Yasni Alami, 2014 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MEMINIMALKAN MISKONSEPSI WUJUD ZAT PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
N = jumlah siswa
b. Miskonsepsi Siswa pada setiap Konsep
Untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada setiap konsep dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
=
�
�
�
………Persamaan 3.6 rata-rata miskonsepsi siswa rerata sampel Sudjana, 2005, hlm. 67
Keterangan: �
�
= jumlah miskonsepsi siswa dalam soal n = jumlahbanyak soal dalam satu konsep
= rata-rata miskonsepsi miskonsepsi siswa pada setiap konsep Sedangkan persentasetingkat miskonsepsinya dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.11.Persentase Tingkat Miskonsepsi Persentase
Kategori
0-30 Rendah
31-60 Sedang
61-100 Tinggi
Suwarna, 2013, hlm. 4
3. Lembar Tes Hasil Evaluasi Formatif Bahan Ajar
Data yang dihasilkan dari lembar validasi ini akan diolah secara kuantitatif dengan pemberian skor 1-5 dengan rincian pada tabel di bawah ini
Tabel 3.12.Kriteria Skor Validasi Bahan Ajar Skor
Kriteria Bahan Ajar
1 Tidak Baik
2 Kurang Baik
3 Cukup
4 Baik
5 Sangat Baik
Dari hasil pemberian skor setiap komponen yang disajikan dalam lembar validasi akan dirata-ratakan. Dari hasil rata-rata akan diperoleh satu angka
Yasni Alami, 2014 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MEMINIMALKAN MISKONSEPSI WUJUD ZAT PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
antara 1 sampai angka 5. Hasil rata-rata tersebut akan menunjukkan kriteria bahan ajar apakah tidak baik, kurang baik, cukup, baik atau sangat baik.
4. Angket Keterbacaan oleh Siswa
Jawaban angket diukur menggunakan skala Likert dengan kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik Sugiyono, 2011, hlm. 135.
Data yang dihasilkan akan diolah secara kuantitatif menggunakan persentase 0-100. Untuk memperoleh persentase tersebut menggunakan persamaan
sebagai berikut P =
f N
x 100 …………………………………….Sudijono, 2009, hlm. 43
K eterangan = P = angka persentase
f = total nilaitotal skor N = jumlah siswa
Yasni Alami, 2014 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MEMINIMALKAN MISKONSEPSI WUJUD ZAT PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan analisis, dapat disimpulkan bahwa menurut validator atau ahli, bahan ajar yang disusun peneliti pada komponen kelayakan isi
dan kegrafisan termasuk kategori baik. Pada komponen sajian dan kebahasaan termasuk ketegori cukup. Setelah bahan ajar digunakan pada pembelajaran kelas
eksperimen dapat meminimalkan miskonsepsi siswa melalui tabel hasil pengamatan yang membantu siswa menemukan konsep melalui fakta. Gambar
termasuk jenis fakta dapat membantu siswa memahami konsep yang sedang dipelajari.
Adapun keterbacaan bahan ajar oleh siswa, berdasarkan aspek yang paling dominan dapat disimpulkan bahwa siswa tertarik, siswa dapat memahami isi
materi yang disampaikan, tanggapan siswa baik terhadap teknik penyajian bahasa, siswa menemukan sedikit kata-kata yang salah cetak, dan gambar-gambar yang
terdapat pada bahan ajar membantu siswa memahami suatu materi yang sedang dijelaskan.
Miskonsepsi siswa kelas eksperimen setelah menggunakan bahan ajar yang dikembangkan, diperoleh konsep wujud zat dapat meminimalkan
miskonsepsi siswa menjadi sebesar 14 sedangkan miskonsepsi siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan bahan ajar yang dikembangkan sebesar 23.
Bahan ajar lembar kegiatan siswa LKS pada konsep menguap dapat meminimalkan miskonsepsi siswa kelas eksperimen sebesar 0,35 atau dalam
persentase sebesar 35. Sedangkan, miskonsepsi siswa kelas kontrol pada konsep menguap sebesar 0,42 atau dalam persentase sebesar 42. Pada konsep
mengembun, bahan ajar LKS dapat meminimalkan miskonsepsi siswa kelas eksperimen sebesar 0,41 atau dalam persentase sebesar 41. Sedangkan
miskonsepsi siswa kelas kontrol pada konsep mengembun sebesar 0,49 atau dalam persentase sebesar 49. Pada konsep membeku, bahan ajar modul dapat
meminimalkan miskonsepsi siswa kelas eksperimen sebesar 0,18 atau dalam persentase sebesar 18. Sedangkan miskonsepsi siswa kelas kontrol untuk konsep