Apa itu Bukti Digital

Definisi Bukti Digital
Tugas Mata Kuliah
Digital Evidence
Dosen : Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom

Disusun Oleh

MUSLIM HERI KISWANTO
13917221

Program Pasca Sarjana
Fakultas Teknik Industri
Jurusan Magister Teknik Informatika
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2014

2

Bukti Digital


I.

PENDAHULUAN
Kejahatan dunia cyber sekilas memang tidak kasat mata dan sangat sulit

untuk dilacak, namun pada kenyataannya sulit juga untuk menutup-tutupinya,
bagai bangkai yang akan tercium juga baunya. Bukti kejahatan yang dilakukan
mungkin saja bisa di hilangkan dari perangkat dan jaringan data yang digunakan.
Namun jika digali lebih dalam lagi, mungkin masih tertinggal sisa-sisa
kejahatan tersebut sepanjang jalan dunia maya. Untuk itu ada baiknya jika kita
mengetahui bagaimana proses terbentuknya sebuah bukti digital, dimana saja bukti
digital bisa terbentuk dan disimpan, dan banyak lagi trik-trik mengumpulkan buktibukti digital.
Meskipun hanya secara garis besar dan tidak akan membuat Anda menjadi
seorang ahli forensik, namun informasi ini cukup berguna untuk referensi ketika
sebuah kejahatan cyber menimpa Anda dan perangkat digital Anda.

II. PEMBAHASAN
A. Definisi Bukti Digital
Barang bukti sangat penting akan keberadaannya karna Barang Bukti
mengarah pada proses bagaimana, siapa, dan dimana pelaku melakukannya dan

tidak hanya hal Teknis saja, tapi barang bukti mempengaruhi hasil dipengadilan
nantinya. Untuk itu sangat perlu memperhatikan perubahan disetiap tahap dalam
proses analisa forensik yang kita kembangkan. Berikut ini adalah beberapa definisi
tentang Bukti digital:
1. Alat bukti digital adalah semua data yang dapat menampilkan atau
menujukkan bahwa tindak kriminal terjadi atau dapat memberi atau
menghubungkan antara kriminalitas dan korbannya, atau tindak kriminal
dan pelakunya (Casey: 2000).
2. Alat bukti digital adalah informasi yang disimpan atau ditransmisikan dalam
bentuk binary atau biner (satu dari representasi umum dari data komputer)

Muslim Heri Kiswanto (13917221)

3

yang mungkin dibutuhkan di persidangan (IOCE, Iternational Organization
of Computer Evidence).
3. Alat bukti digital adalah informasi dan data yang memiliki nilai investigasi
yang disimpan atau


ditransmisikan dengan komputer (ACPO, The

Association of Chief Police Officers).
4. Alat bukti digital adalah data digital yang mendukung atau meninggalkan
hipotesis tentang kejadian digital /tahap dari data digital (Carrier, 2006).
5. “Digital forensics is a branch of computer science that focuses on

developing evidence pertaining to digital files for use in civil or criminal
court proceedings. Digital forensic evidence would relate to a computer
document, email, text, digital photograph, software program, or other
digital record which may be at issue in a legal case” PACFE.
6. “The application of computer science and investigative procedures for a

legal purpose involving the analysis of digital evidence after proper search
authority, chain of custody, validation with mathematics, use of validated
tools, repeatability, reporting, and possible expert presentation.” “Digital
Forensics

Science:


The

application

of

computer

science

and

investigative procedures for a legal purpose involving the analysis of digital
evidence (information of probative value that is stored or transmitted in
binary form) after proper search authority, chain of custody, validation with
mathematics (hash function), use of validated tools, repeatability,
reporting, and possible expert presentation.” Ken Zatyko
Alat bukti digital adalah alat bukti elektronik non fisik yang terdiri dari
informasi dan dokumen elektronik. Adapun yang dimaksud dengan informasi dan
dokumen elektronik adalah sebagai berikut (UU No.11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik)
Pasal 1
1) Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,

termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,

Muslim Heri Kiswanto (13917221)

4

simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
4) Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat,

diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,
dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau

sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
Alat bukti digital memiliki kerawanan meliputi aspek keamanan informasi,
yaitu : integritas (keutuhan) dan otentikasi (keaslian). Berikut ini penjelasan singkat
mengenai integritas dan alat bukti alat bukti digital.
Otentikasi alat bukti berarti alat bukti tersebut memenuhi syarat persidangan
bahwa (a) isi dari rekaman tidak berubah, (b) informasi dalam rekaman secara
fakta berasal dari sumber yang dipercaya, baik dari manusia ataupun mesin, dan
(c) informasi tambahan misalnya data tanggal rekaman yang akurat. Seperti halnya
rekaman dalam bentuk kertas, derajat otentikasi dapat dibuktikan melalui verbal
(pendapat kesaksian) dan alat bukti tidak langsung, jika ada, atau melalui fitur
teknologi didalam sistem atau rekaman (Reed, 1990-1991).
Integritas adalah jaminan terhadap keutuhan data digital dengan kata lain
memastikan bahwa data digital tersebut tidak dimodifikasi (ditambah, dikurang,
diubah dll) oleh pihak yang tidak berhak.Tujuan dari cek integritas adalah untuk
menunjukkan bahwa alat bukti tidak diubah dari ketika dikumpulkan, hal ini juga
mendukung proses otentikasi. Pada forensik digital, proses verifikasi integritas dari
alat bukti umumnya meliputi perbandingan antara dari sidik jari digital untuk alat
bukti digital tersebut yang diambil pada saat pengumpulan, dengan sidik jari digital

pada alat bukti saat state saat ini.

B. Peranan Perangkat Digital
Debra Little john juga menejelaskan, bukti digital secara prinsip memang
berbeda dengan bukti konvensional, tetapi secara sifat memiliki beberapa

Muslim Heri Kiswanto (13917221)

5

persamaan. Contohnya adalah proses pengambilan sidik jari (fingerprints) pada
kejahatan konvensional yang pada satu saat dapat terlihat (visible) dengan mudah,
begitu pula bukti digital yang secara fisik terlihat (contohnya: computer hard disk).
Tetapi disisi lain, sidik jari tidak terlihat begitu saja, melainkan harus melalui suatu
proses tertentu hingga sidik jari tersebut dapat terlihat,demikian halnya pada bukti
digital yang dalam proses untuk mendapatkannya membutuhkan perangkat keras
maupun perangkat lunak tertentu.
Meski perangkat digital bersifat pasif, dan menunggu instruksi manusia,
perangkat digital dapat memiliki peran:
1) Saksi mata (witness)

2) Perkakas (tool)
3) Penyukses aktivitas (accomplice)
4) Target serangan (victim)
5) Pelindung (guardian)
Gambar berikut menjelaskan tentang peranan bukti digital dalam pengungkapan
tindak kejahatan:

Bukti digital tidak dapat langsung dijadikan barang bukti pada proses
peradilan, karena menurut sifat alamiahnya bukti digital sangat tidak konsisten.
Untuk menjamin bahwa bukti digital dapat dijadikan barang bukti dalam proses
peradilan maka diperlukan sebuah standar data digital yang dapat dijadikan barang
bukti dan metode standar dalam pemrosesan barang bukti sehingga bukti digital
dapat dijamin keasliannya dan dapat dipertanggung jawabkan.
Berikut adalah aturan standar barang bukti digital agar dapat diterima dalam
proses peradilan :
1) Dapat diterima, artinya data harus mampu diterima dan digunakan demi
hukum, mulai dari kepentingan penyelidikan sampai dengan kepentingan
pengadilan.

Muslim Heri Kiswanto (13917221)


6

2) Asli, artinya bukti tersebut harus berhubungan dengan kejadian / kasus yang
terjadi dan bukan direkayasa.
3) Lengkap, artinya bukti bisa dikatakan bagus dan lengkap jika didalamnya
banyak terdapat petunjuk yang dapat membantu investigasi.
4) Dapat

dipercaya,

atinya

bukti

dapat

mengatakan

hal


yang

terjadi

dibelakangnya, jika bukti tersebut dapat dipercaya dan mengarah, maka proses
investigasi akan lebih mudah. syarat dapat dipercaya ini merupakan suatu
kewajiban dalam penangan perkara.
Untuk itu perlu adanya metode standar dalam pengambilan data untuk bukti
digital dalam pemrosesan barang bukti data digital, untuk menjamin keempat
syarat diatas terpenuhi. Sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan barang bukti
yang legal dipengadilan dan diakui oleh hukum.

III. KESIMPULAN
Barang bukti sangat penting keberadaanya karena sangat menentukan
keputusan di pengadilan, untuk itu pemrosesan barang bukti dalam analisa forensik
sangat diperhatikan. Bukti digital merupakan informasi dalam bentuk digital yang
digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Bukti digital tidak dapat langsung
dijadikan barang bukti pada proses peradilan, karena menurut sifat alamiahnya
bukti digital sangat tidak konsisten.

Alat bukti digital memiliki kerawanan meliputi aspek keamanan informasi,
yaitu : integritas (keutuhan) dan otentikasi (keaslian). Bukti digital juga memiliki
peran, yaitu:
1) Saksi mata (witness)
2) Perkakas (tool)
3) Penyukses aktivitas (accomplice)
4) Target serangan (victim)
5) Pelindung (guardian)

Muslim Heri Kiswanto (13917221)

7

IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Zatyko, K. (2007). Defining Digital Forensics, Forensic Magazine.
http://www.forensicmag.com/articles/2007/01/commentary-defining-digitalforensics
2. http://www.pacfe.org/articles.php?id=3 Posted by sys on 2013-04-16
3. Source: A Road Map for Digital Forensic Research – DFRWS 2001, retrieved
from http://www.dfrws.org/2001/dfrws-rm-final.pdf
4. Debra Littlejohn Shinder, Scene of The Cybercrime, Computer Forensics
Handbook (United State of America: Syngress Publishing Inc., 2002), p. 550
5. UU No.11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
6. Catatan Kuliah “Digital Evidence

Muslim Heri Kiswanto (13917221)