3
B. Kajian Teori
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Menurut Polya dalam Nuralam 2009, pemecahan masalah merupakan suatu usaha untuk menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak dapat
dicapai dengan segera. Pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak
lagi menjadi masalah baginya Hudojo, 1988. Hamzah 2003 mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide
baru, menemukan teknik atau produk baru. Pemecahan masalah mempunyai arti khusus di dalam pembelajaran matematika, istilah tersebut mempunyai interpretasi yang berbeda,
misalnya menyelesaikan soal cerita yang tidak rutin dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan manusia yang menggabungkan konsep- konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya dan tidak sebagai suatu
keterampilan generik. Pengertian ini mengandung makna bahwa ketika seseorang telah mampu menyelesaikan suatu masalah, maka seseorang itu telah memiliki suatu kemampuan
baru Dahar, 1989. Definisi tersebut senada dengan Sutriyono 2010 yang menyatakan bahwa pemecahan masalah mengacu pada proses perpindahan dari pernyataan yang
diberikan untuk mendapatkan penyelesaian suatu masalah. Hal ini berarti bahwa seorang individu menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang telah diperoleh
sebelumnya untuk memenuhi tuntutan situasi yang asing. Siswa harus mensintesis apa yang telah dipelajarinya dan belajar untuk menghadapi situasi yang baru dan berbeda.
Kemampuan untuk menggunakan informasi dan fakta adalah bagian penting dari proses pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian tentang pemecahan masalah di atas, penelitian ini menggunakan pemecahan masalah menurut Polya dalam Nuralam 2009. Polya mengajukan empat
langkah fase pendekatan penyelesaian masalah yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah, dan melakukan pengecekan kembali semua langkah
yang telah dikerjakan. Pada fase memahami masalah siswa tidak mungkin menyelesaikan masalah dengan benar tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan,
selanjutnya siswa harus mampu menyusun rencana atau strategi. Penyelesaian masalah dalam fase ini sangat tergantung pada pengalaman siswa yang kreatif dalam menyusun
penyelesaian suatu masalah. Langkah selanjutnya adalah siswa mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dianggap tepat. Langkah terakhir
4
dari proses penyelesaian masalah menurut Polya adalah melakukan pengecekan atas apa yang dilakukan, mulai dari fase pertama hingga hingga fase ketiga. Kesalahan yang tidak
perlu terjadi dapat dikoreksi kembali dengan model seperti ini, sehingga siswa dapat menemukan jawaban yang benar-benar sesuai dengan masalah yang diberikan. Secara garis
besar penelitian ini akan menggunakan empat langkah fase pendekatan pemecahan masalah menurut Polya.
2. Strategi Pemecahan Masalah Matematika