Manifestasi Klinik Anti Anemia

TIBC mgdL Fe mgdL Folate ngmL RBC folate ngmL FeTIBC Vitamin B12 pgmL Ferritin ngmL 250-400 50-120 7-25 - 20-30 200 7-140 250-400 50-160 7-25 140-960 20-40 200 15-200 250- 400 40-150 7-2.5 140- 960 16-38 200 12-150 Keterangan : Fe, Iron; Hgb, hemoglobin; Hct, hematocrit; MCH, mean corpuscular hemoglobin; MCV, mean corpuscular volume; RBC, red blood cell; TIBC, total iron binding capacity Koda- Kimbel, 2009.

2.2 Manifestasi Klinik Anti Anemia

Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada: 1 kecepatan timbulnya anemia 2 umur individu 3 mekanisme kompensasinya 4 tingkat aktivitasnya 5 keadaan penyakit yang mendasari, dan 6 parahnya anemia tersebut. Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak 30 atau lebih, seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatoogi sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan walaupun pengurangannya 50 memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri dan biasanya penderita asimtomatik, kecuali pada kerja jasmani berat. Mekanisme kompensasi bekerja melalui: 1. Peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena itu menambah pengiriman O2 ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah 2. Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin 3. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan, dan 4. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital degruchy, 1978 . 2.3 Etiologi Anti Anemia 1. Karena cacat sel darah merah SDM Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Tiap-tiap komponen ini bila mengalami cacat atau kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri, sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan dengan cepat mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Pada umumnya cacat yang dialami SDM menyangkut senyawa-senyawa protein yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini menyangkut protein, sedangkan sintesis protein dikendalikan oleh gen di DNA. 2. Karena kekurangan zat gizi Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor luar tubuh yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia jenis ini tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi penyulit yang terjadi. 3. Karena perdarahan Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar dan dalam waktu singkat ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya yang diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan untuk mencegah perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah darah ke keadaan semula, misalnya dengan tranfusi. 4. Karena otoimun Dalam keadaan tertentu, sistem imun tubuh dapat mengenali dan menghancurkan bagian- bagian tubuh yang biasanya tidak dihancurkan. Keadaan ini sebanarnya tidak seharusnya terjadi dalam jumlah besar. Bila hal tersebut terjadi terhadap SDM, umur SDM akan memendek karena dengan cepat dihancurkan oleh sistem imun. 2.4 Diagnosis Gejala atau Tanda-tanda Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah: 1. kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah 2. sakit kepala, dan mudah marah 3. tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi 4. pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan. Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkanWarna kuku, telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan. Takikardia dan bising jantung suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang meningkat menggambarkan beban kerja dan curah jantung yang meningkat. Angina sakit dada, khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongesif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat. Dispnea kesulitan bernafas, nafas pendek, dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinnitus telinga berdengung dapat menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis sariawan lidah dan mulut. 2.5 Klasifikasi Anemia Anemia dapat diidentifikasikan menurut morfologi sel darah merah serta indeks- indeksnya dan menurut etiologinya. Pada klasifikasi anemia menurut morfologi sel darah merah dan indeks-indeksnya terbagi menjadi : a. Menurut ukuran sel darah merah Anemia normositik ukuran sel darah merah normal, anemia mikrositik ukuran sel darah merah kecil dan anemia makrositik ukuran sel darah merah besar. b. Menurut kandungan dan warna hemoglobin Anemia normokromik warna hemoglobin normal, anemia hipokromik kandungan dan warna hemoglobin menurun dan anemia hiperkromik kandungan dan warna hemoglobin meningkat.  Anemia Normositik Dimana ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.  Anemia Makrositik Normokrom. Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal. Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme sel.  Anemia Mikrositik Hipokrom. Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Hal ini umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem besi, seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia penyakit hemoglobin abnormal kongenital. Menurut Brunner dan Suddart 2001, klasifikasi anemia menurut etiologinya secara garis besar adalah berdasarkan defek produksi sel darah merah anemia hipoproliferatifa dan destruksi sel darah merah anemia hemolitika.

a. Anemia Hipoproliferatifa