Tugas geografi inderaja penginderaan jar

(1)

Pola dan Ciri Kenampakan dari Hasil

Pemetaan dan Interpretasi Citra

NamaAnggota:

Hefiwayuni

Khairinnisa

Martapina

Ranny Miranda

Wita Regina


(2)

1. Laut

Laut merupakan kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudera. Samudra atau Lautan adalah yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung- menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar. Laut dan samudera memiliki potensi sebagai pengahasil ikan, barang tambang, sarana transportasi dan sebagai batas alam suatu negara atau wilayah. Laut pada pet umum digambarkan dengan simbol bewarna biru, biru muda untuk laut dangkal dan biru tua untu laut dalam.

Warna biru pada peta menggambarkan bentang air seperti samudera, laut, sungai, dan danau. Adapun di dalam pemetaan laut garis-garis yang menghubungkan titik dengan kedalaman yang sama di sebut dengan isobath. Peta kontur yang menggambarkan kedalaman laut disebut peta bathymetri.

• warna (spektrum sinar tampak) = semakin dalam lautan, maka warna biru akan semakin gelap.

Saat ini banyak citra penginderaan jauh yang dapat dimanfaatkan untuk aplikasi kelautan terutama lapisan permukaan laut, diantaranya ialah NOAA- AVHRR (National Oceanic and Atmospheric Administration - Advanced Very High Resolution Radiometer) dan Aqua MODIS (Aqua - Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer).Stasiun bumi NOAA menerima data AVHRR dari satelit dalam bentuk data mentah yang dikenal dengan data HRPT (High Resolution Picture Transmission) secara rutin 2 – 4 kali/hari.

Dari data AVHRR dan MODIS dapat dimanfaatkan untuk mengukur suhu permukaan laut.Suhu permukaan laut merupakan parameter yang berkaitan dengan berbagai fenomena laut,sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah upwelling, front, arus laut, arus eddie, daerah konsentrasi ikan dan kemungkinan kandungan mineral. Selain itu, data suhu permukaan laut amat penting untuk mengetahui keseimbangan laut dan atmosfer dari waktu ke waktu.

Profil Dasar Laut b. Relief Dasar Laut


(3)

1) Landas Benua/Kontinen

Landas kontinen atau landas benua adalah dasar laut yang merupakan kelanjutan dari benua

2) Palung Laut

Palung laut juga biasa disebut trench. Palung laut merupakan dasar laut yang sangat dalam, curam, sempit, dan memanjang.

3) Lubuk Laut

Lembah laut atau bekken adalah daerah yang dalam dan luas di lautan. Daerah ini berupa cekungan.

4) Punggung Laut

Punggung laut adalah bagian dari dasar laut yang menjulang ke atas sebagai pegunungan di laut.

5) Gunung Laut

Gunung laut adalah gunung yang terbentuk di dasar laut. Gunung ini kadang ada yang sampai ke permukaan laut.

2. DANAU / WADUK

->

Danau

Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Sumber iar danau dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga. Pada peta danau digambarkan dengan simbol area atau luasan berwarna biru muda.

CITRA TOBA DAN PULAU SAMOSIR


(4)

Gambar:Pencemaran waduk Sagulingoleh enceng gondok (rona warna : merah)dibagian hulu dari reservoir bendungan Saguling,Jawa Barat.Bagian kiri bawah, rona warna

merahkecoklatan merupakan morfologi berbukitan,bertekstur kasar dengan ekspresi topografi berupa bukit berelief tinggi yang ditempati oleh batu breksi.Rona warna coklat kekuningan, tersebar secara spoted, ditafsirkan sebagai morfolog intrusi.Rona warna biru kehijauan dengan ekspresitopografi landai – datar, merupakan batuan

sedimen lunak.

3. Jalan

Jalan raya dan jalan kereta api memiliki bentuk memanjang, lebarnya seragam dan relative lurus. Tekstur halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada umumnya cerah.Jalan terlihat mempunyai bentuk lurus.Jalan raya memiliki bentuk memanjang, lebarnya seragam dan relatif lurus. Tekstur halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada umumnya cerah. Simpang jalan tegak lurus atau mendekati tegak lurus

1. Jalanlayang

Jalan laying dapat dikenali dari posisinya yang lebih tinggi dari jalan lain disekitarnya sehingga pancaran sinar matahari akan menghasilkan bayangan jalan laying tersebut.

Jembatan layang jelas terlihat dari bayangannya.


(5)

Jembatan dapat dikenali dari bayangannya yang memotong sebuah sungai.

Bayangan jembatan terlihat pada aliran sungai.

4. Kontur Wilayah

Pola dan Ciri-Ciri:

 Pada peta topografi/rupa bumi yang menampakkan garis kontur yang tertutup tunggal rapat maka daerah tersebut merupakan daerah pegunungan.

 Sedangkan jika garis kontur tertutup yang banyak dan rapat maka daerah tersebut merupakan daerah perbukitan.

 Pada peta topografi/rupa bumi yang menampakkan garis kontur yang rapat disekitar garis kontur yang jarang maka daerah tersebut merupakan daerah yang berlereng yang kemungkinan daerah tersebut berupa sesar atau patahan.

 Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.

Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutup-melingkar.

Gambar 1 Gambar 2

5. SUNGAI


(6)

Macam-macam Pola Aliran Sungai

Pada dasarnya, ada 7 jenis pola aliran sungai. Pembagian ini didasarkan pada pola yang dibentuk sungai tersebut. Adapun jenis-jenis yang dimaksud sebagai berikut:

1. Pola aliran sungai dendritik. Merupakan pola aliran yang menyerupai percabangan batang pohon. Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah juga sudut yang beragam. Pola ini berkembang di bebatuan yang cenderung homogen dan tidak melalui kontrol struktur. Pla aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya dijumpai di wilayah dataran atau wilayah berpantai juga wilayah plato.

2. Pola aliran paralel merupakan pola yang cenderung sejajar. Ia dijumpai di wilayah perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada pola ini cenderung curam dan terjal.

3. Pola aliran annular. Merupakan pola aliran yang arahnya menyebar secara radial dimulai dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah hilir untuk selanjutnya kemudian menyatu dalam satu aliran.

4. Pola aliran sungai selanjutnya adalah rectangular. Pola ini dibentuk cabang-cabang sungai yang cenderung berkelok, menyambung dan membentuk sudut-sudut yang tegak lurus dan memiliki liku-liku. Pola aliran yang satu ini umumnya dikendalikan oleh pola kekar atau juga bisa oleh pola potongan yang tegak lurus. Rektangular ini bisa terbentuk di bebatuan keras dengan lapis horizontal dan juga batuan kristalin. 5. Pola aliran trellis memiliki bentuk yang panjang-panjang. Ia kerap juga disebut

dengan nama pola trail pagar. Pola ini sering dijumpai pada sungai yang terletak di bebatuan dengan lupatan dan kemiringan yang kuat. Sungai-sungai besar dengan pola ini umumnya mengikuti singkapat bebatuan yang subsekuen dan juga linak. Cabang sungainya dari arah kanan juga kiri merupakan jenis resekuen atau juga obsekuen. 6. Pola aliran radial. Biasa juga dikenal dengan nama pola aliran menyebar. Ciri

utamanya adalah aliran yang berbeda dalam hal arah. Menyebar ke segala penjuru baik itu ke utara, barat, timur maupun selatan. Pola ini umumnya ada pada wilayah pegunungan dengan bentuk kerucut.


(7)

7. Pola aliran multi-basinal atau yang juga dikenal dengan nama pola aliran sungai memusat. Ciri utama pola yang satu ini adalah alirannya yang terpusat pada suatu lahan tertentu. Pola aliran ini umumnya ada pada wilayah dengan cekungan yang mirip seperti dolina di wilayah krast.

Secara umum, sebuah sungai bisa dibagi menjadi tiga bagian. Bagian atas (hulu), tengah, dan bawah (hilir). Setiap bagian ini memiliki ciri khas, bentuk, dan aktivitasnya sendiri sendiri. 1. Bagian Hulu

Bagian hulu merupakan bagian awal dari sebuah sungai. Biasanya bagian ini terletak di pegunungan. Pada bagian ini, lembah sungai memiliki bentuk menyerupai huruf V. Ciri cirinya adalah, sungai sungai dibagian hulu memiliki aliran yang sangat deras dan sungai sungainya lumayan dalam. Hal ini di karenakan karena leteknya yang di daerah pegunungan yang memiliki kemiringan cukup curam. Sehingga air akan sangat cepat untuk mengalir ke bawah. Proses yang terjadi disini adalah proses erosi. Proses erosi sendiri diakibatkan oleh aliran yang sangat deras tadi. Karena aliran ini juga lah, air akan menggerus sungai dengan sangat cepat, sehingga lembah sungai ini membentuk huruf V.

2. Bagian Tengah

Bagian tengah adalah lanjutan dari bagian hulu tadi. Bagian tengah biasanya memiliki cirri lembah sungai membentuk huruf U. Hal ini dikarenakan kondisi lokasinya yang tidak curam lagi, melainkan landai. Hal ini mengakibatkan aliran air tidak begitu deras. Karena air tidak terlalu deras, maka proses erosi disini sidah tidak begitu dominan. Masih ada proses erosi, tetapi itu kecil sekali. Proses yang dominan terjadi di daerah ini adalah transportasi.

Maksudnya adalah, hasil dari erosi yang terjasi di bagian hulu tadi, dibawa oleh air menuju ke daerah bawahnya, kearah hulu.

3. Bagian Hilir

Bagian hilir adalah bagian sungai terakhir, yang akhirnya bagian ini akan mengantar sungai itu ke laut (muara). Ciri cirri bagian ini adalah, lembah sungai disini tidak berbentuk V atau U lagi, tetapi lebih menyerupai huruf U yang lebar. Sungai di daerah hilir ini biasanya sudah ber-meander (Berliku liku). Di daerah ini proses yang dominan adalah sedimentasi. Artikel partikel hasil erosi di bagian hulu, yang kemudian di transportasi di bagian tengah, akan di endapkan di bagian hilir ini. Jika sungai bermuara di laut yang permukaan bawah lautnya landai, dan arus / gelombangnya tidak besar, maka kemungkinan akan terbentuk delta.


(8)

6. HUTAN

1. Hutan Mangrove Ciri-Ciri Hutan Mangrove

Ada beberapa ciri-ciri spesifik yang bisa dijumpai di hutan mangrove, antara lain: 1. Jenis pepohonan yang related terbatas.

2. Akar pepohonan terbilang unik sebab berbentuk layaknya jangkar dengan melengkung juga menjulang di bakau atau Rhizphora Spp.

3. Terdapat beberapa pohon yang akarnya mencuat secara vertical layaknya pensil di pidada atau Sonneratia dan juga api-api atau Avicennia Spp.

4. Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses perkecambahan pada kulit pohon.

5. Sementara itu, ciri-ciri khusus dari habitat hutan mangrove antara lain: 6. Wilayah tanah yang tergenang secara periodic atau berkala.


(9)

7. Tempat tersebut juga mendapat aliran air tawar yang cukup dari daratan.

8. Wilayah tersebut terlindung dari gelombang besar juga arus pasang surut laut yang kuat.

9. Air di wilayah tersebut memiliki kadar garam payau. Fungsi Ekosistem Mangrove

Fungsi Fisik Hutan Mangrove

1. Sebagai penjaga garis pantai juga tebing sungai agar terhindar dari erosi atau abrasi. 2. Memacu percepatan perluasan lahan.

3. Mengendalikan intrusi dari air laut.

4. Berperan sebagai pelindung daerah belakang hutan mangrove dari pengaruh buruk hempasan gelombang juga angin yang kencang.

5. Sebagai kawasan penyangga dari rembesan air lautan. 6. Sebagai pusat pengolahan limbah organik.

Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove

1. Sebagai sumber kayu untuk bahan bakar juga bahan bangunan bagi manusia.

2. Sebagai penghasil beberapa unsur penting seperti obat-obatan, minuman, makanan, tannin juga madu.

3. Sebagai lahan untuk produksi pangan. Fungsi Biologis Hutan Mangrove

1. Sebagai tempat untuk mencari makanan, tempat memijah, tempat untuk berkembang-biak berbagai organisme seperti ikan, udang dan lain-lain.

2. Sebagai salah satu sumber plasma nutfah 2. Hutan Sabana

Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar, biasanya pohon palem dan akasia. Sabana merupakan salah satu sistem biotik terbesar di bumi yang menempati darah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik.

Ciri-ciri sabana antara lain :


(10)

2. Hujan terjadi secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi terbentuknya sabana

 Sabana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin rendah

 Sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin tinggi.

3. Hutan Tropis

hutan hujan tropis ini terdapat di daerah khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia.

Ciri-ciri hutan hujan tropis sebagai berikut :

1. Hutan hujan tropis adalah hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang hangat, dan curah hujan yang tinggi.

2. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun. 3. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.

4. Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun.

5. Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.

6. Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung).

7. Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).

8. Tumbuhan yang khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek. Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan, dan orangutan.

9. Terletak di 23,50 LU – 23,50 LS.


(11)

7. PERKEBUNAN

SKALA 1:50.000 SKALA 1:25.000 PERKEBUNAN BESAR SUDAH MENGHASILKAN

BELUM MENGHASILKAN

TIDAK LAGI MENGHASILAKAN PERKEBUNAN RAKYAT SUDAH MENGHASILKAN

BELUM MENGHASILKAN TIDAK LAGI MENGHASILKAN

Pola Tanam Pada Tanaman Dilahan Perkebunan: Kebun kelapa, Kebun karet, Kebun kopi.

Kebun kelapa sawit dapat dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola dan jarak tanamannya.


(12)

Perkebunan kelapa sawit terlihat teratur pada pola tanam dan jarak antar tanamannya.

8. PERSAWAHAN

SKALA 1:50.000 SKALA 1:25.000 Irigasi 2x

Padi/tahun 2xpadi + palawija/th2x padi/th Irigasi 1x

Padi/tahun 1x padi + palawija/th1x padi/th Tadahhujan

Sawahtadahhujan 1x padi + palawija/th1x padi/th Pasangsurut 2x

Padi/tahun

2x padi + palawija/th 2x padi/th Pasangsurut 1x

Padi/tahun 1x padi + palawija/th1x padi/th

Persawahan ditandai dengan kenampakan pematang-pematang yang memanjang dengan jalur-jalur tanaman. Bentuk sawah teratur pada tanah yang datar dan tak teratur pada daerah yang miring.

Pada foto udara pankromatik, sawah memiliki rona abu-abu terang, sebab sawah yang terdapat pada foto udara tersebut merupakan sawah yang sedikit digenangi air (bukan sawah basah). Hal itu menghasilkan rona abu-abu terang.Sedangkan pada foto udara IR berwarna abu-abu kecoklatan. Dari kedua foto udara dapat diketahui beberapa persamaan yaitu bentuk sawah yang berbentuk persegi panjang dengan pola teratur dan berasosiasi dengan sungai serta saluran irigasi. Selainitu, keduanya juga menghasilkan kenampakan berupa tekstur sawah yang halus. Keempat hal tersebut di akibatkan oleh adanya sistem pengelolaan lahan sawah yang pada umumnya berbentuk persegi panjang.Tanaman padi juga cenderung homogen dan ditanam dalam waktu hampir bersamaan, sehingga menghasilkan pola teratur dan tekstur halus, sebab ketinggian tanaman padi hampir sama. Pada kedua foto udara tersebut juga dapat diinterpretasikan bahwa sawah tidak memiliki bayangan karena

ketinggian tanaman padi tidak menimbulkan bayangan yang dapat ditangkap oleh citra satelit. Sawah basah memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan sawah biasa. Unsur interpretasi yang membedakan adalah rona dan warnanya. Sawah basah memiliki rona gelap dan warna abu-abu pada foto udara pankromatik maupun IR. Sebab, sawah basah memiliki genangan air yang lebih banyak dari pada sawah biasa.Hal ini menimbulkan pantulan yang sedikit.


(13)

Sehingga, rona dan warna yang dihasilkan pada foto udara cenderung gelap dan berwarna abu-abu.

9. PERMUKIMAN

Pemukiman kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.

Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:

1. Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan 2. Tersedianya tempat-tempat untuk parkir

3. Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

2. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi social diantara warganya.

3. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.


(14)

4. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

5. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi. 6. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan social

disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.

7. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

10. POHON SAGU/RUMBIA

Sagu adalah tepung atau olahannya yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau "pohon sagu" (Metroxylon sagu Rottb.). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, meskipun kedua tepung ini berbeda.


(15)

Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.

Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).

Sagu dipanen dengan tahap sebagai berikut:

1. Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong hingga tersisa batang saja. 2. Batang dibelah memanjang sehingga bagian dalam terbuka. 3. Bagian teras batang dicacah dan diambil.

4. Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring. 5. Hasil saringan dicuci dan patinya diambil.

6. Pati diolah untuk dijadikan tepung atau dikemas dengan daun pisang (dinamakan "basong" di Kendari).

Pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20 m, bahkan 30 m. Dari satu pohon dapat

dihasilkan 150 sampai 300 kg pati. Suatu survai di Kabupaten Kendari menunjukkan bahwa untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari. Tanaman sagu dapat berperan sebagai pengaman lingkungan karena dapat mengabsorbsi emisi gas CO2 yang diemisikan dari lahan rawa dan gambut ke udara.

Kandungan gizi

Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.

Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.


(16)


(1)

7. PERKEBUNAN

SKALA 1:50.000 SKALA 1:25.000

PERKEBUNAN BESAR SUDAH MENGHASILKAN

BELUM MENGHASILKAN

TIDAK LAGI MENGHASILAKAN

PERKEBUNAN RAKYAT SUDAH MENGHASILKAN

BELUM MENGHASILKAN TIDAK LAGI MENGHASILKAN

Pola Tanam Pada Tanaman Dilahan Perkebunan: Kebun kelapa, Kebun karet, Kebun kopi.

Kebun kelapa sawit dapat dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola dan jarak tanamannya.


(2)

Perkebunan kelapa sawit terlihat teratur pada pola tanam dan jarak antar tanamannya.

8. PERSAWAHAN

SKALA 1:50.000 SKALA 1:25.000

Irigasi 2x

Padi/tahun 2xpadi + palawija/th2x padi/th Irigasi 1x

Padi/tahun 1x padi + palawija/th1x padi/th Tadahhujan

Sawahtadahhujan 1x padi + palawija/th1x padi/th Pasangsurut 2x

Padi/tahun

2x padi + palawija/th 2x padi/th Pasangsurut 1x

Padi/tahun 1x padi + palawija/th1x padi/th

Persawahan ditandai dengan kenampakan pematang-pematang yang memanjang dengan jalur-jalur tanaman. Bentuk sawah teratur pada tanah yang datar dan tak teratur pada daerah yang miring.

Pada foto udara pankromatik, sawah memiliki rona abu-abu terang, sebab sawah yang terdapat pada foto udara tersebut merupakan sawah yang sedikit digenangi air (bukan sawah basah). Hal itu menghasilkan rona abu-abu terang.Sedangkan pada foto udara IR berwarna abu-abu kecoklatan. Dari kedua foto udara dapat diketahui beberapa persamaan yaitu bentuk sawah yang berbentuk persegi panjang dengan pola teratur dan berasosiasi dengan sungai serta saluran irigasi. Selainitu, keduanya juga menghasilkan kenampakan berupa tekstur sawah yang halus. Keempat hal tersebut di akibatkan oleh adanya sistem pengelolaan lahan sawah yang pada umumnya berbentuk persegi panjang.Tanaman padi juga cenderung homogen dan ditanam dalam waktu hampir bersamaan, sehingga menghasilkan pola teratur dan tekstur halus, sebab ketinggian tanaman padi hampir sama. Pada kedua foto udara tersebut juga dapat diinterpretasikan bahwa sawah tidak memiliki bayangan karena

ketinggian tanaman padi tidak menimbulkan bayangan yang dapat ditangkap oleh citra satelit. Sawah basah memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan sawah biasa. Unsur interpretasi yang membedakan adalah rona dan warnanya. Sawah basah memiliki rona gelap dan warna abu-abu pada foto udara pankromatik maupun IR. Sebab, sawah basah memiliki genangan air yang lebih banyak dari pada sawah biasa.Hal ini menimbulkan pantulan yang sedikit.


(3)

Sehingga, rona dan warna yang dihasilkan pada foto udara cenderung gelap dan berwarna abu-abu.

9. PERMUKIMAN

Pemukiman kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.

Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:

1. Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan 2. Tersedianya tempat-tempat untuk parkir

3. Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga

Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

2. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi social diantara warganya.

3. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.


(4)

4. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

5. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi. 6. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan social

disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.

7. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

10. POHON SAGU/RUMBIA

Sagu adalah tepung atau olahannya yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau "pohon sagu" (Metroxylon sagu Rottb.). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, meskipun kedua tepung ini berbeda.


(5)

Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.

Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).

Sagu dipanen dengan tahap sebagai berikut:

1. Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong hingga tersisa batang saja. 2. Batang dibelah memanjang sehingga bagian dalam terbuka. 3. Bagian teras batang dicacah dan diambil.

4. Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring. 5. Hasil saringan dicuci dan patinya diambil.

6. Pati diolah untuk dijadikan tepung atau dikemas dengan daun pisang (dinamakan "basong" di Kendari).

Pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20 m, bahkan 30 m. Dari satu pohon dapat

dihasilkan 150 sampai 300 kg pati. Suatu survai di Kabupaten Kendari menunjukkan bahwa untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari. Tanaman sagu dapat berperan sebagai pengaman lingkungan karena dapat mengabsorbsi emisi gas CO2 yang diemisikan dari lahan rawa dan gambut ke udara.

Kandungan gizi

Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.

Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.


(6)