STUDI PENURUNAN TANAH ORGANIK MENGGUNAKAN METODE SAND DRAIN PADA KONDISI DOUBLE DRAIN DENGAN PEMODELAN AXISYMMETRIC

(1)

ABSTRAK

STUDI PENURUNAN TANAH ORGANIK MENGGUNAKAN

METODE SAND DRAIN PADA KONDISI DOUBLE DRAIN

DENGAN PEMODELAN AXISYMMETRIC

Oleh

WAHYU SUSILO N

Tanah mempunyai kecenderungan mengalami penurunan. Pada tanah organik penurunan ini cukup besar. Apabila penurunan ini terjadi setelah suatu konstruksi berdiri di atasnya, hal ini akan membahayakan. Oleh karena itu sebelum suatu konstruksi dibangun maka tanah yang menjadi dasar bangunan tersebut harus dimampatkan terlebih dahulu agar ketika konstruksi dibangun, tanah tersebut tidak lagi mengalami penurunan. Proses penurunan tanah membutuhkan waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk mempercepat terjadinya proses ini, yaitu dengan pemasangan vertical drain dengan pembebanan bertahap.

Sampel tanah yang diuji merupakan tanah organik, kesimpulan ini didapat dari hasil uji fisik dilaboratorium. Pengujian dengan Sand Drain dengan pembebanan bertahap dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan Sand Drain dengan pembebanan bertahap pola segitiga dan Sand Drain dengan pembebanan bertahap pola segiempat.

Metode Sand Drain dengan pembebanan bertahap ternyata dapat mempercepat proses penurunan tanah (konsolidasi) dan proses pengaliran air tanah. Pada metode Sand Drain dengan pembebanan bertahap pada pola segitiga penurunan tanah terjadi sebesar 2,860 cm dalam waktu 35 hari dan 3,680 cm dalam waktu 35 hari pada metode Sand Drain pola segiempat. Volume air yang keluar selama selang waktu 48 jam pada pola segitiga sebanyak 1255 cc dengan kecepatan aliran air yang terjadi sebesar 71,746 cm/jam dan volume air yang keluar selama selang waktu 48 jam pada pola segiempat sebanyak 1395 cc dengan kecepatan aliran air yang terjadi sebesar 94,226 cm/jam


(2)

ABSTRACT

STUDY OF SETTLEMENT IN ORGANIC SOIL USING SAND

DRAIN METHOD ON DOUBLE DRAIN CONDITION WITH

AXISYMMETRIC MODEL

By

WAHYU SUSILO N

Soil has settlement tendency. In organic soil the settlement is sufficient high value. If the settlement occurs after a construction standing on it, it would be dangerous. Therefore , before any construction is built, the land on which the building must first be compressed so that when construction is built, the land is no longger declining. The soil settlement process takes a long time. One method to accelerate this process is to use vertical drain with preloading.

The soil samples tested is an organic soil, this conclusion was guided from laboratory physical test result. Sand drain testing method with preloading was done in two kinds of test, first a sand drain with triangular pattern of preloading design and second a rectangular pattern of preloading design.

Sand drain method with preloading revealed can accelerate soil consolidation and water ground draining process. On sand drain method with triangle design preloading soil consolidation point at 2,860 cm on 35 days period and 3,680 cm on 35 days period on four sided preloading design.Secretory water volume during 48 hour on triangle design of preloading counted 1255 cc with speed of current that happened equal to 71,746 cm / hour. Secretory water volume during 48 hour on four sided preloading design counted 1395 cc with speed of current that happened equal to 94,226 cm / hour.


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Metro, pada tanggal 8 Januari 1985, merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Karni dan Ibu Siti Asiyah.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Mulyosari Metro Barat yang diselesaikan pada tahun 1997. Pendidikan tingkat pertama ditempuh di SLTPN 3 Metro yang diselesaikan pada tahun 2000. Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMUN 1 Metro diselesaikan pada tahun 2003.

Penulis diterima menjadi mahasiswa Jurusan Teknuk Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung pada tahun 2003 melalui jalur SPMB. Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi anggota MATALAM yaitu organisasi pecinta alam di Fakultas.


(4)

MOTTO

“ Kebahagiaan terbesar adalah doa kedua orang tua.

Sayangi dan cintai mereka dengan setulus hati, berbaktilah

kepada mereka dengan setulus jiwa, karna cinta, kasih

sayang, dan doa-doa mereka akan hadir sepanjang masa “

SYUKURI SEMUA YANG PERNAH KITA DAPATI

KARNA SEMUA YANG PERNAH KITA DAPATI ADALAH

YANG TERBAIK BUAT KITA

KARENA BELUM TENTU YANG KITA ANGGAP BAIK

MAMPU MEMBUAT KITA MENJADI BAIK

DAN BISA SAJA YANG KITA ANGGAP BURUK MALAH


(5)

Therefore, before any construction is built, the land on which the building must first be compressed so that when construction is built, the land is no longer

declining

Therefore, before any construction is built, the land on which the building must first be compressed so that when construction is built, the land is no longger


(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa-masa sekarang ini pembangunan dalam bidang konstruksi sipil meningkat dengan sangat pesat. Agar bangunan konstruksi tersebut dapat berdiri dengan kokoh, maka dibutuhkan daya dukung tanah yang sangat baik, oleh karena itu tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan konstruksi sipil, karena tanah berfungsi sebagai penahan beban akibat konstruksi diatas tanah tersebut, sehingga kuat atau tidaknya bangunan konstruksi itu juga dipengaruhi oleh kondisi tanah yang ada. Untuk mencapai suatu kondisi tanah yang cukup baik untuk menahan beban akibat kostruksi di atasnya, selain diperlukan perencanaan yang matang maka pada tanah yang tidak cukup baik daya dukungnya harus melalui suatu proses perbaikan.

Pada tanah organik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan tanah lempung. Misalnya, dalam hal sifat mekaniknya tanah organik adalah tanah yang memiliki sifat komprebilitas dan daya dukung yang rendah, pada prilaku konsolidasinya tanah organik memiliki komprebilitas volumetrik yang tinggi. Dalam hal sifat fisik tanah organik adalah tanah yang memiliki angka pori besar, kadar air tinggi, kandungan organik tinggi, dan adanya serat-serat yang mengakibatkan tanah organik tidak memiliki sifat plastis.


(7)

Biasanya pada pembangunan konstruksi diatas tanah organik akan menemui beberapa permasalahan Geoteknik. Contohnya terjadinya konsolidasi (penurunan), tanah yang apabila mengalami pembenanan diatasnya maka akan menyebabkan tekanan air pori akan naik, sehingga air pori akan keluar yang mengakibatkan berkurangnya volume tanah, oleh karena itu akan terjadi penurunan pada tanah.

Tanah organik memiliki kemampuan menyerap air yang cukup tinggi dan kondisi pengaliran air sangat tinggi. Pada tanah organik apabila diberi pembebanan diatasnya akan menimbulkan tegangan air pori yang akan mengakibatkan penyusutan, apabila hal ini terus dibiarkan maka akan mengakibatkan kerusakan pada konstruksi yang dibangun diatasnya, yang diakibatkan penurunan tanah yang berlebihan.

Oleh karena itu, sebelum dilakukan pembangunan konstruksi perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Salah satu metoda untuk mempercepat terjadinya proses konsolidasi yaitu dengan menggunakan metoda sand drain. Aliran air arah horizontal akan di induksi oleh sand drain dan untuk aliran air arah vertikal di induksi menggunakan pasir diatasnya. Jarak drainase arah horizontal yang lebih pendek menambah kecepatan proses konsolidasi beberapa kali lebih cepat.

Cara pembuatan drain pada lakosi yang akan dilakukan perbaikan adalah dengan cara membuat lubang-lubang pada lokasi sedalam tanah organik yang ada pada wilayah tersebut, kemudian lubang tersebut diisi dengan pasir, setelah diisi dengan pasir bagian atas permukaan juga ditimbun dengan pasir


(8)

untuk aliran air kearah horizontal, setelah itu dilakuakan pembebanan agar tanah turun yang diakibatkan oleh keluarnya air yang terdapat dalam pori-pori tanah. Dibagian samping dari lokasi tanah yang akan dilakukan perbaikan juga dibuatkan drain agar air pada bagian samping dapat langsung keluar.

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini lingkup pembahasan dan masalah yang akan dianalisis dibatasi dengan:

1. Sampel tanah yang diuji adalah tanah organik, yang berasal dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur.

2. Pengujian sifat fisik tanah yang dilakukan adalah: a. Pengujian kadar air

b. Berat jenis

c. Batas cair dan batas plastis d. Analisa saringan

e. Analisa hidrometer f. Berat volume

3. Pengujian Konsolidasi serta pengujian pengaliran air tanah pada tanah organik menggunakan material pasir dengan pembebanan bertahap pada kondisi double drain dilakukan hingga kadar air tanah menjadi optimum. 4. Material yang dipakai untuk mengisi vertical drain adalah pasir.


(9)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan membandingkan data hasil pengujian penurunan lapis tanah pada tanah organik menggunakan bahan pasir dengan pembebanan bertahap pada kondisi double drain dengan pemodelan

axissymetric (Pola Segitiga dan Pola Segiempat).

2. Untuk mengetahui besarnya penurunan tanah yang terjadi akibat menggunakan bahan pasir dengan pembebanan bertahap pada kondisi

double drain dengan pemodelan axissymetric dan untuk mengetahui lama waktu yang diperlukan untuk penurunan tersebut.

3. Untuk memberikan gambaran tentang pengaruh penggunaan bahan pasir dengan pembebanan bertahap pada kondisi double drain dengan pemodelan axissymetric terhadap stabilitas tanah.

4. Perbandingan nilai Cc dan Cv sebelum pembebanan dan sesudah pembebanan.


(10)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Sampel Tanah

Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur

B. Metode Pengambilan Sampel

Pada saat pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan pipa dengan ukuran tinggi 30 cm dan berdiameter 25,4 cm sebanyak dua buah. Dimana tanah yang diambil setinggi 15 cm. Sedangkan untuk pengujian fisik diambil tanah menggunakan satu buah tabung sampel.

C. Pelaksanaan Pengujian

Pelaksanaan pengujian dilakukan dalam 2 tahap. Pertama adalah pengujian sifat-fisik dan konsolidasi tanah organik. Kedua adalah pengujian lama waktu pengeringan pada tanah organik akibat pengaruh metode sand drain.kedua tahap pengujian tersebut dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik, Universitas Lampung.


(11)

1. Pengujian Sifat Fisik Tanah

Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain:

a. Kadar Air (Moisture Content)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir kering tanah tersebut yang dinyatakan dalam persen.

Bahan - bahan:

1) Sampel tanah yang akan diuji sebanyak 2 sampel. 2) Air secukupnya.

Peralatan yang digunakan: 1. Container sebanyak 3 buah 2. Oven

3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram 4. Desicator

Perhitungan:


(12)

 Berat tanah kering (Ws) = Wds – Wc

 Kadar air (ω) = x100%

Ws Ww

Dimana:

Wc = Berat cawan yang akan digunakan Wcs = Berat benda uji + cawan

Wds = Berat cawan yang berisi tanah yang sudah di oven.

Perbedaan kadar air diantara sampel tersebut maksimum sebesar 5% dengan nilai rata-rata.

b. Berat Volume (Moist Unit Weight)

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbadingan antara berat tanah dengan volume tanah.

Bahan-bahan: Sampel tanah Peralatan:

1) Ring contoh. 2) Pisau.

3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. Perhitungan:


(13)

2) Volume ring bagian dalam (V). 3) Berat ring dan tanah (Wcs). 4) Berat tanah (W) = Wcs – Wc. 5) Berat Volume (γ).

V W

 (gr/cm3 atau t/m3)

c. Berat Jenis (Specific Gravity)

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu. Bahan-bahan :

1) Sampel tanah sebanyak 2 sampel. 2) Air Suling.

Peralatan :

1) Labu Ukur 100 ml / picnometer.

2) Thermometerdengan ketelitian 0,01 ˚ C. 3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 4) Boiler (tungku pemanas) atau Hot plate.

Perhitungan :

) (

)

( 4 1 3 2

1 2 W W W W W W Gs     


(14)

W1 = Berat picnometer (gram)

W2 = Berat picnometer dan tanah kering (gram). W3 = Berat picnometer, tanah dan air (gram) W4 = Berat picnometer dan air bersih (gram) d. Batas Cair (Liquid Limit)

Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair.

Bahan-bahan :

1) Sampel tanah yang telah dikeringkan di udara atau oven. 2) Air bersih atau air suling sebanyak 300 cc.

Peralatan :

1) Alat batas cair (mangkuk cassagrande).

2) Alat pembuat alur (grooving tool) ASTM untuk tanah yang lebih plastis.

3) Spatula.

4) Gelas ukur 100 cc. 5) Container 4 buah. 6) Plat kaca.

7) Porselin dish (mangkuk porselin)

8) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 9) Oven.


(15)

Perhitungan :

 Menghitung kadar air (w) masing-masing sampel sesuai dengan jumlah ketukan

 Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logaritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air.

 Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar. Menentukan nilai batas cair pada ketukan ke-25 atau x = log 25. e. Batas Plastis (Plastic Limit)

Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat.

Bahan-bahan :

1) Sampel tanah sebanyak 100 gram yang telah dikeringkan. 2) Air bersih atau suling sebanyak 50 cc.

Peralatan : 1) Plat kaca. 2) Spatula.

3) Gelas ukur 100 cc. 4) Container 3 buah.


(16)

5) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 6) Oven.

Perhitungan :

1) Nilai batas plastik (PL) adalah kadar air rata-rata dari ketiga benda uji.

2) Plastik Indek (PI) adalah harga rata-rata dari ketiga sampel tanah yang diuji, dengan rumus:

PI = LL – PL

f. Analisis Saringan (Sieve Analysis)

Tujuan pengujian analisis saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm).

Bahan-bahan :

1) Tanah asli yang telah dikeringkan dengan oven sebanyak 500 gram.

2) Air bersih atau air suling 1500 cc. Peralatan :

1) Saringan (sieve) 1 set.

2) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 3) Mesin pengetar (sieve shaker).


(17)

4) Kuas halus. 5) Oven. 6) Pan. Perhitungan :

1) Berat masing-masing saringan (Wci).

2) Berat masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atas saringan (Wbi).

3) Berat tanah yang tertahan (Wai) = Wbi – Wci.

4) Jumlah seluruh berat tanah yang tertahan di atas saringan ( Wai  Wtot.).

5) Persentase berat tanah yang tertahan di atas masing-masing saringan (Pi)

x100%

W Wci Wbi Pi

total 

 

 

6) Persentase berat tanah yang lolos masing-masing saringan (q): qi100% pi%

q

 

11 qip

 

i1 Dimana : i = l (saringan yang dipakai dari saringan dengan diameter maksimum sampai saringan nomor 200).


(18)

g. Pengujian Kadar Serat

Tujuan pengujian kadar serat adalah untuk mendapatkan kandungan serat yang ada dalam sampel tanah pada tiap titik tinjauan.

h. Pengujian Kadar Abu

Pengujian kadar abu bertujuan untuk mengetahui berapa besar kadar abu (ash content) yang terkandung di dalam tanah tersebut.

i. Pengujian Konsolidasi

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat pemampatan (perubahan volume) suatu jenis tanah pada saat menerima beban tertentu.

Bahan-bahan:

1) Sampel tanah asli (undisturbed sample) yang diambil melalui tabung contoh atau sumur percobaan.

2) Air bersih secukupnya. Peralatan yang digunakan:

1) Frame alat konsolidasi dan Consolidometer. 2) Cincin (cetakan) benda uji.

3) Extruder.


(19)

5) Piringan (plat penekan).

6) Stopwatch.

7) Dial deformasi.

8) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 9) Pisau pemotong dan Oven.

Perhitungan:

1) Koefisien konsolidasi (Cv): Cv = 90 2 84 , 0 t xHdr

Di mana :

Hdr : Tinggi contoh rata-rata.

90

t : Waktu yang diperlukan untuk konsolidasi 90%.

2) Koefisien pemampatan (Cc):

Cc = 0 log 1 log 1 0 P P e e   Di mana:

e0 : Angka pori sebelum pengujian. e1 : Angka pori sesudah pengujian. log P0 : Tekanan prakonsolidasi.


(20)

2. Pengujian Lama Waktu Pengeringan Pada Tanah Organik

Pengujian ini bertujuan untuk memberikan informasi lamanya waktu pengeringan pada tanah organik dengan atau tanpa pengaruh metode drainase menggunakan bahan pasir.

a. Uji Lama Waktu Pengaliran Air Pada Tanah Organik Dengan Metode Sand Drain Dengan Pebebanan Preloading Pola Segitiga dan Segiempat

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui lamanya waktu pengaliran air pada sampel tanah akibat metode sand drain. Bahan-bahan:

1) Sampel tanah organic (Undisturbed sample). 2) Kertas Saring.

Peralatan:

1) Pipa PVC  25 cm tinggi 30 cm. 2) Bor.


(21)

Langkah-langkah pengujian:

1) Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan, yaitu dua buah pipa PVC yang telah berisi pasir setebal 5 cm yang telah dilapisi kertas saring bagian atasnya dan tanah setebal 15 cm yang juga diberi kertas saring dipermukannya juga dan lubangi pada kedua sisi untuk membantu mempercepat pengurangan air pori. Kertas saring sebanyak dua lembar untuk satu benda uji dengan ukuran sesuai luas permukaan pipa PVC. Adapun tujuan menggunakan kertas saring adalah untuk mencegah butir-butir pasir masuk ke dalam tanah tersebut, tetapi air masih dapat melaluinya. 2) Melubangi benda uji dengan pola segitiga dan segiempat dengan

pipa yang berdiameter 1,9 cm. Lalu memasukkan pasir halus ke dalam lubang, hingga lubang terisi penuh.

3) Memasukkan pasir setebal 5 cm untuk lapisan paling atas.

4) Memberikan beban yang terbuat dari beton di atas benda uji dengan berat rencana pertama 10 kg, kedua 20 kg, dan ketiga 40 kg. 5) Mengukur besarnya penurunan akibat penambahan beban pada

setiap pola.


(22)

Gambar 1. Pemodelan dengan pipa PVC  25 cm

Gambar 2. Pola lubang drainase vertikal. (a) Pola segitiga (b) Pola segiempat

S

S

S

S S

S D

drain

D

S

S S

(a). Pola Segiempat (b). Pola Segitiga

Pipa PVC  25 cm

Pasir Tanah sampel

Lubang drainasi

5 cm

15 cm Beban


(23)

5 cm

5 5 cm

5 cm

(a). Kombinasi Lubang Sand Drain Pola Segitiga (b). Kombinasi Lubang Sand Drain Pola Segiempat

5 cm 5 cm

Gambar 3. Desain Pola lubang drainase vertikal.

Pada pengujian pengaruh smear zone sangat kecil, sehingga diabaikan. Diameter lubang Sand Drain direncanakan sebesar 1,9 cm (d)dan S sebesar 5 cm, sehingga nilai R untuk masing-masing pola adalah sebagai berikut : a. Pola segiempat = R = 0.584 S

R = 0.584 x 5 = 2.92 b. Pola segitiga = R = 0.525 S

R = 0.525 x 5 = 2..625

Dan pembebanan dilaksanakan tiga tahap dengan tahap pertama 10 kg, kedua 20 kg, dan ketiga 40 kg.


(24)

D. Analisis Data

Hasil data yang didapatkan dari percobaan diolah, dan kemudian hasil dari perhitungan tersebut ditabelkan dan dibuat grafik.

Penurunan konsolidasi tanah lempung dengan sumur pasir yang diberikan beban dapat dihitung dengan rumus :

St = U x Sc

U = 1- {(1-Uv)(1-Ur)} Dengan :

U = derajat konsolidasi rata-rata.

Sc = penurunan batas lapisan lempung yang disebabkan oleh konsolidasi primer.

1. Untuk aliran vertikal

V V

T

U  4

Tv = 2 2 1 .       Hdr t Cv Dimana :


(25)

t = lama pengamatan.

Hdr = panjang aliran rata-rata yang harus ditempuh oleh air pori selama

proses konsolidasi. 2. Untuk aliran radial

1 8Tr/F(n)

r e

U   

2

4R t C Trh

F(n) = ln (D/d) – 0.75 Dimana :

Ch = koefisien konsolidasi pada arah radial. t = lama pengamatan.

D = diameter ekivalen. R = jari – jari ekivalen. d = diameter lubang .


(26)

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian Mulai

Pengambilan Sampel Tanah

Pengujian Sifat Fisik

a. Kadar Air e. Batas Plastis b. Berat Jenis f. Batas Cair c. Berat Volume g. Analisis d. Analisis saringan hidrometer

Klasifikasi Tanah

Pengujian penurunan tanah dengan drainase pasir.

Analisa Hasil

Kesimpulan dan saran

Selesai

Pengujian pengaliran air tanah dengan drain.


(27)

Gambar 5. Diagram Pengujian Penurunan Tanah Penyiapan

ALAT DAN BAHAN

2 (dua) Buah Sampel UKUR dan POTONG

Sampel 1 MASUKKAN DALAM KONTAINER Sampel 2 MASUKKAN DALAM KONTAINER

Sampel 1 & 2 BERI PASIR Sampel 1 LUBANGI DENGAN POLA SEGIEMPAT Sampel 2 LUBANGI DENGAN POLA SEGITIGA

Sampel 1 dan 2 PASANG ALAT UKUR

(DIAL)

Sampel 1 dan 2 BERI BEBAN Sampel 1 dan 2 HITUNG BEBAN dan WAKTU PENURUNAN

FINISH

ULANGI Mulai


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanah

Ada beberapa pendapat tentang definisi tanah menurut para ahli dibidang sipil, yaitu tanah dapat didefinisikan sebagai :

1. Secara umum tanah terdiri dari tiga bahan, yaitu butir tanahnya sendiri serta air dan udara yang terdapat dalam ruangan antar butir-butir tersebut (Wesley, 1997).

2. Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang terikat secara kimia satu dengan yang lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (partikel padat) disertai zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara parikel-partikel padat tersebut (Das, 1995).

3. Tanah adalah kumpulan butiran (agregat) mineral alami yang bisa dipisahkan oleh suatu cara mekanik bila agregat termaksud diaduk dalam air (Terzaghi, 1987).


(29)

4. Tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai/lemah ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan (Craig, 1987)

B. Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah adalah pengelompokan jenis-jenis tanah yang memiliki kesamaan sifat tanpa memperhitungkan kondisi dilapangan. Sistim klasifikasi tanah ini berfungsi untuk mempermudah penjelasan sifat-sifat umum tanah yang bervariasi tanpa penjelasan secara rinci.

Tanah dapat diklasifikasikan secara umum sebagai tanah kohesif dan tanah tidak kohesif, atau sebagai tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus. Namun istilah pengklasifikasian tersebut masih terlalu umum, sehingga memungkinkan terjadinya identifikasi yang sama untuk tanah-tanah yang hampir sama sifatnya.

Tujuan klasifikasi tanah adalah untuk menentukan dan mengidentifikasi tanah, untuk menentukan kesesuaian terhadap pemakaian tertentu, dan juga berguna untuk menyampaikan informasi mengenai keadaan tanah dari suatu daerah kepada daerah lainnya dalam bentuk suatu data. Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang lebih terinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi, dan sebagainya.


(30)

C. Tanah Organik

Tanah organik umumnya mengacu pada bahan alami dengan daya kemampatan tinggi namun memiliki kekuatan yang rendah. Tanah organik terbentuk didaerah berair dangkal, dalam danau, atau empang dengan sisitem drainase yang buruk.

a. Sifat – Sifat Tanah Organik

Tanah organik mempunyai sifat – sifat sebagai berikut : 1) Warna

Pada umunya tanah organik mempunyai warna coklat sampai hitam meskipun bahan asalnya berwarna kelabu, coklat atau kemerahan, namun setelah mengalami dekomposisi dalam waktu yang lama akan muncul senyawa humik berwarna gelap (Darmawijaya, 1992).

2) Sifat Koloidal

Tanah organik sebagai bahan koloid mampu mengikat air cukup tinggi. Sifat koloid ini mempunyai kapasitas tukar kation lebih besar dan sifat ini lebih jelas diperlihatkan tanah gambut daripada tanah mineral (Brady, 1974).

3) Struktur Tanah Organik

Tanah organik bila dalam keadaan kering mudah terbakar dan dihancurkan, dan memiliki campuran bahan : sedimentary peat, plankton,

fibrous peat (banyak mengandung serat , terdiri dari campuran berbagai macam lumut Spagnum, rerumputan) dan woody peat yang berasal dari pohon – pohon hutan dan tanaman di bawahnya (Brady, 1974).


(31)

4) Reaksi Asam

Menurut Darmawijaya (1992), tanah organik memiliki PH antara 3 – 5. Dalam proses dekomposisi, tanah organik mengahasilkan asam organik terakumulasi dengan demikian tanah organik cenderung lebih asam dibanding dengan tanah mineral.

b. Klasifikasi Tanah Organik

Sistem klasifikasi untuk gambut dan tanah organik telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda oleh berbagai kalangan yang terlibat, contohnya pertanian, sumber minyak bumi dan rekayasa geoteknik. Sementara terdapat pendapat yang berlainan mengenai definisi gambut dan tanah organik, seperti ditunjukkan oleh kandungan abu.

Tanah organik dan tanah gambut dapat juga diklasifikasikan karena material pembentuknya, kandungan seratnya serta sifat – sifatnya yang tergolong berbeda dengan jenis tanah yang lainnya, yaitu :

1) Berdasarkan material pembentuknya (Brad dan Neil, 1974). a) Sedimentary Peat

b) Fibraus Peat

c) Woody Peat

2) Berdasarkan kandungan seratnya (Mac. Farlane, 1969). a) Fibraus Peat

b) Amaphaus Granular Peat

3) Berdasarkan bentuk dan kondisi geografis (Mane, 1982). a) Topogeneus Peat (Marsh Peat)


(32)

b) Ombrogeneus Peat

4) Berdasarkan berat isi rata- rata (Faruhan,1957) a) Mass Peat

b) Woody Peat

c) Herbaceous Peat

d) Aquatic Peat

e) Aggregat Peat

f) Amarphaus Peat

5) Berdasarkan bahan organik dan kadar serat (ASTM D 2697-69,1989) a) Spagnum Mass Peat

b) Hypnum Mass Peat

c) Read – Sedge Peat

d) Peat Humus

6) Berdasarkan kandungan abu (ASTM D 4427-84,1989) a) Kandungan abu rendah

Tanah organik dengan kadar abu kurang dari 5 %. b) Kandungan abu sedang

Tanah organik dengan kadar abu antara 5 % - 15 % c) Kandungan abu tinggi

Tanah organik dengan kadar abu lebih dari 15 % 7) Berdasarkan kadar serat (ASTM D 4427-84,1989)

a) Fibric Peat


(33)

b) Henic Peat

Tanah organik dengan kadar serat antara 33 % - 67 % c) Sarpric Peat

Tanah organik dengan kadar serat kurang dari 33 %

Gambar 2.1. Grafik plastisitas Cassagrande

Tanah organik umumnya memilki sifat kompresibilitas tinggi dan kuat geser

undrained yang rendah. Seperti halnya kebanyakan tanah organik memiliki perilaku rangkak (creep) yang signifikan. Permeabilitas relatif tinggi dengan nilai koefisien permeabilitas arah horizontal lebih besar dari arah vertikal. Serat dan sisa-sisa tetumbuhan biasanya memiliki orientasi horizontal sehingga material ini bersifat anisotropis.


(34)

Beberapa contoh tanah organik tidak menunjukkan mekanisme keruntuhan selama proses pembebanan (penggeseran). Hal ini disebabkan permeabilitas tanah organik yang tinggi dan pengaruh perkuatan dari serat organik.

D. Penurunan

Jika lapisan tanah dibebani, maka tanah akan mengalami penurunan (settlement). Penurunan yang terjadi dalam tanah disebabkan oleh berubahnya susunan tanah maupun oleh pengurangan rongga pori air di dalam tanah tersebut. Jumlah dari penurunan sepanjang kedalaman lapisan merupakan penurunan total tanah. Penurunan akibat beban adalah jumlah total dari penurunan segera dan penurunan konsolidasi.

Pada tanah berpasir yang sangat tembus air (permeable), air dapat mengalir dengan cepat sehingga pengaliran air pori keluar sebagai akibat dari kenaikan tekanan air pori dapat selesai dengan cepat.

Keluarnya air dari dalam pori selalu disertai dengan berkurangnya volume tanah, berkurangnya volume tanah tersebut dapat menyebabkan penurunan lapis tanah itu karena air pori didalam tanah berpasir dapat mengalir keluar dengan cepat, maka penurunan segera dan penurunan konsolidasi terjadi secara bersamaan.(Das, 1995)

Pada tanah organik perubahan volume yang disebabkan oleh keluarnya air dari dalam pori ( dikarenakan konsolidasi ) akan terjadi sesudah penurunan segera. Penurunan konsolidasi biasanya jauh lebih besar dan lebih lambat serta lebih lama dibandingkan dengan dengan penurunan segera (Das, 1995).


(35)

Penurunan konsolidasi biasanya jauh lebih besar dan lebih lambat serta lama dibandingkan dengan dengan penurunan segera. (Das, 1995).

E. Drainase Vertikal

Berdasarkan teori dari Hardiyatmo, kecepatan konsolidasi yang rendah pada tanah organik, dan tanah yang mudah mampat lainnya, dapat dipercepat dengan menggunakan drainase dengan bahan seperti pasir, Ijuk atau bahan lain yang ditanam secara vertikal. Drainase ini memberikan lintasan air pori yang lebih pendek kearah horizontal. Karena jarak drainase arah horizontal yang lebih pendek, maka akan mempercepat proses konsolidasi.

Permeabilitas tanah kearah horizontal yang beberapa kali lebih besar , juga mempercepat kenaikan nilai kuat geser tanah aslinya. Drainase pasir vertikal terdiri dari lubang bor vertikal yang menembus lapisan gambut jenuh yang relatif tebal. Berat timbunan yang berada di atas drainase pasir vertikal akan menyebabkan tanah yang lunak memampat.

Kemampatan tanah disebabkan karena mengalirnya air kearah lateral drainase pasir. Dari sini, air mengalir ke atas, menuju lapisan air yang diletakkan pada dasar tanah timbunan. Bila beban bertambah besar, maka kecepatan konsolidasi akan bertambah pula.

Kelemahan pada drainase vertikal adalah drainase pasir sangat lemah terhadap pengaruh geser, khususnya jika geseran ini ditimbulkan oleh perubahan bentuk atau deformasi tanah dibawah timbunan yang dibangun. Karena itu,


(36)

kecepatan pembebanan harus sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan kerutuhan geser tanah (Hardiyatmo, 1995).

F. Landasan Teori

Untuk mempercepat proses penurunan konsolidasi pada suatu konstruksi, maka dapat digunakan metode drainase pasir. Drainase pasir dibuat dengan menggali lubang-lubang yang kemudian diisi dengan pasir. Pada saat tanah diberi beban, tegangan pori akan timbul pada tanah organik dan mengakibatkan drainase vertikal dan horizontal,(Das, 1995).

Ada dua macam hal pokok yang harus diketahui dalam mempelajari Drainase pasir, yaitu :

1. Regangan Bebas (Free – Strain)

Apabila beban diletakkan di atas permukaan tanah lentur (fleksibel). Distribusi beban permukaan seimbang.

2. Regangan Seimbang (Equal – Strain)

Apabila beban diletakkan di atas permukaan tanah kaku. Penurunan permukaan seluruhnya sama.


(37)

1. Konsolidasi Regangan Bebas Tanpa Pelumas (Free Strain Consolidation With no Smear)

Persamaan dasar teori konsolidasi untuk aliran arah vertikal :

   t u 2 2 . z u m k v w   

 = Cv 2

2 z u   ………..(2.1)

Dalam hal ini :

Cv = koefisien konsolidasi =

v wm

k

Untuk drainase radial, berlaku :

              r u r r u C t u vr 1 2 2 ………..(2.2)

Dalam hal ini :

u = tekanan air pori

r = jarak radial rata-ratadari pusat sumuran drainase Cvr = koefisien konsolidasi arah radial.

Cvr =

w v h m k  

Kh = koefisien permeabilitas arah horizontal

Untuk penyelesaian persamaan (3.2) digunakan syarat-syarat batas sebagai berikut :


(38)

b. Untuk : t  0  u = 0 dan r = rw c. Untuk : r = re  u/r = 0 d. Untuk : r = re  u/r = 0

u =

  

 

 

r

a n w r T n U U n r U

U 2 2

, 2 , 1 2 1 0 2 0

1 / exp 4

2           

 

………...…(2.3)

n = w e r r ………...(2.4)

Dalam hal ini :

re = jari-jari ekivalen

rw = jari-jari sumuran drainase pasir rs = jari-jari daerah pelumas

de = diameter ekvalen Tr = .. 2

e vr d t C  ... (2.5)

Dengan Tr : Faktor waktu aliran Radial

Derajat konsolidasi rata-rata arah radial :

Ur = 1 -

i av

U U


(39)

2. Konsolidasi Regangan Seimbang Tanpa Pelumas (Equal Strain Consolidation With No Smear)

Masalah konsolidasi regangan seimbang tanpa pelumas (rw = rs) Tekanan air pori pada waktu t dan jari-jari = r :

u =

 

              2 ln

4 2 2 2

2

w w

e e

av r r

r r r n F d u ... (2.7)

Dalam hal ini :

F(n) =

 

2

2 2 4 1 3 ln 1 n n n n n  

 ... (2.8)

Derajat konsolidasi rata-rata drainase radial :

Ur = 1 – exp.

 

    n F Tr 8 ... (2.9)

3. Pembangunan Drainase menggunakan Pasir Vertikal

Dengan menggunakan metode drainase pasir dapat mempercepat konsolidasi dan sangat membantu dalam penimbunan bendungan tanah, pembangunan jalan raya atau lapangan terbang yang pemampatannya sangat tinggi. Untuk membangun drainase pasir vertikal dengan cara


(40)

membor tanah dimana bangunan akan dibuat dengan diameter tertentu dengan kedalaman tertentu pula.

Jarak-jarak lubang bor (drainase pasir) dapat dihitung dengan persamaan : a. Pola/ bentuk bujur sangkar :

R = 0,564 S ... (2.10) b. Pola Segitiga :

R = 0,525 S ... (2.11) Setelah pemboran lubang-lubang selesai, maka lubang-lubang tadi diisi dengan pasir dan biasanya disebut tiang-tiang pasir. Selanjutnya di atas tiang-tiang pasir tersebut ditutup atau diberi selimut (blanket) yang berfungsi sebagai drainase horisontal dengan ketebalan tertentu, kurang lebih setebal = 0,5 meter. Kemudian baru ditimbun tanah sesuai dengan konstruksi yang direncanakan.

G. Pemodelan Axisymmetric

Dalam pemodelan ada tiga jenis permodelan yang digunakan yaitu:

1. Permodelan Plane stress merupakan permodelan dengan asumsi tegangan dianggap nol, sedangkan regangan mempunyai nilai.

2. Permodelan Plane strain merupakan permodelan dengan asumsi regangan dianggap nol, sedangkan tegangan mempunyai nilai.


(41)

3. Permodelan Axisymmetric merupakan pemodelan dengan asumsi tegangan dan regangan mempunyai nilai atau tidak sama dengan nol.

Untuk komponen tanah pasif yang mendistribusikan gaya – gaya kesegala arah, dengan pemodelan axisymmetric lebih mendekati kondisi sebenarnya di lapangan. Dengan pemodelan menggunakan pipa silinder dianggap sesuai dengan kondisi axisymmetric.


(42)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sampel tanah yang digunakan sebagai sampel penelitian berasal dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur, termasuk dalam kategori tanah organik tinggi, karena berdasarkan nilai kadar organik yang hanya 60,303%, dimana hasil tersebut kurang dari 65% sebagai batas minimum tanah gambut.

2. Penggunaan metode sand drain dengan pola segiempat ternyata dapat menurunkan tanah lebih cepat daripada pola segitiga. Hal ini disebabkan karena lubang pada pola segiempat lebih banyak (21 lubang) dibandingkan pola segitiga (19 lubang).

3. Metode sand drain sangat berpengaruh besar terhadap percepatan penurunan tanah yang diuji, karena drain-drain yang dibuat berfungsi untuk memperpendek lintasan air pori kearah horizontal sehingga air cepat keluar dari dalam tanah. Metode vertical drain menggunakan bahan pasir sangat berpengaruh besar terhadap percepatan penurunan


(43)

tanah sampel, karena drain yang dibuat secara vertical berfungsi untuk memperpendek lintasan air pori ke arah horizontal sehingga mempersingkat waktu mengalirnya air ke horizontal drain.

4. Indeks pemampatan vertical drain dengan pola segiempat lebih besar daripada vertical drain menggunakan pola segitiga. Hal ini terjadi karena nilai penurunan tanah pada vertical drain menggunakan pola segitiga lebih kecil daripada nilai penurunan tanah pada vertical drain menggunakan pola segiempat. Sehingga proses pemampatan pada

vertical drain menggunakan pola segiempat lebih cepat.

5. Dari pengolahan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai t90 pada pola segitiga lebih besar daripada pola segiempat. Dapat disimpulkan bahwa nilai t90 berbanding terbalik dengan lama waktu konsolidasi, maka perbaikan tanah menggunakan vertical drain dengan pola segiempat lebih cepat dibandingkan vertical drain menggunakan pola segitiga

6. Nilai Cv (koefisien konsolidasi) sebelum pembebanan lebih besar daripada setelah pembebanan, sedangkan nilai Cc (indeks pemampatan) sesudah pembebanan lebih kecil daripada sebelum pembebanan. Hal ini dapat terjadi karena nilai penurunan tanah sebelum pembebanan lebih besar daripada nilai penurunan tanah setelah pembebanan.


(44)

B. Saran

1. Sampel tanah yang akan digunakan sebaiknya memiliki ukuran yang lebih besar hampir menyerupai ukuran yang sesungguhnya seperti di lapangan sehingga hasil yang diperoleh pun akan menyerupai hasil dilapangan. Dan juga penurunan tanah dan pola aliran air dapat diperhatikan dengan jelas. Sampel tanah yang diambil dari lokasi saat akan dipindahkan sebaiknya tertutup rapat agar kadar air dalam tanah dapat terjaga.

2. Sampel tanah yang telah diambil hendaknya langsung digunakan, karena apabila terlalu lama disimpan maka kondisi asli tanah akan berubah.

3. Proses pemodelan hendaknya dilakukan lebih detail dan hati-hati, seperti pada saat proses pemindahan sampel, pembuatan lubang pada tabung pipa dan pemasangan selang outlet, pembuatan lubang vertical drain dan pemasangan pasir.

4. Perlu persiapan yang lebih baik dan mendetail saat pengambilan dan pengolahan data hasil penelitian.

5. Perlu persiapan yang lebih baik dan mendetail saat pengambilan sampel untuk menjaga agar sampel tidak rusak saat diambil, dibawa dan dipindahkan.


(45)

STUDI PENURUNAN TANAH ORGANIK MENGGUNAKAN

METODE

SAND DRAIN

PADA KONDISI

DOUBLE DRAIN

DENGAN PEMODELAN AXISYMMETRIC

Oleh

WAHYU SUSILO N

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Teknik

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2010


(46)

(

Skripsi

)

Oleh

Wahyu Susilo N

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2010


(47)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Tanah ... 5

B. Klasifikasi Tanah ... 6

C. Tanah Organik ... 7

a. Sifat-sifat Tanah Organik ... 7

b. Klasifikasi Tanah Organik ... 8

D. Penurunan ... 11

E. Drainase Vertikal ... 12

F. Landasan Teori ... 13

G. Pemodelan Axisymmetric ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Sampel Tanah ... 19

B. Metode Pengambilan Sampel ... 19

C. Pelaksanaan Pengujian ... 19

1) Pengujian Sifat Fisik Tanah ... 20

a) Kadar Air ... 20

b) Berat Volume ... 21


(48)

d) Batas Cair ... 23

e) Batas Plastis ... 24

f) Analisa Saringan ... 25

g) Kadar Serat ... 27

h) Kadar Abu ... 27

i) Konsolidasi ... 27

2) Pengujian Lama Waktu Pengeringan Pada Tanah Organik ... 29

D. Analisis Data ... 33

IV.HASIL dan PEMBAHASAN ... ... 38

A. Uji Fisik ... 37

1.Hasil Pengujian Kadar Air ... 38

2.Hasil Pengujian Berat Volume ... 38

3.Hasil Pengujian Berat Jenis ... 38

4.Hasil Pengujian Batas Atterberg ... 39

5.Hasil Pengujian Analisa Saringan ... 40

B. Hasil Pengujian Kimia Tanah ... 40

1.Kadar Abu ... 40

2.Kadar Serat ... 41

3. Kandungan Unsur Kimia ... 41

C. Hasil Pengujian untuk Klasifikasi Tanah ... 42

D. Analisa Hasil Pengujian Konsolidasi ... 43

E. Hasil Uji Sand Drain……… 44

1.Uji Prapembebanan dengan Bahan Pasir Menggunakan Pola Segitiga... 44

2. Uji Pasir Drain dengan Prapembebanan menggunakan Pola Segiempat... 47

F. Hasil Uji Pengaliran Air Tanah dengan Metode Sand Drain... 51

G. Pembahasan... 54

V. PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62


(49)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(50)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Pemodelan dengan pipa ... 31 Gambar 2. Pola lubang drainase vertikal. (a) Pola segitiga (b) Pola segiempat...31 Gambar 3. Desain Pola lubang drainase vertikal ... 32 Gambar 4. Skema Diagram Alir Penelitian ... 35 Gambar 5 Skema Diagram Pengujian Penurunan Tanah ... 36


(51)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Organik... 37 Tabel 2. Hasil Perhitungan t90 Tanah Asli ... 43 Tabel 3. Data Hasil Uji Prapembebanan dengan Bahan Pasir Menggunakan

Pola Segitiga... 45 Tabel 4. Nilai Penurunan Tanah Berdasarkan Hasil Perhitungan dengan Bahan Pasir pada Pola Segitiga...46 Tabel 5. Hasil Perhitungan t90 Pola Segitiga ... 47 Tabel 6. Data Hasil Uji Sand Drain Pola Segiempat ...48 Tabel 7. Nilai Penurunan Tanah Berdasarkan Hasil Perhitungan Teori Sand

Drain Pola Segiempat...49 Tabel 8. Hasil Perhitungan t90 Pola Segiempat ...50 Tabel 9. Data Hasil Pengamatan Uji Pengaliran Air Tanah dengan

Pola Segitiga... 51 Tabel 10. Data Hasil Pengamatan Uji Pengaliran Air Tanah dengan


(52)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1. Grafik plastisitas Cassagrande………..10 Grafik 2. Grafik Perbandingan Penurunan Tanah pada Pola Segitiga dan

Pola Segiempat Hasil Pengamatan dengan Hitungan Teori ... ..55 Grafik 3. Grafik Perbandingan Kumulatif Air Keluar Terhadap Waktu Pada Pengujian Pengaliran Air Pada Tanah Organik Dengan Pola Segitiga

dan Pola Segiempat ... ..56 Grafik 4. Grafik Penurunan Tanah berdasarkan Beban pada Pola Segitiga ... ..57 Grafik 5. Grafik Penurunan Tanah berdasarkan Beban pada Pola Segiempat .. ..57 Grafik 6. Grafik Nilai Cv untuk Tanah Asli, Pola Segiempat, Pola Segitiga,

Dan Double Drain ... .58 Grafik 7. Grafik Perbandingan Penurunan Pola Axisymmetric dan Plain

strain………..60

Grafik 8. Grafik Perbandingan Pola Aliran Air Pada Pemodelan Axisymmetric


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Terzaghi, K., Peck, R. B. 1987. Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wesley, L. D. 1977. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta Bowless. J. E. 1989. Sifat – sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Edisi Kedua.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sutedjo, M. 1988. Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara Jakarta.

Hardiyatmo, H.C., 1999, “Mekanika Tanah I”, PT.Gramedia Pustaka Umum,

Jakarta

Hardiatmo, H. C. 1992. Mekanika Tanah. Gramedia Pustaka Umum. Jilid I Jakarta. .

.

Das, B. M. 1993. Mekanika Tanah. (Prinsip – prinsip Rekayasa Geoteknis). Jilid I Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dunn, I. S., Anderso, I. R. And Kiefer, F. W. 1992. Dasar – dasar Analisis Geoteknis. IKIP Semarang Perss, Semarang.

Mekanika Tanah, Laboratorium. 2006. Buku Petunjuk Mekanika Tanah I dan


(54)

(55)

(56)


(57)


(58)

(59)

Foto 10. Sampel Uji Single Drain

Kontainer


(60)

(61)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, petunjuk, rahmat, rizki, segala kemudahan dan nikmatnya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Studi Penurunan Tanah Organik Menggunakan Metode Sand Drain Pada Kondisi Double Drain

Dengan pemodelan axisymmetric”.

Atas selesainya tugas akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Ir. Lusmelia, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung

2. Bapak Ir. Syukur Sebayang, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung

3. Ibu Ratwa widyawati, S.T. M.T. selaku Pembimbing Akademik

4. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan segala pengarahan hingga selesainya tugas akhir ini.

5. Bapak Ir. Setyanto, M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan segala pengarahan baik saran maupun kritik hingga selesainya tugas akhir ini. 6. Bapak Iswan, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan waktu

dan segala pengarahan hingga selesainya tugas akhir ini.

7. Kanjeng Romo, alm. Kanjeng Ibu, mamas dan mbakku tersayang Mas Purwanto, S.H., MH , Mbak Purwati, Mas Sunarto, Mbak Sunarsih, Mbak Wiji Rahayu, Mbak Jumi Latin, S.P., Mbak Partini, S.sos. M.H yang selalu


(62)

8. Rekan 2003 yang juga banyak membantu dari awal penulisan skripsi ini hingga selesai yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

9. Rekan seperjuangan skripsi, Adi Admadilaga, Margereta, Riki Ibramsyah 10.Adik-adik Risma yang slalu menularkan semangat ketika semangatku mulai

padam.

11.Serta semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua

Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, khususnya bagi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik.

Bandar Lampung, 23 November 2010 penulis,


(63)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Idharmahadi Adha, M.T. ...

Sekretaris : Ir. Setyanto, M. T. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Iswan, S.T., M.T ...

2. Dekan Fakultas Teknik

Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A. NIP. 1965051019930322008


(64)

Judul Skripsi : STUDI PENURUNAN TANAH ORGANIK MENGGUNAKAN METODE SAND DRAIN\PADA KONDISI DOUBLE DRAIN

DENGAN PEMODELAN AXISYMMETRIC

Nama Mahasiswa : WAHYU SUSILO N

Nomor Pokok Mahasiswa : 0315011086

Jurusan : Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Ir. Idharmahadi Adha, M.T. Ir. Setyanto, M. T.

NIP. 195906171988031003 NIP. 195508301984031001

2. Ketua Jurusan

Ir. Syukur Sebayang, M.T. NIP. 195003091986031001


(1)

Foto 10. Sampel Uji Single Drain

Kontainer


(2)

(3)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, petunjuk, rahmat, rizki, segala kemudahan dan nikmatnya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Studi Penurunan Tanah Organik Menggunakan Metode Sand Drain Pada Kondisi Double Drain

Dengan pemodelan axisymmetric”.

Atas selesainya tugas akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Ir. Lusmelia, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung

2. Bapak Ir. Syukur Sebayang, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung

3. Ibu Ratwa widyawati, S.T. M.T. selaku Pembimbing Akademik

4. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan segala pengarahan hingga selesainya tugas akhir ini.

5. Bapak Ir. Setyanto, M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan segala pengarahan baik saran maupun kritik hingga selesainya tugas akhir ini. 6. Bapak Iswan, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan waktu

dan segala pengarahan hingga selesainya tugas akhir ini.

7. Kanjeng Romo, alm. Kanjeng Ibu, mamas dan mbakku tersayang Mas Purwanto, S.H., MH , Mbak Purwati, Mas Sunarto, Mbak Sunarsih, Mbak Wiji Rahayu, Mbak Jumi Latin, S.P., Mbak Partini, S.sos. M.H yang selalu


(4)

tulus memberi doa, cinta dan kasih sayang, nasihat, dukungan material dan sepiritual dalam menyelesaikan tugas ahir ini.

8. Rekan 2003 yang juga banyak membantu dari awal penulisan skripsi ini hingga selesai yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

9. Rekan seperjuangan skripsi, Adi Admadilaga, Margereta, Riki Ibramsyah 10.Adik-adik Risma yang slalu menularkan semangat ketika semangatku mulai

padam.

11.Serta semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua

Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, khususnya bagi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik.

Bandar Lampung, 23 November 2010 penulis,


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Idharmahadi Adha, M.T. ...

Sekretaris : Ir. Setyanto, M. T. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Iswan, S.T., M.T ...

2. Dekan Fakultas Teknik

Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A. NIP. 1965051019930322008


(6)

Judul Skripsi : STUDI PENURUNAN TANAH ORGANIK MENGGUNAKAN METODE SAND

DRAIN\PADA KONDISI DOUBLE DRAIN

DENGAN PEMODELAN AXISYMMETRIC

Nama Mahasiswa : WAHYU SUSILO N

Nomor Pokok Mahasiswa : 0315011086

Jurusan : Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Ir. Idharmahadi Adha, M.T. Ir. Setyanto, M. T.

NIP. 195906171988031003 NIP. 195508301984031001

2. Ketua Jurusan

Ir. Syukur Sebayang, M.T. NIP. 195003091986031001