Ketersedian koleksi perpustakaan lembaga penerbangan dan antariksa nasioanl (Lapan) Jakarta dalam memenuhi kebatuhan penulisan karya ilmiah kajian analisis sitiran

(1)

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PENULISAN KARYA ILMIAH: KAJIAN ANALISIS SITIRAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

YAYAH FAUZIAH NIM : 105025001030

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010 M/1431 H


(2)

2

KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) JAKARTA

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PENULISAN KARYA ILMIAH: KAJIAN ANALISIS SITIRAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

YAYAH FAUZIAH NIM : 105025001030

Dibawah Bimbingan

Pungki Purnomo, MLIS NIP. 19641215 199903 1 005

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul ”Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam Memenuhi Kebutuhan Penulisan Karya Ilmiah : Kajian Analisa Sitiran” telah diajukan dalam sidang Munaqasah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Ilmu Perpustakaan.

Jakarta, 24 Juni 2010

SIDANG MUNAQASAH

Ketua Sekretaris

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS NIP. 19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005

Penguji Pembimbing

Mukmin Suprayogi, M.Si Pungki Purnomo, MLIS NIP. 1962 001 999 0310 NIP. 19641215 199903 1 005


(4)

4

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 08 Mei 2010


(5)

Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam Memenuhi Kebutuhan Penulisan Karya Ilmiah : Kajian Analisis Sitiran.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sitiran yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah di bidang antariksa dan kedirgantaraan yaitu berupa buku, jurnal, majalah, berita, dan prosiding sebagai bahan referensi. Sedangkan tujuan akhir dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis koleksi (bahan pustaka), jenis literatur yang dibutuhkan, tahun penerbitan (usia) literatur, tempat terbit, dan bahasa pengantar, serta mengetahui sejauh mana ketersediaan koleksi Perpustakaan LAPAN Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis sitiran yaitu menganalisa bahan pustaka yang digunakan sebagai acuan atau rujukan dalam suatu penulisan. Jumlah keseluruhan total sitiran sebanyak 393 sitiran, buku merupakan jenis dokumen literatur yang paling banyak disitir dengan frekuensi 165 sitiran (42%) atau hampir setengahnya. Tahun terbit yang disitir sebagai bahan referensi masih relatif muda dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2000-2009, tempat terbit yang paling banyak digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu berasal dari negara Amerika Serikat yang memiliki bagian persentase sebanyak 14,09% atau sebesar 55 sitiran yang mencakup 16 kota, dimana kota New York memiliki persentase terbanyak yaitu sebesar 7,89% atau sebanyak 31 sitiran. Penggunaan bahasa literatur yang paling dominan disitir adalah bahasa Inggris yaitu sebanyak 292 sitiran (74,3%) atau dalam frekuensi parameter meliputi hampir seluruhnya. Ketersediaan koleksi Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jakarta mengenai bidang antariksa dan kedigantaraan dari keseluruhan total 393 sitiran koleksi yang tersedia dan tidak tersedia hanya 10 judul yang berupa buku, majalah dan jurnal atau sekitar 2,5% dari seluruh sitiran yang digunakan. Keadaan ini karena kurangnya jumlah koleksi yang tersedia sangat memprihatinkan mengingat semakin bertambahnya minat pemakai perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan penulisan karya ilmiah.


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatakan atas kehadirat Allah SWT serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, karena atas rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Jakarta dalam Memenuhi Kebutuhan Penulisan Karya Ilmiah : Kajian Analisis Sitiran”.

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mengalami berbagai hambatan dan tantangan yang begitu banyak, namun berkat semangat dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Wahid Hasyim, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 2. Bpk. Drs. Rizal Saiful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan. 3. Bpk. Drs. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk senantiasa memberikan petunjuk dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan.yang telah memberikan begitu banyak ilmu pengetahuan yang berguna kepada penulis.

5. Bapak Adi Pratomo, selaku Kepala Sub Bagian Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

6. Ibu Dinar Indrasasi, Sulisnaeni, Bapak Irwan dan semua staff Perpustakaan LAPAN yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini.


(7)

yang tiada henti dalam mendidik dan membesarkan penulis.

8. Kakak-kakakku, Adik-Adikku tersayang atas segala supportnya dan keponakanku Fina, Fanza, Faiz, Fian, Malika yang selalu memberikan keceriaan canda tawa bagi penulis.

9. Untuk Wisnu yang selalu memberikan dukungan tiada henti dan telah mengisi hari-hari di kehidupan penulis terima kasih untuk semuanya. 10.Teman-teman JIP angakatan 2005 Mahda, Rossela, Hasanah, Vani, Mutia

Dwi, Dyta, Imas, Nunung, Nining, Erna, Badriah, Puput, Eka, Nasrul, Irfan, Babeh, Kahfi, Dafi, Dll kalian semua adalah sahabatku yang selalu memberikan banyak dukungan dan semangat, semoga persahabatan kita takkan pernah terlupakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 11.Semua teman-teman yang telah membantu yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih atas semua supportnya.

Tentunya skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, namun penulis berharap karya ini bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Akhirnya, semoga Allah SWT melimpahkan rahmatnya kepada kita semua, Amin.

Jakarta, Mei 2010

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Permasalahan ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Pengertian Perpustakaan ... 10

1. Perpustakaan Khusus ... 10

2. Tugas Perpustakaan Khusus ... 12

3. Fungsi Perpustakaan Khusus ... 12

4. Ciri Perpustakaan Khusus ... 13

5. Koleksi Perpustakaan Khusus ... 15

B. Ketersediaan Koleksi ... 16

C. Pengertian Analisis Sitiran ... 18

D. Manfaat Analisis Sitiran ... 21

E. Aplikasi Analisis Sitiran ... 23

F. Ruang Lingkup dan Parameter Analisis Sitiran ... 24

G. Keusangan Dokumen ... 26

H. Half Life (paro hidup) Literatur ... 28


(9)

(LAPAN)

A. Profil Institusi ... 30

B. Struktur Organisasi ... 32

C. Fungsi dan Tugas Pokok LAPAN ... 32

D. Sistem Keanggotaan dan Layanan ... 34

E. Sarana dan Prasarana... 37

F. Koleksi Perpustakaan LAPAN ... 38

G. Sarana Sistem Temu kembali... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN A. Jenis literatur yang Disitir ... 42

B. Tahun Penerbitan yang Disitir ... 43

C. Bahasa yang Paling Banyak Disitir... 45

D. Tempat Terbit yang Disitir ... 46

E. Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ... 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Petugas Perpustakaan ... 37

Tabel 2 Daftar surat kabar harian yang dilanggan Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jakarta ... 39

Tabel 3 Daftar klasifikasi koleksi Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jakarta ... 40

Tabel 5 Jenis literatur yang disitir ... 43

Tabel 6 Tahun terbit (usia literatur) yang disitir ... 44

Tabel 7 Bahasa yang paling banyak disitir ... 45

Tabel 8 Tempat terbit yang paling banyak digunakan ... 46

Tabel 9 Koleksi yang disitir pada Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ... 50


(11)

A. Latar Belakang

Perpustakaan dalam sejarah masa lalu merupakan hasil budaya umat manusia yang sangat tinggi. Perpustakaan khusus yang merupakan salah satu dari jenis perpustakaan adalah juga berfungsi sebagai tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia atau pegawai dalam suatu institusi maupun lembaga (Sutarno, 2003 : 1).

Bagi sebagian masyarakat, perpustakaan di zaman modern seperti sekarang ini merupakan suatu kebutuhan, terutama masyarakat terpelajar, mahasiswa dan kelompok-kelompok tertentu, untuk membantu dalam menunjang aktivitasnya. Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai pusat sumber informasi, ilmu pengetahun dan penelitian.

Perpustakaan khusus berfungsi sebagai sarana penelitian untuk staf karyawan dalam memacu tercapainya tujuan lembaga induk gejala ini dengan sendirinya memperkuat perpustakaan untuk terus meningkatkan kemampuan dalam mengelola informasi yang sifatnya khusus guna memenuhi kebutuhan pemakai perpustakaan khusus.

Perpustakaan khusus yang baik adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi secara khusus dan perlengkapan yang memadai, sehingga dapat


(12)

2

memberikan pelayanan yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai. Dan juga berperan secara khusus untuk para karyawan demi kepentingan lembaga/instansi terkait. Kehadiran perpustakaan khusus pada suatu instansi harus dapat menambah wawasan para karyawan dan anggota, sehingga menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Kualitas suatu lembaga pendidikan, perguruan tinggi/lembaga riset dan ilmu pengetahuan dapat dilihat dari jasa yang diberikan oleh perpustakaannya (Soedibyo, 1987:1). Apapun jenisnya, perpustakaan berperan sebagai media dalam penyampaian informasi kepada pemakainya, menghimpun, dan melestarikan bahan pustaka, agar bahan pustaka tersebut tetap dalam keadaan baik dan dapat dipergunakan oleh pemakainya.

Pada dasarnya tugas utama setiap perpustakaan ialah membangun koleksi perpustakaan yang kuat demi kepentingan pemakai perpustakaan. Koleksi yang kuat dan seimbang serta relevan dengan kebutuhan pengguna akan sangat menunjang keberhasilan misi perpustakaan itu sendiri. Membangun koleksi perpustakaan bukan hanya cukup dari segi kuantitasnya saja melainkan segi kualitasnya, karena koleksi yang besar jika tidak relevan dengan kebutuhan pemakai akan menjadi mubadjir adanya. Idealnya seluruh koleksi yang ada di perpustakaan mempunyai nilai guna yang tinggi, oleh karenanya membangun dan mengembangkan koleksi perpustakaan harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dengan perencanaan yang matang, dan disisi lain juga harus mendapatkan dukungan dari pihak- pihak terkait.


(13)

Yang dimaksud dengan fungsi penelitian adalah sejauh mana koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan peneliti dalam rangka memenuhi kebutuhan literatur yang sedang atau akan dilakukan (Pergola, 2007 : 36).

Koleksi perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terdiri dari buku mengenai kerdigantaraan, laporan penelitian, jurnal, dokumen, kliping, kaset, CD-ROM, dan koleksi referensi, misalnya kamus, ensiklopedi, atlas, serta majalah- majalah sekunder (bibliografi, abstrak, indek). Bagi peneliti kebutuhan informasi merupakan kebutuhan mutlak, terutama ketika mereka menghadapi tugas-tugas penelitian. Dengan kondisi yang seperti ini mereka akan mencari informasi untuk mendukung tugas- tugas tersebut. Begitu juga dengan penulisan karya penelitian mereka yang tidak terlepas dari keharusan menggunakan koleksi bahan pustaka sebagai referensi dalam memenuhi kebutuhan pemakai.

Pada perpustakaan khusus, ketersediaan koleksi dengan menggunakan cara analisis sitiran dapat dilakukan dengan mengidentifikasi semua bahan pustaka yang merupakan hasil karya penelitian dari peneliti yang bersangkutan, maupun publikasi ilmiah dari lembaga induk perpustakaan bernaung. Penelitian semacam ini belum pernah dilakukan di perpustakaan LAPAN. Berkaitan dengan permasalahan diatas maka penulis mengajukan judul penelitian skripsi ini Ketersediaan Koleksi Perpustakaan LAPAN dalam memenuhi kebutuhan Penulisan Karya Ilmiah:Kajian Analisis Sitiran


(14)

4

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah serta tidak meluas, maka penulis memberikan batasan masalah yang akan diteliti dalam masalah pengembangan koleksi terhadap kesesuaian koleksi dengan kebutuhan pemakai perpustakaan LAPAN, pada hal-hal berikut:

a. Jenis koleksi yang digunakan oleh pemakai perpustakaan

b. Tahun terbit koleksi yang digunakan oleh pemakai perpustakaan c. Tempat terbit koleksi yang digunakan oleh pemakai perpustakaan d. Bahasa dari koleksi (bahan pustaka) yang dirujuk oleh pemakai

perpustakaan 2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Jenis koleksi apa saja yang digunakan oleh pemakai perpustakaan? b. Koleksi (bahan pustaka) terbitan tahun berapa saja yang digunakan

oleh pemakai perpustakaan?

c. Koleksi terbitan mana saja yang digunakan oleh pemakai perpustakaan?

d. Bahasa apa saja dari koleksi yang digunakan oleh pemakai perpustakaan?


(15)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk : a. Mengetahui gambaran tentang jenis koleksi (bahan pustaka) apa saja

yang digunakan.

b. Untuk mengetahui terbitan tahun berapa saja yang digunakan. Apakah sesuai dengan kebutuhan para pemakai perpustakaan?

c. Memperoleh gambaran terhadap tempat terbit mana saja dari koleksi yang digunakan.

d. Untuk mengetahui bahasa yang digunakan. 2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan pemikiran yang dapat memperkaya khazanah pengetahuan tentang masalah pengembangan koleksi terhadap ketersediaan koleksi perpustakaan LAPAN dalam memenuhi kebutuhan penulisan karya ilmiah.

b. Memberikan masukan-masukan yang berguna bagi perpustakaan LAPAN, serta memperluas dan memperdalam pengetahuan penulis tentang ketersediaan koleksi Perpustakaan LAPAN dalam memenuhi kebutuhan penulisan karya ilmiah.

D. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif, yaitu yang bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang


(16)

6

sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Sevilla, 1993 :71).

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melakukan pengukuran terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan (Koentjaraningrat, 1991:251). 3. Jenis dan Sumber data

a. Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang ditemui langsung di lapangan (lokasi penelitian) yaitu pengguna perpustakaan LAPAN

b. Data sekunder yaitu data yang berasal dari kepustakaan, yang terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti.

4. Populasi dan Sampel

a. Kerlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai “keseluruhan anggota, kejadian atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik”(Sevilla, 1993 : 160).

b. Ferguson (1976) mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi (Singarimbun, 1991 : 150).

Berdasarkan hasil survei yang peneliti lakukan, karya-karya Ilmiah dari para pakar di lingkungan LAPAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 52 karya penelitian dari tahun 2000 s/d 2009 yang terekam adalah 26 karya penelitian berupa buku 10 sitiran, jurnal dan berkala


(17)

ilmiah terbitan LAPAN 3 sitiran, majalah sains dan teknologi serta berita dirgantara 4 sitiran dan prosiding 9 sitiran. Adapun sampelnya adalah 50% dari keseluruhan jumlah buku, jurnal, majalah dan berita dirgantara dan prosiding.

5. Teknik Pengambilan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain :

a. Pada tahap pengkompilasian. Pada tahap ini peneliti akan melakukan penghimpunan data bahan pustaka yang disitir 26 karya ilmiah yang menjadi sampel pada penelitian ini.

b. Tahap penyuntingan data bibliografi. Pada tahap ini seluruh sitiran bahan pustaka yang disitir 26 dari karya Ilmiah tersebut akan di edit data bibilografinya yang ada di lingkungan perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

c. Tahap pentabulasian. Pada tahap ini data di susun pada daftar pustaka untuk mempermudah dalam verifikasi data.

d. Tahap penghitungan. Pada tahap ini mengelompkkan jenis literatur yang dipakai untuk mempermudah penghitungan.

6. Analisis Data

a. Melakukan Cross check pada koleksi di perpustakaan terhadap keberadaan bahan pustaka yang disitir pada koleksi perpustakaan LAPAN.


(18)

8

b. Menghitung presentasi dengan rumus:

Keterangan : P = Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya.

N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P =F/ N x 100 %

c. Menafsirkan data dengan menggunakan parameter penafsiran nilai prosentase adalah :

1) 0 % : tidak ada satupun 2) 1 % - 25 % : sebagian kecil 3) 26 % - 49 % : hampir setengahnya 4) 50 % : setengahnya

5) 51 % - 75 % : sebagian besar 6) 76 % - 99 % : hampir seluruhnya

7) 100 % : seluruhnya (Wasito, 1993 :11)

E. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis membagi penulisan ke dalam lima bab, tiap bab membahas secara terperinci bagian-bagian yang dipaparkan, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Mencakup latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sitematika penulisan


(19)

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini mencakup pengertian perpustakaan khusus, tujuan dan fungsi perpustakaan khusus, koleksi perpustakaan khusus, pemakai perpustakaan, pengertian analisis sitiran, manfaat analisa sitiran, aplikasi analisis sitiran, keusangan dokumen, ruang lingkup dan parameter analisis sitiran

BAB III GAMBARAN UMUM

Berisi tentang sejarah dan latar belakang perpustakaan khusus Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), tugas dan fungsi, struktur organisasi, visi, misi, sistem dan jenis layanan, koleksi perpustakaan LAPAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas hasil penelitian dan analisis dari hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang telah diteliti dan penulis mencoba untuk memberikan saran-saran yang merupakan masukan dan sumbangan pemikiran penulis.


(20)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Khusus

1. Pengertian Perpustakaan Khusus

Dalam kamus besar ilmu pengetahuan disebutkan bahwa perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang menekankan koleksinya pada suatu bidang khusus dan bidang-bidang lain yang berhubungan (Dagun, 1997 : 840).

Banyak definisi tentang perpustakaan khusus, diantaranya adalah : Menurut Mulyani Achmad Nuryadi yang dikutip oleh Karmidi (1999 :1) Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh suatu lembaga khusus diluar lembaga yang telah termuat pada butir a. perpustakaan umum b. perpustakaan sekolah dan c. perpustakaan perguruan tinggi. Lembaga yanng dimaksud dapat berupa lembaga-lembaga industri, lembaga-lembaga perkantoran (departemen), lembaga-lembaga penelitian, dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya.

Sedangkan menurut Mudjito (2001:8), “perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang memiliki koleksi khusus, bertugas melayani informasi sebagai acuan kerja dan penelitian untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan perpustakaan khusus atau dinas diselenggarakan oleh instansi atau lembaga baik pemerintah maupun swasta, organisasi politik maupun kemasyarakatan".


(21)

Dalam mengembangkan koleksi perpustakaan, tim seleksi dan pengadaan bahan pustaka harus melihat tujuan dan fungsi dari perpustakaan tersebut. Dalam pengembangan koleksi sendiri harus memperhatikan beberapa aspek yang penting yang bisa memberikan jawaban atas tujuan dan fungsi pokok perpustakaan sebagai berikut: 1) Dapat menunjang program pendidikan dan penelitian 2) memenuhi kebutuhan akan informasi 3) memenuhi kebutuhan sosial 4) memenuhi kebutuhan kultural dan spiritual masyarakat 5) memenuhi kebutuhan akan rekreasi 6) berfungsi sebagai repository (perpustakaan deposit) (Yulia, 1993 : 11).

Prytherc (1996: 602) menjelaskan beberapa pengertian perpustakaan khusus, diantaranya :

a. 1) Perpustakaan atau pusat informasi, yang diurus oleh perorangan, perusahaan negara, perkumpulan, perwakilan, atau beberapa kelompok lainnya.

2) Mengkhususkan koleksi dalam sebuah perpustakaan.

b. Koleksi buku dan cetakan lainnya, tulisan atau bahan rekaman apapun dengan cakupan pengetahuan yang terbatas dan dilaksanakan oleh masyarakat terpelajar, organisasi penelitian, industri atau usaha perdagangan, departemen pemerintah atau institusi pendidikan.

Dari beberapa pengertian perpustakaan khusus diatas maka penulis memberi kesimpulan bahwa perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang menitikberatkan pada koleksi tertentu, dimana koleksinya disesuaikan dengan bidang kosentrasi lembaga induknya sendiri.


(22)

12

2. Tugas Perpustakaan Khusus

Tugas pokok perpustakaan khusus adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaataanya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Masyarakat pengguna tersebut adalah sesuai dengan jenis perpustakaan, kebijakan penyelenggara, dan kelompok atau segmen pemakai atau penyelenggaranya (Sutarno, 2004: 50).

Tugas perpustakaan khusus sangat diharapkan dari perusahaan induk tempat perpustakaan khusus yang bernaung atau perusahaan salah satunya yang sangat penting ialah memberikan informasi dengan baik kepada perusahaan. Kualitas dari informasi yang diberikan oleh kepada perusahaan/ lembaga dapat menambah bobot dari perusahaan ( Endang, 2001: 17).

3. Fungsi Perpustakaan Khusus

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0103/0/1981, perpustakaan khusus atau dinas mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pusat referensi bagi para karyawan atau karyawati maupun anggota dari instansi yang bersangkutan.

b. Pusat penelitian bagi petugas dari instansi atau lembaga yang bersangkutan.

c. Sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan (Mudjito, 2001: 14).


(23)

Menurut Sulistyo Basuki (1994 : 81) “perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat referal dan penelitian serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan.”

Menurut beberapa pendapat di atas maka tugas perpustakaan khusus dapat disimpulkan melayani suatu kelompok secara khusus terhadap kepentingan khusus, yang memiliki kesamaan dalam kebutuhan dan minat terhadap bahan pustaka dan informasi. Pada perpustakaan khusus, pengguna perpustakaan lebih dikhususkan kepada pusat penelitian dalam suatu bidang tertentu, tergantung kepada lembaga induknya.

Sedangkan kesimpulan tentang fungsi perpustakaan adalah menjalankan suatu tugas yang harus dijalankan sebagaimana mestinya perpustakaan, sehingga keinginan dan tujuan suatu misi perpustakaan tercapai sesuai dengan tujuan. Pada umumnya fungsi-fungsi tidak berbeda antara perpustakaan yang satu dengan yang lainnya, begitupun fungsi perpustakaan khusus tidak berbeda dengan perpustakaan-perpustakaan yang lainnya.

4. Ciri Perpustakaan Khusus

Ciri perpustakaan khusus yaitu hanya memiliki koleksi dengan beberapa disiplin ilmu tertentu, keanggotannya perpustakaan biasanya terbatas dan ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan induk tempat perpustakaan tersebut. Pustakawan mempunyai peran utama dalam melakukan penelitian kepustakaan untuk anggota, koleksinya


(24)

14

kebanyakan bukan pada buku, melainkan pada majalah, pamplet, paten, laporan penelitian abstrak, atau indeks karena literatur dari jenis tersebut umumnya mengandung informasi yang lebih mutakhir dibandingkan dengan buku.

Sulistyo Basuki (1993 : 49) mengemukakan ciri utama perpustakaan khusus sebagai berikut :

a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja. Misalnya perpustakaan yang membatasi pada satu subjek (contoh pertanian kering), subjek yang luas (biologi dan pertanian), maupun berorientasi ke misi (misalnya pengangkutan).

b. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan badan induk tempat perpustakaan tersebut. c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan

untuk anggota.

d. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan paada majalah, pamphlet, paten, laporan penelitian, abstrak, atau indeks karena jenis tersebut umumnya informasinya lebih mutakhir dibandingkan buku.

e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan. Karena itu perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangat berorientasi ke pemakainya dibandingkan jenis perpustakaan lain. Jasa yang diselenggarakan misalnya pemencaran informasi terpilih atau pengiriman fotokopi artikel sesuai dengan minat pemakai.


(25)

5. Koleksi Perpustakaan Khusus

Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi mutakhir dalam subjek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi perpustakaan khusus adalah tidak dilihat pada banyaknya jumlah bahan pustaka atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan pada kualitas koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi mutakhir serta penelusuran informasi (Surachman : 2007).

Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya, dalam bidang khusus, baik dalam bentuk tercetak maupun media lainnya.

Perpustakaan Nasional menetapkan standar koleksi pada perpustakaan khusus, diantaranya:

a. Jumlah koleksi perpustakaan mengacu pada SK Menpan 33 tahun 1998 yaitu 1000 judul atau 2000 eksemplar.

b. Perpustakaan harus mempunyai program pengembangan koleksi tahunan yang menunjang visi dan misi, tugas pokok dan fungsi, program serta pemakai potensialnya.

c. Koleksi perpustakaan minimal 10 % dari jumlah koleksinya merupakan koleksi mutakhir yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan bidang yang dilayani perpustakaan.


(26)

16

d. Perpustakaan harus memiliki program penyiangan untuk seluruh koleksi perpustakaan yang minimal disiangin setiap lima tahun sekali. e. Perpustakaan minimal harus melanggan satu judul majalah yang

berkaitan dengan kekhususan misinya untuk setiap tahunnya.

f. Koleksi pepustakaan juga mencakup dokumen, literatur, bahan perpustakaan cetak, multimedia dan digital.

B. Ketersediaan Koleksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 729) ”ketersediaan koleksi berasal dari kata sedia yang artinya sudah selesai dibuat (disiapkan, diatur, dan sebagainya). Jadi ketersediaan adalah kesiapan suatu alat (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat dipergunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan”.

Ketersediaan koleksi merupakan salah satu unsur utama dan terpenting yang harus ada di perpustakaan. Tanpa adanya ketersediaan koleksi yang baik dan memadai, maka perpustakaan tidak dapat memberikan layanan yang maksimal kepada para penggunanya.

Ketersediaan koleksi di perpustakaan selalu berkaitan dengan proses pengadaan, karena pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Artinya tersedianya koleksi di perpustakaan itu karena pengadaan yang telah dilakukan oleh pihak perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi akhirnya bermuara pada pengadaan bahan pustaka. Harus disadari bahwa kebutuhan informasi


(27)

pemakai itu sangat beragam dan kebutuhan tersebut banyak dipengaruhi oleh latar belakang sosial budayanya, termasuk pendidikannya, karena itu dalam pengadaan koleksi (bahan pustaka) seharusnya diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan informasi, baik tingkat keluasan atau kedalaman informasi dan kualitasnya agar dapat membangun koleksi sesuai dengan kebutuhan pemakai (Asrukin, 2006 : 39).

Penulisan karya ilmiah tidak terlepas dari keharusan menggunakan bahan pustaka sebagai bahan rujukan. Bahan pustaka yang disitir dipakai sebagai dasar penyusuran argumentasi atau sebagai bahan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh (Soerhardjan,2003 :18). Untuk mendukung penulisan sebuah karya tulis inilah seorang peneliti membutuhkan informasi sebagai sumber rujukan dalam penalitiannya. Sumber rujukan adalah semua ini terbatas untuk memperoleh informasi. Sumber ini terbatas pada rujukan saja tetapi juga mencakup sumber lain (Lasa, 1998 : 105).

Dalam memperoleh sumber rujukan ini banyak sekali jenis dan bentuk literatur yang dapat digunakan baik dalam bentuk cetak maupun non cetak seperti buku teks, abstrak, indeks, kamus, ensiklopedia, jurnal, majalah, surat kabar dan sebagainya. Pencarian informasi sumber rujukan melalui maya atau internet dapat dilakukan melalui search engine, online database, jurnal elekronik, reference online, dan informasi lainnya tersedia secara elekronik atau digital. Seorang peneliti akan mudah mendapatkan informasi yang dikehendaki melalui komputer dan media internet dengan jenis dan macam yang cakupannya lebih luas lagi.


(28)

18

C. Pengertian Analisis Sitiran

Kata sitiran merupakan terjemahan langsung dari kata citation. Konsep yang melatarbelakangi adanya sitiran adalah hubungan antara suatu karya yang disitir dan karya orang lain yang menyitir. Menurut ALA Glossary of Library and Information science, dijelaskan bahwa Citation adalah suatu catatan yang menunjuk kepada suatu karya yang bagian dari isinya telah dikutip, atau menunjuk kepada beberapa sumber yang berwenang ( Istiana, 2005 : 4).

Analisis sitiran dalam kamus istilah perpustakaan adalah cara penghitungan atas karya tulis yang disitir oleh para pengarang. Karya itu digunakan untuk persiapan penulisan karya tulis mereka (Lasa,1998 : 24). Menurut Kamus Besar Indonesia analisis sitiran adalah menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut (ditulis) orang lain; mengutip (Sulistyo,2004:71).

Analisis sitiran adalah kajian terhadap sejumlah sitiran atau rujukan yang terdapat dalam karya tulis ilmiah tertentu. Selanjutnya analisis sitiran adalah penyelidikan melalui data sitiran dari suatu dokumen, baik dokumen yang disitir maupun dokumen yang menyitir (Pergola, 1997 : 39).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa analisis sititan adalah penelitian terhadap karya tulis seseorang melalui data-data sitiran atau rujukan dari karya itu. Misalnya karya A yang disebut sebagai daftar pustaka oleh karya B, maka karya A disitir oleh karya B atau dengan kata lain karya B menyitir karya A.


(29)

Penggunaan analisis sitiran pada suatu karya atau dokumen untuk pengembangan koleksi didasarkan pada asumsi bahwa karya yang sering disitir atau banyak disitir lebih bernilai dibandingkan karya yang jarang disitir atau tidak pernah disitir.

Dalam analisis sitiran menurut Sulistyo (2004 : 71) dikenal juga istilah referencing atau perujukan dan istilah citation atau sitiran. Referencing mengarah pada perujukan ke karya yang telah ada sebelumnya, sedangkan

citation mengarah pada karya yang diacu yang dilakukan oleh pengarang

sesudah karya yang diacu diterbitkan. Kegiatan ini merupakan bagian komunikasi ilmiah dan merupakan ciri pertumbuhan pengetahuan. Sitiran merupakan sebuah hubungan antara dokumen yang dikutip dengan dokumen yang mengutip.

Sitiran berhubungan dengan dua jenis data yakni :

1. Data yang dikutip (cited atau dikutip) atau rujukan merupakan sebuah dokumen yang menunjukkan unit sumber, jadi dokumen ini usianya akan selalu selalu lebih tua daripada dokumen yang mengutip. Dokumen yang dikutip dan usianya selalu lebih tua daripada karya yang mengutipnya dikenal dengan istilah predated.

2. Data yang mengutip atau sitiran merupakan sebuah dokumen yang merupakan unit penerima, karena itu usia dokumen ini selalu lebih muda usianya daripada dokumen yang dikutip atau pasca tahun dalam hubungannya dengan rujukan (Sulistyo, 2004: 72).


(30)

20

Menurut Garfield (1979), seorang ilmuwan dari Amerika Serikat, pendiri Institute for Scientific Information (ISI), seperti dikutip Sulistyo Basuki, setiap penyitiran dari suatu karya harus dicantumkan dalam daftar kepustakaan karena alasan berikut (Sulistyo, 1999 : 5) :

1. Memberikan penghormatan kepada para pelopor dalam bidang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena ilmu pengetahuan merupakan akumulasi dari ilmu yang telah ada sebelumnya

2. Memberikan penghargaan kepada karya yang bersangkutan

3. Memberikan latar belakang bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang topik yang sudah ditulis

4. Mengoreksi karya sendiri maupun karya orang lain

5. Mengidentifikasi metodologi, pendekatan teori, sarana yang digunakan dalam penulisan makalah

6. Memberikan kritik terhadap karya yang telah terbit sebelumnya

7. Memberikan petunjuk pada karya yang tidak diterbitkan, tidak tercakup majalah indeks dan abstrak atau jarang dikutip penulis lain

8. Memperkuat klaim atas penemuan tentang sesuatu

9. Sebagai tanda penghargaan pada peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian pada bidang yang sama, penghormatan pada penulis sebelumnya

10.Sebagai panduan untuk orang lain yang akan mendalami topik yang disebutkan


(31)

Ada beberapa tujuan analisis sitiran yaitu :

Dapat mengetahui jenis sumber informasi yang digunakan oleh penulis sebuah karya ilmiah

1. Mengetahui seberapa besar koleksi perpustakaan digunakan oleh penulis sebuah karya ilmiah

2. Mengetahui usia literatur yang digunakan

3. Memberikan harapan yang baik kepada pustakawan dalam pengadaan koleksi perpustakaan (Purwono, 87 : 11).

Analisis sitiran dalam penelitian ini adalah sesuai dengan tujuan analisis sitiran yaitu menganalisis referensi atau daftar pustaka pada karya penelitian untuk mengetahui literatur mana yang paling banyak disitir, usia literatur (tahun terbit), karya peneliti mana yang paling sering digunakan dan ketersediaannya koleksi yang sesuai dengan kebutuhan para pemakai perpustakaan.

D. Manfaat Analisis Sitiran

Penerapan analisis sitiran dalam sebuah penelitian akan memberikan manfaat tertentu. Metode analisis sitiran dapat memberikan informasi mengenai kegunaan sebuah literatur, hal ini dapat terlihat dari frekuensi penggunaan literatur tersebut sebagai rujukan atau sebagai bahan sitiran, semakin sering muncul dalam sebuah laporan penelitian ataupun karya ilmiah lainnya menunjukkan bahwa literatur tersebut sangant dibutuhkan. Menurut Budd dalam Irianti Pergola ada beberapa manfaat yang diperoleh dari penggunaan analisis sitiran yang antara lain:


(32)

22

1. Dapat dipergunakan untuk mengukur komunikasi ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu.

2. Dapat mengidentifikasi karakteristik dokumen yang dipergunakan dalam penelitian (seperti jurnal, buku dan jenis lainnya).

3. Mengetahui usia literatur yang disitir

4. Mengetahui subjek yang sering dirujuk (Pergola, 2007 : 40).

Menurut Sylvia yang dikutip oleh Pergola (2007 : 4) analisis sitiran merupakan metode efektif, namun kadang terabaikan dalam hal pengembangan dam evaluasi koleksi. Pada dasarnya metode ini adalah menghitung dan meranking jumlah dokumen dirujuk baik dalam bibliografi maupun catatan kaki. Dari pernyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa sebenarnya analisis sitiran memegang peranan yang cukup penting dalam evaluasi koleksi. Berbanding lurus dengan hal itu maka Purwani Istiana yang dikutip oleh Irianti Pergola mengemukakan bahwa manfaat dari analisis sitiran yaitu :

1. Identifikasi literatur inti

2. Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu berlainan

3. Menduga keluasan literatur sekunder 4. Mengenali pemakai berbagai subjek

5. Mengenali kepengarangan dari arah gejalanya pada dokumen berbagai subjek


(33)

6. Mengukur manfaat SDI (selective dessimination information) dan retropeksi

7. Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang, dan mendatang

8. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbadai disiplin ilmu

9. Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam batas anggaran belanja

10.Mengembangkan model eksperimental yang berkolerasi atau melewati model yang ada

11.Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak secara tepat

12.mengatur arus masuk informasi dan komunikasi 13.Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah 14.Memprakarsai sistem jaringan aras ganda yang efektif

E. Aplikasi Analisis Sitiran

Penggunaan teknik analisis sitiran terbagi dalam kategori sebagai berikut:

1. Pengembangan koleksi, kajian pemakai. Analisis sitiran digunakan untuk merumuskan kebijakan langganan majalah disitir. Digunakan pula untuk penghentian langganan berdasarkan sering tidaknya sebuah majalah disitir. Analisis sitiran mengkaji pula nilai relatif dari berbagai jenis dokumen terhadap berbagai kategori pemakai.


(34)

24

2. Temu balik informasi. Analisis sitiran digunakan untuk mengembangkan pengganti dokumen, hubungan antara kata kunci, dokumen, pemakai dan strategi penelusuran, identifikasi berbantuan komputer mengenai artikel yang menyitir dan akses terhadap literatur interdisipliner.

3. Pengembangan dan pertumbuhan subjek dan literatur subjek. Produktivitas pengarang dan pengaruhnya terhadap pengarang lain diukur melalui sitiran. Pasangan sitiran dan ko-sitiran digunakan untuk mengkaji struktur pertumbuhan ilmiah sebuah bidang/ subjek dan membuat peta batas-batas subjek.

4. Kajian historis dan penelitian yang sedang berlangsung. Melacak pengembangan sebuah subjek melalui kaidah waktu, densitas dan konteks sitiran serta menggunakan jaringan sitiran sebagai ukuran untuk menilai antar hubungan dan pengaruh berbagai pengarang beserta karya mereka. 5. Pola komunikasi penelitian. Kajian dampak isolasi karena kendala bahasa

jarak dan ketersediaan literatur ilmiah.

6. Untuk menghitung paro hidup sebuah bidang ilmu (Pergola, 2007 : 6).

F. Ruang Lingkup dan Parameter Analisis Sitiran

Menurut Sulistyo Basuki yang telah telah dikutip oleh Hasugian (2005 : 4) Ruang lingkup analisis mencakup tiga jenis kajian literatur atau dokumen. Ketiga literatur tersebut adalah :

1. Literatur primer adalah literatur atau dokumen yang memuat hasil penelitian asli atau penerapan sebuah teori ataupun penjelasan teori dan ide sehingga merupakan informasi langsung dari sebuah karya penelitian.


(35)

2. Literatur sekunder adalah literatur atau dokumen yang memberikan informasi tentang literatur primer.

3. Literatur tambahan (tersier) adalah literatur atau dokumen yang memberikan informasi tentang sekunder.

Walaupun bibliometrika mengkaji ketiga jenis literatur tersebut, namun dalam kenyataannya yang menjadi objek utama analisis sitiran adalah majalah atau jurnal ilmiah. Hal ini tidak lain karena bibliometrika menggangap jurnal ilmiah sebagai media paling penting dalam komunikasi ilmiah. Jurnal sebagai objek kajian bibliometrika memiliki parameter yang tidak dapat dilepaskan dari ciri majalah, namun parameternya tetap dapat digunakan untuk mengkaji sitiran karya ilmiah lainnya seperti disertasi.

Adapun parameter yang umum digunakan untuk menganalisanya adalah: pengarang, judul artikel, judul jurnal, tahun terbit, referensi, dan deskriptor (Hasugian, 2005 : 4). Jika suatu majalah atau jurnal semakin disitir atau dikutip maka semakin baik dan dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan. Para ilmuwan pada umumnya memandang majalah atau jurnal ilmiah menjadi bahan rujukan standar dalam sebuah karya ilmiah.

Aspek-aspek yang dapat dikaji dalam analisis sitiran menurut Sutardji yang dikutip oleh Hasugian (2005 : 4) adalah sebagai berikut: pola sitiran atau pola kutipan, karakteristik literatur rujukan, dan pola kepengarangan. Pola sitiran mencakup jumlah sitiran dan jumlah otositiran (self-citation). Otositiran adalah artikel yang pengarangnya mengutip tulisan sendiri. Karakteristik literatur adalah sifat yang berkaitan dengan jenis atau bentuk


(36)

26

sumber informasi rujukan, tahun terbit, usia literatur, tempat terbit, dan bahasa pengantar literatur yang dikutip. Sedangkan pola kepengarangan mencakup jumlah penulis, penulis yang paling sering dikutip,dan pengarang tunggal atau ganda.

G. Keusangan Dokumen

Keusangan dokumen (obsolescence) menurut Line dan Sandison dalam Sulistyo-Basuki (1983 : 12-15) adalah penurunan atas waktu dalam hal kesahihan atau pemanfaatan informasi.

Keusangan literatur dikaitkan dengan sebuah literatur dan juga keusangan informasi yang terkandung dalam sebuah literatur. Keusangan sebuah literatur lebih bersifat praktis, dalam arti bila sebuah literatur sudah usang maka ada kemungkinan literatur tersebut dapat ditempatkan pada tempat tertentu ataupun dibuang. Keusangan informasi berarti, bahwa informasi yang ada dalam sebuah dokumen semakin jarang digunakan, dengan kata lain penggunaan informasinya semakin menurun dan pada akhirnya suatu saat tidak digunakan lagi.

Kedua faktor yang berlawanan tersebut menyebabkan terjadinya fluktuasi terhadap minat suatu bidang ilmu pengetahuan. Bidang pengetahuan umumnya direkam dalam dokumen. Kajian terhadap perubahan dalam manfaat dan kesahihan pengetahuan biasanya dituangkan dalam bentuk kajian yang terjadi terhadap dokumen yang merekam pengetahuan tersebut, walaupun hubungan antara penggunaan dokumen dengan kesahihan informasi masih samar-samar.


(37)

Hal ini terjadi karena hanya literatur yang mutakhir yang menarik bagi ilmu praktisi. Sedangkan literatur yang lebih tua digunakan hanya bila mengandung informasi yang cenderung menggabungkan karya yang terakhir (Sulistyo,1999 : 10).

Terdapat dua tipe keusangan (obsolescence) literatur, yaitu obsolescence diachronus dan obsolescence synychronous (Hartinah, 2002 : 1-2):

1. Obsolescence diachronous adalah merupakan ukuran keusangan literatur

dari sekelompok literatur dengan cara memeriksa tahun terbit dari sitiran yang diterima literatur tersebut. Half life atau paruh hidup literatur adalah ukuran dari Obsolescence diachronous. Paruh hidup adalah batas usia sebuah literatur tersebut yang menjadi ukuran apakah literatur tersebut sudah usang apa belum.

2. Obsolescence synychronous merupakan ukuran keusangan literatur dari

sekelompok literatur dengan cara memeriksa tahun terbitan referensi literatur. Median citation age (median umur sitiran) termasuk dalam Obsolescence synychronous.

Alasan penulis menyitir suatu dokumen dalam karya tulisnya dapat berbeda antara satu dengan yang lain, hal itu sangat tergantung dengan topik atau aspek yang dikaji. Grafield yang dikutip oleh Hartinah (2002 : 2) menyatakan seorang penulis menyitir penulis lain karena alasan untuk memberikan penghormatan kepada penulis atau karya di bidangnya, mengidentifikasi metode atau pendekatan teori, memberikan latar belakang


(38)

28

bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut topik yang sudah ditulis, mengkoreksi karya sendiri atau karya orang lain, memberikan kritik terhadap karya yang telah terbit sebelumnya, memperkuat klaim suatu temuan, dan sebagai panduan bagi penulis lain yang akan mendalami topik tulisan yang disitir.

Dari pendapat di atas tersirat bahwa kegiatan menyitir dalam penulisan karya ilmiah adalah sebagai dasar untuk menyusun argumentasi, dan juga sebagai bahan untuk melakukan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, pencantuman daftar pustaka haruslah benar-benar sebagai daftar dari dokumen yang dirujuk, dan atau yang disitir untuk menghasilkan karya tersebut.

H. Half life (paro hidup) Literatur

Paro hidup mengindikasikan kekayaan atau kemiskinan informasi yang digunakan. Paro hidup literatur (half life) sitiran adalah jangka waktu yang diperlukan oleh separuh literatur bidang tertentu yang disitir oleh literatur terakhir yang dipublikasikan. Untuk menghitung paro hidup yaitu mengurutkan semua referensi yang dipergunakan oleh semua dokumen pada masing-masing bidang mulai yang tertua (tahun terkecil) sampai yang terbaru (tahun terbesar) atau sebaliknya. Kemudian dicari median yang membagi daftar referensi yang sudah berurut tersebut menjadi dua bagian masing-masing 50 %. Median ini menunjukkan batas usia keusangan literatur pada bidang yang bersangkutan.


(39)

Antara disiplin ilmu dengan ilmu yang lain berbeda paruh hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian di luar negeri adalah paruh hidup untuk ilmu fisika adalah 4,6 tahun ; fisiologi 7,2 tahun ; kimia 8,1 tahun ; botani 10,0 tahun,; matematika 10,5 tahun ; geologi 11,8 tahun ; kedokteran 6; 8 tahun; hukum 12,9 tahun ; dan bidang sosial kurang dari 2 tahun (Hartinah, 2002 : 2).

Sebagai contoh, paro hidup ilmu fisika adalah 4,6 tahun, mempunyai arti bahwa setengah dari ilmu fisika yang digunakan pada saat dilakukan kajian paro hidup tersebut berusia 4,6 tahun, sedangkan separuh sisanya berusia lebih dari 4,6 tahun. Apabila suatu literatur penelitian fisika menggunakan rujukan berusia lebih dari 4,6 tahun dapat dikatakan bahwa referensi yang digunakan telah usang dan hal ini menunjukan adanya kemiskinan informasi. Faktor yang mempengaruhi keusangan atau paruh hidup literatur pada suatu bidang ilmu adalah jumlah penggunaan literatur, jumlah publikasi dalam bidang tersebut, dan jumlah penulis pada bidangnya.

Fenomena dari keusangan literatur merupakan dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi karena hanya literatur yang mutakhir yang menarik bagi ilmuwan praktisi, sedangkan literatur yang lebih tua digunakan hanya bila mengandung informasi yang cenderung menggabungkan karya terakhir. Hal tersebut juga berarti bahwa semakin banyak literatur dalam sebuah bidang semakin mempengaruhi paro hidup.

Paro hidup literatur suatu bidang ilmu dapat digunakan sebagai salah satu tolok ukur kekayaan atau kemiskinan informasi.


(40)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN LAPAN

A. Profil Institusi

Pada tanggal 31 Mei 1962 dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir. Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun (Selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI), tanggal 22 September 1962 dibentuk Projek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Projek PRIMA berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya pada tahun 1964.

Selanjutnya pada tanggal 27 November 1963 terbentuklah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN, untuk melembagakan penyelenggaraan program-program Pembangunan Kedirgantaraan Nasional.

Salah satu komponen utama dari sarana penunjang kegiatan penelitian dan informasi kerdigantaraan adalah perpustakaan. Perpustakaan LAPAN didirikan pada tahun 1974. Perpustakaan ini merupakan khusus yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan informasi teknik dirgantara dan yang berkaitan.

Perpustakaan LAPAN terdiri dari: perpustakaan induk yang dikelola oleh Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kerdigantaraan dan perpustakaan cabang oleh pusat-pusat lainnya. Perpustakaan cabang tersebut


(41)

mengelola informasi teknik dirgantara yang umumnya berkaitan erat dengan tugas pokok dan fungsi Pusat tersebut.

Penyempurnaan organisasi LAPAN telah dilaksanakan melalui beberapa Keppres yang terakhir dengan Keppres Nomor 9 tahun 2004.

Visi LAPAN

”Meningkatkan Peran Ilmu Pengetahuan Dan Kerdigantaraan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Berkelanjutan”

Misi LAPAN

1. Meningkatkan penguasaan teknologi wahana dirgantara dan sistem antariksa

2. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan ekonomi 3. Meningkatkan penguasaan sains atmosfer dan antariksa

4. Meningkatkan pengkajian kebijakan dan perundang-undangan dalam bidang kerdigantaraan

5. Meningkatkan manajemen, sumber daya, dan kinerja pelaksanaan LAPAN 6. Meningkatkan kerjasama penelitian, hubungan antar lembaga, promosi


(42)

32

B. Struktur Organisasi Perpustakaan LAPAN

C. Tugas dan Fungsi Pokok Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Tugas LAPAN :

1. Melaksanakan tugas pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan kerdigantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

2. Melaksanakan tugas Sekretariat Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia (DEPANRI), sesuai keppres No. 99 Tahun 1993 tentang DEPANRI, sebagaimana telah diubah dengan keppres


(43)

No.132 tahun 1998 tentang perubahan atas keppres No. 99 Tahun 1993. DEPANRI adalah suatu badan nasional yang mengkoordinasikan program-program kerdigantaraan antar instansi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan masalah-masalah kerdirgantaraan.

Fungsi :

1. Pengkajian dan penyusunan kebijaksanaan nasional di bidang penelitian dan pengembangan kerdigantaraan dan pemanfaatannya.

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN. 3. Kerjasama dengan instansi terkait di tingkat nasional dan internasional. 4. Pemasyarakatan dan pemasaran dalam bidang kerdigantaraan.

5. Penyelenggaraan pembinaan pelayanan administrasi umum.

6. Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang penginderaan jauh, serta pengembangan bank data penginderaan jauh nasional dan pelayanannya.

7. Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur di lingkungan LAPAN.

Berdasarkan Keputusan Kepala LAPAN Nomor: Kep/116/IX/2002 tanggal 10 September 2002, Perpustakaan LAPAN berada dibawah struktur dan tugas dari Bagian Hubungan Masyarakat yang memiliki tugas menyiapkan bahan kepustakaan dan mengelola perpustakaan.


(44)

34

D. Sistem keanggotaan, Layanan dan Fasilitas Perpustakaan

LAPAN Online Library adalah sebuah perpustakaan yang berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (Library Automation) pada instansi LAPAN. Dengan sistem ini diharapkan setiap pengunjung atau pemakai perpustakaan dapat melakukan pencarian informasi secara maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan pemakai perpustakaan.

Perpustakaan LAPAN terbuka untuk umum. Namun keanggotaannya terbatas untuk karyawan atau pegawai LAPAN. Yang membedakan antara anggota dan bukan anggota adalah jika anggota boleh meminjam buku, sementara yang bukan anggota tidak boleh meminjam buku hanya boleh membaca buku ditempat atau hanya memfoto copy saja.

Layanan perpustakaan merupakan kegiatan utama pada setiap perpustakaan. Jenis layanan yang diberikan perpustakaan merupakan kegiatan perpustakaan sebagai unsur penting dan berperan dalam menentukan hubungan terhadap pengguna perpustakaan. Jenis layanan yang diberikan oleh Perpustakaan LAPAN ini berupa:

1. Jam Layanan

Layanan Perpustakaan LAPAN ini dibuka setiap hari jam kerja yaitu Senin hingga Jumat dari pukul 08.00-16.00.

2. Layanan Internet

Perpustakaan LAPAN menyediakan layanan internet untuk memudahkan pencarian informasi secara gratis kepada para pemakai perpustakaan dengan mengisi form yang telah disediakan.


(45)

Adapun peraturan penggunaan layanan internet perpustakaan LAPAN: a. Pengguna mendaftarkan diri kepada petugas perpustakaan untuk dapat

menggunakan fasilitas internet.

b. Pengguna mengisi form penggunaan internet yang disediakan unit perpustakaan.

c. Setiap pengguna hak akses menggunakan fasilitas internet maksimal 30 menit. Jika tidak ada orang lain yang menggunakan maka dapat diperpanjang waktunya.

d. Pengguna internet dilarang mengakses informasi atau homepage yang mengandung unsur pornografi baik teks, gambar maupun suara.

e. Demi kenyaman bersama mohon peraturan ini diperhatikan. 3. Layanan Fotocopy

Perpustakaan LAPAN juga menyediakan layanan fotocopy bagi pengguna khususnya bagi koleksi yang tidak dapat dipinjam untuk dibawa pulang. Layanan ini digunakan untuk anggota atau staf peneliti dikenakan biaya Rp. 200/lembar

4. Layanan Referensi, misalnya kamus, ensiklopedi, atlas dll, serta majalah-majalah sekunder (bibliografi, abstrak, indeks), majalah-majalah-majalah-majalah tersebut hanya dapat dibaca diperpustakaan.

5. Layanan OPAC adalah layanan catalog online yang berbasis komputer. Layanan informasi ini memberikan bantuan kepada pemakai dalam menemukan informasi yang bersumber dari buku ataupun jurnal. Sumber informasi dapat berasal dari koleksi yang ada di lingkungan perpustakaan.


(46)

36

Cara menggunakan dengan memilih bentuk data yang ingin dicari seperti metadata ataupun monograf dan dapat ditelusur melalui subjek, judul, pengarang.

6. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi di Perpustakan LAPAN masih dilakukan secara manual untuk pelaksanaan sirkulasi bahan pustaka. Kini dengan adanya LAPAN Online Library, pengguna tidak perlu datang untuk mendapatkan pelayanan sirkulasi. Cukup dengan mengakses

www.perpustakaan.lapan.go.id.

Peminjaman koleksi perpustakaan LAPAN hanya diberikan kepada anggota perpustakaan yaitu pegawai LAPAN (termasuk peneliti), karyawan di luar Badan LAPAN dan mahasiswa yang memiliki kartu anggota. Syarat-syarat peminjaman:

a. Buku hanya dipinjamkan kepada anggota perpustakaan.

b. Setiap anggota hanya meminjam buku sebanyak 2 buku selama 1 bulan.

c. Pengembalian buku pinjaman, setelah 1 bulan, dan bias memperpanjang pinjaman selama koleksi belum dipakai orang lain. d. Membayar denda Rp 100,- perhari/ buku pinjaman. Bila batas waktu

pinjaman habis tanggalnya dan yang bersangkutan belum mengembalikan pinjaman tersebut.


(47)

E. Sarana dan Prasarana

Fasilitas perpustakaan merupakan salah satu sarana penunjang kelancaran layanan perpustakaan. Fasilitas yang dimiliki Perpustakaan LAPAN cukup lengkap. Perpustakaan LAPAN menempati gedung di lantai 1 yang memiliki luas kurang lebih 428 m2. Perpustakaan ini berada di Jl. Pemuda Persil No.1 Jakarta 13220. Telp (021) 4892802. Fax (021) 4892884. Guna melaksanakan tugas dan fungsi pokok, perpustakaan didukung oleh: 1. Sumber Daya Manusia (SDM) pada Sub Bagian perpustakaan seluruhnya

berjumlah 7 orang, dengan tingkat pendidikan sebagai berikut: a. S2 = 1 orang

b. S1 = 1 orang c. D3 = 1 orang d. SLTA = 4 orang

Daftar nama petugas perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Petugas Perpustakaan

No. NAMA LENGKAP JABATAN

1. Adi Pratomo Kepala Sub. Bagian 2. Anna Dwi Astuti Staf Perpustakaan

Pengolahan bahan pustaka, deskripsi bibliografi, katatogisasi, data entri

3. Endang Murwani Staf Perpustakaan

Pengolahan bahan pustaka, data entri, klasifikasi

4. Sulisnaeni Staf Perpustakaan

Data entri bibliografi, katalogisasi 5. Dinar Indrasasi Staf Perpustakan


(48)

38

6. Irwan Staf perpustakaan Scanner bahan pustaka 7. Muharrom Staf Perpustakaan

Scanner bahan pustaka

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa staf perpustakaan yang memiliki jabatan atau tugas yaitu berjumlah 7 orang diantaranya yang memiliki pendidikan S2 berjumlah 1 orang, S1 1 orang, D3 1 orang, lulusan SLTA hanya 4 orang, mereka telah mengikuti pelatihan perpustakaan.

2. Sarana dan Fasilitas yang dimiliki oleh Sub Bagian Perpustakaan Sarana yang dimiliki berupa:

a. Ruang Serbaguna b. Ruang Multimedia c. Ruang Pelayanan d. Ruang komputer e. Ruang Baca f. Ruang Koleksi g. Ruang Internet

F. Koleksi Perpustakaan LAPAN

Koleksi yang dimiliki perpustakaan menentukan kualitas perpustakaan tersebut. Koleksi yang ada pada Perpustakaan LAPAN meliputi koleksi mengenai kedirgantaraan dan keantariksaan dan bidang yang berkaitan. Bentuknya berupa buku-buku teknik yang menunjang teknologi dirgantara dan antariksa, namun ada juga buku-buku sosial, hukum, laporan penelitian,


(49)

prosiding hasil seminar, dan berbagai eksiklopedia. Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan LAPAN terdiri dari atas:

1. Buku berjumlah kurang lebih 8000 judul yang terdiri dari atas koleksi Kerdigantaraan dan Keantariksaan berbahasa indonesia dan bahasa asing, khususnya bahasa inggris.

2. Hasil Litbang LAPAN berjumlah 649, yang terdiri dari koleksi Buku Ilmiah, Jurnal Ilmiah, serta majalah Ilmiah.

3. Terbitan NASA berjumlah 4.347

4. Jurnal dalam& luar negeri berjumlah 200 5. Jurnal Bidang Kerdirgantaraan berjumlah 430 6. Majalah LAPAN berjumlah 200

7. Prosiding dan hasil seminar berjumlah 129

8. Kliping berjumlah 367, pengklipingan ini dilakukan sejak april 2009. Pelaksanaan kegiatan kliping di perpustakaan LAPAN merupakan langkah awal dari proses pengklipingan berita mengenai LAPAN di media massa.

Perpustakaan Pusat Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga melanggan surat kabar harian ibukota antara lain :

Tabel 2

Daftar Surat Kabar Harian yang dilanggan Perpustakaan LAPAN

NO NAMA SURAT KABAR

1. KOMPAS

2. MEDIA INDONESIA

3. JURNAL NASIONAL

4. REPUBLIKA


(50)

40

G. Sarana Sistem Temu Kembali

Sarana sistem temu kembali informasi menggunakan katalog kartu (pengarang, judul, dan subjek) dan katalog online (berbasis web) yaitu Online Library yang merupakan hasil indifikasi/pengembangan dari Open Source Software (OSS) Senayan yang digagas oleh Depdiknas.

Sistem layanan perpustakaan menggunakan sistem terbuka, yaitu pengunjung/ pengguna dapat langsung ke rak buku terlebih dahulu pengunjung/ pengguna menelusur kartu katalog atau katalog online (berbasis web) koleksi yang ingin dibaca, dipinjam atau difotokopi, sedangkan katalogisasi dan klasifikasi koleksinya menggunakan pedoman UDC (Universal Decimal Clasification) yaitu system klasifikasi yang merupakan penyederhanaan dari system DDC (Dewey Decimal Clacification). Di samping itu juga merupakan perluasan cakupan klasifikasi untuk artikel majalah, mongraf dan macam-macam dokumen di bawah pengawasan Federation Internationale de Documentation (FID) (Lasa, 1998 : 123).

Tabel 3

Daftar Klasifikasi Koleksi Perpustakaan LAPAN

341.226 Space Law

52 Astronomy

523.03 Astrophsics

523.1 Cosmology

523.1.001.44 Space Explorations

528 Remote Sensing

528.225 Global Positioning Systems 528.28 Geographic Information Systems

614.71 Air pollution

621 Mechanical Enginerring

629.1 Transport Engineering 629.1.035 Jet propulsion


(51)

629.19.5 Flight control

629.13.03 Aircraft 629.13.017.1 Realibility of aircraft mechanical

systems and equipment

629.13.03 Aircraft propulsion system technology design

629.19 Astronautics- Aeronautics

629.19 Pengenalan astronotika dan teknologi antariksa

629.19 Astroelectronics

629.19 Aeronautics and space flight collections

Pengadaan bahan pustaka dilakukan dengan cara pembelian, penukaran dan hadiah, baik dari dalam maupun luar negeri. Pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka adalah berupa penjilidan buku dan majalah. Dan penyebaran publikasi dilakukan dengan cara penukaran hadiah.

Sejak perpustakaan LAPAN membuka pelayanan masyarakat umum, penyediaan buku umum mulai diperhatikan. Pengadaan buku yang diadakan ini berupa jurnal ilmiah, merupakan seri ilmu pengetahuan kerdigantaraan.

Diharapkan dengan melalui pengadaan buku koleksi untuk umum ini semakin mendatangkan minat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bagi para pengguna untuk berkunjung ke perpustakaan.


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan LAPAN Jakarta. Berdasarkan analisis data diperoleh jumlah sitiran yang disitir dari 26 karya penelitian tahun 2000 s/d 2009, khususnya bidang Antariksa dan Kedirgantaraan adalah 393 sitiran. Karya penelitian tersebut berupa buku, beberapa artikel yang ditulis ke dalam jurnal, majalah dan berita, serta beberapa kumpulan karya ilmiah dan hasil seminar dalam bentuk prosiding. Buku, jurnal, majalah, dan berita, serta prosiding tersebut ditulis oleh peneliti bidang Antariksa dan Kedirgantaraan. Analisis sitiran ini yaitu mengenai jenis literatur yang disitir, tahun terbit (usia literatur), bahasa, tempat terbit koleksi, serta ketersediaan koleksi di perpustakaan LAPAN terhadap sitiran, dan karya peneliti yang banyak digunakan.

Adapun karya peneliti yang akan teliti adalah karya-karya LAPAN yang terlampir pada tabel sebagai berikut :

A. Jenis Literatur yang disitir

Pada tabel- 5 bahwa jenis literatur yang disitir dalam karya penelitian tahun 2000 s/d 2009, khususnya bidang Antariksa dan Kedirgantaraan terdiri dari berbagai jenis. Dalam penelitian ini di kelompokkan atas buku, jurnal, majalah, berita, artikel internet, prosiding, tesis, laporan penelitian, dan ensiklopedia. Jumlah seluruh sitiran sebanyak 393 sitiran. Buku merupakan jenis literatur yang paling banyak disitir. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 393 sitiran terdapat 165 sitiran buku yang disitir. Jumlah tersebut bila dilihat


(53)

secara persentase mencapai 42%. Prosiding merupakan jenis literatur terbanyak ke-2 yang disitir, yaitu sebanyak 81 atau 20,6%, laporan penelitian sebanyak 55 atau 14%, artikel internet sebanyak 39 atau 10%, jurnal sebanyak 16 atau 4,1%, majalah sebanyak 15 atau 3,8%, Berita sebanyak 14 atau 3,5%, tesis sebanyak 6 atau 1,5%. Literatur yang paling sedikit disitir oleh peneliti adalah jenis literatur Ensiklopedia sebanyak 2 atau 0,5% dari 393 sitiran.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5

Jenis Literatur yang Disitir

No Jenis Literatur Jumlah Penggunaan Persentase

1. Buku 165 42%

2. Jurnal 16 4,1%

3. Majalah 15 3,8%

4. Berita 14 3,5%

5. Artikel Internet 39 10%

6. Prosiding 81 20,6%

7. Tesis 6 1,5%

8. Laporan Penelitian 55 14%

9. Ensiklopedia 2 0,5%

JUMLAH 393 100%

B. Tahun Terbit (usia literatur) yang paling banyak digunakan

Pada tabel- 5 usia literatur yang paling banyak digunakan oleh peneliti pada karya penelitian tahun 2000 s/d 2009 sebagai referensi, berkisar antara 20-29 tahun (1989-1980), yaitu sebanyak 114 sitiran atau 29%. Kemudian pada usia 10-19 tahun (1999-1990) nilai yang diperoleh mencapai 79 atau 20,1%. Pada usia 0-9 tahun (2009-2000) sebanyak 78 atau 19,8%.

Selanjutnya literatur tanpa tahun terbit menempati peringkat ke empat yaitu sebanyak 58 atau 14,8 %. Kemudian pada usia 30-39 tahun (1979-1970)


(54)

44

sebanyak 46 sitiran atau 11,8%. Literatur yang berusia 40-49 tahun (1969-1960) mencapai 17 sitiran atau 4,3%. Kemudian peringkat terakhir dari literatur yang disitir adalah usia lima puluh tahun keatas (1959-an kebawah) yang hanya mendapat bagian 1 sitiran atau 0,2%.

Dari jumlah dan nilai persentase sitiran yang didapat pada hasil tersebut diatas. menunjukkan bahwa rata-rata nilai persentase bahwa literatur yang digunakan peneliti untuk mendukung penulisan karya mereka sudah menggunakan literatur terbaru dalam kurun waktu 10 tahun terakhir 2000 s/d 2009.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 6

Tahun Terbit (usia literatur) yang digunakan No. Tahun Terbit (Usia

Literatur)

Jumlah Penggunaaan Persentase 1. 2009-2000

(0-9)

78 19,8% 2. 1999-1990

(10-19)

79 20,1% 3. 1989-1980

(20-29)

114 29 4. 1979-1970

(30-39)

46 11,8% 5. 1969-1965

(40-49)

17 4,3% 6. 1959-an kebawah

(lima puluh tahun keatas

1 0,2% 7. Tanpa Tahun Terbit 58 14,8%


(55)

C. Bahasa yang paling banyak digunakan

Penggunaan bahasa asing oleh seorang peneliti karya ilmiah dapat mempengaruhi pemilihan bahan pustaka sebagai bahan referensi penulisan karya ilmiah yang berupa buku, majalah, jurnal, dan prosiding. Kebanyakan dari peneliti memilih referensi berbahasa Inggris dibandingkan berbahasa Indonesia, serta bahasa asing lainnya seperti berbahasa Prancis. Berikut adalah penjabaran jenis bahasa pengantar yang paling banyak digunakan penulisan karya ilmiah dalam memenuhi kebutuhannya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 7

Bahasa yang Disitir penelitian dalam penulisan karya Ilmiah di Perpustakaan LAPAN

No Bahasa Literatur Jumlah Penggunaan Persentase (%)

1. Bahasa Inggris 292 74,3%

2. Bahasa Indonesia 98 25%

3. Bahasa Prancis 3 0,7%

Data pada tabel- 7 diatas menunjukkan bahwa penggunaan bahasa literatur yang digunakan adalah bahasa Inggris masih mendominasi dibandingkan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Prancis. Hal ini terlihat dari jumlah seluruh sitiran yang digunakan yaitu 393, literatur yang menggunakan bahasa Inggris sebanyak 292 (74,3%) atau sebagian besar dan bahasa Indonesia sebanyak 98 (25%) atau hanya sebagian kecil dan sisanya menggunakan Bahasa Prancis dengan frekuensi 3 (0,7%) atau sebagian kecil. Seperti yang telah diuraikan diatas penggunaan referensi bahasa Inggris yang sangat dominan yang dipakai dibandingkan dengan referensi bahasa Indonesia dan bahasa Prancis.


(56)

46

D. Tempat Terbit yang Disitir dalam Penulisan Karya Ilmiah Tabel 8

Tempat terbit yang paling banyak digunakan No Tempat Terbit (Negara) Jumlah

Penggunaan

Persentase (%)

1. Australia 1 0,26%

2. Canada 2 0,52%

3. China 1 0,26%

4. Denmark

a. Copenhagen 1 0,26%

5. England a. Cambridge b. London 1 1 6 0,26% 0,26% 1,53%

8 2,05%

6. France a. London 1 3 0,26% 0,76% 4 1,02% 7. Germany

a. Berlin Heidelberg b. Hamburg c. Wiesbaden 1 1 1 0,26% 0,26% 0,26% 3 0,78%

8. India 1 0,26%

9. Indonesia a. Bali b. Bandung c. Bogor d. Cibinong e. Depok f. Jakarta g. Malang h. Yogyakarta 1 7 4 2 1 27 2 5 0,26% 1,78% 1,02% 0,52% 0,26% 6,87% 0,52% 1,25% 49 12,48% 10 Italy a. viena 1 1 0,26% 0,26% 11. Japan a. Tokyo 1 6 0,26% 1,53% 7 1,79%

12. Kenya 1 0,26%

13. Philipine

a. Manila 1 0,26%

14. Portugal 1 0,26%

15. Rusia


(57)

16. Singapore 2 0,52% 17. Switzerland

a. Geneva 1 0,26%

18. United State Of America a. Alaska

b. Austi Texas c. Boston d. California e. Chicago f. New Jersey g. New York h. Pennsylvania i. San Diego j. Virginia k. Washington l. Washington DC m. Dearbon

n. Urbana

o. Englewood Cliffs p. San Fransisco

3 2 1 1 4 1 2 31 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0,76% 0,52% 0,26% 0,26% 1,02% 0,26% 0,52% 7,89% 0,26% 0,26% 0,52% 0,26% 0,26% 0,26% 0,26% 0,26% 0,26% 55 14,15%

19. Tanpa Tempat Terbit 250 63,61%

Jumlah 393 100%

Dari tabel- 8 di atas referensi dalam penulisan karya tersebut menggunakan literatur tempat terbit yanng terdiri dari 18 negara yaitu negara Amerika Serikat, Australia, China, Denmark, Filiphina, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Kenya, Prancis, Portugal, Rusia, Singapura, dan Swiss, serta tanpa tempat terbit.

Literatur tanpa tempat terbit menempati posisi pertama yang jumlah penggunaan sitirannya lebih besar dari beberapa negara lainnya yaitu sebanyak 250 sitiran atau dalam jumlah persentase senilai 63,61%. Kemudian posisi kedua menempati negara Amerika Serikat yang jumlah penggunaan sitirannya sebanyak 55 sitiran atau senilai 14,09%. Negara Amerika Serikat juga merupakan negara yang paling disitir daripada negara-negara lainnya.


(58)

48

Hal ini dikarenakan banyaknya kota yang menjadi rujukan tempat terbit dalam edisi keluaran negara tersebut yang terdiri atas 16 kota. Kota yang paling banyak disitir di negara yaitu kota New York sebesar 31 sitiran atau dalam nilai persentase sebanyak 7,89%. Selanjutnya California sebanyak 4 sitiran atau 1,02%. Kemudian kota Alaska, New Jersey dan Virginia yang masing-masing memiliki 2 sitiran atau persentase sebesar 0,52%. Dan 12 kota lainnya rata-rata mempunyai jumlah penggunaan sitiran sebesar 1 sitiran atau sebanyak 0,26%.

Selanjutnya, negara Indonesia jumlah penggunaan sitirannya sebesar ketiga yaitu sebanyak 49 sitiran atau dalam nilai presentase sebesar 12,50% dari 8 kota. Kota yang paling banyak disitir di negara ini yaitu Jakarta sebanyak 27 sitiran atau presentasenya sebanyak 6,87%. Kemudian Bandung sebanyak 7 sitiran atau 1,78%. Selanjutnya kota Yogyakarta sebesar 5 sitiran atau presentase senilai 1,27%. Lalu kota Bogor sebanyak 4 sitiran atau 1,02%. Kemudian kota Cibinong dan Malang masing-masing sebesar 2 sitiran atau dalam presentase senilai 0,52%. Dan yang terakhir kota Bali dan Depok masing-masing juga sebanyak 1 sitiran atau senilai 0,26%.

Kemudian posisi keempat di tempati oleh negara Inggris yang literatur tempat terbitnya banyak disitir yaitu sebesar 8 sitiran atau dalam presentase senilai 2,05% yang terbagi atas 2 kota yaitu kota Cambridge sebanyak 1 sitiran atau presentase asebesar 0,26% dan kota London sebesar 6 sitiran atau sebanyak 1,53%. Selanjutnya negara Jepang termasuk negara terbesar kelima literaturnya banyak disitir dalam referensi tempat terbit dalam penulisan karya


(59)

tersebut yaitu sebanyak 7 sitiran atau presentase senilai 1,79% yaitu tepatnya di kota Tokyo sebanyak 6 sitiran atau senilai 1,53%. Dan negara Prancis menempati urutan terbesar keenam dengan jumlah sitiran atau presentase senilai 1,02%. Sedangkan kota di negara ini yang paling banyak digunakan dalam literatur yaitu kota Paris sebesar 3 sitiran atau senilai 3 sitiran atau senilai 0,76%. Kemudian terbesar ketujuh ditempati oleh negara Jerman dengan jumlah sitiran sebanyak 3 sitiran atau presentase sebesar 0,78%. Yang terbagi atas 3 kota yaitu kota Berlin Heidelberg, Hamburg dan Wiesbaden yang masing-masing memiliki 1 sitiran atau presentase senilai 0,26%.

Sedangkan negara Italia, Kanada, Rusia dan Singapura sama-sama memiliki jumlah sitiran sebanyak 2 sitiran atau dalam nilai presentase senilai 0,52%. Dan yang terakhir negara Australia, China, Denmark, Filipina, India, Kenya, Portugal, dan Swiss merupakan negara yang literatur tempat terbitnya paling sedikit digunakan yaitu masing-masing sebnayak 1 sitiran atau dalam nilai presentase sebesar 0,26%.

Berdasarkan hasil yang didapat dalam jumlah presentase tersebut diatas dapat dijabarkan melalui parameter bahwa literatur tanpa tempat terbit merupakan sebagian besar referensi yang diambil dalam penulisan karya tersebut. Hal ini karena literatur tanpa terbit mendapat bagian presentase lebih dari 50% yaitu 63,61%. Sedangkan negara Amerika Serikat, Indonesia, Inggris, jepang dan Prancis mendapat bagian sebagian kecil karena hanya memiliki nilai presentase antara 1%-255. Sedangkan 13 negara lainnya yang meliputi negara Australia, China, Denmark, Filipina, India, Italia, Jerman,


(60)

50

Kanada, Kenya, Portugal, Rusia, Singapura, dan Swiss tidak mendapat bagian satu pun. Hal ini disebabkan negara tersebut diatas merupakan negara yang paling sedikit disitir literatur tempat terbitnya dalam referensi penulisan karaya tersebut karena hanya memiliki nilai persentase 0% keatas.

E. Ketersediaan Koleksi Perpustakaan LAPAN Jakarta

Dari keseluruhan total sitiran yaitu 393 sitiran telah diperiksa ketersediaannya di Perpustakaan LAPAN Jakarta berupa buku, beberapa artikel yang ditulis ke dalam jurnal, majalah dan berita, serta beberapa kumpulan karya ilmiah dan hasil seminar dalam bentuk prosiding dalam bidang Antariksa dan Kedirgantaraan yang telihat pada tabel berikut.

Tabel 9

Koleksi yang Disitir pada Perpustakaan LAPAN Status No. Jenis Literatur Jumlah

Tersedia Tidak Tersedia

1. Buku 165 5

(3%)

160 (97%)

2. Jurnal 16 1

(6,7%)

15 (93,3%) 3. Majalah

15

1 (6,7%)

14 (93,3%)

Berdasarkan tabel 9 data di atas sitiran yang digunakan para peneliti dalam penulisan karya penelitian dari 393 sitiran dengan jumlah 165 hanya 5 sitiran buku atau 3% atau sebagian kecil koleksi yan tersedia di perpustakaan, 160 atau 97% yang tidak tersedia di perpustakaan, jurnal dari 16 sitiran hanya 1 atau 6,7% yang tersedia dan 15 sitiran atau 93,3% atau hampir seluruhnya


(61)

yang tidak tersedia di perpustakaan, majalah dari jumlah 15 hanya 1 atau 6,7% sebagian yang tersedia dan 14 atau 93,3% yang tidak tersedia di perpustakaan.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi yang tidak tersedia lebih sedikit dari yang dibutuhkan.

Berdasarkan penjelasan di atas dari segi ketersediaan koleksi memang belum cukup tersedia, karena bila dilihat secara persentase koleksi yang tersedia tidak mencapai setengahnya, dan koleksi yang tidak tersedia hampir seluruhnya. Jenis literatur yang paling banyak tersedia di perpustakaan LAPAN adalah koleksi referensi umum. Selain itu perpustakaan khusus tidak hanya berupa buku tetapi bentuknya lebih beragam, seperti laporan penellitian, jurnal, newsletter, dan lain-lain.

Ketersediaan koleksi pada bidang Antariksa dan Kerdigantaraan Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) masih sangat minim, hal ini terlihat jelas dari cross-checked yang dilakukan penulis bahwasanya dari total 393 sitiran koleksi yang tersedia hanya 10 judul buku dan majalah atau sekitar 2,5% dari seluruh sitiran yang digunakan. Keadaan ini karena kurangnya jumlah koleksi yang tersedia begitu sangat memprihatinkan mengingat semakin bertambahnya minat pemakai perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan penulisan karya Ilmiah.


(62)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis sitiran data pada bab sebelumnya, dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, antara lain :

1. Jumlah seluruh sitiran yang disitir pada seluruh penulisan karya ilmiah di Perpustakaan LAPAN Jakarta yang menjadi sampel penelitian adalah 26 karya dengan jumlah sitirannya sebanyak 393 yang berupa buku, jurnal, majalah, berita dan prosiding khususnya di bidang Antariksa dan Kedirgantaraan.

2. Jumlah literatur yang disitir dalam karya penelitian tahun 2000 s/d 2009 terdiri dari berbagai jenis. Buku merupakan jenis literatur yang paling banyak disitir. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 393 sitiran terdapat 165 sitiran buku yang disitir dengan persentase mencapai 42% atau hampir setengahnya. Prosiding merupakan jenis literatur yang ke-2 yang disitir, yaitu sebanyak 81% sitiran atau dalam persentase senilai 20,6% atau sebagian kecil, laporan penelitian sebanyak 55 sitiran atau sebesar 14%, majalah sebanyak 15 sitiran atau persentase senilai 3,8%, berita sebanyak 14% atau persentase senilai atau 3,5%, tesis sebanyak 6 sitiran atau 1,5%, ensiklopedia sebanyak 2 sitiran atau 0,5% atau dalam parameter hanya sebagian kecil.


(63)

3. Tahun terbit yang disitir pada seluruh karya ilmiah yang diteliti relatif muda (sangat mutakhir) yang berkisar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dari tahun 2000 s/d 2009.

4. Penggunaan bahasa literatur yang disitir sebagai bahan referensi adalah berbahsa Inggris lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Prancis. Literatur yang menggunakan bahasa Inggris sebanyak 292 sitiran (74,3%) atau hanya sebagian besar, bahasa Indonesia sebanyak 98 sitiran (25%) atau dalam parameter hanya sebagian kecil dan bahasa Prancis sebanyak 3 sitiran (0,7%) atau hanya sebagian kecil.

5. Penggunaan tanpa tempat terbit yang paling banyak ke-1 250 sitiran terbitan tidak disebutkan digunakan sebagai bahan referensi dalam penulisan karya tersebut. Paling banyak ke-2 diterbitkan di negara Amerika, kemudian Indonesia ke-3 yang merupakan keluaran terbitan lokal.

6. Ketersediaan koleksi Perpustakaan LAPAN masih sangat minim, hal ini karena terlihat dari keseluruhan jumlah dari 393 sitiran koleksi yang tersedia hanya 10 judul terdiri dari buku, jurnal, dan majalah atau sekitar 2,5% yang terdapat di Perpustakaan LAPAN.

B. Saran-Saran

Dari berbagai analisa dan kesimpulan yang telah dijabarkan, penulis memberikan beberapa saran masukan diantaranya :

1. Koleksi Perpustakaan LAPAN seharusnya makin ditingkatkan seiring dengan semakin tinggginya minat peneliti dalam memenuhi kebutuhan.


(1)

Lampiran 1

Tabel 4

Daftar Karya-karya Penelitian LAPAN 2000 s/d 2009

NO Judul Buku/ Judul Artikel Pengarang/ Judul Jurnal Daftar Pustaka 1. Pengenalan Astronotika Dan

Teknologi Antariksa. Jakarta: LAPAN,1993

Nasril Hadzar 121

2. Material Teknik sebagai Bahan Desain Struktur. Jakarta : LAPAN, 2009

Atik Bintoro 25

3. Teknologi Penginderaan Jauh Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Lautan. Jakarta : LAPAN, 2003

Nasril Hadzar 25

4. Penyelesaian Sengketa Dalam Kegiatan Keantariksaan

Mardianis

Jurnal Analisis Dan Informasi, Vol. 3 No. 1 Juni 2006 h.1

17

5. Kajian Sistem Penginderaan Jauh Serial Satelit CBERS Dan Analisis Pemanfaatan

Gokmaria Sitonggang Majalah Sains Dan

Teknologi Dirgantara, Vol. 4. No. 1 Maret 2009 h.1

22

6. Peringkat Terpanas Ke 8: Suhu Atmosfer Global Tahun 2008

Ina Junaeni

Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara, Vol. 4. No. 1 Juni 2009 h.52

6

7. Analisis Dan Karakteristik Elemen Iklim

Ana Turyati

Analisa Pola Angin Harian Di Daerah Dengan

Topografi Berupa

Cekungan Menggunakan Model Meteorologi Skala Meso (MMS)

17

8. Variasi Dari Energi Potensial Konvektif (CAPE) Dan Perubahan Iklim Di Indonesia, 2006

Dadang Subarna, Didi Satiadi

7

9. Sistem Uji Validasi: Hasil Riset dan Rekayasa Roket Padat. Jakarta: LAPAN, 2009

Atik Bintoro 14

10. Penginderaan Jarak Jauh dan Interpretasi Citra. Jakarta :


(2)

LAPAN, 2007

11. Identifikasi Perubahan Iklim (Curah Hujan), 2006

Andi Ihwan

Estimasi Curah Hujan Beberapa Kota di

Indonesia Menggunakan Data MTSAT Pada Kanal Infra Merah (IRI)

12

12. Polusi Udara Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan, 2006

Dwi Indrawati

Kajian Aspek Lingkungan Dalam Pemanfaatan Briket Batubara

7

13. Polusi Udara dan GRK Asri Indrawati

Analisa Kimia Air Hujan Dengan Ion Khromatografi

4

14. Amandemen Registration Convention 1975

Mardianis

Jurnal of Aerospace Analysis and Information, Vol. 3. No. 1 Juni 2006 h.1

5

15. Penelitian Smokes Generator Menggunakan Bahan Pewarna Organik

Heru Supriyatno

Berita Dirgantara, Vol. 10. No. 2 Juni 2009 h.37

4

16. Propagasi Gelombang Radio HF Pada Sirkit Komunikasi Stasiun TEtap Dengan Stasiun Bergerak

Jiyo

Berita Dirgantara, Vol. 10. No. 3 September 2009 h.64

5

17. Polusi Debu Erupsi Gunung Merapi Tahun 2006

Chunaeni Latif 8 18. Penginderaan Jauh Dan Sistem

Informasi Geografis (SIG), 2006

Ade Komara Mulyana Peningkatan Akurasi Klasifikasi Tutupan Lahan Dari Citra Aster dengan Menggunakan Klasifikasi Berbasis Grup PIKSEL Homogen

11

19. Perubahan Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Iklim

Atika Lubis dan Yan Firdaus P. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Sumber Daya Air

8

20. Konsekuensi Perubahan Iklim dan Lingkungan Terhadap Perubahan Strategi

Perancangan Kota Dan Bangunan, 2006

Tri Harso Karyono 16

21. Polusi Udara Model dan Aplikasinya.. Jakarta : LAPAN, 2007


(3)

22. Matahari dan Lingkungan Bumi, Jakarta: LAPAN, 2000

Mezak A. Ratag, A. Gunawan Admiranto

11 23. Energi, Wahana, dan Muatan

Antariksa. Jakarta : LAPAN, 2009

Sukandi Nasir Rohili 8

24. Penguasaan Teknologi Satelit menuju Kemandirian

Pemanfaatan Antariksa

Mezak A. Ratag 4

25. Geomagnet dan Magnet Antariksa

Sarmoko Saroso, Mamat Ruhimat

7 26. Analisis Struktur Nosel RX

320 Dengan Menggunakan Bahan S45C, 2006

Ediwan

Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol.1. No.2 Desember 2008 h.76

9


(4)

Lampiran 2

Tabel 7

Bahasa yang disitir penelitian dalam penulisan karya Ilmiah di Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jakarta No. Judul Buku/ Judul Jurnal Sitiran

Berbahasa Inggris

Sitiran Berbahasa

Indonesia

Sitiran Berbahasa

Prancis 1. Pengenalan Astronotika Dan

Teknologi Antariksa. Jakarta: LAPAN,1993

99 19 3

2. Material Teknik sebagai Bahan Desain Struktur. Jakarta : LAPAN, 2009

6 4 -

3. Teknologi Penginderaan Jauh Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Lautan. Jakarta : LAPAN, 2003

10 15 -

4. Penyelesaian Sengketa Dalam Kegiatan Keantariksaan

15 2 - 5. Kajian Sistem Penginderaan

Jauh Serial Satelit CBERS Dan Analisis Pemanfaatan

22 - -

6. Peringkat Terpanas Ke 8: Suhu Atmosfer Global Tahun 2008

6 - - 7. Analisa Pola Angin di Daerah

Dengan Topografi Berupa Cekungan Menggunakan Model Meteorologi Skala Meso (MM5)

14 3 -

8. Variasi Dari Energi Potensial Konvektif (CAPE) Dan Perubahan Iklim Di Indonesia, 2006

7 - -

9. Sistem Uji Validasi: Hasil Riset dan Rekayasa Roket Padat. Jakarta: LAPAN, 2009

8 6 -

10. Penginderaan Jarak Jauh dan Interpretasi Citra. Jakarta : LAPAN, 2007

4 8 -

11. Estiminasi Curah Hujan Beberapa Kota di Indonesia Menggunakan Data MITSAT Pada Kanal Inframerah (IRI)

10 2 -


(5)

Terhadap Lingkungan, 2006

13. Polusi Udara dan GRK - 4 -

14. Amandemen Registration Convention 1975

5 - - 15. Penelitian Smokes Generator

Menggunakan Bahan Pewarna Organik

4 - -

16. Propagasi Gelombang Radio HF Pada Sirkit Komunikasi Stasiun Tetap Dengan Stasiun Bergerak

3 2 -

17. Polusi Debu Erupsi Gunung Merapi Tahun 2006

1 7 - 18. Peningkatan Akurasi

Klasifikasi Tutupan Lahan dari Citra Aster Dengan

Menggunakan Klasifikasi Berbasis Grup PIKSEL Homogen, 2006

10 1 -

19. Perubahan Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Iklim

6 2 - 20. Konsekuensi Perubahan Iklim

dan Lingkungan Terhadap Perubahan Strategi

Perancangan Kota Dan Bangunan, 2006

11 5 -

21. Polusi Udara Model dan

Aplikasinya.. Jakarta : LAPAN, 2007

5 3 -

22. Matahari dan Lingkungan Bumi, Jakarta: LAPAN, 2000

11 - - 23. Energi, Wahana, dan Muatan

Antariksa. Jakarta : LAPAN, 2009

7 1 -

24. Penguasaan Teknologi Satelit menuju Kemandirian

Pemanfaatan Antariksa

4 - -

25. Geomagnet dan Magnet Antariksa

7 - - 26. Analisis Struktur Nosel RX 320

Dengan Menggunakan Bahan S45C, 2006

9 - -

JUMLAH 292 98 3


(6)

Lampiran 3

Tabel 9

koleksi yang disitir pada Perpustakaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jakarta

No. Judul Jenis

Literatur

Status 1. Paine, David, 1993. Aerial Photography

and Image Interpretation for Resource Management. John Willey and Sons: New York.

Buku Tersedia

2. Lillesand, Th.M. dan Kiefer, R.W. 1999. Remote Sensing and Image Interpretation, John Willey and Sons: New York.

Buku Tersedia

3. Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh Jilid 1 (revisi). Gadjah Mada Press:

Yogyakarta

Buku Tersedia

4. Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1 dan 2. Gadjah Mada Press:

Yogyakarta

Buku Tersedia

5. Atik Bintoro, 2003, Perancangan Tabung Motor Roket RX-150-LPN Berdasarkan Analisis Perhitungan dan Eksperimen, Jurnal Teknologi

Dirgantara Vol.1 No.1. Juni 2003

Jurnal Tersedia

6. Cyril M.Harris, Charles E. Crede, 1961, Shock and Vibration Handbook, Vol.3, Data Analysis, Testing, and Methods of Control, McGraw-Hill Book Company, New York

Majalah Tidak Tersedia

7. Emil J. Eichblatt, 1989, Test and Evaluation of The Tactical Missile, American Istitute of Aeronoutics and Astronautics, Inc., Washington

Buku Tersedia

8. Geni Rosita, Elly Rosman, Bagus H. Jihad, 1997, Analisis Uji Kuat Tarik Komposit CFRP, Majalah LAPAN, No.81 Bulan April 1997, Jakarta

Majalah Tersedia

9. George P. Sutton, Oscar Bilblarz, 2001, Rocket Propulsion Elements, John Willey and Sons, New York

Buku Tidak Tersedia

10. Renner, U. et al, Report on Beginning Phase of LAPAN-TUBSAT Operation, IRE. 2007

Buku Tidak Tersedia