1
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA
Emilia Silvi Indrajaya, Novisita Ratu, Kriswandani Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga, Indonesia
e-mail: emil.ia_luphersyahoo.com
Abstrak
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemecahan masalah oleh siswa kelas VIII di SMP Kristen 2 Salatiga dalam menyelesaikan soal cerita pada materi
SPLDV. Menurut hasil penelitian dari 21 siswa, siswa melakukan tahap understanding sebesar 35,13, tahap planning sebesar 19,23, dan tahap solving sebesar 45,64, sedangkan tahap
checking sebesar 0. Menurut hasil pekerjaan siswa, terdapat 4 strategi yang digunakan siswa. Setiap siswa menggunakan 2 strategi untuk mengerjakan soal cerita tersebut. Strategi pertama
adalah strategi menulis kalimat terbuka S9 sebesar 100. Sedangkan strategi kedua yaitu mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan, dan diperlukan S8 sebesar 98,94,
strategi menebak dan menguji S6 sebesar 0,53, serta strategi mengubah pandangan S11 sebesar 0,53.
Kata kunci : strategi pemecahan masalah
A. Pendahuluan
Mata pelajaran matematika selalu diajarkan pada jenjang pendidikan di setiap tingkatan kelas dengan proporsi waktu yang lebih banyak daripada mata pelajaran lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pelajaran matematika sangat penting bagi siswa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan matematis siswa melalui
perbaikan teknik atau strategi pembelajaran sehingga matematika tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit bagi siswa.
Menurut Endahwari 2010 salah satu faktor yang menyebabkan matematika terasa begitu sulit untuk siswa adalah keabstrakan matematika, sehingga siswa sulit untuk
membayangkan apa yang sedang mereka pelajari. Kesulitan dalam belajar matematika disebabkan karena kebanyakan dari mereka hanya sekedar menghafal konsepnya bukan
memahaminya, sehingga guru sering mengeluh karena kemampuan siswa dalam pemecahan
2
masalah kurang optimal. Hal itu didukung oleh hasil penelitian Margana 2009 yang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang lemah dalam pemecahan masalah trigonometri.
Masih ada 46 siswa dari 136 siswa kelas XI atau 33,82 belum tuntas dalam pelajaran matematika khususnya trigonometri. Penelitian Hanifah 2008 di SMP Negeri 2 Widodaren
Ngawi terhadap penilaian pemecahan masalah juga menunjukan fakta bahwa 75 dari 40 siswa kelas VIIE SMP Negeri 2 Widodaren Ngawi belum mampu memecahkan masalah pada
pokok bahasan persegi panjang. Kemampuan masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
matematis berdasarkan aspek memahami masalah, membuat penyelesaian, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh Fitriani, 2005. Pada kenyataanya masalah yang terjadi adalah
daya kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah masih rendah. Masih banyak siswa merasa kesulitan dalam memahami soal khususnya soal cerita, mereka tidak bisa merumuskan
soal cerita tersebut ke dalam model matematika. Sejalan dengan penelitian Bahri 2009 yang mengatakan bahwa hanya sebesar 40 siswa SMP N 14 Balikpapan yang mampu
menyelesaikan soal cerita matematika dengan baik, hal ini berarti masih ada 60 siswa yang kurang terampil dalam menyelesaikan soal cerita. Penyebab hal itu dikarenakan siswa hanya
mencontoh dan mencatat bagaimana cara menyelesaikan soal yang telah dikerjakan oleh gurunya.
Faktor penyebab siswa tidak bisa menyelesaikan masalah dalam soal cerita tidak hanya berasal dari siswa itu sendiri melainkan juga berasal dari guru. Menurut Pamalato 2005
pembelajaran matematika saat ini masih cenderung menggunakan pendekatan konvensional. Pendekatannya lebih ditekankan pada keterampilan berhitung daripada penguasaan konsep-
konsep matematika. Akibatnya keterampilan berpikir tinggi seperti kemampuan kreatif matematik dan kemampuan pemecahan masalah kurang berkembang.
Menurut Endahwari 2010 untuk mengatasi kurangnya kemampuan pemecahan masalah tersebut guru harus selalu memberikan soal cerita matematika yang merupakan penerapan dari
materi yang sedang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi penting dalam matematika yang menyangkut soal cerita yakni materi tentang Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel SPLDV. Materi tersebut termasuk kajian dalam semester gasal pada jenjang SMP kelas VIII. Namun pada kenyataannya penelitian Endahwari 2010 mengatakan hampir
sebagian besar siswa kelas VIII tidak dapat menyelesaikan soal cerita SPLDV dengan benar. Melihat adanya penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini akan
dilakukan untuk mengetahui strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah soal cerita pada materi SPLDV.
3
B. Kajian Teori