Evaluasi Konteks Evaluasi Input

1

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bagian ini merupakan bab penutup, terdiri dari 1 Simpulan 2 Implikasi 3 Saran

A. Kesimpulan

Kesimpulan disusun berdasarkan pada fokus yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu evaluasi konteks, input, proses, produk manajemen kesiswaan dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Saraswati Salatiga. Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang ada bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Evaluasi Konteks

Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Penelitian konteks dapat dijelaskan bahwa terdapat kesesuaian pemahaman kebijakan mutu SMM ISO 9001:2008 dengan visi, misi, tujuan, dan rencana strategis SMK Saraswati Salatiga dan kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yaitu PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP, penerapan SMM ISO 9001:2008 dilaksanakan sebagai sistem penjaminan mutu internal. Kepala Sekolah sebagai pengambil keputusan menindaklanjuti standar mutu dalam kebijakan SMM ISO 9001:2008 bidang manajemen kesiswaan yang melibatkan pertimbangan atau 2 pemikiran-pemikiran tentang mutu pendidikan SMK Saraswati Salatiga dari yayasan, komite sekolah, institusi pasangan, tokoh masyarakat, dan orangtua siswa.

2. Evaluasi Input

Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Aspek input guru sudah mencukupi untuk semua kompetensi keahlian di SMK Saraswati Salatiga, walaupun masih diperlukan solusi dalam peningkatan mutu guru. Hal ini disebabkan latar belakang pendidikan beberapa guru belum mempunyai sertifikat pendidik atau akta IV, dan ada 1 satu guru yang masih berpendidikan SLTA dikarenakan pengurus yayasan dan umur sudah tua. Kepala sekolah mengambil langkah kebijakan memodifikasi strategi dengan mengirim dan memerintahkan studi lanjut bagi guru-guru yang belum mempunyai akta IV atau belum bersertifikat pendidik. Tim pembinaan kesiswaan berjumlah 4 empat kurang ideal sehingga penanganan kesiswaan sehari-hari di sekolah tidak masksimal. Solusi yang dilakukan adalah memodifikasi jumlah guru yang menangani kesiswaan yaitu pemberdayaan wali kelas. Pemberdayaan wali kelas dalam pembinaan kesiswaan akan membantu memudahkan peningkatan disiplin siswa di sekolah. Sarana prasarana untuk manajemen kesiswaan sudah cukup dan lengkap namun belum dapat digunakan secara maksimal. Lapangan basket belum dimanfaatkan 3 maksimal, ruang OSIS dan pramuka masih satu ruang. Sekolah mengambil langkah kebijakan memodifikasi metode agar siswa berminat basket di sekolah dan menunda pengadaan ruang OSIS dan pramuka terpisah tidak menjadi satu ruang. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jumlah ruang yang dimiliki SMK Saraswati Salatiga dan memasukkan anggaran pengadaan ruang OSIS dan pramuka pada program kepala sekolah tahun pelajaran 2014-2015.

3. Evaluasi Proses