Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari CTL

CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dengan pendekatan CTL, proses belajar mengajar akan lebih konkret, lebih realistis, lebih aktual, lebih nyata, lebih menyenangkan, dan lebih bermakna. Proses belajar mengajar berpendekatan CTL ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kualitas, kreativitas, produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Hasil belajar meningkat, karena dalam CTL, semua pancaindera siswa diaktifkan dan dimanfaatkan secara serentak dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan-kegiatan belajar yang lebih aktual, konkret, realistis, nyata, menyenangkan, dan bermakna. CTL lebih menekankan pada pemberdayaan siswa sehingga hasil belajar bukan sebatas pengenalan nilai, akan tetapi penghayatan dan bahkan sampai pada penerapan nilai-nilai dalam kehidupan nyata. Pemberdayaan siswa juga dapat dilihat sejauhmana CTL mampu menumbuhkan daya kreasi, daya nalar, rasa keingintahuan, dan eksperimentasi-eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru meskipun hasilnya keliru, memberikan keterbukaan terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, menumbuhkan demokrasi dan memberikan toleransi pada kekeliruan-kekeliruan akibat kreativitas berfikir.

2.1. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari CTL

Penerapan pendekatan CTL bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan pemahaman makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, dan anggota bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejumlah hasil yang diharapkan dari penerapan pendekatan CTL adalah sebagai berikut: 1 guru yang berwawasan CTL, 2 materi pembelajaran, 3 strategi, metode, dan teknik belajar dan mengajar, 4 media pembelajaran, 5 fasilitas pendukung, 6 proses belajar dan mengajar, 7 kancah pembelajaran, 8 model penilaianevaluasi, dan 8 suasanaiklim sekolah yang bernuansa CTL. Guru yang berwawasan CTL harus dihasilkan melalui berbagai cara, misalnya pelatihan, pemagangan, studi banding, dan pemenuhan bacaan CTL yang lengkap. Materi pembelajaran yang dijiwai oleh konteks perlu disusun agar lebih bermakna bagi siswa. Strategi, metode, dan teknik belajar dan mengajar yang mampu mengaktifkan semangat belajar siswa, yang lebih konkret, yang menggunakan realitas, yang lebih aktual, yang lebih nyatariil, dan sebagainya perlu diupayakan. 35 Media pendidikan yang bernuansa CTL seperti misalnya situasi alamiah, benda nyata, alat peraga, film nyata dan VCD perlu dipilih dan dirancang agar membikin belajar lebih bermakna. Fasilitas pendukung CTL seperti misalnya peralatan dan perlengkapan, laboratorium alamiah dan buatan, tempat praktek, dan tempat-tempat untuk melakukan pelatihan perlu diusahakan. Proses belajar dan mengajar yang ditunjukkan oleh perilaku guru dan perilaku siswa yang bernuansa CTL merupakan inti dari pembelajaran. Perilaku guru, seperti misalnya, kejelasan mengajar, penggunaan strategi- metode-teknik mengajar yang variatif, penggunaan media pengajaran yang variatif mulai dari abstrak hingga konkret, dari tiruan hingga asli, pemanfaatan ide-ide siswa, antusiasme, jenis pertanyaan, dan pengembangan berfikir siswa, perlu dikembangkan dari waktu ke waktu. Perilaku siswa, seperti misalnya, semangat belajar, keseriusan, perhatian, keaktifan, dan keingintahuan, perlu didorong dari waktu ke waktu. Kancah pembelajaran perlu dipilih sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan. Kancah pembelajaran yang dimaksud tidak harus di ruang kelas, tetapi juga di alam terbuka yang asli, di masyarakat, di rumah, dan di lingkungan siswa dimana mereka hidup. Penilaianevaluasi otentik perlu diupayakan karena CTL menuntut pengukuran prestasi belajar siswa dengan cara-cara yang tepat dan variatif, tidak hanya dengan pencil and paper test. Jadi penilaian otentik merupakan kombinasi dari berbagai cara penilaian, mulai dari tes tertulis, hasil pekerjaan rumah, proyek, kuis, karya tulis siswa,laporan, jurnal, portofolio, observasi, praktek, dan tanya jawab di kelas. Suasanaiklim sekolah yang bernuansa CTL perlu diupayakan dengan membuat situasi kehidupan sekolah sedekat mungkin dengan kehidupan nyata di lingkungan siswa.

2.2. Komponen CTL dan Penerapannya di Kelas