BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Permasalahan Dalam dunia keteknikan khususnya teknik sipil, sering dijumpai permasalahan
yang timbul akibat muka air tanah. Misalnya, dalam pelaksanaan suatu konstruksi yang tanah tempat dimana bangunan akan dibangun memiliki muka air tanah yang
tinggi, sehingga apabila dilakukan penggalian lubang pondasi maka, akan terjadi rembesan air kedalam lubang galia tersebut. Akibat dari rembesan tersebut tanah yang
berada pada sisi – sisi lubang kan mudah longsor, sehingga proses pelaksanaan konstruksi tidak jadi dilaksanakan karena tanah tempat landasan bangunan tersebut
tidak layak digunakan. Guna menanggulangi masalah yang timbul diatas maka perlu dilakukan
penurunan muka air tanah pada daerah sekitar tempat pelaksanaan konstruksi
tersebut. Metode Drainase adalah metode yang digunakan untuk menurunkan muka
air tanah tersebut agar terjadinya kelongsoran serta perubahan bentu pada sisi – sisi dan dasar lubang pondasi dapat dihindari. Tujuan utama proses ini adalah
memperbesar tegangan efektif dengan cara menurunkan muka air tanah dan memaksa timbulnya tekanan negatif pada tanah pondasi agar terjadi konsolidasi atau pemadatan
terhadap tanah pondasi tersebut.
b.
Permasalahan Dalam makalah ini penulis mencoba membahas tentang proses penurunan
muka air tanah Metode Drainase lebih spesifiknya adalah tentang Metode Drainase dengan cara “Sand Drain” atau Drainase Pasir.
c.
Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara garis
besar tentang apa yang dimaksud dengan Drainase Pasir atau Sand Drain.
BAB II PEMBAHASAN
METODE DRAINASE PASIR
Diantara metode – metode drainase terdapat metode Drainase Vertikal. Dan
dalam penerapannya adalah dengan menggunakan bahan – bahan tertentu sehingga penamaannya disebut juga sesuai dengan nama bahan yang digunakan, seperti :
Metode Drainase Pasir Sand Drain Method Metode Drainase Sumbu Kertas Karbon Card Board Wicks Drain
Method Metode Drainase Kertas Plastik Plastic board Drain Method.
Sesuai dengan tujuan penulisan makala ini penulis kali ini hanya membahas
tentang Methode drainase Pasir.
Dalam metode ini proses penurunan muka air tanah dilakuakan dengan cara membuat titik pengambilan yang diisi dengan bahan pasir disekitar lubang pondasi. Hal
ini dilakukan dengan anggapan bahwa air pori dapat mengalir secara horizontal kearah titik – titik tersebut., setelah air terkumpul pada titik – titik tersebut kemudian diadakan
pembebanan terhadap tanah disekitarnya sehingga air dipaksa keluar dari dalam tanah
Prinsip drainase Vertikal
Konsolidasi Dranase Pasir
tersebut.maka, dengan sendirinya tanah yang telah terbebani tersebut menjadi padat dan dapat dugunakan untuk memikul beban konstruksi yang akan dibuat.
Drainase pasir ini terdir dari kolom – kolom pasir yang dibuat secara vertikal dalam lapisan tanah lunak. Metode ini dibagi dalam beberapa jenis, sesuai dengan metode
pelaksanaannya yakni : Jenis Dorongan Driven Type
Jenis Vibrofloation Vibrofloation Type
Jenis Jet Air Water Jet Type Pada perencanaan drainase pasir, pertama – tama diadakan anggapan – anggapan
terhadap metode pelaksanaan, diameter kolom pasir, jarak anatar kolom pasir, serta tingkat perbaikannya. Setelah itu baru diadakan analisa terhadap stabilitas terhadap
penurunan yang terjadi. Apabila setelah dilakukan analisa stabilitas dan penurunannya, faktor keamanan dan penurunan sisa yang terjadi belum memnuhi harga yang diijinkan,
maka harus diadakan perubahan mengenai jarak antara kolom pasir dan tingkat perbaikannya. Analisa dilakuakan berulang – ulang hingga memnuhi standar keamanan
serta batas – batas yang diijinkan. Penentuan panjang drainase pasir itu ditentukan oleh, ketebalan lapisan tanah
kohesif, kedalaman tanah yang akan diperbaiki tempat dimana pondasi akan dibuat. Mengginggat apabila panjang dari kolom drinase terlalu panjang, maka unutk proses
pelaksanaannya akan sulit dilaksanakan sehingga panjang dari kolom drainase dibatasi
sampai kira – kira 25 m – 30 m. Dilain pihak diameter dari kolom drainase d
w
dapat
ditentukan secara bebas antara 25 m – 50 cm tegantung dari mesin – mesin yang
digunakan untuk menggali lubang. Diameter kolom yang kecil memerlukan bahan pasir yang sedikit dan
pelaksanaannya tidak rumit. Akan tetapi, apabila tanah yang akan dibuatkan lubang drainase sangat lunak dapat mengalami deformasi geser maka, kolom akan sangat
mudah terputus sewaktu pelaksanaan penggalian. Sehingga dalam penerapannya harus dicapai lebar efektif d
ef
. Dijepang dalam pelaksanaannya sering digunakan panjang efektif d
ef
= 1,5 m – 1.3 m.
Drainase pasir ini digunakan bilamana daya dukung tanah pondasi itu lebih kecil dari jumlah beban timbunan atau konstruksi. Jadi, dapat dimengerti bahwa seluruh
pembebanan tidak dapat dilaksanakan sekaligus. Pembebanan itu harus dilaksanakan dalam beberapa tahap. Umpamanya bilamana tinggi kritis timbunan yang dapat dipikul
oleh daya dukung tanah pondasi tidak boleh melebihi sepertiga dari jumlah beban, maka waktu yang diijinkan untuk setiap kali pembebanan adalah sepertiga dari jadwal
pembangunan. Kemudian d
ef
atau n ditentukan sedemikian rupa supaya 80 - 90 dari konsolidasi dapat dicapai selama periode sepertiga dari jadwal pembangunan ini.
BAB III PENUTUP