Transformasi gerak roket DASAR TEORI

x b y b z b z mg = mg cos q cosf y mg = mg sin f cosq x mg = mg sin q mg q f Gambar 1: Komponen berat dari suatu roket Dari persamaan 11 sampai 13 serta Gambar 1, maka diperoleh persamaan diferensial dari kecepatan linear roket [4]. q sin g a wq vr u x      14 f q sin cos g a ur wp v y      15 f q cos cos g a vp uq w z      16

2.2 Transformasi gerak roket

Transformasi direction cosine merupakan transformasi sebuah vektor satuan pada kerangka navigasi ke dalam kerangka roket. Pada Gambar 2 diperlihatkan koordinat referensi. Gambar 2.a merupakan koordinat referensi roket. Sumbu x adalah sumbu yang membujur dan merupakan arah depan bagi roket, sumbu y merupakan sumbu ke arah sebelah kanannya, dan sumbu z merupakan bagian dasar roket. Gerak rotasi pada sumbu x disebut roll f, rotasi pada sumbu y disebut pitch q, dan rotasi pada sumbu z disebut yaw azimuth . Rotasi roll dikatakan positif jika sumbu y bergerak ke bawah, rotasi pitch dikatakan positif jika sumbu x bergerak ke atas, dan rotasi yaw dikatakan positif jika dilihat dari atas rotasi searah putaran jarum jam. Gambar 2.b merupakan koordinat referensi untuk kerangka navigasi. y Sisi Kanan x Depan z Dasar Y Utara X Timur Z Naik a. Koordinat referensi roket. b. Koordinat referensi kerangka navigasi. Gambar 2: Koordinat referensi Urutan rotasi matriks yang digunakan oleh Litton adalah rotasi terhadap sumbu z, rotasi terhadap sumbu y, dan kemudian rotasi terhadap sumbu x. Matriks R BN mentransformasikan vektor satuan dari kerangka navigasi ke dalam vektor satuan pada kerangka roket.                 t R t R t R t R z y x BN  q f                       q f  f  q f  f  q f q f  f  q f  f  q f q  q  q  cos cos cos sin sin sin cos sin sin cos sin cos cos sin cos cos sin sin sin sin cos cos sin sin sin sin cos cos cos t R BN 17 Hubungan antara sudut Euler f, q dan  dengan kecepatan sudut keluar sensor gyroscope p, q dan r dapat diperoleh dengan menurunkan persamaan R BN [3].                                              t t t t t t t t t t t r t q t p  q f f q f f q f q    cos cos sin sin cos cos sin 1 18 Persamaan 18 mentransformasikan kecepatan sudut Euler ke dalam kecepatan sudut dalam kerangka roket, sehingga dengan mencari invers suku pertama ruas kanan pada persamaan 19 diperoleh persamaan sebagai berikut.                                             t r t q t p t t t t t t t t t t t t t cos cos cos sin sin cos tan cos tan sin 1 q f q f f f q f q f  q f    19 2.3 Tapis Kalman Tapis Kalman digunakan untuk menyelesaikan permasalahan estimasi state pada suatu proses yang dapat dinyatakan dalam persamaan deferensial linear seperti pada persamaan berikut [8]. k k k k k k w u B x A x    1 20 Noise pada proses diasumsikan sebagai proses random berdistribusi normal seperti pada persamaan berikut.    w E dan   k T k i Q w w E  untuk i = k. 21 Nilai matrik Q k dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut [1].   T k k w k w w E S Q   22 Dari persamaan 20 terlihat bahwa state x belum bisa diobservasi, sehingga untuk melakukan observasi diperlukan model pengukuran yang memetakan state ke keluaran y yang dapat diobservasi seperti pada persamaan berikut. k k k k v x H y   23 Noise pada pengukuran diasumsikan sebagai proses random berdistribusi normal.    v E dan   k T k i R v v E  untuk i = k. 24 Diasumsikan pula bahwa proses random w dan v adalah saling bebas, sehingga nilai crosscorrelation adalah nol.    T k i v w E untuk semua i dan k. 25 Nilai estimasi state k x ˆ pada tapis Kalman ditentukan dari estimasi posteriori k x ˆ serta selesih antara pengukuran sebenarnya k y dan estimasi pengukuran  k x H ˆ seperti pada persamaan berikut.         k k k k k k k x H v x H K x x ˆ ˆ ˆ 26 Pada tapis Kalman dipilih nilai k K sehingga estimasi posteriori adalah optimal atau mempunyai galat yang minimum. Nilai P k minimum diperoleh jika nilai K k dapat menyediakan estimasi yang mempunyai covariance minimum.   1      k T k k k T k k k R H P H H P K 27 Nilai k P minimun adalah sebagai berikut      k k k k P H K I P 28 Karena tidak ada nilai korelasinya dengan noise yang lain k w  1 , maka nilai estimasi priori diberikan dengan menghilangkan noise k w , k k k k k u B x A x     ˆ ˆ 1 29 Nilai covariance dari galat k T k k k k Q A P A P    1 30 Proses perhitungan pada filter Kalman dapat dilihat pada Gambar 3 [7]. 1. Perhitungan Kalman gain   1      k T k k k T k k k R H P H H P K 2. Perbarui perkiraan        k k k k k x H y K x x ˆ ˆ ˆ 3. Perbarui covariance kesalahan      k k k k P H K I P Inisialisasi   ˆ P dan x Data pengukuran k y Hasil perkiraan k x ˆ 1. Perkiraan state 1 1 1 1 ˆ ˆ        k k k k k u B x A x 2. Perhitungan matrik covariace 1 1 1 1        k T k k k k Q A P A P Gambar 3: Proses perhitungan pada filter Kalman

3. PERANCANGAN