KAWASAN PABEAN PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2007

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: 1. Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di Pelabuhan Laut, Bandar Udara, atau Tempat Lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 2. Pelabuhan Laut adalah pelabuhan dan pelabuhan khusus. 3. Pelabuhan yaitu tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, danatau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 4. Pelabuhan Khusus yaitu pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. 5. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, danatau bongkar muat kargo danatau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. 6. Tempat Lain adalah tempat tertentu di daratan yang berada di dalam kawasanarea industri dan tempat tertentu lainnya yang berfungsi sebagai pelabuhan laut, yang mendukung kegiatan impor danatau ekspor. 7. Tempat Penimbunan Sementara adalah bangunan danatau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu di Kawasan Pabean untuk menimbun barang, sementara menunggu pemuatan atau pengeluarannya. 8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai. 9. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan. 10. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.

BAB II KAWASAN PABEAN

Bagian Kesatu Persyaratan dan Tatacara Penetapan Sebagai Kawasan Pabean Pasal 2 Penetapan suatu kawasan sebagai Kawasan Pabean ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan. 2 Pasal 3 1 Untuk memperoleh penetapan sebagai Kawasan Pabean, Pengelola Pelabuhan Laut, Bandar Udara, atau Tempat Lain mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini. 2 Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sekurang-kurangnya memuat data tentang identitas penanggung jawab, badan usaha, dan alamat lokasi kawasan. 3 Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilampiri dengan: a. Salinan Akte Pendirian Perusahaan sebagai Badan Hukum; b. Surat Izin Usaha dari instansi terkait; c. Bukti penetapan sebagai Pelabuhan Laut atau Bandar Udara, kecuali untuk Tempat Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 yang bukti penetapannya berupa rekomendasi dari instansi terkait; d. Bukti status kepemilikan danatau penguasaan tempat atau kawasan. Penguasaan dimaksud sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 3 tiga tahun; e. Bukti Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP; f. Ukuran luas kawasan; dan g. Gambar denah lokasi yang memuat antara lain pagar pembatas, pintu masukkeluar gate, titik koordinat danatau tanda lain yang disesuaikan dengan kondisi lokasi. 4 Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang menerima permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 melakukan penelitian kelengkapan dokumen dan melakukan pemeriksaan lokasi atas kawasan yang akan ditetapkan sebagai Kawasan Pabean. 5 Hasil pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dituangkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan Lokasi sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini. 6 Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai meneruskan berkas permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah dilampiri dengan Berita Acara Pemeriksaan Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat 5 dengan menyebutkan tanggal permohonan diterima secara lengkap dan benar. Pasal 4 1 Kepala Kantor Wilayah melakukan penelitian terhadap pemenuhan persyaratan administratif dan fisik terhadap permohonan yang diajukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1. 2 Atas permohonan penetapan sebagai Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1, Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama 45 empat puluh lima hari sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar oleh Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai. 3 3 Persetujuan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan menerbitkan Keputusan Penetapan Sebagai Kawasan Pabean oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini. 4 Penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan menerbitkan surat pemberitahuan penolakan oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan yang disertai dengan alasan penolakan. 5 Keputusan Penetapan Sebagai Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan adanya pencabutan. Pasal 5 1 Untuk kepentingan pengawasan di bidang kepabeanan, Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan menetapkan batas-batas kawasan dan pintu masukkeluar gate atas suatu tempat atau kawasan yang diajukan permohonan untuk penetapan sebagai Kawasan Pabean. 2 Batas-batas kawasan dan pintu masukkeluar gate sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dapat berupa: a. pagar pembatas dan pintu masukkeluar gate; atau b. titik koordinat danatau tanda lain yang disesuaikan dengan kondisi lokasi. 3 Kawasan Pabean dinyatakan sebagai kawasan terbatas restricted area. Bagian Kedua Larangan Penimbunan di Kawasan Pabean Pasal 6 Barang selain untuk tujuan impor danatau ekspor dilarang untuk ditimbun, dimasukkan, danatau dikeluarkan ke danatau dari Kawasan Pabean, kecuali untuk tujuan pengangkutan selanjutnya. Bagian Ketiga Pencabutan Penetapan Sebagai Kawasan Pabean Pasal 7 1 Penetapan sebagai Kawasan Pabean dicabut dalam hal: a. Kawasan Pabean tidak menjalankan kegiatanusaha impor dan ekspor dalam jangka waktu 1 satu tahun secara terus-menerus; b. pengelola Kawasan Pabean terbukti bersalah telah melakukan pelanggaran tindak pidana di bidang kepabeanan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; c. pengelola Kawasan Pabean dinyatakan pailit; danatau d. pengelola Kawasan Pabean mengajukan permohonan pencabutan. 4 2 Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan dalam bentuk Keputusan Pencabutan Atas Penetapan Sebagai Kawasan Pabean sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB III TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA