c. Proses afektif Proses afeksi merupakan proses pengaturan kondisi emosi dan reaksi
emosional. Menurut Bandura, keyakinan individu akan kemampuan mereka turut mempengaruhi level stres dan depresi seseorang saat mereka menghadapi situasi
yang sulit. Persepsi efikasi diri tentang kemampuannya mengontrol sumber stres memiliki peranan penting dalam timbulnya kecemasaan. Individu yang percaya
akan kemampuannya untuk mengontrol situasi cenderung tidak memikirkan hal- hal yang negatif. Individu yang merasa tidak mampu mengontrol situasi
cenderung mengalami level kecemasan yang tinggi, selalu memikirkan kekurangan mereka, memandang lingkungan sekitar penuh dengan ancaman,
membesar-besarkan masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-hal kecil yang sebenarnya jarang terjadi.
d. Proses seleksi Kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu turut
mempengaruhi efek dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa
yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung tidak menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu
kemudian dapat meningkatkan kemampuan, minat, dan hubungan sosial mereka.
C. Tinjauan tentang Hasil Belajar
Definisi hasil belajar dapat kita pahami dari dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
26
Sedangkan Gage dan Berliner mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.
27
Jadi, hasil dari kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
28
1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari
2. kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya
3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup
4. Positif atau berakumulasi
5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan
6. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai
any relatively permanent change in an organism’s behavioral reproire that occurs as aresult of experience
7. Bertujuan dan terarah
8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan
Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses
26
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 2
27
Hamzah dan Nurdin, Belajar dengan Menggunakan Pendekatan
Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik Cetakan kedua, Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012, hal.139
28
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011, hal. 4-5
belajar mengajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan perilaku akibat kegiatan
belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pengajaran. Sehingga dalam hal ini soedarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
29
Dalam sistem pendidikan nasioanal rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksioanal, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
30
Beberapa unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga bidang hasil belajar tersebut adalah
sebagai berikut:
31
1. Tipe belajar bidang kognitif, meliputi: a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan knowledge
Tipe hasil belajar ini tergolong tipe hasil belajar tingkat rendah bila dibandingkan dengan tipe hasil belajar lainnya. Misalkan saja siswa yang
ingin mengetahui volume bak mandi rumahnya, maka ia harus menguasai dan hafal dulu rumus-rumus volume bangun ruang.
b. Tipe hasil belajar oemahaman comprehention
29
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009. hal. 45-46
30
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 22
31
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014, hal. 49
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Untuk itu diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara
konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, dan lain-lain.
c. Tipe hasil belajar penerapan aplikasi Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu
konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya siswa memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu.
d. Tipe belajar analisis Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang
memanfaatkan tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. Bila kemampuan analisis telah dimiliki seseorang , maka ia kan
dapat mengkrasikan hal baru. e. Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu integritas.
f. Tipe hasil belajar evaluasi Tipe hasil belajar ini merupakan tipe hasil belajar yang paling tinggi.
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judegement yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.
2. Tipe hasil belajar bidang afektif. Hasil belajar dalam tipe ini tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensiperhatian terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.
3. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik. Hasil belajar pada tipe ini tampak dalam bentuk ketrampilan skill dan kemampuan bertindak individu.
Dalam rangka menyusun rencana pembelajaran dan merumuskan tujuan pembelajaran, penting bagi guru untuk mengetahui tipe-tipe hasil belajar. Pada
umumnya, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kemampuan atu tingkah laku yang diharapkan dan dikuasai siswa setelah menyelesaikan program
pengajaran yaitu hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku
karena sesorang telah mencapai penguasaan atas sejumlah bahan atupun materi yang diberikan saat ia melakukan proses belajar mengajar. Pencapaian tersebut
telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran yaitu dapat berupa aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Sebagai sesuatu yang dihasilkan dari kegiatan belajar, tentunya ada faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Muhibbinsyah membagi faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah menjadi dua bagian:
32
1. Faktor internal faktor dari dalam diri siswa, meliputi keadaan kondisi
jasmani fisiologis, dan kondisi rohani psikologis. 2.
Faktor eksternal faktor dari luar diri siswa, terdiri dari faktor lingkungan, baik sosial, non sosial dan faktor instrumental.
32
M. alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001, hal 84
Untuk mengetahui hasil belajar siswa selama mengikuti proses belajar mengajar diperlukan suatu pengukuran yang disebut dengan tes. Tujuan tes
pengukuran ini memberikan bukti peningkatan atau pencapaian hasil belajar yang diperoleh, selain itu untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
menguasai mata pelajaran matematika. Dari pernyataan tersebut tes bukanlah semata-mata pemberian nilai atau
angka dimasukkan kedalam raport siswa, tetapi tes benar-benar mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya dan mengandung nilai-nilai pendidikan
yang sangat penting. Maka dalam penelitian ini peneliti mengambil hasil belajar matematika
dari tes, yang mana tes matematika berupa ulangan harian yang diberikan oleh guru matematika digunakan sebagai instrumen penelitian.
D. Tinjauan tentang Matematika