PROPORSIONALITAS KONTRIBUSI LABA PT.JASA RAHARJA TERHADAP PENERIMAAN NEGARA

PROPORSIONALITAS KONTRIBUSI LABA PT. JASA RAHARJA
TERHADAP PENERIMAAN NEGARA
Skripsi

Oleh
Geraldus Elvatino
0911021053

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

ABSTRACT

PROPOTIONALITY AND PROFIT CONTRIBUTION PT. JASA
RAHARJA TO STATE REVENUE

By
Geraldus Elvatino


The purpose of this study was to assess the difference in net income of the
insurance sector SOEs (State Owned Enterprise) with net profit private insurance
sector. The samples in this study are reported net income of state and private
companies 5 years 2008-2013. Analysis using different test by using SPSS 17.0.
The methods used are Group Statistic and Independent Sample Test, t test an f test
two population variance are equal (homogeneous) with the f test value 0,361.
Partiallly state-owned enterprise and private enterprise have an average net profit
of the same (not different) with the t test value of 0,297. Average net profit
Insurance sector SOEs 0,972960 T and the average net income of the private
insurance sector 0,848040 T.
Keywords: SOE Net Income, Net Profit Private, Different Test, SPSS

ABSTRAK

PROPOSIONALITAS KONTRIBUSI LABA PT. JASA RAHARJA
TERHADAP PENERIMAAN NEGARA

Oleh
Geraldus Elvatino


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perbedaan laba
bersih perusahaan sektor asuransi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan
laba bersih perusahaan sektor asuransi swasta. Sampel pada penelitian ini adalah
laporan laba bersih dari 5 perusahaan BUMN dan Swasta tahun 2008 – 2013.
Teknik analisis data menggunakan Uji Beda dengn menggunakan SPSS 17.0.
Metode yang digunakan Uji Group Statistic dan Independent Sample Test, uji t
dan uji f. Kedua varians populasi adalah sama (homogen) dengan nilai Uji F
0,361, secara parsial perusahaan BUMN dan Swasta memiliki rata-rata laba
bersihyang sama (tidak berbeda) dengan nilai uji t sebesar 0,297. Rata-rata laba
bersih perusahaan sektor Asuransi BUMN 0,972960 triliun dan rata-rata laba
bersih perusahaan sektor Asuransi Swasta 0,848040 triliun.
Kata Kunci : Laba Bersih BUMN, Laba Bersih Swasta, Uji Beda, SPSS.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 6 juni 1989 di Bandar
Lampung, merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak
Fransiskus Wajar dan Ibu Elisabeth Dewi Herawati.

Penulis menyelesaikan sekolah dasar di SD Xaverius Tanjung Karang Bandar

Lampung 2001 , Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Kristen 5 Bandar
Lampung pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas Arjuna Bandar Lampung
tahun 2007.

Dan pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung.

MOTO

Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi keuatan kepadaku
(filipi 4:13)
Complaining is finfing faults. Wisdom is finding solutions .
(Ajhn Bram)
Carpe Diem
(Horace)

PERSEMBAHAN

Sebagai wujud bhaktiku, teruntuk kedua orang tuaku
yang selalu mendoakan keberhasilanku .

(Fransiskus Wajar dan Elisabeth Dewi Herawati)

Saudara-saudaraku serahim, senyum kalian adalah kebahagiaan dan motivasiku,
Keberadaan kalian adalah penyemangat dan motivasiku dalam menyelesaikan
study ini .
(Fransiska Roselly , Titus Cahyo Pambudi , Mario Wisnu Wicaksono)

Seluruh orang yang kukenal yang secara langsung maupun tidak langsung
menjadi guru dalam kehidupanku sehari-hari terimakasih untuk pengalamanpengalaman yang aku dapatkan dari kalian semua.

Almamater tercinta yang selalu aku banggakan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Lampung

SANWACANA

Puji Tuhan atas segala limpahan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “PROPOSIONALITAS
KONTRIBUSI LABA PT. JASA RAHARJA TERHADAP PENERIMAAN
NEGARA”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangan baik dari segi substansi maupun penulisannya, terlepas dari segala
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang siftnya membangun sehingga dapat dijadikan konstribusi
dalam perbaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi .
2. Bapak Muhammad. Husaini, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan.
3. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan dan Pembimbing Akademik selama penulis menjadi
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
4. Bapak Rakhmat, S.E. selaku Pembimbing yang telah mencurahkan
segenap ide untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Muddin Sirat, S.E., M.P. selaku penguji utama ujian komprehensif,
terima kasih atas saran yang diberikan.
6. Segenap dosen FE Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan bimbingannya selama penulis belajar di Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung.

7. Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, Bu Mar,
beserta staf lainnya, terima kasih atas semua bantuan waktu luangnya.
8. Papi dan Mami tercinta, terima kasih

untuk setiap untaian doa,

pengorbanan, dukungan moral yang memotivasi penulis sehingga penulis
memiliki semangat untuk menyelesaikan studi ini.
9. Kakaku Fransiska Roselly, Mario Wisnu Wicaksono & Titus Cahyo
Pambudi. Terima kasih atas doan dan semangat nya selama ini .
10. Monika Gitarani Andriyana yang dengan ikhlas dan sabar menemani,
membantu dan mendoakan ku dalam menyelesaikan study ini, SudaraSaudaraku dan sahabat –sahabat Ekonomi pembangunan angkatan 2009 (
NyidNyid, Amma, Adis, Kadina, Dini, Gogor, Inot, Eki, Falda, Bayu,
Dani, Bang Sena, Markus, Pandu, Onyeng, Apri, Despa, Bangun, Eli,
Guntur, Makro, Fijar ) yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,sungguh
pertemanan dan kebersamaan ini sangat bermakna dan berharga di
hidupku.yang sangat memperluas arti persahabatan serta keberadaan
kalian telah memberikan kesempurnaan di setiap hari-hariku.
11. Terima kasih kepada sahabat & keluarga 0721 ORG (Mas Bro,Agus Suga,
Anang, Asa, Sukro, Ladi, Agus Moeng, Reza, Ladi, Bowo, Atan, Ticil,

Ibev, dll ) we rock !!!

12. Terimakasih KBB bersaudara (Eky, Yuda ,Ridel, Elisa, Uje, Tian, Acong,
Akbar, Firda, Nadia,dll ) , Teman Sunday Project ,Teman Hiphop
Lampung Movement, Teman TIDAR, Teman SMA Fransiskus, dll .
13. Almamater tercinta yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu yang
membantu penulis dalam pembuatan tulisan ini.Terima Kasih untuk
semuanya semoga TUHAN memuliakan kita semua,karna hanya DIA lah
yang dapat membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan.
sesungguh nya kebaikan sangat lah MULIA bagi-NYA.
Semoga tulisan ini bukan sekedar curahan fikiran yang tercoreh dalam kertas
putih yang tak berarti apa apa, tetapi sebagai ladang amal karena dapat bermanfaat
bagi kehidupan kita semua dan berguna untuk kedepannya.

Bandar Lampung,
Penulis,

Geraldus Elvatino

September 2014


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................................

i

DAFTAR TABEL. ............................................................................................................

ii

DAFTAR LAMPIRAN . ...................................................................................................

iii

I.

PENDAHULUAN


A.

Latar Belakang ..........................................................................................................

1

B.

Permasalahan ............................................................................................................

10

C.

Tujuan Penelitian ......................................................................................................

10

D.


Hipotesis ...................................................................................................................

11

E.

Sistematika Penulisan . ..............................................................................................

11

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Fungsi dan Peran Pemerintah ...................................................................................

13


B.

Konsep Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ...................................

14

C.

Sumber - Sumber Penerimaan Negara .. ..................................................................

17

D.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .......................................................................

20

E.

Prinsip GCG (Good Corporate Govermance) ..........................................................

24

III. METODE PENELITIAN
A.

Jenis Dan Sumber Data ............................................................................................

33

B.

Batasan Peubah .........................................................................................................

33

C.

Alat Analisis Data .....................................................................................................

33

D.

Gambaran Umum PT. Jasa Raharja ..........................................................................

35

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.

Kinerja Perusahaan PT. Jasa Raharja ....................................................................... 45

B.

Kontribusi BUMN terhadap APBN .......................................................................... 46

C.

Laba Bersih PT. Jasa Raharja Tahun 2012 ............................................................... 50

D.

Perkembangan BUMN Sektor Usaha Asuransi ....................................................... 52

E.

Perbandingan Laba Bersih Asuransi BUMN dan Swasta ......................................... 58

F.

Pembahasan ............................................................................................................... 71

V.

SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan ................................................................................................................... 90

B.

Saran ......................................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Perkembangan Kontribusi Laba BUMN Terhadap Penerimaan Negara
Periode 2007 – 2013 ..................................................................................
2. Daftar Total Laba Perusahaan BUMN Tahun 2012 ...................................
3. Perkembangan kontribusi Laba PT. Jasa Raharja Terhadap Laba Usaha
Negara .......................................................................................................
4. Perkembangan Total Laba PT. Jasa Raharja Periode 2007 – 2012 ...........
5. Daftar Perubahan Nama Perusahaan ... ......................................................
6. Perkembangan Premi, Investasi, dan Cadangan Teknis BUMN Asuransi
Tahun 2005 – 2009 ...................................................................................
7. Perkembangan Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Asuransi
Tahun 2005 – 2009 ...................................................................................
8. Kontribusi Laba PT. Jasa Raharja (Persero) Terhadap BUMN
Tahun 2007 – 2012 ..................................................................................
9. Perbandingan Laba Bersih Asuransi BUMN dan Swasta
Tahun 2008 – 2012 ..................................................................................
10. Rata – Rata Laba Bersih Perusaahaan Sektor Asuransi BUMN dan
Swasta Tahun 2008 – 2012 .......................................................................
11. Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan Rata – Rata Laba Bersih
Perusahaan BUMN.....................................................................................
12. Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan Rata – Rata Laba Bersih
Perusahaan Swasta .....................................................................................

4
5
7
8
36
53
53
54
58
59
71
73

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Perkembangan Kontribusi Laba BUMN Terhadap Penerimaan Negara
Periode 2007 – 2013 ................................................................................... L1
2. Daftar Perubahan Nama Perusahaan ............................................................ L2
3. Rata – Rata Laba Bersih Perusahaan Asuransi BUMN dan Swasta ..... ...... L3
4. Perbandingan Laba Bersih Perusahaan Jasa Rahaarja dan Jamsostek...... ... L4
5. Perbandingan Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan Jiwasraya... ........ L5
6. Perbandingan Laba Bersih Jasa Raharja dan Jasindo.. ................................ L6
7. Perbandingan Laba Bersih Perusahaan Jasa raharja dan ASKES ................ L7
8. Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan Rata – Rata Laba Bersih
Perusahaan BUMN...................................................................................... L8
9. Perbandingan Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan AXA Mandiri..... L9
10.Perbandingan Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan AIA Financial.... L10
11.Perbandingan Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan Prudential... ....... L11
12.Perbandingan Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan Manulife ........... L12
13.Perbandingan Laba Bersih Perusahaab Jasa Raharja dan Sinarmas
MSIG. .......................................................................................................... L13
14.Laba Bersih Perusahaan Jasa Raharja dan Rata – Rata Laba Bersih
Perusahaan Swasta ... .................................................................................. L14

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 seperti tercantum dalam perencanaan pembangunan
jangka panjang sehingga peran serta dari berbagai pihak baik pemerintah maupun
swasta sangat diharapkan demi terjaganya kesinambungan pembangunan.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional jangka panjang yang
dilaksanakan secara bertahap, bertumpu dan bertujuan untuk mencapai Trilogi
Pembangunan, yaitu a) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju
pada tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, b) Pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi, c) Stabilitas nasional dan dinamis. Ketiga unsur Trilogi
Pembangunan itu saling berkaitan dan saling memperkuat/mendukung satu sama
lainnya. Unsur pemerataan dari pembangunan itu tercermin dalam delapan jalur
pemerataan yaitu : (1) Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak
khususnya pangan, sandang dan perumahan, (2) Pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan, (3) Pemerataan pembagian
pendapatan, (4) Pemerataan kesempatan kerja, (5) Pemerataan kesempatan
berusaha, (6) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan

2

khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita, (7) Pemerataan penyebaran
pembangunan di seluruh wilayah tanah air dan pemerataan kesempatan
memperoleh keadilan.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebagai piranti kebijaksanaan
fiskal merupakan rincian rencana kegiatan operasional pemerintah dan
pembangunan. Penyusunan anggaran dilakukan dengan cermat agar mencapai
sasaran yang diharapkan. Dalam struktur APBN terdapat pos-pos penerimaan
negara yang terdiri dari:
1. Penerimaan Dalam Negeri (Domestic Revenue) yaitu:
a.Penerimaan Pajak (Tax Revenue):
a). Pajak Dalam Negeri ( Domestic Taxes) seperti:
a. Pajak Penghasilan (Income Tax)
b. Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax)
c. PBB (Land and Building Tax)
d. Cukai (Excisses)
e. Pajak Lainnya (Other Tax)
b.) Pajak Perdagangan Internasional ( International Trade Tax) seperti:
a. Bea Masuk (Import Duties)
b. Pajak Ekspor (Exsport Tax)
b. Penerimaan Bukan Pajak (Non Tax Revenue) :
c. Penerimaan Sumber Daya Alam (Natural Resources)
d. Bagian Laba BUMN (Profit Transfer from SOE’e)
e. Penerimaan Bukan Pajak Lainnya (Other Non Tax Revenue)

3

2. Penerimaan Pembangunan
a. Bantuan Program
b. Bantuan Proyek
Untuk mencapai sasaran yang ditetapkan pada pos penerimaan negara dalam
APBN kebijaksanaan fiskal yang mendasar yaitu:

1. Melakukan revisi atas APBN seperti pada APBN tahun 1998/1999 dalam
mendukung stabilisasi kegiatan bidang ekonomi dan upaya
pengendaliankepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap
perekonomiannasional.
2. Kebijaksanaan tingkat suku bunga deposito dan SBI yang cukup tinggi
untuk menarik minat masyarakat menyimpan dananya di sektor perbankan.
3. Perubahan tarif pajak.
4. Peningkatan disiplin dalam pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) sejalan dengan Undang-Undang No.20/1997.
5. Upaya privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar dapat
memberikan kontribusi yang besar bagi penerimaan negara.

4

Tabel 1. Perkembangan Kontribusi Laba BUMN terhadap Penerimaan
Negara Periode 2007-2013 (dalam milyar rupiah)
Sumber
2007 (1)
2008 (1)
2009 (1)
2010 (1)
2011 (1)
Penerimaan
Penerimaan
490,988 658,701 619,922 723, 307
873,874
Perpajakan
470,052 622,359 601,252 694,392
819,752
Pajak Dalam Negri
238,431 327,498 317,615 357,045
431,122
Pajak Penghasilan
154,527 209,647 193,067 230,605
277,800
Pajak
Pertambahan Nilai
23,724
25,354
24,270
28,581
29,893
Pajak Bumi dan
Bangunan
5,953
5,573
6,465
8,026
-1
Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan
Bangunan
44,679
51,252
56,719
66,166
77,010
Cukai
2,738
3,035
3,116
3,969
3,928
Pajak Lainnya
20,936
36,342
18,670
28,915
54,122
Pajak Perdagangan
Internasional
16,699
22,764
18,105
20,017
25,266
Bea Masuk
4,237
13,578
565
8,898
28,856
Pajak Ekspor
Penerimaan Bukan
215,120 320,604 227,174 268,942
331,472
Pajak
132,893 224,463 138,959 168,825
213,823
Penerimaan
Sumber Daya Alam
23,223
29,088
26,050
30,097
28,184
Bagian Laba
BUMN
56,873
63,319
53,796
59,429
69,361
Penerimaan Bukan
Pajak Lainnya
2,131
3,734
8,369
10,591
20,104
Pendapatan Badan
Layanan Umum
Jumlah / Total
706,108 979,305 847,096 992,249 1,205,346
Catatan: Perbedaan satu digit dibelakang terhadap angka pembulatan
1. LKPP
2. APBN-P
3. APBN
Sumber: Departemen Keuangan

Dari Tabel 1 dapat dilihat pada kolom bagi laba BUMN terhadap penerimaan
negara, pada tahun 2007 BUMN berkontribusi sebesar 23,223 milyar rupiah dan

2012 (2)
1,016,237
968,293
513,650
336,057
29,687
-

83,267
5,632
47,944
24,738
23,206
341,143
217,159
30,777
72,799
20,408
1,357,380

5

pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 5,785 milyar rupiah menjadi 29,008
milyar rupiah ,lalu oada tahun 2009 mengalami penurunan sbesar 3,038 milyar
rupiah menjadi 26,050 dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan kembali sebesar
30,097; pada tahun 2011 turun menjadi 28,184 lalu kembali naik pada tahun 2012
sebesar 30,777 milyar rupiah. Dapat disimpulakan bagi hasil laba BUMN
terhadap penerimaan negara mengalami fluktuasi,salah satunya di karnakan
keadaan ekonomi Indonesia,faktor internal dan faktor eksternal BUMN serta
kebijakan pemerintah.
Tabel 2.Daftar Total Laba Perusahaan BUMN Tahun 2012
No Nama Perusahaan
PT Perusahaan Listrik Negara
1
PT Telkom Tbk
2
PT JAMSOSTEK
3
PT JASA RAHARJA
4
Perum Pegadaian
5
PT ASKES
6
PT Jasa Marga Tbk
7
PT TASPEN
8
PT JASINDO
9
10 PT Kereta Api Indonesia
11 PT Pos Indonesia
12 PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan
13 Perum Damri
14 PT Balai Pustaka
Sumber.Finance.detik.com (2013)

Laba Total (Rp.)
Rp 7,19 triliun
Rp 5,47 triliun
Rp 2,18 triliun
Rp 2,098 triliun
Rp 1,506 triliun
Rp 1,43 triliun
Rp 1,31 triliun
Rp 578,79 miliar
Rp 261,47 miliar
Rp 250,44 miliar
Rp 144,98 miliar
Rp 114,22 miliar
Rp 46,77 miliar
Rp 5,44 miliar

Sebagai salah satu BUMN yang merupakan wujud dari kebijakan pemerintah
khususnya pada pemerataan pelayanan kesehatan yaitu PT. Jasa Raharja
merupakan perusahaan negara yang memiliki kedudukan strategis dalam rangka
mensukseskan pelaksanaan pembangunan di bidang perasuransian khususnya
asuransi sosial. Oleh karena itu peneliti tertarik mengambil objek penelitian PT.

6

Jasa Raharja dikarenakan perusahaan tersebut mencakup seluruh masyarakat
umum dan dengan melihat track record kinerja yang cukup signifikan di
perusahaan tersebut. Jika dilihat dari ruang lingkup asuransi maka Jasa raharja
cukup tinggi total laba yang dihasilkan diatas PT. Jamsostek dan PT. Askes.
PT. Jasa Raharja ditunjuk pemerintah untuk menjadi penyelenggara program
asuransi sosial yang melindungi masyarakat dari kerugian akibat kecelakaan lalu
lintas. Sedangkan yang dimaksud dengan asuransi sosial menurut Undang-undang
No.2 tahun 1992 pasal 1 ayat 3 adalah “asuransi yang diselenggarakan secara
wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Asuransi sosial merupakan
asuransi wajib (compulsory insurance) dan yang mewajibkan adalah pemerintah
yang sah.”
Pelaksanaan pemberian jaminan tersebut sebagaimana tertuang dalam Undangundang No.33 tahun 1964 jo Peraturan pemerintah No.17 tahun 1965 tentang
Dana Lalu Lintas Jalan. Di dalam pasal 346 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) disebutkan pengertian dari asuransi sebagai berikut:“Asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi
untuk memberikan penggantia kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu.”

7

Selain sebagai institusi bisnis, PT. Jasa Raharja juga berfungsi sebagai agen
pembangunan (Agent of Development). Sebagai agen pembangunan dibidang
asuransi sosial, keberadaan PT. Jasa Raharja dimaksudkan agar mampu
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat khususnya yang
mendapat musibah kecelakaan penumpang umum maupun kecelakaan lalu lintas
(pihak yang mengajukan santunan) dalam memperoleh hak atas dana santunan
yang telah diberikan oleh pemerintah. Sedangkan sebagai institusi bisnis, PT.
Jasa Raharja diharapkan dapat berorientasi laba dalam kegiatannya sehingga akan
dapat menghasilkan keuntungan dengan layanan pemberian dana santunan
kecelakaan yang dilakukan kepada masyarakat demi tetap terjaganya
kelangsungan hidup perusahaan.
Sebagai perusahaan negara PT. Jasa Raharja juga melaksanakan kewajibannya
kepada negara dengan memberikan sebagian laba perusahaannya kepada negara.
Jumlah kontribusi PT. Jasa Raharja pada penerimaan negara terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Kontribusi Laba PT. Jasa Raharja terhadapLaba
Usaha Negara Periode 2007-2012 (Rp. Juta).
Tahun
Kontribusi Laba Bukan
Laba Usaha
Kontribusi
Anggaran
Pajak PT. Jasa Raharja
Negara (BUMN)
(%)
2007
23.223
701.208
3.31
2008
29.088
540.416
5.35
2009
26.050
1.152.686
2.25
2010
30.097
1.389.942
2.16
2011
28.184
1.752.321
1.60
2012
30.777
2.098.385
1.46
Sumber :Annual Report PT Jasa Raharja dan Statistik Indonesia (2012).

8

Besarnya kontribusi laba PT. Jasa Raharja terhadap BUMN selama tahun 2007
hingga tahun 2012 mengalami kenaikan dan penurunan, hal ini disebabkan tidak
stabilnya laba usaha PT. Jasa Raharja. Pada tahun 2007 kontribusi yang diberikan
sebesar Rp 23,223 milyar. Perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun
2008mengalami kenaikan kontribusi menjadi Rp 29,088milyar. Penurunan terjadi
pada tahun 2009 dan 2011 yaitu sebesar Rp 26,050 milyar dan Rp 28,154 , dan di
tahun sesudahnya (2010 dan 2012) peningkatan menjadi Rp. 30,097 milyar dan
Rp 30,777 milyar.
Tabel 4. Perkembangan Total Laba PT. Jasa Raharja Periode 2007 –
2012(dalam juta rupiah).
Tahun

Biaya Usaha

Laba Sebelum
Pajak
Pajak
Penghasilan
2007
331.654
701.208
166.129
2008
365.075
540.416
201.739
2009
439.566
1.152.686
218.813
2010
536.184
1.389.942
261.465
2011
616.855
1.752.321
328.054
2012
689.443
2.098.385
398.625
Sumber :Annual Report PT Jasa Raharja (2012)

Total Laba
Bersih
519.291
318.594
923.674
1.114.973
1.419.952
1.694.618

Perolehan laba PT. Jasa Raharja dari tahun2007 sampai 2012total laba yang
diperoleh PT.Jasa Raharja mengalami fluktuatif. Pada tahun 2007 total laba bersih
yang diperoleh Rp. 519,291 milyar. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2008
terjadi penurunan yang drastis, yaitu total laba bersih Rp 318,594 milyar.
Peningkatan yang cukup pesat terjadi pada periode 2009 yaitu pendapatan laba
bersih perusahaan sebesar Rp 923,674 milyar. Selanjutnya terjadi kenaikan laba
bersih secara berturut-turut dari tahun 2010–2012 yaitu sebesar Rp 1,115;

9

Rp.1,419; dan Rp 1,694 triliun. Keadaan ini sebagai akibat dari adanya perubahan
jumlah pendapatan premi, pendapatan investasi dan pendapatan lain-lain yang
cenderung mengalami peningkatan, walupun terdapat biaya yang dibebankan
perusahaan, seperti biaya underwriting dan biaya usaha.
Pembagian total laba ditetapkan sebagai berikut:
-

Deviden Pemegang Saham

-

Gratifisasi yang ditetapkan

-

Tintiem yang ditetapkan

-

Cadangan Teknis

-

Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi

-

Pembinaan Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera.

-

Deviden Pemegang Saham
Deviden merupakan bagi hasil atas laba yang diperoleh perusahaan. Besarnya
deviden tergantung dari kepemilikan saham yang ditetapkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)

-

Gratifikasi yang ditetapkan
Pembagian laba juga digunakan untuk gratifikasi yang merupakan biaya jasa
produksi yang ditetapkan.

-

Tintiem yang ditetapkan
Penetapan tintiem ditujukan bagi pegawai PT. Jasa Raharja berupa pemberian
bonus kepada pegawainya.

-

Cadangan Teknis

10

Cadangan teknis terdiri dari cadangan umum dan cadangan tujuan.
Penggunaan laba pada cadangan umum lebih diarahkan kepada pencapaian
tujuan perusahaan.
-

Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
Sebagian dari laba perusahaan juga disalurkan kepada Pembinaan Usaha
Kecil dan Koperasi (PUKK) dan mitra binaan sesuai dengan Keputusan
Mentreri Keuangan No.60/KMK 016/96 sebesar 1-3 persen.

-

Pembinaan Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera
Salah satu kegiatan PT. Jasa Raharja yaitu dengan melakukan pembinaan
Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera dengan sebagian laba bersih perusahaan.

B. Permasalahan
1.

Apakah terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja (laba bersih)
perusahaan BUMN sektor asuransi dengan rata-rta laba bersih perusahaan
swasta sektor asuransi lainnya?

2.

Apakah terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja (laba bersih) PT.
Jasa Raharja dengan kinerja (laba bersih) perusahaan BUMN sektor asuransi
lainnya?

3.

Apakah terjadi perbedaan signifikan antara kinerja (laba bersih) PT. Jasa
Raharja dengan kinerja (laba bersih) perusahaan swasta sektor asuransi
lainnya?

C. Tujuan Penelitian

11

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat proporsionalitas laba bersih
PT. Jasa Raharja dengan perusahaan sektor asuransi BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) dan perusahaan sektor asuransi swasta.

D. Hipotesis
1. Kinerja (laba bersih) PT.Jasa Raharja berbeda secara signifikanapabila
dibandingkan dengan kinerja (laba bersih) perusahaan sektor asuransi swasta di
Indonesia.
2. Kinerja (laba bersih) PT.Jasa Raharja berbeda secara signifikan apabila
dibandingkan dengan kinerja (laba bersih) perusahaan sektor asuransi BUMN
di Indonesia.

E. Sistematika Penulisan
BAB I. Pendahuluan yang berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan
penulisan dan sistematika senulisan
BAB II. Tinjauan pustaka yang terdiri dari kerangka pemikiran dan landasan teori
yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Teori- teori ini
memberikan gambaran seperti yang telah dipaparkan pada kerangka
pemikiran.
BAB III. Metode Penelitian yang menguraikan metode deskriptif yang digunakan
dalam penelitian yaitu dengan perbandingan ratio tabel.
BAB IV. Pembahasan yang menguraikan pembahasan mengenai kontribusi laba
PT. Jasa Raharja terhadap penerimaan negara.

12

BAB V. Simpulan dan Saran merupakan kesimpulan dari pembahasan secara
keseluruhan serta saran-saran sebagai pengembangan
pemikiranterhadap masalah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

II. TINJAUANPUSTAKA

A. Fungsi dan Peran Pemerintah
Dalam setiap sistem perekonomian pemerintah selalu memainkan peran sangat
penting. Melalui teori Adam Smith mengemukakan bahwa pemerintah hanya
mempunyai tiga fungsi,yaitu:
1. Fungsi pemerintah untuk memelihara pertahanan dan keamanan negara.
2. Fungsi pemerintah untuk menyelenggarakan peradilan.
3. Fungsi pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak
disediakan oleh pihak swasta.
Dalam perekonomian modern fungsi dan peranan pemerintah pun mengalami
perubahan sebagai berikut:
a. Peran Alokasi adalah peran pemerintah untuk menghasilkan dan
mengusahakan agar pengalokasian sumber-sumber daya ekonomi dapat
dimanfaatkan secara optimal.
b. Peran Distribusi adalah peran pemerintah untuk mengusahakan agar
distribusi pendapatan ditengah masyarakat menjadi merataguna dan
mensejahterakan masyarakat.

14

c. Peran Stabilisasi adalah peran pemerintah untuk meningkatkan
kesempatan kerja serta stabilitas harga barang-barang kebutuhan ekonomi
yang mantap dan tingkat pertumbuhan yang memadai.

Sedangkan dalam pemerintahan suatu negara, pemerintah mempunyai peran
dalam perekonomiannya.Menurut Adam Smith peranan pemerintah dapat
diklasifikasikan dalam:
a. Peran Alokasi yaitu merupakan fungsi pemerintah untuk mengalokasikan
sumber-sumber dan agar lebih optimal penggunaannya.
b. Peran Distribusi yaitu merupakan fungsi pemerintah untuk menyesuaikan
pembagian pendapatan dan mensejahterakan masyarakat.
c. Peran Stabilisasi yaitu merupakan fungsi pemerintah untuk meningkatkan
kesempatan kerja serta stabilitas harga barang-barang kebutuhan ekonomi
yang mantap (Guritno Mangkoesebroto, 1993:2).

B. Konsep Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan Negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran Negara selama satu tahun anggaran
(1Januari-31Desember). APBN merupakan salah satu bentuk kebijakan fiscal
yang memuat rincian rencana kegiatan operasional pemerintah dan pembangunan
dalam rangka usaha mempertahankan stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi
yang tinggi serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.

15

Anggaran (budget) adalah suatu daftar atau pernyataan terperinci tentang
penerimaan dan pengeluaran Negara yang diharapkan dalam jangka waktu
tertentu, yang biasanya adalah satu tahun. Dalam usaha peningkatan APBN pada
pos penerimaan negara, pemerintah menetapkan kebijaksanaan keuangan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang tertuang dalam Undang-Undang RI No.19
Tahun 2003.
Tujuan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara
dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk meningkatkan produksi, memberi
kesempatan kerja, dan menumbuhkan perekonomian untuk mencapai
kemakmuran masyarakat. Tujuan APBN menyangkut dua aspek dalam mengelola
keuangan negara, yaitu aspek sosial untuk melestarikan kehidupan yang adil dan
sejahtera, dan aspek ekonomis yang merupakan cara pemerintah untuk
mengadakan distribusi baik dari segi penerimaan maupun pengeluaran secara adil
pada setiap sektor.
Ada dua sisi dalam budget atau anggaran yaitu sisi penerimaan rutin atau
penerimaan dalam negeri (Domestic Revenue) dan sumber penerimaan
pembangunan. Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan pajak (Tax
Revenue) yaitu pajak dalam negeri (Domestic Taxes) dan pajak perdagangan
internasional (International Trade Tax), penerimaan bukan pajak lainnya (Other
Non-tax Revenue). Penerimaan pembangunan terdiri dari bantuan program dan
bantuan proyek. Bantuan program adalah bantuan yang tidak dikaitkan dengan

16

proyek-proyek tertentu.
Bantuan program ini terdiri dari nilai lawan devisa kredit, bantuan pangan,
bantuan pupuk, dan sebagainya. Bantuan program berperan sebagai sumber
tambahan bagi pengimpor barang modal, barangbaku, pangan yang semuanya
guna memantapkan pembangunan. Sedangkan bantuan proyek membantu
menambah dana untuk ekspansi, rehabilitasi maupun untuk pembangunan proyekproyek yang meliputi bidang telekomunikasi, listrik, pengairan, pendidikan,
keluarga berencana serta prasarana lainnya. Kebijaksanaan APBN disusun atas
tiga prinsip, yaitu:
1. Prinsip Anggaran Berimbang,yaitu suatu anggaran dimana sisi penerimaan
sama dengan sisi pengeluaran.
2. Prinsip Anggaran Dinamis,yaitu terbagi atas dua pengertian berupa
Anggaran Dinamis Absolut dan Relatif. Anggaran Dinamis Absolut
diartikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah tabungan pemerintah dari
tahun ketahun ke tahun mengalami peningkatan, sehingga kemampuan
menggali sumber dalam negeri bagi biaya pembangunan yang tercapai.
Sedangkan Anggaran Dinamis Relatif dapat diartikan suatu kondisi dimana
semakin kecilnya persentasi ketergantungan pembiayaan terhadap bantuan
luar negeri.
3. Prinsip Anggaran Fungsional, yaitu bahwa fungsi dari bantuan luar negeri
hanya untuk membiayai pengeluaran pembangunan dan bukan untuk
pengeluaran rutin.

17

C. Sumber-Sumber Penerimaan Negara
Dalam kegiatan pembangunan yang semakin meningkat diperlukan pembiayaan
atau pengeluaran pemerintah yang tidak sedikit jumlahnya.Untuk memenuhi biaya
tersebut, pemerintah harus memiliki sumber-sumber penerimaan yang kokoh dan
kontinu. Adapun sumber-sumber penerimaan Negara dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Pajak ialah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang
dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk.
Misalnya: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Retribusi ialah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana
kita dapat melihat adanya hubungan antara balas jasa yang langsung
diterima dengan adanya pembayaran retribusi tersebut. Misalnya:
pelayanan perparkiran oleh pemerintah.
3. Keuntungan yang diperoleh dari perusahan-perusahaan negara (bagian
labaBUMN).
4. Denda dan sita diperoleh pemerintah dari memungut denda atau menyita
aset milik masyarakat, apabila masyarakat (individu atau kelompok atau
organisasi) diketahui telah melanggar peraturan pemerintah. Misalnya:
denda pelanggaran lalu lintas dan penyitaan barang-barang ilegal.
5. Pencetakan uang dilakukan pemerintah umumnya untuk menutupi defisit
anggaran, ini dilakukan apabila tidak ada alternative lain.

18

6. Pinjaman merupakan sumber penerimaan negara yang dilakukan apabila
terjadi deficit anggaran. Pinjaman dapat diperolehdari dalam maupun luar
negeri.
7. Sumbangan,hadiah, dan hibah juga termasuk sebagai salah satu sumber
penerimaan negara. Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh
pemerintah dari individu, institusi, atau pemerintah. Sumbangan, hadiah,
dan hibah dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Tidak ada
kewajiban pemerintah untuk mengembalikan sumbangan, hadiah,atau
hibah. Sumbangan, hadiah, dan hibah bukan penerimaan pemerintah yang
dapat dipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang
memberi sumbangan, hadiah, atau hibah.
8. Penyelenggaraan undian berhadiah yang dilakukan pemerintah dengan
menunjuk suatu institusi tertentu sebagai penyelenggara. Jumlah yang
diterima pemerintah adalah selisih dari penerimaan uang undian dikurangi
dengan biaya operasi dan besarnya hadiah yang dibagikan.
Kekayaan atau aktiva pemerintah merupakan salah satu sumberdaya yang sangat
penting bagi kegiatan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya untuk mengabdi
atau melayani masyarakat. Kekayaan pemerintah dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu:
1.

Kekayaan pemerintah yang tidak menghasilkan pendapatan.
Kekayaan pemerintah dibeli atau diperoleh tidak semata-mata ditujukan
sebagai sumber penghasilan tetapi ditujukan untuk melancarkan kegiatan
pemerintah. Kegiatan pemerintah memang tidak bertujuan mencari untung

19

atau mendapatkan penghasilan akan tetapi melayani masyarakat sebagai
keseluruhan, termasuk mengabdi pada kepentingan umum dan selalu
mensejahterakan kepada kepentingan umum.
2.

Kekayaan pemerintah yang memberikan sumber pendapatan.
Sumber kekayaan pemerintah atau Negara merupakan sumber pendapatan
atau penerimaan/pemasukan pemerintah. Kekayaan ini dibedakan menjadi
Perusahaan Negara, Tanah Negaradan dari Fungsi Perbankan.

Perusahaan-perusahaan negara atau perusahaan-perusahaan yang diselenggarakan
oleh Negara tidak ditujukan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya tetapi
terutama untuk melayani kepentingan atau kesejahteraan umum. Penerimaan yang
berasal dari perusahaan Negara dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.

Penerimaan yang bersifat hokum privat yang terdiri dari konsensi,
keuntungan perusahaan, dan perusahan campuran.

2.

Penerimaan yang bersifat hokum public yang terdiri dari retribusi dan
provenue perusahaan retributif dan monopoli fiskal.

Penerimaan Negara yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari penerimaan
dalam negeri maupun pembangunan akan digunakan untuk pembiayaan kegiatankegiatan rutin dan pembangunan yang sesuai dengan prioritas dan tahap
pembangunan yang telah ditetapkan.

20

D. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merujuk kepada perusahaan atau badan
usaha yang dimiliki pemerintah sebuah negara. BUMN adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia, merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian
nasional, disamping swasta dan koperasi. Sedangkan pengertian BUMN menurut
UU No. 19 tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan Negara yang dipisahkan. Dalam menjalankan usahanya,BUMN,
swasta dan koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan
demokrasi ekonomi.

Perusahaan Negara merupakan badan usaha Negara yang sebagian atau seluruh
sahamnya dimiliki oleh negara. Perusahaan negara pada dasarnya memiliki dua
elemen esensial yakni unsur pemerintah (public) dan unsur bisnis (enterprise).
Besarnya persentasi masing-masing elemen tersebut tergantung pada jenis atau
tipe perusahaan tersebut. Maksut dan tujuan pendirian BUMN menurut pasal 2
UU No. 19 tahun 2003:
1.

Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional
pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.

2.

Mengejar keuntungan.

3.

Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak.

21

4.

Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
oleh sektor swasta dan koperasi.

5.

Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 1983 yang meliputi ketiga BUMN
yaitu Persero, Perum, dan Perjan bahwa maksud dan tujuan BUMN sebagai
berikut:
-Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian Negara pada
umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.
-Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan.
-Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa bermutu
dan memadai bagi pemenuhan hidup orang banyak.
-Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
oleh sektor swasta dan koperasi.
-Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan
swasta dan koperasi dengan antara lain menyediakan kebutuhan
masyarakat, baik dalam bentuk barang maupun jasa dengan memberikan
pelayanan yang bermutu dan memadai.
1.

Turut aktif memberikan bimbingan kepada sector swasta, khususnya
pengusaha golongan ekonomi lemah dan sektor koperasi.

2.

Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan
kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan pada
umumnya.

22

Menurut UU No.19 Tahun 2003, BUMN terbagi menjadi dua, yaitu
Perserodan Perum. Persero (Perusahaan Perseroan) adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas dalam saham yang seluruh atau paling sedikit
51% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan. Perseroan Terbuka (PT) adalah persero yang
modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.
Sedangkan Perum (Perusahaan Umum) adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu
tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan. Maksud dan Tujuan Persero dan Perum adalah:
1.

Maksud dan tujuan pendirian Persero (Pasal 12):
a) Menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat.
b) Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.

2.

Maksud dan tujuan pendirian Perum (Pasal 36):
a) Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan atau jasa yang berkualitas dengan harga
yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan yang sehat.
b) Untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan

23

sebagaimana sebelumnya, dengan persetujuan Menteri, Perum dapat
melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain.
Karakter Umum Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah:
1. Dibentuk secara murni atau berasal dari hasil nasionalisasi perusahaan
swasta untuk mengemban berbagai fungsi ekonomi yang diberikan oleh
Negara kepada mereka.
2. Berada diantara kepentingan sosial politik dan ekonomi, sehingga bisa
dijadikan kendaraan politik dan sosial pemerintah yang berakibat bisnis
yang dijalankan kurang murni dan kurang efisien.
3. Sebagian besar BUMN memonopoli berbagai bidang usaha untuk
memenuhi dan melindungi kepentingan nasional, sehingga dengan
kekuasaan monopoli tersebut manajemen BUMN tidak menginginkan
kompetisi, dan mengharapkan mendapat fasilitas serta kekebalan terhadap
kompetisi.
4. BUMN diIndonesia berjumlah 157 pada Tahun 2006, yang menjalankan
bisnis hampir diseluruh sektor perekonomian, meliputi antaralain:
a) Argo-industri dan perikanan
b) Industri strategis dan aneka industri
c) Pertambangan
d) Logistik
e) Jasa keuangan, perbankan, dan jasa lainnya
f) Konstruksi

24

5.

Fungsi BUMN, antara lain:
a) Menjalankan fungsi Public Service Obligation
b) Melakukan fungsi komersil dan bisnis murni (for privatization)

E. Prinsip GCG (Good Corporate Governance)
Pengertian dari prinsip Good Corporate Governance adalah suatu system yang
dapat diterapkan untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan sehingga
mampu mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan, pengelolaan
sumberdaya dan resiko secara efektif dan efisien, serta pertanggung jawaban
perusahaan terhadap pemegang saham dan stakeholders. Untuk terselenggaranya
sebuah good corporate governance harus dilandasi oleh beberapa faktor, antara
lain:
- Transparansi (transparency) adalah tersedianya kebijakan dan keputusan
yang proses pembentukannya dilakukan secara transparan, sehingga
stakeholders memperoleh informasi secara akurat dan komprehensif.
- Akuntabilitas (accountability) adalah pertanggung jawaban jajaran direksi
komisaris dan pemegang saham (stakeholders) dalam pengelolaan BUMN.
- Responsibilitas adalah BUMN sebagai salah satu bagian dari masyarakat
mematuhi seluruh peraturan dan perundangan di Indonesia.
- Fairness adalah seluruh kebijakan dan keputusan yang diambil selalu
memperhatikan prinsip equality (persamaan) terhadap semua pihak (Ismed
HP dan Anwari WMK, 2004:88).

25

Sedangkan prinsip-prinsip good corporate governance dalam pengelolaan BUMN
yang terdapat dalam Master Plan BUMN 2002-2006 yaitu:
-

Meningkatkan nilai perusahaan dengan melakukan restrukturisasi,
privatisasi dan kerjasama usaha antar BUMN berdasarkan prinsip-prinsip
bisnis yang sehat.

-

Meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan efisiensi untuk
dapat menjadikan produk barang dan jasa yang berkualitas dengan harga
yang kompetitif serta pelayanan yang bermutu tinggi.

-

Meningkatkan kontribusi kepada negara.

-

Meningkatkan peran BUMN dalam kepedulian terhadap lingkungan dan
pembinaan koperasi, usaha kecil dan menengah dalam program kemitraan.

1. Teori Kegagalan Pemerintah
Dikutip dari BUMN Indonesia 2005 (A Tony Prasetiantono, hal:61), beberapa
argument yang mendukung privatisasi BUMN didasarkan pada akar teori
kegagalan pemerintah dalam mengelola perekonomian (goverment failure).
Berikut ini tiga teori paling klasik sebagai esensi dan urgensi privatisasi:
a. Teori Monopoli, secara sederhana dikatakan bahwa BUMN dalam banyak
kasus sering menerima privilege monopoli (perlakuan khusus).
Akibatnya, mereka sering terjerumus menjadi tidak efisien karena hak
istimewa ini.
b. Teori Property Rights. Esensinya Perusahaan swasta dimiliki oleh
individu-individu yang bebas untuk menggunakan, mengelola, dan
memberdayakan aset-aset privatnya. Konsekuensinya mereka akan

26

mendorong habis-habisan usahanya agar efisien. Property Rights swasta
telah menciptakan insentif bagi terciptanya efisiensi perusahaan.
Sebaliknya, BUMN tidak dimiliki oleh individual, tetapi oleh negara.
Dalam realitas, pengertian Negara menjadi kabur dan tidak jelas. Jadi,
seolah-olah mereka justru seperti tanpa pemilik. Akibatnya jelas,
manajemen BUMN menjadi kekurangan insentif untuk mendorong
efisiensi.
c. Teori Principal Agent, diungkapkan bahwa bagaimana hubungan antara
principal (pemilik perusahaan, dalam hal ini BUMN adalah pemerintah)
dan agent (perusahaan, yakni BUMN). Disektor swasta, manajemen
perusahaan (sebagai agent) sudah jelas tunduk dan loyal kepada pemilik
atau pemegang saham (stakeholders). Sedangkan di BUMN, nuansa
kepentingan politik menjadi ”kental”, yang pada akhirnya menyebabkan
BUMN tereksploitasi oleh para politisi dan para pengelola BUMN
terpaksa harus ”meladeni” para politisi, sehingga pasti mengganggu ruang
geraknya menuju efisiensi.

2. Tujuan dan Maksud dari Privatisasi
Privatisasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai
tambah perusahaan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
kepemilikan saham Persero. Sedangkan maksud dari pelaksanaan privatisasi
adalah:
a. Memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero;
b. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan;

27

c. Menciptakan struktur keuangan dana manajemen keuangan yang baik/kuat;
d. Menciptakan struktur industry yangsehat dan kompetitif;
e. Menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global;
f. Menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapasitas pasar.

3. Mengapa Harus Ada Privatisasi
Apabila dilihat dari sudut pandang pemerintah, privatisasi bertujuan untuk:
a. Perbaikan kondisi fiscal (APBN lebih difokuskan untuk kebutuhan BUMN
PSO);
b. Mengembangkan sektor swasta;
c. Mendapatkan teknologi baru;
d. Akses kepada international capital untuk menunjang dan mengembangkan
infrastruktur yang vital atau penting;
e. Peran pemerintah sebagai pelaku usaha semakin berkurangdan lebih
meningkatkan perannya sebagai regulator;
Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang investor, privatisasi bertujuan
untuk:
a. Penetrasi pasar;
b. Ekspansi dan diversifikasi produk/jasa;
c. Penciptaan (clear regulatory environment dan level playing field).
Pemerintah sebagai stake holders mempunyai peranan yang besar dalam
mengatur perusahaan Negara untuk mengatasi perekonomian dan
pembenturan kepentingan (interest) dalam penyediaan publik. Peranan

28

tersebut dapat diklasifikasikan dalam peranan efisiensi alokasi (sumber
ekonomi), peranan distribusi, dan peranan stabilisasi (Guritno, 1998;56).
Privatisasi merupakan transfer aset dan fungsi pelayanan dari tangan publik
hingga swasta. Hal ini meliputi berbagai aktivitas penjualan perusahaan
Negara hingga peraturan (countracting out) pelayan publik dengan kontraktor
swasta. Oleh karena itu, pemerintah dalam kebijakan privatisasi harus melihat
beberapa aspek prinsip dan kriteria perusahaan yang akan diprivatisasi.
Prinsip privatisasi dan criteria perusahaan yang dapat diprivatisasi yang
tertera pada pasal 75 dan 76 UU No.19 Tahun 2003. Pada pasal 75 UU No.19
Tahun 2003 dituliskan bahwa “Privatisasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggung jawaban, dan kewajaran”. Menurut pasal 76 UU No.19 Tahun
2003, sebagai berikut:
1. Persero yang dapat diprivatisasi harus sekurang-kurangnya memenuhi
kriteria: industri atau sektor usahanya kompetitif dan industri atau sektor
usaha yang unsur teknologinya cepat berubah.
2. Sebagian aset atau kegiatan dari Persero yang melaksanakan kewajiban
pelayanan umum dan atau yang berdasarkan undang-undang kegiatan
usahanya harus dilakukan oleh BUMN, dapat dipisahkan untuk dijadikan
penyertaan dalam pendirian perusahaan untuk selanjutnya apabila
diperlukan dapat diprivatisasi.

29

Sedangkan untuk persero yang tidak dapat diprivatisasi menurut Pasal 77 UU
No.19 Tahun 2003 yaitu :
1. Persero yang bidang usahanya berdasarkan peraturan perundangundangan hanya boleh dikelola oleh BUMN.
2. Persero yang bergerak disektor usaha yang berkaitan dengan
pertahanan dan keamanan negara.
3. Persero yang bergerak disektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan
tugas untuk melakukan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat.
4. Persero yang bergerak dibidang usaha sumber daya alam yang secara
tegas berdasarkan peraturan perundang-undangan dilarang untuk
diprivatisasi.

4. Metode Privatisasi
Privatisasi BUMN dapat dilaksanakan dengan memilih strategi yang paling
cocok sesuai dengan tujuan privatisasi, jenis BUMN, kondisi BUMN, serta
situasi politik dari suatu negara. Beberapa strategi yang telah dilaksanakan di
Indonesia, antara lain metode privatisasi Initial Public Offering (IPO),
Strategic Sales (SS), Employed Managemen Contract (Join tOperations).
a) Initial Public Offering (IPO)
Initial public Offering merupakan strategi privatisasi BUMN dengan cara
menjual sebagian saham yang dikuasai pemerintah kepada investor publik
untuk yang pertama kalinya. Artinya, saham BUMN tersebut belum pernah
dijual melalui pasar modal pada waktu sebelumnya. Metode IPO dapat

30

menghasilkan dana segar dalam jumlah yang besar bagi pemerintah, tanpa
harus kehilangan kendali atas BUMN tersebut. Investor publik pada
umumnya membeli saham untuk tujuan investasi, dengan persentase
kepemilikan yang relatif kecil.

b) Strategic Sale (SS)
Strategic Sale merupakan strategi privatisasi untuk menjual sah