BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1.
Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di Pelabuhan Laut, Bandar Udara, atau Tempat Lain yang ditetapkan untuk
lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
2.
Pelabuhan Laut adalah pelabuhan dan pelabuhan khusus.
3.
Pelabuhan yaitu tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, danatau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan
intra dan antar moda transportasi.
4.
Pelabuhan Khusus yaitu pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
5.
Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang,
danatau bongkar muat kargo danatau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan
antar moda transportasi.
6.
Tempat Lain adalah tempat tertentu di daratan yang berada di dalam kawasanarea industri dan tempat tertentu lainnya yang berfungsi
sebagai pelabuhan laut, yang mendukung kegiatan impor danatau ekspor.
7.
Tempat Penimbunan Sementara adalah bangunan danatau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu di Kawasan Pabean untuk
menimbun barang, sementara menunggu pemuatan atau pengeluarannya.
8.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
9.
Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas
tertentu berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.
10.
Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.
BAB II KAWASAN PABEAN