Hubungan Syarat Keempat Biaya Dengan Hadits Yang Mengiringinya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Orang Jawa mengatakan “jer basuki mowo beo”, kesuksesan atau kejayaan tidak akan pernah bisa tercapai kecuali dengan adanya biaya.
Kiranya hal ini tepat adanya bila dicocokkan dengan persyaratan bekal, sebagaimana ongkos biaya mempunyai andil yang sangat besar dalam
mencapai kesuksesan atau kejayaan. Hadits Nabi Muhammad SAW yang mengiringi syarat keempat
biaya untuk peserta didik dalam menuntut ilmu adalah sebagai berikut:
160
اََ ثدَح ىِدْيَمُحْلا
َلاَق اََ ثدَح
ُناَيْفُس َلاَق
ىَِثدَح ُليِعاَمْسِإ
ُنْب ىِبَأ
ٍدِلاَخ ىَلَع
ِرْيَغ اَم
ُاََ ثدَح ىِرْزلا
َلاَق ُتْعِمَس
َسْيَ ق َنْب
ىِبَأ ٍمِزاَح
َلاَق ُتْعِمَس
َدْبَع ِللا
َنْب ٍدوُعْسَم
َلاَق َلاَق
ىِب لا ىلص
ها يلع
ملسو ََ
َدَسَح َِإ
ىِف ِنْيَ تَْ ثا
ٌلُجَر ُاَتآ
ُللا ًَاَم
َط لُسَف ىَلَع
ِِتَكَلَ ىِف
قَحْلا ،
ٌلُجَرَو ُاَتآ
ُللا َةَمْكِحْلا
، َوْهَ ف
ىِضْقَ ي اَهِب
اَهُم لَعُ يَو .
ُ اور
: لا
يراخب َ
Artinya: Al-Humaidiyyu telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Sufyan
telah menceritakan kepada kami, dia berkata, Isma‟il bin Abi Khalid telah menceritakan kepada saya atas selian itu, Az-zuhri telah menceritakan kepada
kami, dia berkata, aku mendengar Qois bin Abi Hazim, dia berkata, aku mendengar Abdullah
bin Mas‟ud, dia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: Tidak ada iri hati yang diperbolehkan kecuali terhadap dua
perkara, yakni: Seseorang yang diberi Allah berupa harta lalu dibelanjakanannya pada sasaran yang benar, dan seseorang yang diberi Allah
berupa ilmu dan kebijaksanaan lalu ia menunaikannya dan mengajarkannya.
Berdasarkan hadits diatas, hal ini menunjukkan bahwa Islam mewajibkan umatnya untuk bekerja dan berpenghasilan demi memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Islam juga menganjurkan agar harta dikeluarkan dengan tujuan yang baik dan bermanfaat bagi manusia. Dalam menjalankan
hidup ini seorang muslim seyogyanya memiliki konsep bahwa pembelanjaan
160
CD Shoftware Maktabah Shamilah, Sahih Bukhari juz 1, h. 141
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
hartanya akan berpahala jika dilakukan untuk hal-hal yang baik dan sesuai dengan perintah agama, dan yang penting harta itu pun diperoleh dengan cara
yang baik pula. Setelah seseorang memperoleh harta dengan cara halal maka ada kewajiban setelah itu yang harus ditunaikan yaitu membelanjakannya.
Ketika seseorang membelanjakan harta ia harus mengacu pada aturan Islam seperti tidak boros, tidak mubazir dan tidak kikir. Perintah membelanjakan
harta di dalam al- Qur‟an tercantum di dalam surat Al-Baqarah ayat 3:
3. yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Berdasarkan ayat diatas, salah satu contoh dari membelanjakan harta dengan sasaran yang pas adalah harta digunakan untuk biaya mencari ilmu.
Dikarenakan, seseorang yang sedang mencari ilmu disyaratkan untuk mempunyai biaya ongkos. Seseorang tidak mungkin bisa menuntut ilmu
dengan baik apabila dia tidak mempunyai biaya untuk membeli alat-alat kebutuhan belajar, seperti buku pelajaran misalnya, atau seseorang tidak
akan bisa belajar dengan tenang apabila dia kekurangan uang untuk kebutuhan sehari-hari, seperti halnya kebutuhan untuk makan.
Sesungguhnya seorang muslim yang berpegang pada ayat Allah dan hadits tersebut dapat menjauhkannya dari masalah-masalah yang timbul dari
pengeluaran yang ditujukan untuk keburukan dan menjauhkan seorang muslim dari kemaksiatan. Allah SWT berfirman pada surat al-
Isra‟ ayat 16:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Artinya: Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya
mentaati Allah tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan ketentuan kami,
kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
Apa yang Allah firmankan dalam ayat di atas saat ini sudah menjadi sebuah kenyataan dan fakta. Setiap hari kita mendengar dan melihat
bagaimanan penduduk disebuah negeri diberi bencana oleh Allah, mulai dari kebanjiran, gempa, tanah longsor, gunung meletus dan fenomena alam yang
lainnya. Tapi setidaknya Ayat Allah diatas menjadi rujukan kita untuk tidak berlaku bermewah-mewahan dimuka bumi ini. Sikap boros atau
menghambur-hamburkan harta yang berbahaya adalah merusk harta, meremehkannya, atau kurang merawatnya sehingga rusak dan binasa.
Perbuatan ini termasuk kriteria menghambur-hamburkan uang yang dilarang oleh Nabi Muhammad Saw. Harta yang kita punyai sekarang ini hakekatnya
adalah pinjaman Allah, sewaktu-waktu akan diambil olehNya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Hadid ayat 7:
Artinya: Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang
yang beriman di antara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh pahala yang besar.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Hidup ini hanya sementara dan ketika kita mati bukan harta yang kita bawa, tetapi amal shalihlah yang akan menyertainya. Karena bergaya hidup
mewah itu diharamkan, diharamkan pula segala pembelanjaan yang tidak mendatangkan manfaat. Diantara pembelanjaan dan pengeluaran yang tidak
disyariatkan adalah segala bentuk pengeluaran untuk membeli sesuatu yang dibenci Allah SWT.