selalu membangun semangat dan gairah kerja para bawahan.
- Menganggap bawahan sebagai rekan atau mitra sekerja yang padanya tergantung keberhasilannya seorang pemimpin.
- Tidak segan-segan membina bawahan dan mentrransfer ilmu dan kecakapannya kepada bawahan.
Dan indikator yang digunakan Untuk mengetahui pembentukan dinamika kelompok yang dinamis adalah:
(47)
22
- Tujuan Kelompok - Struktur Kelompok - Fungsi Tugas
- Kekompakan Kelompok - Suasana Kelompok - Tekanan pada Kelompok - Efektifitas Kelompok
Untuk lebih jelasnya, maka kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk sebagai berikut.
(48)
23
Gambar 2 Bagan Kerangka Pikir
Gaya Kepemimpinan Demokratis (X)
- Mengutamakan kerjasama antara atasan dan para bawahan dalam mencapai tujuan.
- Selalu memberi kesempatan kepada bawahan untuk maju dan mengembangkan diri.
- Menerima saran dan kritik dari segala pihak untuk kemajuan organisasi
- Selalu membangun semangat dan gairah kerja para bawahan.
- Menganggap bawahan sebagai rekan atau mitra sekerja yang padanya tergantung keberhasilannya seorang pemimpin.
Dinamika Kelompok (Y)
- Tujuan Kelompok
- Struktur Kelompok
- Fungsi Tugas
- Kekompakan Kelompok
- Suasana Kelompok
- Tekanan pada Kelompok
(49)
24
E. Hipotesis
Menurut Burhan Bungin (2010: 75), hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo
dan thesis. Hypo berarti kurang dan Thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadi Hypothesis dan penyebutan dalam dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho : gaya kepemimpinan Demokratis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pembentukan dinamika kelompok yang dinamis.
Ha : gaya kepemimpinan Demokratis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pembentukan dinamika kelompok yang dinamis.
(50)
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 13):
Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena yang diteliti berdasarkan data atau fakta dilapangan penelitian. Penelitian eksplanatif menjelaskan berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya suatu peristiwa, dengan ciri yaitu menjelaskan antar hubungan atau pengaruh antar variabel independen (bebas) dan dependen (terikat).
Tipe deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan BEM UNILA terhadap pembentukan dinamika kelompok.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Ferdinand, 2006). Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Hakekat sebuah masalah, mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel
(51)
26
dependen yang digunakan dalam sebuah model (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah dinamika kelompok (Y).
2. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan Demokratis (X)
C. Definisi Operasional
Secara umum definisi operasional merupakan operasionalisasi dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan untuk mengaplikasikannya dilapangan. Menurut Masri singarimbun dan Sofyan Efemdi (1989:37) definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada maka dalam penelitian ini dilakukan secara operasional.
Mengacu pada perumusan masalah dan tujuan penelitian diatas maka operasionalisasi dari penelitian ini diarahkan pada pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap pembentukan dinamika kelompok Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung.
(52)
27
Indikator gaya kepemimpinan demokratis adalah:
1. Mengutamakan kerjasama antara atasan dan para bawahan dalam mencapai tujuan.
2. Selalu memberi kesempatan kepada bawahan untuk maju dan mengembangkan diri.
3. Menerima saran dan kritik dari segala pihak untuk kemajuan organisasi 4. Selalu membangun semangat dan gairah kerja para bawahan.
5. Menganggap bawahan sebagai rekan atau mitra sekerja yang padanya tergantung keberhasilannya seorang pemimpin.
6. Tidak segan-segan membina bawahan dan mentrransfer ilmu dan kecakapannya kepada bawahan.
Indikator yang digunakan Untuk mengetahui pembentukan dinamika kelompok yang dinamis adalah:
- Tujuan kelompok, Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan angota yang akan dicapai oleh kelompok.
- Struktur kelompok, Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya tujuan kelompok.
- Fungsi tugas, Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka mencapai tujuan.
(53)
28
- Kekompakan kelompok, Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini dapat berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan.
- Suasana kelompok, Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai dan bersahabat.
- Tekanan pada kelompok, Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok.
- Efektifitas kelompok, Efektifitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.
Tabel 1. Kisi-kisi angket pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap pembentukan dinamika kelompok
Variabel Indikator Jumlah item No. item Gaya Kepemimpinan Demokratis
- Mengutamakan kerjasama antara atasan dan para bawahan dalam mencapai tujuan.
- Selalu memberi kesempatan kepada bawahan untuk maju dan mengembangkan diri.
- Menerima saran dan kritik dari 3
3
3
1, 2, 3
4, 5, 6
(54)
29
segala pihak untuk kemajuan organisasi
- Selalu membangun semangat dan gairah kerja para bawahan.
- Menganggap bawahan sebagai rekan atau mitra sekerja yang padanya tergantung keberhasilannya seorang pemimpin.
- Tidak segan-segan membina bawahan dan mentrransfer ilmu dan kecakapannya kepada bawahan.
3 3 3 10,11,12 13,14,15 16,17,18 Dinamika Kelompok
- Tujuan kelompok - Struktur kelompok - Fungsi tugas
- Kekompakan kelompok - Suasana kelompok - Tekanan pada kelompok - Efektifitas kelompok
3 3 3 3 3 3 3 19,20,21 22,23,24 25,26,27 28,29,30 31,32,33 34,35,36 37,38,39
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang merupakan hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana,1986:6).
(55)
30
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah subjek penelitian yang merupakan seluruh individu yang akan diteliti sifat-sifatnya. Dalam penelitian ini yang dipandang sebagai unit analisis adalah pengurus Lembaga Badan Eksekutif Universitas Lampung.
Jumlah seluruh pengurus Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung adalah:
- Wakil Presiden : 1 Orang - Sekretaris Kabinet : 6 - Menteri Keuangan : 7 - Menteri Dalam Negeri : 7 - Menteri Luar Negeri : 7
- Menteri Pendidikan dan Kepemudaan : 8 - Menteri Sosial Politik : 7
- Menteri Aksi dan Propaganda : 6 - Menteri Komunikasi dan Informasi : 7 - Menteri Kesejahteraan Masyarakat : 7
Jadi, jumlah pengurus Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung adalah 63 orang
2. Sampel
Rosady Ruslan (2010:139), Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan mewakili karakteristik populasi. Dalam penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan total sampling, menurut Sugiyono (2007:62), total sampling adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi
(56)
31
digunakan dalam sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah semua anggota Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung yang berjumlah 63 orang.
E. Jenis Data
Penelitian ini perlu didukung dengan adanya data yang akurat dan lengkap. Jenis Jenis data pada pelaksanaan penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari responden penelitian, baik berupa hasil wawancara maupun melalui penyebaran kusioner yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini adalah para anggota yang berada di lingkungan Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung. Untuk mengkomparasikan sekaligus melengkapi data-data yang diperoleh dilakukan wawancara dan penyebaran kuisioner terhadap informan di lingkungan Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung.
2. Data Sekunder
Menurut Burhan Bungin (2008:122), Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini.
(57)
32
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan terbuka yang ditujukan kepada responden penelitian yaitu anggota Lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung untuk mendapatkan gambaran sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
2. Observasi, yaitu mengamati dan menggali informasi mengenai perilaku dan kondisi lingkungan penelitian menurut kondisi sebenarnya. Pengamatan dilakukan di lokasi objek penelitian yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan yang dipakai Presiden BEM U. Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada saat Presiden BEM U mengambil keputusan dan melihat interaksi yang dilakukan Presiden BEM U terhadap anggotanya.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang cenderung di pakai Presiden BEM U adalah demokratis, hal ini terlihat pada saat BEM U melaksanakan rapat terkait dengan pelaksanaan program kerja BEM U. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Presiden BEM U dan dalam pelaksanaannya rapat dilakukan dengan cara musyawarah, Presiden BEM U dan peserta rapat saling tukar pendapat untuk mendapatkan satu keputusan yang disepakati bersama. Dalam mempengaruhi anggotanya Presiden BEM U aktif berpartisipasi dengan anggotanya baik di dalam maupun diluar kegiatan berorganisasi, Presiden BEM U selalu menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang dan bertukar pikiran dengan
(58)
33
anggotanya baik mengenai kegiatan organisasi maupun diluar kepentingan organisasi.
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang diperoleh dari data yang dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah mengolah data-data yang ada tersebut, adapun teknik yang digunakan adalah :
1. Editing, yaitu pemeriksaan data-data yang diperoleh dari lapangan guna menghindari kekeliruan dan kesalahan. Pemeriksaan ini bermanfaat bagi keabsahan dan kesempurnaan data yang telah diperoleh serta lebih mengarah pada tingkat penelitian yang akurat.
2. Kode (Coding), pemberian kode adalah proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam skor numerik atau karakter simbol
3. Pemberian Skor (Scoring), proses pemberian skor dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori atas jawaban pertanyaan kuesioner sesuai tanggapan responden. Responden menjawab pertanyaan kuesioner dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang telah disediakan dengan lima kemungkinan yang tersedia. Setiap pilihan jawaban responden diberi skor nilai atau bobot yang disusun secara bertingkat berdasarkan skala likert. Skor yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)
(59)
34
3 = Kurang Setuju (KS) 4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka dapat ditentukan kelas intervalnya, dengan cara sebagai berikut:
Skor tertinggi - Skor terendah Banyak Bilangan Maka diperoleh :
5-1 = 0,80 5
Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing masing variabel yaitu :
a. Untuk kategori skor sangat tinggi = 4,21- 5,00 b. Untuk kategori skor tinggi = 3,41- 4,20 c. Untuk kategori skor sedang = 2,61- 3,40 d. Untuk kategori skor rendah = 1,81- 2,60 e. Untuk kategori skor sangat rendah = 1,00- 1,80
Untuk menentukan tergolong sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, sangat tidak baik maka jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan dan hasil pembagian tersebut akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kategori mana.
(60)
35
4. Tabulasi, yaitu memasukan data-data kedalam tabel-tabel agar lebih mudah di interpretasikan secara kuantitatif.
H. Uji Persyaratan Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).
Dalam hal ini digunakan beberapa butir pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut.
Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Ha : Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
Uji validitas dilakuan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk
tingkat signifikansi 5 persen dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2005).
(61)
36
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005).
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shotatau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0.60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005).
Tabel 2.
Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas
Interval Kriteria
<0,200 0,2–0,399 0,4–0,599 0,6–0,799 0,8–1,00
Sangat Rendah Rendah
Cukup Tinggi Sangat Tinggi
Sumber : Arikunto (2002)
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Korelasi
Menurut Burhan Bungin (2010: 184), koefisien korelasi dikenal sebagai nilai hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Nilai koefisien korelasi sebagaimana juga taraf signifikansi digunakan sebagai
(62)
37
pedoman untuk menentukan hipotesis dapat diterima atau ditolak dalam suatu penelitian. Analisis koefisien korelasi digunakan untuk menghitung koefisien korelasi yang menunjukan keeratan variabel X Gaya Kepemimpinan Demokratis terhadap variabel Y Dinamika Kelompok. Nilai koefisiensi korelasi bergerak dari 0≥ 1 atau 1≤ 0.
1. Apabila (-) = terdapat hubungan negatif. 2. Apabila (+) = terdapat hubungan positif.
3. Bila r = -1 atau mendekati -1 maka hubungan/pengaruh antara variabel sempurna tapi berlawanan arah.
4. Bila r = +1 atau mendekati +1 maka hubungan/pengaruh antara variabel sempurna dan searah.
Korelasi sederhana digunakan untuk menganalisis bila ingin mengetahui pengaruh atau hubungan variabel independen terhadap variabel depeden, dimana salah satu variabel independennya dikendalikan atau dibuat tetap jadi korelasi sederhana merupakan angka-angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Burhan Bungin (2010: 197), rumus untuk korelasi sederhana sebagai berikut:
N.ΣXY – (ΣX)(ΣY) rxy=
[N.ΣX²-(ΣX)²][N.ΣY²-(ΣY)]² Keterangan:
rxy: Koefisien korelasi
N : Jumlah individu dalam sampel X : Variabel depeden
(63)
38
2. Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan demokratis) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dinamika kelompok) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
3. Uji Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X (gaya kepemimpinan Demokratis) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Dinamika kelompok) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
(64)
39
Ho : gaya kepemimpinan Demokratis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pembentukan dinamika kelompok yang dinamis. Ha : gaya kepemimpinan Demokratis mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Pembentukan dinamika kelompok yang dinamis. 4. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: gaya kepemimpinan Demokratis (X) terhadap variabel terikatnya yaitu Dinamika kelompok (Y). Persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):
Y = a + b X
Dimana: Y = Variabel dependen (dinamika kelompok) a = Konstanta
b = Koefisien garis regresi
(65)
IV. GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Universitas Lampung
Usaha untuk mendirikan perguruan tinggi di daerah Keresidenan Lampung timbul dari dua panitia yang lahir tahun 1959, yaitu Panitia Pendirian dan Perluasan Sekolah Lanjutan (P3SL) di Tanjung Karang, yang diketuai oleh Zainal Abidin pagar alam dan sekretarisnya Tjan Djiit Soe dan Panitia Persiapan Pembentukan Yayasan Perguruan Tinggi Lampung (P3YPTL) yang dibentuk di jakarta pada tanggal 20 Agustus 1959 dengan Ketua Nadirsjah Zaini, M.A. dan Sekretaris Hilman Hadikusuma.
Pada tanggal 19 Januari 1960 P3SL mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh masyarakat Lampung untuk mempersiapkan berdirinya suatu perguruan tinggi. Pada waktu itu P3SL dirubah namanya menjadi Panitia Pendirian Perluasan Sekolah Lanjutan Dan Fakultas (P3SLF) dengan Ketua Zainal Abidin Pagar Alam dan Sekretaris Tjan Djiit Soe. Pada tanggal 19 Juli 1960 Sekretariat Fakultas Ekonomi Hukum Sosial (FEHS) Lampung Dibuka di aula gedung sekolah bekas Hak Haw di jalan Hasanudin No.34 Teluk Betung oleh tiga Mahasiswa yang mewakili P3SLF, yaitu Hilman Hadikusuma, Alhusniduki Hamim, dan Abdoel Moeis Radja Hukum.
(66)
41
Tanggal 7 September 1960 setelah diadakan pertemuan antara P3SLF dan P3YPTL, maka kedua panitia tersebut dilebur menjadi satu Yayasan dengan nama Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Lampung (YPPLT) dengan akte Wakil Notaris M.M Efendi Nomor 24 tanggal 23 November 1960, yang bertugas membina Fakultas yang baru didirikan tersebut dan mengusahakan perubahan statusnya menjadi negeri. Surat Keputusan Presiden Universitas Sriwijaya (dr.M.Isa) Nomor D-40-7-61 tanggal 14 Februari 1961 menyatakan bahwa, terhitung tanggal 1 Februari 1961 ditetapkan jurusan FEHS Lampung menjadi cabang Fakultas Hukum Unsri. Tanggal 15 Februari 1961 Hi.Zainal Abidin pagar alam ditunjuk sebagai anggota kurator Universitas Sriwijaya di wilayah Lampung atas dasar surat Keputusan Presiden Unsri Nomor UP/031/C-1/1961. Mr.Hosein Effendi mendapat kepercayaan untuk memimpin Fakultas Hukum dan Drs.Moersalim diberi kepercayaan memimpin Fakultas Ekonomi. Mr.Rusli Dermawan diberi kepercayaan untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan pada Fakultas Hukum, dan Drs.P.Sitohang memimpin Fakultas Ekonomi dengan Drs.Subki E. Harun sebagai sekretaris Fakultas.
Dalam rangka penyelesaian studi mahasiswa cabang Fakultas Hukum dan cabang Fakultas Ekonomi Unsri tersebut, atas persetujuan Presiden Unsri, pada tahun 1964 diadakan hubungan afiliasi dengan Universitas Indonesia di jakarta. Harapan masyarakat Lampung untuk memiliki sebuah Universitas negeri yang berdiri sendiri dapat terkabul. Hal ini terbukti dengan diterbitkanya surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) nomor 195 tahun 1965 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 23 September 1965 berdiri Universitas Lampung (Unila), yang saat itu memiliki dua Fakultas yaitu Fakultas Hukum dan
(67)
42
Ekonomi. Kusno Danupoyo yang pada saat itu sebagai Gubernur/KDH Propinsi Lampung diangkat sebagai pejabat Ketua Presedium Universitas Lampung.
Tahun 1966 Kusno Danupoyo diganti kedudukanya oleh Gubernur yang menggantikanya, yaitu Hi. Zainal Abidin Pagar Alam. Kemudian dikukuhkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 tahun 1966 tentang pendirian Universitas Lampung. Pembentukan Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Presidium Unila Nomor 756/ KPTS/1967 dan mulai berjalan sambil menunggu SK Pengukuhan dari Mendikbud. Tahun 1968, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta Cabang Tanjung Karang dengan keputusan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Nomor 1 tahun 1968, di integrasikan ke dalam Unila menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung semakin maju dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Pembentukan Fakultas Tehnik berdasarkan Surat Keputusan Presidium Unila Nomor 227/KPTS/Pres/1968 pada tanggal 5 Juli 1968. Namun karena adanya berbagai kendala, fakultas ini tidak dapat melanjutkan keberadaanya dan dengan Surat Keputusan Nomor 101/B-/11/72, Fakultas Tehnik tidak menerima mahasiswa baru lagi dan sejumlah mahasiswa Fakultas ini disalurkan ke fakultas lainya.
Fakultas Pertanian resmi berdiri sejak tanggal 16 Maret 1973 yang dikukuhkan dengan surat keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0206/01973. Melalui dukungan Pemerintah Daerah Propinsi Lampung, dibentuk lagi Panitia Persiapan Pembukaan Fakultas Tehnik Sipil pada tanggal 13 Januari 1978. Pada Tahun Akademik 1986/1987 dibuka Program Studi (PS) Sosiologi dan PS Ilmu Pemerintahan di bawah naungan Fakultas Hukum. Untuk
(68)
43
menkoordinasikan pelaksanaan Akademiknya, di bentuk Persiapan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (Persiapan FISIP).
Pada Tahun Akademik 1989/1990 dibuka PS Biologi dan PS Kimia di bawah naungan Fakultas Pertanian. Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Akademiknya, dibentuk Persiapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Persiapan FMIPA). Fakultas Non Gelar Tehnologi statusnya di ubah menjadi Fakultas Tehnik berdasarkan Surat keputusan Rektor Unila Nomor 08/KPTS/R/1991 tanggal 6 Juli 1991 Bertambah lagi fakultas baru di Unila, Persiapan FISIP resmi menjadi FISIP berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0334/0/1995. Begitu juga dengan Persiapan FMIPA yang resmi menjadi FMIPA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Nomor 0334/0/1995.
Unila mulai menyelenggarakan Program Pascasarjana yang dimulai oleh program studi Magister Tehnologi Agroindustri dan Magister Hukum, di ikuti oleh Magister Manajamen dan Agronomi pada tahun 2000 dan Magister Tehnologi Pendidikan pada tahun 2001. Atas dasar SK Dikti Nomor 3195/D/I/2003 Unila mendapat izin menyelenggarakan Program Pendidikan Dokter yang Tahun ajaran 2002/2003 mulai menerima Mahasiswa baru. Fakultas Kedokteran Unila resmi disahkan sesuai dengan SK Menpan nomor 8/439/M.PAN- RB/2/2011 tanggal 16 Februari 2011.
Dengan demikian saat ini Unila memiliki 8 fakultas, yaitu : Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian,
(1)
5. Kementerian Sosial Politik
6. Kementerian Aksi dan Propaganda 7. Kementerian Kesejahteraan Masyarakat 8. Kementerian Komunikasi dan Informasi 9. Kementerian Pendidikan dan Kepemudaan
(2)
51
Gambar 2. Bagan Susunan Organisasi Badan Eksekutif mahasiswa Universitas Lampung
Wakil Presiden BEM Presiden BEM
Kementerian Sekretaris
Kabinet
Kementerian Keuangan
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Luar Negeri
Kementerian Sosial Politik
Kementerian Aksi & Propaganda
Kementerian Kesejahteraan
Masyarakat
Kementerian Komunikasi &
Informasi
Kementerian Pendidikan & Kepemudaan
(3)
A. Simpulan
Setelah penulis melakukan analisa mengenai pengaruh gaya kepemimpinan demokratis presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung terhadap pembentukan dinamika kelompok, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :
1) Gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh terhadap pembentukan dinamika kelompok, hal ini ditunjukan dengan nilai R Square (r2) yang memberikan gambaran besarnya kontribusi pengaruh variabel independen (gaya kepemimpinan demokratis) terhadap variabel dependen (pembentukan dinamika kelompok) yaitu sebesar 0,915 yang berarti bahwa besarnya kontribusi pengaruh variabel independen (gaya kepemimpinan demokratis) terhadap pembentukan dinamika kelompok sebesar 91,5% dan sisanya diterangkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
2) Dari hasil pengujian hipotesis telah membuktikan terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan demokratis dengan pembentukan dinamika kelompok. Pengujian membuktikan bahwa gaya kepemimpinan demokratis memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan dinamika kelompok. Dilihat dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,000 dan nilai t hitung sebesar 25,857 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
(4)
100
100 kecil dari 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, berarti variabel gaya kepemimpinan demokratis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pembentukan dinamika kelompok yang dinamis.
B. Saran
1. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung menerapkan gaya kepemimpinan yang cukup sesuai dengan dinamika kelompok pada Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung. Diharapkan kedepannya, penerapan gaya kepemimpinan lebih ditingkatkan lagi kepada seluruh anggota agar seluruh anggota memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan organisasi.
2. Dinamika kelompok yang di ciptakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa dapat dirasakan positif oleh anggota. Diharapkan kedepannya dinamika kelompok tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan demi tercapainya tujuan organisasi yang lebih maksimal.
3. Hasil Uji R2 menunjukkan masih ada variabel-variabel lain yang harus diperhatikan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian lebih lanjut, hendaknya menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi dinamika kelompok, karena dengan semakin dinamisnya dinamika kelompok maka akan berpengaruh baik juga terhadap pencapaian tujuan organisasi.
(5)
Alfian, Alfan. 2009.Menjadi Pemimpin Politik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
Bungin, Burhan. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif.Kencana. Jakarta. Ghozali, Imam (2005).Aplikasi Analisis Multivatiate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadani, Nawawi dan Martin Hadani. 1991.Instrumen Penelitian Bidang Sosial. UGM Yogyakarta.
Isjoni. 2007.Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan. Bandung. Sinar Baru Algesindo
Kartono, Kartini. 2009.Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu. Rajawali Pers. Jakarta.
Kusdi. 2009.Teori Organisasi dan Administrasi. Salemba Humanika. Jakarta Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. UII Press.
Yogyakarta.
Ndraha, Talizudhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru).PT. Asdi Mahasatya. Jakarta.
Pasolong, Harbani. 2008.Kepemimpinan Birokrasi.Alfabeta. Bandung.
Romlah, Tatiek. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. 1989. Jakarta:Depdikbud
Ruslan, Rosady. 2010. MetodePenelitian Public Relations dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
(6)
Sanusi, Achmad dan M. Sobru Sutino. 2009.Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan Dalam Membentuk Budaya Organisasi yang Efektif. Prospect.
Bandung.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
Sugiyono,Metode Penelitian Administrasi, Bandung. Alfabeta. 2007
Sukanto, dan Reksohadiprojo. 1987.Organisasi Perusahaan. BPFE. Yogyakarta Suradji, Gatot dan Engelbertus Martono. 2014. Ilmu dan Seni Kepemimpinan.
Pustaka Reka Cipta. Jakarta.
Soedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan. Bandung. Refika Aditama
Soedarsono, Yudistira dan Wida Kusuma. Leadership Metamorfosis. Gramedia. Jakarta
Syafiie, Inu Kencana. 2006. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung. Refika Aditama
Thoha, Miftah. 2003.Kepemimpinan Dalam Manajemen. Raja Grafindo. Jakarta
Dokumen:
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 115 tahun 1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiwaan.
Media:
Ahmad Kurnia. Tekhnikkepemimpinan.blogspot.com. 20 November 2007. Blog. diakses pada: tanggal 9 April 2013, pukul 16:02.
http://teknikkepemimpinan.blogspot.com/2007-11-01-archive.html Dewi Ratna. Dinamika Kelompok. www.scribd.com. 19 Januari 2011. Scribd.
diakses pada: tanggal 7 mei 2013, pukul 17:06.
http://www.scribd.com/doc/98015932/jurnal-dinamika-kelompok/ Endry Mesuji. Dinamika kelompok. Bp3kpkotamukomuko.blogspot.com. 3
November 2011. Blog bp3kp. diakses pada: tanggal 7 mei 2013, pukul 19:45. http://bp3kpkotamuko-muko.blogspot.com/2011/11/dinamika-kelompok.html
Deny Achmad, Gaya Kepemimpinan, www.scribd.com, 7 Agustus 2010, Scribd, diakses pada tanggal 8 Maret 2014, Pukul 13:15. http://www.scribd.com/doc/174371681/