Aktivitas Siswa dalam Belajar Perubahan sosial.

The major mission of social studies education is to help children learn about the social world in which they live and how it got that way; to learn to cope with social realities; and to develop the knowledge, attitudes, and skill needed to help shape an enlightened humanity. Pengertian di atas terlihat bahwa tujuan utama dari pendidikan IPS adalah membantu anak belajar mengenai dunia sosial di mana mereka hidup, realitas sosial, dan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mewujudkan pencerahan kehidupan manusiaStudi sosial IPS untuk mengembangkan warga masyarakat yang bertanggung jawab, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap sesama atau lingkungan. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam mencapai tujuan antara lain: ilmu pengetahuan, proses berpikir, keterampilan, dan sikap dan nilai-nilai. Sebagai bidang pelajaran di sekolah, IPS memiliki tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sosial dalam bentuk konsep dan pengalaman belajar yang dipilih atau diorganisasikan dalam rangka kajian ilmu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian Geografi, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dan Tatanegara, dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat sekeliling. IPS di SMP adalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.

2.3 Aktivitas Siswa dalam Belajar

Aktivitas merupakan prinsip atau asa yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas diperlukan dalam belajar sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, dan melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas Sardiman, 2003: 97. Aktivitas merupakan salah satu prinsip belajar yang mencakup perhatian, motivasi, pengalaman atau perbuatan terlibat langsung, pengulangan, tantangan, dan penguatan. Siswa dapat membentuk sesuatu yang lebih berarti, produktif, dan integrasi pengetahuan didasarkan bila mereka belajar materi pokok di dalam kelas dalam konteks aktivitas autentik yaitu aktivitas serupa yang mereka temukan di luar. Aktivitas memerlukan dukungan yang sesuai untuk dipertimbangkan untuk memastikan bahwa siswa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Ormrod 2003: 245-246 membuat pernyataan tentang aktivitas yaitu: By placing classroom activities in real-world contexts, we help our students discover the reasons why they are learning academic subject matter. We also increase the likelihood that, later on, they will actually use the information and skills we have taught them. Dengan menempatkan aktivitas kelas dalam konteks kehidupan nyata, kita dapat membantu siswa menemukan alasan mengapa mereka mempelajari materi pokok. Kita juga kemungkinan dapat meningkatkan aktivitas, kemudian, mereka akan menggunakan informasi dan keterampilan mereka yang telah diajarkan. Proses belajar tidak mungkin terjadi tanpa ada aktivitas, sehingga untuk mendapatkannya setiap orang yang belajar harus terlibat secara 28 aktif. Keterlibatan ini lebih ditekankan pada keterlibatan mental intelektual dan emosional, meskipun keterlibatan fisik dalam hal-hal tertentu mungkin dituntut Panen, 2002: 63.

2.4 Perubahan sosial.

Perubahan sosial adalah satu teori yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli sosiologi. Hal ini seiring dengan perubahan zaman yang ada sehingga masyarakat juga akan selalu berubah. Perubahan sosial dapat mengarah ke arah yang positif dan ada yang mengarah pada hal-hal yang negatif. Diantara ahli-ahli tersebut adalah: Augeste Comte, Mark Weber, Karl Mark, Maurice Durverger, dan Ibnu Chaldun. E.F. Schumacher 1973 dalam bukunya Small Is Beatifull menjabarkan sebuah fenomena globalisisasi dengan beberapa karakteristik yang mengikuti, yaitu; urbanisasi secepat kilat, penanaman modal besar-besaran, produksi besar-besaran, dan teknologi maju. Walaupun resistensi yang dilakukan beberapa negara berkembang terhadap globalisasi ini begitu kuat, namun tak satu pun negara mampu membendung arus deras tersebut. Salah satu ciri kemasyarakatan yang sangat jelas dari pengaruh globalisasi ini adalah urbanisasi. Secara sederhana urbanisasi diartikan sebagai perpindahan masyarakat yang terkonsentrasi ke daerah perkotaan, yang diikuti dengan semakin termarginalkannya aktivitas ekonomi yang berada di pedesaan. Inilah salah satu motif ekonomi dari perpindahan secara masif penduduk desa ke kota. M. Dawam Rahardjo 2000 menyebutkan pada fenomena globalisasi ini, adanya perubahan hubungan sosial dalam masyarakat. Jika pada tempo dulu relasi sosial banyak dipengaruhi oleh sentimen primordialisme, keluarga, kekerabatan, hubungan darah, dan lain sebagainya yang dikategorikan Dawam sebagai relasi sosial tradisional. Pada era globalisasi ini, semua relasi sosial itu diambil alih oleh adanya persamaan pekerjaan, profesi, minat, bakat, hobi, dan lain sebagainya yang tidak memiliki ikatan sebagaimana ikatan tradisional di awal. Resultan dari relasi sosial ini menghasilkan sebuah kelas sosial baru, yaitu kelas sosial menengah yang banyak dicirikan oleh masyarakat profesional. http:www.pikiran- rakyat.comcetak20050805300801.htm.

2.5 Model pembelajaran Problem Based Learning