Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah DI.38309 Tugas Akhir Semester II tahun akademik 2012/2013

Oleh :

Intan Nurhayati 52007806

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

vii

Daftar Isi

Pengesahan ... i

Pernyataan Orisinalitas Karya Tugas Akhir ...ii

Abstrak (Indonesia) ...iii

Abstrak (Inggris) ...iv

Surat keterangan Penyerahan Hak Ekslusif ... v

Kata pengantar ...vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ...viii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Bagan ... x

Bab I Pendahuluan ...1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Fokus Permasalahan ... 3

1.3 Permasalahan Perancangan ... 4

1.4 Maksud dan Tujuan Perancangan ... 4

Bab II Tinjauan Teori dan Data ... 5

2.1 Studi Literatur ... .5

2.1.1. Pengertian Rumah Sakit ... 5

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit ...6

2.1.3 Rumah Sakit Gigi Dan Mulut ... 6

2.1.4 Fungsi dan Tujuan RSGM ... 7

2.1.5 Sasaran RSGM ...9

2.1.6 Sarana Peralatan RSGM ...9

2.1.7 Persyaratan Teknis Rumah Sakit ... 13

2.2 Studi Antropometri ... 19

2.3 Studi Banding ... 24

Bab III Konsep Perencanaan ...32

3.1 Data dan Karakteristik User ... 32

3.2 Tabel Aktifitas dan Fasilitas ...35

3.3 Struktur Organisasi ... 47

3.4 Alur Sirkulasi ... 47

3.5 Program Kedekatan Antar Ruang ... 50

BAB IV Konsep Perancangan ...51

4.1 Konsep Perancangan ... 51

4.2 Konsep Penggayaan ... 52

4.3 Konsep Bentuk ... 52

4.4 Konsep Material ... 52

4.5 Konsep Warna ... 54

4.6 Konsep Furniture ... 56

4.7 Konsep Penghawaan ... 56

4.8 Konsep Pencahayaan ... 56

4.9 Konsep Keamanan ... 58 Daftar Pustaka


(5)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan ridha-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir beserta laporannya yang berjudul

“Rumah Sakit Khusus Gigi Dan Mulut” dengan lancar.

Dalam hal ini tugas akhir dan laporannya dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan tingkat S1 di jurusan Desain Interior Universitas Komputer Indonesia. Dilihat dari isi materi, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir beserta laporannya ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan selanjutnya di masa mendatang.

Akhir kata, semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian. Wassalamu `alaikum wr.wb.

Bandung, Agustus 2013


(6)

xi

Daftar Pustaka

Depkes RI., 2009, Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit, Jakarta.

Menkes., 2004, Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut No.1173/MENKES/PER/X/2004, Jakarta.

Menkes, 2012, Pedoman Teknis Sarana dan Prasaran Rumah Sakit, Jakarta

Menteri Kesehatan RI, 2004, Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI

Neufert, Ernst, 1993. Data Arsitek Edisi Kedua, terjemahan Sjamsu Amril. Jakarta, Erlangga

Panero, Julius, Martin Zelnik. 1980. Human Dimension & Interior Space. Great Britain: The Architectural press Ltd.


(7)

1

BAB I

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu dari lima Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Dengan besarnya jumlah penduduk tersebut, maka wajarlah bila jumlah rumah sakit yang tersedia di Indonesia dan Bandung, khususnya harus memadai. Rumah sakit merupakan salah satu bagian dari sarana publik vital yang harus dimiliki setiap negara dan setiap daerah. Setiap rumah sakit harus memiliki pekerja yang kompeten di bidangnya. Karena kepentingan itulah rumah sakit bisa dibedakan menurut jenis penyakit yang khusus ditanganinya. Beberapa rumah sakit yang lazim adalah rumah sakit mata, rumah sakit kanker, rumah sakit bersalin, rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit jiwa dan rumah sakit gigi dan mulut (Humaira, 2008).

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit memiliki andil yang cukup besar dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, pengobatan serta pemulihan kesehatan. Kebutuhan akan pelayanan kesehatan makin tinggi dan makin kritisnya masyarakat dalam memperhatikan mutu pelayanan yang diberikan oleh sebuah rumah sakit, membuat rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan kesehatan masyarakat saat ini (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Krisis ekonomi di Indonesia yang berawal di tahun 1997 telah menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan masyarakat untuk mencari


(8)

2 pelayanan kesehatan, karena sebagian besar sumber dana digunakan untuk mempertahankan hidup. Termasuk kesehatan gigi dan mulut, banyak masyarakat yang belum dapat sepenuhnya memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada karena dianggap mahal, serta banyak fasilitas Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang belum dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan kesehatan yang bermutu, efektif, dan efisien (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Tidak lagi seperti beberapa dekade yang lalu, bahwa klinik-klinik kesehatan gigi dan mulut oleh masyarakat kini tidak hanya dipandang sebagai tempat menghilangkan rasa sakit dan atau menyembuhkan penyakit, tetapi juga untuk meningkatkan penampilan fisik (merapikan dan mempercantik kondisi fisik gigi). Hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan dapat digunakan sebagai indikasi meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi kesehatan gigi dan mulut (Annisawati, 2011).

Peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan gigi masyarakat menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki spesialisasi di bidang kesehatan gigi yaitu dokter gigi. Dan peningkatan tersebut akan diikuti dengan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk masyarakat. Hal tersebut disebabkan klinik-klinik pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang ada mayoritas merupakan praktek-praktek tunggal. Banyak anggapan bahwa kesehatan gigi dan mulut identik dengan mahal dan tidak terjangkau, karena selama ini yang tersedia adalah praktek tunggal tanpa didukung manajerial yang berorientasi pada publik (Annisawati, 2011).


(9)

3 Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan tindakan medik (Permenkes 1173/2004).

1.2 Fokus Permasalahan

Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka fokus permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu :

 Sarana yang ada di Rumah Sakit Gigi dan Mulut belum sesuai dengan standar Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan RI.

 Perancangan bangunan dan interior Rumah Sakit Gigi dan Mulut masih kurang menarik perhatian masyarakat banyak.

1.3 Permasalahan Perancangan

Adapun permasalahan perancangan yang dapat dirumuskan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

 Bagaimana merancang sarana rumah sakit gigi dan mulut yang

menarik, nyaman, bersih, dan menyenangkan agar tidak menimbulkan gejala rasa takut yang timbul ketika berada di rumah sakit untuk pasien rumah sakit tersebut.


(10)

4

 Mendesain ruangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang sesuai dengan

persyaratan dari segi bentuk, warna, dan cahaya.

 Bagaimana merancang interior yang menarik dan nyaman pada

ruangan anak.

1.4 Maksud dan Tujuan Perancangan

Di setiap penelitian yang dilakukan tentunya memiliki maksud dan tujuan atau target yang hendak dicapai. Begitu pula dengan penelitian Tugas Akhir mengenai rancangan interior untuk Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini. Sehingga adapun tujuan yang hendak dicapai, diantaranya:

 Merancang, mendesain, dan menggubah ruang dalam (interior) rumah sakit gigi dan mulut yang menarik, nyaman, bersih, dan menyenangkan agar sesuai dengan fokus masalah.


(11)

5

BAB II

Tinjauan Teori dan Data

2.1

Studi Literatur

2.1.1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi

masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakt agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Rumah sakit adalah bangunan gedung atau sarana kesehatan yang memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, dimana berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 3 menyebutkan bahwa pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan :

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,

masyarakat, lingkungan rumha sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan


(12)

6

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai fungsi menurut UU No.44 tahun 2009 yaitu : a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.3 Rumah Sakit Gigi Dan Mulut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 1173 tahun 2004tentang rumah sakit gigi dan mulut menyatakan bahwa Rumah Sakit Gigi dan Mulut(selanjutnya disingkat RSGM) adalah sarana pelayanan kesehatan yangmenyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk

pelayananpengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan

peningkatan kesehatan danpencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat jalan, gawat daruratdan pelayanan tindakan medis.


(13)

7

2.1.4 Fungsi dan Tujuan RSGM

Fungsi RSGM adalah :

1. Pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat meliputi;

a) Sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, dan tersier,penunjang, rujukan dan gawat darurat kesehatan gigi dan mulut, b) Wadah pengembangan konsep pelayanan kedokteran gigi.

c) Pusat unggulan pelayanan kedokteran gigi.

2. Pendidikansarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran gigi jenjang diploma,dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktordan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran gigi.

3. Penelitian.

a) Pusat penelitian, pengkajian, dan pengembangan ilmu kedokteran gigi, b) Pusat penerapan obat, bahan dan kedokteran gigi (Depkes RI, 2003).

RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173 tahun 2004, menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu RSGM Pendidikandan RSGM non Pendidikan. RSGM Pendidikan adalah RSGM yangmenyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang juga digunakan sebagaisarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatankedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya dan terikat melalui kerjasama denganfakultas kedokteran gigi.

Tujuan umum RSGM adalah meningkatkan mutu pendidikan, penelitian danpelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, profesional, modern dan sesuaidengan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi.


(14)

8 Tujuan khusus RSGM, yaitu:

1. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masayarakat secaraoptimal, meliputi

a) Pelayanan medik gigi primer, yaitu tindakan medik gigi yang merupakanwewenang dokter gigi umum,

b) Pelayanan medik gigi sekunder, yaitu tindakan medik gigi yang merupakanwewenang dokter gigi spesialis,

c) Pelayanan medik gigi tersier, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi subspesialis/dokter gigi spesialis konsultan.

2. Tersedianya sarana pendidikan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan gigi lainnya

3. Tersedianya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologikhususnya pada kedokteran gigi.

4. Tersedianya unit pelayanan sebagai sarana rujukan bagi unit yang lebih rendah.

5. Tersedianya unit penunjang program kegiatan medik kedokteran umum (rujukansecara pelayanan kesehatan lain setingkat/horizontal), kegiatan pelayanan kesehatan terintegrasi, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh RSGM Pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 adalah

1. Kebutuhan akan proses pendidikan,

2. Fasilitas dan peralatan fisik untuk pendidikan,

3. Aspek manajemen umum dan mutu pelayanan rumah sakit, 4. Aspek keuangan dan sumber dana,


(15)

9 5. Memiliki kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Kolegium

KedokteranGigi

2.1.5 Sasaran RSGM

Sasaran RSGM adalah tercapainya mutu pelayanan kesehatan gigi yang dapat memberi perlindungan kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan gigi,pendidikan dan penelitian (Depkes RI, 2003).

2.1.6 Sarana Peralatan RSGM

RSGM harus memenuhi persyaratan bangunan, sarana dan prasarana sertaperalatan sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan yang dimaksud adalah : 1. Lokasi atau letak bangunan dan prasarana harus sesuai dengan rencana umum

tataruang

2. Bangunan dan prasarana harus memenuhi persyaratan keamanan,

keselamatankerja dan analisis dampak lingkungan RS dan sarana kesehatan lain,

Peralatan harus memenuhi persyaratan kalibrasi, standar kebutuhan pelayanan,keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja. Ketentuan persyaratan minimal sarana dan prasarana RSGM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 meliputi :

1. Ruang Rawat Jalan; 2. Ruang Gawat Darurat

3. Ruang pemulihan/Recovery room ; 4. Ruang Operasi ;


(16)

10 5. Farmasi dan Bahan Kedokteran Gigi;

6. Laboratorium Klinik; 7. Laboratorium Teknik Gigi; 8. Ruang Sentral Sterilisasi; 9. Radiologi;

10. Ruang Tunggu ; 11. Ruang Administrasi; 12. Ruang Toilet; dan

13. Prasarana yang meliputi tenaga listrik, penyediaan air bersih, instalasi pembuangan limbah, alat komunikasi, alat pemadam kebakaran dan tempat parkir.

Ketentuan persyaratan minimal peralatan menurut Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 meliputi :

1. Jumlah Dental Unit 50 2. Jumlah Dental Chair 50 unit 3. Jumlah Tempat Tidur 3 buah 4. Peralatan Medik meliputi :

a) 1 unit Intra Oral Camera; b) 1 unit Dental X – ray; c) 1 unit Panoramic x-ray; d) 1 unit Chepalo Metri x-ray;

e) 1 unit Autoclave / 7 unit Sterilisator; f) 1 Camera; dan


(17)

11 Menurut Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 RSGM harus mempunyai tenaga yang meliputi :

1. Tenaga medis kedokteran gigi : a) Dokter Gigi

b) Dokter Gigi Spesialis yang meliputi:

 Bedah Mulut;

 Meratakan Gigi (Orthodonsi);

 Penguat Gigi (Konservasi);

 Gigi Tiruan (Prosthodonsi)

 Kedokteran Gigi Anak (Pedodonsi);

 Penyangga Gigi ( Periodonsi ); dan

 Penyakit Mulut; 2. Dokter/Spesialis lainnya :

a) Dokter dengan pelatihan PPGD b) Dokter Anestesi

c) Dokter Penyakit Dalam d) Dokter spesialis anak

3. Tenaga Keperawatan : a) Perawat Gigi b) Perawat

4. Tenaga Kefarmasian: a) Apoteker


(18)

12 c) Asisten apoteker

5. Tenaga Keteknisisan Medis : a) Radiografer

b) Teknisi Gigi c) Analis kesehatan d) Perekam medis

6. Tenaga Non Kesehatan ; a) Administrasi

b) Kebersihan

2.1.7 Persyaratan Teknis Rumah Sakit

Persyaratan teknis rumah sakit menurut Menkes, 2010, adalah sebagai berikut :

1. Atap.

Persyaratan atap.

a) Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

b) Penutup atap dari bahan beton dilapisi dengan lapisan tahan air.

c) Penutup atap bila menggunakan genteng keramik, atau genteng beton, atau genteng tanah liat), pemasangannya harus dengan sudut kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku.

d) Apabila rangka atap dari bahan kayu, harus dari kualitas yang baik dan kering, dan dilapisi dengan cat anti rayap.


(19)

13 e) Apabila rangka atap dari bahan metal, harus dari metal yang tidak mudah

berkarat, atau di cat dengan cat dasar anti karat.

f) Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir (Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004).

2. Langit-langit.

Persyaratan langit-langit.

a) Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan

b) Tinggi langit-langit di ruangan, minimal 2,80 m, dan tinggi di selasar (koridor) minimal 2,40 m.

c) Bahan langit-langit antara lain gipsum, acoustic tile, bahan logam/metal. d) Permukaan langit-langit berwarna terang, mudah dibersihkan tidak

menggunakan berbahan asbes.

e) Kerangka langit-langit yang terbuat dari kayu harus anti rayap (Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004).

3. Ventilasi

a) Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi udara yang cukup b) Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan, untuk ruang

operasi kombinasi antara fan, exhauster dan AC harus dapat memberikan sirkulasi udara dengan tekanan positif.

c) Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri. 4. Dinding dan Partisi.

Persyaratan dinding

a) Dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak menyebabkan silau, than api, kedap air, tidak karat.


(20)

14 b) Dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur.

c) Lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung pori-pori) sehingga dinding tidak dapat menyimpan debu.

d) Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.

e) Khusus pada ruangan-ruangan yang berkaitan dengan aktivitas anak, pelapis dinding warna-warni dapat diterapkan untuk merangsang aktivitas anak. f) Khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah

yang mudah terpicu api, maka dinding harus dari bahan yang tahan api, cairan kimia dan benturan.

g) Khusus untuk daerah tenang (misalkan daerah perawatan pasien), maka bahan dinding menggunakan bahan yang kedap suara atau area/ruang yang bising (misalkan ruang mesin genset, ruang pompa, dll) menggunakan bahan yang dapat menyerap bunyi.

5. Lantai.

Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.

Persyaratan lantai.

a) Terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan yang tidak dapat menyimpan debu.

b) Mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.

c) Penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.

d) Memiliki pola lantai dengan garis alur yang menerus keseluruh ruangan pelayanan.


(21)

15 e) Khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah yang mudah terbakar, maka bahan penutup lantai harus dari bahan yang tahan api, cairan kimia dan benturan.

f) Khusus untuk daerah perawatan pasien (daerah tenang) bahan lantai menggunakan bahan yang tidak menimbulkan bunyi atau area/ruang yang bising menggunakan bahan yang dapat menyerap bunyi.

6. Pintu.

Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang merupakan tempat untuk masuk dan ke luar dan pada umumnnya dilengkapi dengan penutup (daun pintu).

Persyaratan pintu.

a) Pintu ke luar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 120 cm atau dapat dilalui brankar pasien, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses pasien tirah baring memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.

b) Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

c) Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau perbedaan ketinggian lantai.

d) Pintu Darurat

Setiap bangunan RS yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan pintu darurat dan lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka kearah ruang tangga penyelamatan (darurat).


(22)

16 7. Sistem Penghawaan (Ventilasi)

Persyaratan ventilasi

a. Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi mekanis seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan dari udara luar dan pencemaran.

b. Pada ruang–ruang khusus seperti Ruang Isolasi, Ruang Laboratorium maupun Ruang Farmasi, diperlukan Fasilitas Pengelolaan Limbah Udara Infeksius Paparan Udara.

c. Sistem Tata Udara harus ditempatkan agar memudahkan dalam pemeriksaan dan pemeliharaan.

d. Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar

e. Untuk instalasi tata udara sentral, udara segar harus dimasukkan melalui mesin pengolah udara sentral.

f. Untuk sistem tata udara individu, seperti unit jendela dan unit split, udara segar boleh dimasukkan langsung ke dalam ruangan.

g. Ruangan yang dilengkapi dengan ventilasi mekanik harus diberikan pertukaran udara minimal 6 (enam) kali per jam.

h. Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran atau penularan penyakit ke ruangan lainnya, harus langsung dibuang ke luar. i. Ruang bedah dan ruang perawatan penyakit menular yang berbahaya,

pembuangan udaranya harus ke tempat yang tidak membahayakan lingkungan rumah sakit.


(23)

17 Setiap rumah sakit untuk memenuhi persyaratan sistem pencahayaan harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan/ mekanik, termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya.

Persyaratan pencahayaan

a. Rumah sakit tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.

b. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi rumah sakit dan fungsi masing-masing ruang di dalam rumah sakit.

c. Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat penerangan yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam rumah sakit dengan mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan efek silau atau pantulan.

2.2

Studi Antropometri


(24)

18 Gambar 1.Standar Spasial di Sekitar Tempat Tidur Pasien

Menurut Menurut Panero dan Zelnik (1979) gambar di atas menunjukkan jarak ruang tempat tidur rumah sakit individu. Jarak ruang dari 30-76,2 cm, akan memungkinkan untuk sirkulasi dan pengunjung duduk di sekitar tempat tidur. izin ini juga akan cukup untuk mengakomodasi unit dinding medis standar di satu sisi dan meja di sisi lain.

gambar di bagian bawah menunjukkan bilik di ketinggian. luastubuh maksimum pengguna yang lebih besar adalah dimensi manusia utama yang harus ditampung antropometri untuk jarak yang tepat antara tepi tempat tidur dan tirai. luas maksimum tubuh 57,9 cm atau kurang dari 30cm dari jarak ruang harus memadai. untuk memastikan privasi, ketinggian mata atau perawakan orang yang lebih besar akan menjadi ukuran antropometrik untuk dipertimbangkan dalam membangun ketinggian tirai.

Standar lebar pintu untuk dilalui tempat tidur

Gambar 2. Standar lebar pintu untuk dilalui tempat tidur

Panero dan Zelnik (1979) menetapkan lebar pintu antara 116,8 – 121,9 cm adalah jarak standar untuk dapat mengakomodasi tempat tidur pasien standar (121


(25)

19 cm x 99 cm).

Standar tempat tidur pasien

Gambar 3. Tempat Tidur ( Sumber : Neufert, 1991)

Standar ruang perawatan gigi


(26)

20 Menurut Menurut Panero dan Zelnik (1979) kemajuan teknologi yang cepat dalam desain dan fabrikasi sistem peralatan gigi telah mengakibatkan ruang perawatan gigi mengalami kemajuan besar dan efisiensi. dalam pertimbangan antropometrik harus ditafsir ulang untuk memungkinkan antarmuka lebih dekat antara dokter gigi, asisten dokter gigi, dan sistem peralatan gigi. berbagai dimensi 18 sampai 24 atau 45,7 sampai 61 cm direkomendasikan.

Gambar 5. Ruang perawatan / pertimbangan vertikal


(27)

21 Gambar 7. Laboratory

Menurut Menurut Panero dan Zelnik (1979) peralatan gigi dan sistem pengiriman jelas menunjukkan konsep penyesuaian yang mungkin hanya dapat diterapkan pada sistem interior lainnya. Total penyesuaian kursi, bangku dokter gigi, dan sistem pengiriman merupakan kebutuhan antrhopometri primer. Laboratorium gigi, seperti digambarkan dalam gambar di atas adalah salah satu dari beberapa lingkungan kerja dasar yang komprehensif. Sementara laboratorium dapat bervariasi dalam ukuran, tergantung pada dokter gigi khusus, perhatian utama harus untuk tugas-tugas yang dilakukan dalam posisi berdiri. Meja kerja dan tinggi penyimpanan lemarir harus ditinjau erat. ketinggian lemari yaitu 91, 4 cm, yang direkomendasikan sedangkan ketinggian meja kerja mungkin jatuh dalam kisaran dimensi 71,7 sampai 76,2 cm.


(28)

22

2.3 Studi Banding

Studi banding yang diambil yang merupakan universitas di kota Bandung yang memiliki kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut yaitu Univeritas Padjadjaran yang berlokasi di Jl Sekeloa Selatan I, Bandung.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan,

mengembangkan, dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, serta

menyebarluaskan dan mengupayakan penggunannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Program pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran adalah pendidikan akademik yang terdiri dari :

 Program Sarjana Kedokteran Gigi & Profesi Dokter Gigi

 Program Sarjana Kedoteran Gigi & Profesi Dokter Gigi Berpengantar Bahasa  Inggris (PKPBI)

 Program Spesialis I Ilmu Bedah Mulut  Program Spesialis I Ilmu Prostodonsia  Program Spesialis I Ilmu Ortodonsia  Program Spesialis I Ilmu Pedodonsia  Program Spesialis I lmu Periodonsia  Program Spesialis I Ilmu Konservasi Gigi  Program Adaptasi

 Program Magister Ilmu Biologi Oral

 Program Magister Ilmu Material Kedokteran Gigi  Program Doktor


(29)

23 Untruk menjalankan kegiatan medisnya, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dilengkapi dengan fasilitas berikut :

 Laboratorium Kerja Mahasiswa

Gambar 8. Laboraturium Kerja (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Laboratorium kerja mahasiswa berfungsi untuk menganalisa hasil pemeriksaan para pasien dan dilengkapi dengan peralatan yang terdiri dari 30 dental hair. Dari setiap dental unit yang ada selalu disertai dengan wastaffel.  Lobby

Gambar 9. Lobby

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang pertama pada saat memasuki Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Di dalam lobby ini pasien dapat melakukan pendaftaran dan terdapat ruang informasi dan tempat pembayaran.


(30)

24 Gambar 10. Ruang Tunggu

(Sumber : Dokumentasi Pribadi) Berfungsi untuk menunggu dan bersantai  Ruang tunggu pasien pada dokter gigi spesialis

Gambar 11. Ruang Tunggu Pasien (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang tunggu untuk pasien yang lebih percaya perawatan kesehatan gigi dan mulutnya oleh tenaga ahli yang professional.

 Laboratorium Teknik


(31)

25 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Merupakan tempat dimana mahasiswa membuat gigi tiruan untuk bagian prostodonsia.

 Ruang Klinik

Gambar 13. Ruang Klinik (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Dari setiap spesialis terdiri dari 7 klinik, pada dasarnya desain setiap klinik spesialis sama yang membedakan dari setiap klinik adalah perbedaan jenis obat yangobat yang digunakan saja.

 Ruang Rekam Medic

Gambar 14. Ruang Rekam Medic (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


(32)

26 Ruang tempat penyimpanan data – data berisikan catatan, dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada Rumah Sakit gigi dan Mulut. Berdekatan dengan tempat pendaftaran di lobby. Dengan lemari yang dapat digeser.

 Ruang cuci dan ruang sterilisasi

Gambar 15. Ruang cuci (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang cuci dan ruang sterilisasi, dimana tempat pencucian alat -alat praktek yang kemudian di sterilkan untuk membunuh kuman.

 Kamar Inap

Gambar 16. Kamar Inap (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang dimana pasien menginap. Di RSGM ini terdapat 4 buah ruangan dengan 8 tempat tidur.


(33)

27

Gambar 17. Ruang Farmasi (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang farmasi berfungsi sebagai tempat menyimpan obat dan mengumpulkan resep – resep yang kemudian di buatkan obatnya.

 Ruang Rapat

Gambar 18. Ruang Rapat (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tempat dimana para dokter berdiskusi mengenai penyakit pasien yang ditangani.

Nurse station

Gambar 19. Nurse station (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


(34)

28  Ruang dokter

Gambar 20. Ruang Dokter (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang dimana dokter meletakkan alat – alat pribadinya pada saat akan berkerja. Di dalam ruang ini terdapat sofa,meja tulis beserta kursi dan lemari.

 Ruang perawat

Gambar 21. Ruang Perawat (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tempat dimana perawat melatakkan barang – barang pribadinya. Di dalam ruang ini teradapat loker, kipas angin, kursi, tempat penyimpanan sepatu, tempat solat.


(35)

32

BAB III

Konsep Perencanaan

3.1

Data dan Karakteristik User

3.1.1 Data lokasi

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang berada di Jl.LL.E Martadinata No.45 Bandung merupakan Rumah Sakit Negeri milik Pemerintah Kota Bandung. Rumah Sakit khusus Gigi dan Mulut ini merupakan rumah sakit khusus yang memiliki pelayanan kesehatan gigi yang terpadu dan paripurna. Setiap keluhan yang dihadapi pasien akan ditangani secara tuntas. Setiap pasien akan ditangani secara khusus berdasarkan kasus yang diderita, oleh tenaga professional dengan peralatan yang lengkap dan steril.

Data Proyek :

Nama Proyek : Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

Lokasi : Jl.LL.E Martadinata No.45 Bandung

Tipe pelayanan : Pelayanan Medis Sub-spesialistik

Status : Rumah Sakit Khusus

Tinggi Bangunan : 2 lantai


(36)

33 3.1.2 Karakteristik User

Berikut adalah karakteristik pengguna yang ada di rumah sakit khusus gigi dan mulut :

a. Pasien Dewasa

- Mengurus segala kebutuhan administrasi Rumah Sakit, mulai dari pendaftaran, konsultasi dengan dokter dan perawat yang bersangkutan, perawatan gigi dan melakukan pembayaran

b. Anak- anak

- Pasien Anak melakukan aktifitas kesehatan seperti perawatan gigi.Pada area perawatan gigi anak diberi fasilitas bermain dengan permainan yang sesuai dengan usia mereka.

c. Dokter

- Komunikasi dengan pasien harus lancar, demi kelancaran proses penyembuhan

- Dalam menangani pasien, khususnya pada pasien anak-anak harus memperhatikan karakteristik anak berdasarkan dengan usia mereka.


(37)

34 d. Perawat

- Membantu dan meringankan tugas dokter.

- Perawat sering bertemu dengan pasien, itu

sebabnya perawat harus memperhatikan

karakteristik setiap pasien.

e. Staff Rumah Sakit

- Mengurus dan mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan bdangnya.


(38)

35


(39)

36

No. Pengguna Aktifitas Kebutuhan Ruang Sifat fasilitas Jumlah

Dim

ensi Luas

sirkulas i

Lt.sirku

lasi Luas

Ruang

Furnitu

re P L T

Total (m2)

Area Penerimaan

1 Karyawan

* Penerimaan pasien, memungkinkan

terjadinya Receptionis Publik Meja Pendaftaran 1 200 60 75 12000 12000 36000 7.2 Pasien

Kontak langsung antara pasien dan bagian

penerima Kursi 3 40 40 45 4800 4800 14400 2.88

Penunggu

Pasien * Pasien mendaftar di loket pendaftaran Rak penyimpanan 2 90 60 16

0 10800 10800 32400 6.48

16.56

21.528

2 Pengunjung

Pasien menunggu panggilan sesuai urutan

pendaftaran Ruang tunggu ( Lobby) Publik Kursi tunggu 20 40 40 45 32000 32000 96000 19.2 Pasien 19.2

24.96

3 Karyawan

* Penerimaan pasien, memungkinkan

terjadinya kasir Publik Meja Pembayaran 1 200 60 75 12000 18000 42000 8.4 Pasien

Kontak langsung antara pasien dan bagian

penerima kursi 3 40 40 45 4800 7200 16800 3.36

Penunggu

Pasien * Melakukan transaksi pembayaran Rak penyimpanan 2 90 60 16

0 10800 16200 37800 7.56

Cabinet 2 60 60

12

0 7200 10800 25200 5.04

24.36

31.668

4 Karyawan * Meracik obat Ruang farmasi Publik Meja Racik 2 150 60 75 18000 27000 63000 12.6

Pasien * Menyimpan obat Kursi 4 40 40 45 6400 9600 22400 4.48

Apoteker Sink 2 100 50 70 10000 15000 35000 7

Lemari Obat 2 100 50 10

0 10000 15000 35000 7


(40)

37

37.38

48.594

6 Karyawan *Melihat-lihat Dental shop & Apotik publik Display Barang 5 150 60 10

0 45000 45000 135000 27

Pasien * Membeli Meja kasir 1 100 60 75 6000 6000 18000 3.6

Penunggu

pasien * Membayar Kursi kasir 2 40 40 45 3200 3200 9600 1.92

* Mencoba

Meja Counter

Obat 1 150 60 75 9000 9000 27000 5.4

* Menebus Resep

37.92

48.594

7 Seluruh Staff Duduk Café Publik Display Buffet 1 150 60 80 9000 9000 27000 5.4

Seluruh

pengunjung mengobrol Meja Makan 25 130 70 75 227500 227500 682500 136.5

makan dan minum Kursi Makan 50 50 50 60 125000 125000 375000 75

Meja Kasir 2 100 60 75 12000 12000 36000 7.2

Kursi Kasir 2 50 50 70 5000 5000 15000 3

227.1

295.23

Area Perawatan

1 Dokter * Penambalan gigi pasien Ruang Konservasi Privat Meja Konsultasi 1 150 60 75 9000 7200 25200 5.04 Pasien * Melakukan Pemeriksaan Kursi dokter 1 50 50 70 2500 2000 7000 1.4 Kursi hadap 2 40 40 45 3200 2560 8960 1.792 Dental Chair 1 Lemari alat 1 100 50

10

0 5000 4000 14000 2.8 Wastafel 3 60 40 80 7200 5760 20160 4.032


(41)

38

19.5832

2 Dokter * Melakukan pemeriksaan Ruang Orthodontia Privat Meja konsultasi 1 150 60 75 9000 2700 20700 4.14 Pasien * Melakukan Tindakan Kursi dokter 1 50 50 70 2500 750 5750 1.15 Kursi Hadap 2 40 40 45 3200 960 7360 1.472 Dental Chair 1 Lemari Alat 1 100 50

10

0 5000 1500 11500 2.3 Wastafel 3 60 40 80 7200 2160 16560 3.312

12.374

16.0862

3 Dokter * Melakukan pemeriksaan Ruang Exodontia Privat Meja konsultasi 1 150 60 75 9000 2700 20700 4.14 Pasien * Melakukan Tindakan (Pencabuta Gigi) Kursi dokter 1 50 50 70 2500 750 5750 1.15 Kursi Hadap 2 40 40 45 3200 960 7360 1.472 Dental Chair 1 Lemari Alat 1 100 50

10

0 5000 1500 11500 2.3 Wastafel 3 60 40 80 7200 2160 16560 3.312

12.374

16.0862

4 Dokter * Melakukan pemeriksaan Ruang Periodontia Privat Meja konsultasi 1 150 60 75 9000 2700 20700 4.14 Pasien

* Melakukan Tindakan ( Masalah Jaringan

Pendukung gusi) Kursi dokter 1 50 50 70 2500 750 5750 1.15 Kursi Hadap 2 40 40 45 3200 960 7360 1.472 Dental Chair 1 Lemari Alat 1 100 50

10

0 5000 1500 11500 2.3 Wastafel 3 60 40 80 7200 2160 16560 3.312


(42)

39

16.0862

5 Dokter * Melakukan pemeriksaan Ruang Prostodontia Privat Meja konsultasi 1 150 60 75 9000 2700 20700 4.14 Pasien * Melakukan Tindakan ( Gigi Tiruan ) Kursi dokter 1 50 50 70 2500 750 5750 1.15 Kursi Hadap 2 40 40 45 3200 960 7360 1.472 Dental Chair 1 Lemari Alat 1 100 50

10

0 5000 1500 11500 2.3 Wastafel 3 60 40 80 7200 2160 16560 3.312

12.374

16.0862

6 Dokter *Melakukan Bedah (operasi) Ruang Bedah Privat Meja konsultasi 1 150 60 75 9000 2700 20700 4.14 Pasien Kursi dokter 1 50 50 70 2500 750 5750 1.15 Perawat Kursi Hadap 2 40 40 45 3200 960 7360 1.472 Dental Chair 1 Lemari Alat 1 100 50

10

0 5000 1500 11500 2.3 Wastafel 3 60 40 80 7200 2160 16560 3.312

12.374

16.0862

7 Dokter * Melakukan pemeriksaan

Ruang Pedodontia (Perawatan Khusus

Anak) Privat Meja konsultasi 1 150 60 75 9000 2700 20700 4.14 Pasien * melakukan Tindakan Perawatan Kursi dokter 1 50 50 70 2500 750 5750 1.15 Pengantar Kursi Hadap 2 40 40 45 3200 960 7360 1.472 Dental Chair 1 Lemari Alat 1 100 50

10

0 5000 1500 11500 2.3 Wastafel 3 60 40 80 7200 2160 16560 3.312


(43)

40

12.374

16.0862

8 Pengunjung, menunggu dan bermain

Ruang Tunggu &

Arena Bermain Publik Sofa 3 seat 2 215 80 71 34400 51600 120400 24.08 sofa 2 seat 2 154 80 71 24640 36960 86240 17.248 Sofa single 4 70 80 71 22400 33600 78400 15.68 Meja tamu 2 90 90 55 16200 24300 56700 11.34 Meja Sudut 4 60 60 55 14400 21600 50400 10.08 Rak Mainan Anak 2 200 200 80 80000 120000 280000 56 134.428

174.7564

9 Pengunjung

Pasien menunggu panggilan sesuai urutan

pendaftaran Ruang Tunggu Publik Kursi tunggu 20 40 40 45 32000 32000 96000 19.2 Pasien 19.2

24.96

10 Pasien Istirahat, proses penyembuhan

Ruang Rawat Inap

(kelas 3) Privat Tempat Tidur 5 200 100 75 100000 100000 300000 60

Perawat Menjaga, merawat Pasien

Lemari

Penyimpanan 2 60 60 12

0 7200 7200 21600 4,32

Dokter Memeriksa Pasien 212.4

Pengunjung Menjenguk< menunggu Pasien 276.12

11 Pasien Istirahat, proses penyembuhan

Ruang rawat Inap

(kelas 2) Privat tempat tidur 3 200 100 75 40000 40000 120000 24

Perawat Menjaga, merawat Pasien

Lemari

penyimpanan 1 60 60 12

0 7200 7200 21600 4,32

Dokter Memeriksa Pasien Kursi penunggu 3 40 40 45 9600 9600 28800 5.76

Pengunjung Menjenguk< menunggu Pasien 90.72

117.936

12 Pasien Istirahat, proses penyembuhan

Ruang rawat Inap


(44)

41

Perawat Menjaga, merawat Pasien

Lemari

penyimpanan 2 60 60 12

0 7200 7200 21600 4.32

Dokter Memeriksa Pasien Sofa 2 60 60 45 7200 7200 21600 4.32

Pengunjung Menjenguk< menunggu Pasien 32.64

42.432

13 Pasien Istirahat, proses penyembuhan

Ruang rawat Inap

(VIP) Privat tempat tidur 2 200 100 75 40000 40000 120000 24

Perawat Menjaga, merawat Pasien

Lemari

penyimpanan 2 60 60 12

0 7200 7200 21600 4.32

Dokter Memeriksa Pasien Sofa 2 60 60 45 7200 7200 21600 4.32

Pengunjung Menjenguk< menunggu Pasien Tv Kabinet 2 120 40 75 9600 9600 28800 5.76

Kulkas 2 60 60

12

0 7200 7200 21600 4.32

42.72

55.536

14

pasien,dokter,bi

dan Mencuci Peralatan Medis Ruang Sterilisasi Servive sterilisator kering 1 48 36 34 1728 1728 5184 1.0368

perawat

mobile uv

streilisator 1 42 110 13

0 4620 4620 13860 2.772

staff service sterilisator basah 1 48 36 34 1728 1728 5184 1.0368

4.8456

6.29928

Area Kesehatan

1 Paramedis * Melakukan Penelitian Laboratorium Privat Meja Penelitian 2 200 60 75 24000 24000 72000 14.4 * Mencetak gigi Kursi 6 40 40 45 9600 9600 28800 5.76

Cabinet 2 60 60

12

0 7200 10800 25200 5.04 Lemari Alat 2 100 50

10

0 10000 3000 23000 4.6

29.8


(45)

42

2 Pengunjung * Foto gigi Ruang Radiologi Privat Meja Kerja 2 200 50 15

0 20000 20000 60000 12 Staff Kursi Kerja 1 200 50 75 10000 10000 30000 6 Cabinet 2 45 45 55 4050 4050 12150 2.43

20.43

26.559

Area Ruang Pengelola

1 Direktur * Melaksanakan operasional harian Ruang Direktur Privat Meja Kerja 1 140 70 75 9800 9800 29400 5.88 * Bekerja Kursi Kerja 1 50 50 50 2500 2500 7500 1.5 Kursi Hadap 2 40 40 45 3200 3200 9600 1.92 Sofa double 1 220 60 80 13200 13200 39600 7.92 Sofa single 2 50 55 80 5500 5500 16500 3.3 Meja Tamu 1 120 45 75 5400 5400 16200 3.24

Lemari 1 120 60

18

0 7200 7200 21600 4.32 File Cabinet 1 180 50

20

0 9000 9000 27000 5.4

33.48

43.524

2 Sekretaris * Membuat laporan Ruang Sekretaris Privat Meja Kerja 1 140 70 75 9800 9800 29400 5.88 * Menerima Telepon Kursi Kerja 1 50 50 50 2500 2500 7500 1.5 * Menulis Kursi Hadap 2 40 40 45 3200 3200 9600 1.92 * mengetik File Cabinet 1 180 50

20

0 9000 9000 27000 5.4

Rak 1 120 60

18

0 7200 7200 21600 4.32

19.02


(46)

43

3 Staff * Membuat laporan Ruang Staff Privat Meja Kerja 1 140 70 75 9800 9800 29400 5.88 * Menerima Telepon Kursi Kerja 1 50 50 50 2500 2500 7500 1.5 * Menulis File Cabinet 1 180 50

20

0 9000 9000 27000 5.4

12.78

16.614

4 Bendahara * Membuat Laporan Keuangan Ruang Brndahara Privat Meja Kerja 1 140 70 75 9800 9800 29400 5.88 * Menerima Telepon Kursi Kerja 1 50 50 50 2500 2500 7500 1.5 * Menulis File Cabinet 1 180 50

20

0 9000 9000 27000 5.4 * Mengetik Rak 1 120 60

18

0 7200 7200 21600 4.32

17.1

22.23

5 Seluruh staf * mengadakan Rapat Ruang Rapat Privat Meja rapat 1 640 60 75 38400 11520 88320 17.664 Kursi Rapat 12 50 50 50 30000 9000 69000 13.8 Credenza 1 50 60 80 3000 900 6900 1.38 Meja 1 120 80 75 9600 2880 22080 4.416 White Board 1 300 60

16

0 18000 5400 41400 8.28

45.54

59.202

6 Karyawan Menerima Tamu Ruang Tamu Privat Meja Tamu 1 150 50 45 7500 7500 22500 4.5 Tamu Mengobrol Sofa double 1 220 50 80 11000 11000 33000 6.6 Credenza 1 120 60 80 7200 7200 21600 4.32 Sofa single 2 50 55 80 5500 5500 16500 3.3

18.72


(47)

44

7

staff kantor,

staff mengambil dan Ruang Arsip lemari file 4 200 60 20

0 48000 48000 144000 28.8

service, dokter menyimpan arsip 28.8

37.44

Area Service 1

seluruh

Pengunjung Buang Air Toilet lobby Service closet duduk 1 70 45 45 3150 3150 9450 1.89

dan Pengguna

RSGM Cuci Tangan Wastafel 2 60 40 80 4800 4800 14400 2.88

4.77

6.201

2 Pasien Dewasa Buang Air Toilet Pasien Dewasa Service closet duduk 1 70 45 45 3150 3150 9450 1.89 Cuci Tangan Wastafel 2 60 40 80 4800 4800 14400 2.88

4.77

6.201

3 Pasien Anak Buang Air Toilet Pasien Anak Service closet duduk 1 70 45 45 3150 3150 9450 1.89 Wastafel 2 60 40 80 4800 4800 14400 2.88

4.77

6.201

4 Dokter Buang Air Toilet Dokter Service closet duduk 1 70 45 45 3150 3150 9450 1.89 Mandi Wastafel 1 60 40 80 2400 2400 7200 1.44 Cuci Tangan Shower 1 80 80

20

0 6400 6400 19200 3.84

7.17

17.925

5 Suster Buang Air Toilet Suster service closet duduk 1 70 45 45 3150 3150 9450 1.89 Wastafel 1 60 40 80 2400 2400 7200 1.44

Shower 1 80 80

20


(48)

45

7.17

17.925

6 Pengelola, Staf Buang Air

Toilet Pengelola dan

staff service closet duduk 1 70 45 45 3150 3150 9450 1.89 Wastafel 2 60 40 80 4800 4800 14400 2.88

4.77

6.201

7

staff, staff

service menyimpan obat Gudang Obat Service lemari obat 5 200 60 20

0 60000 60000 180000 36

36

46.8

8

staff, staff

service menyimpan peralatan Gudang Medis Service

lemari peralatan

medis 5 200 60 20

0 60000 60000 180000 36

medis 36

46.8

9

staff, staff

service membuang limbah R.Limbah Service needle destroyer 2 190 80 60 30400 30400 91200 18.24

18.24

23.712

10 Staff Service menyimpan alat-alat Janiator Service

Lemari

Penyimpanan 1 200 60 20

0 12000 12000 36000 7.2

kebersihan 7.2

9.36

11

staff, staff

service Memasak Dapur Service kitchen set 1 250 60 80 15000 15000 45000 9

lemari es 1 120 50 18

0 6000 6000 18000 3.6

dispenser 1 27 25 75 675 675 2025 0.405

13.005

16.9065


(49)

46 Tabel 1. Tabel Aktifitas dan fasilitas


(50)

47

3.3

Struktur Organisasi

DIREKSI DIREKTUR WADIR. BIDANG AKHP WADIR. BIDANG P2HM

KETUA UNIT HUKUM & ETIK

KETUA UNIT JAMU & LAB.TG KETUA KOMITE

MEDIK

KETUA UNIT UGDGM & BEDAH KETUA SMF

IPM PERIODONSIA

BEDAH MULUT ORTHODONSIA

KONSERVASI GIGI KGA UMUM

PROSTHOHODONSIA RADIOLOGI

DENTOMAKSILOFASIAL PENGELOLA

Bagan 1. Struktur Organisasi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3.4

Alur Sirkulasi

Sirkulasi Staff Medis dan Pengelola

DATANG LAPOR

DOKTER PERAWAT PEGAWAI PERIKSA NURSING STATION BEKERJA ISTIRAHAT BEKERJA KEMBALI PULANG Bagan 2. Sirkulasi Staff Medis dan pengelola

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(51)

48

PASIEN DATANG

DAFTAR

BEDAH MINOR PEDODONTIA EXODONTIA PERIODONTIA

ORTHODONTIA PROSTODONTIA

KONSERVASI

TANPA RESEP DEPO OBAT

KASA PEMBAYARAN

RESEP

SELESAI

Bagan 3. Sirkulasi Pasien (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sirkulasi pengunjung DATANG

MENCARI INFORMASI

MEMBESUK

MENUNGGU

MELIHAT-LIHAT

PENUNJANG

PULANG

BAYAR

Bagan 4. Sirkulasi Pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(52)

49 Ambulance

Daftar

Datang Periksa Medical Intensive Care

Rawat Inap

Bayar Pulang

Bagan 5. Sirkulasi Pasien Gawat Darurat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sirkulasi Barang Loading Dock

Lapor Datang

Gd. Pusat Farmasi Perawatan

Bagan 6.Sirkulasi Barang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sirkulasi Limbah Limbah Laundry Limbah Padat Limbah Dapur/Gizi Limbah Medis Fog Trap Foam/ Solid Separator

Oksidasi Bak Kontrol

Bak Kontrol Bak kontrol

Bak Kolektor Bak Ekualisasi Disinveksi Ozon/ UV

Saluran Pembuangan Umum Infektus Non Infektus Bak Kolektor Bak kolektor Incinirator Daur Ulang Tempat Pembuangan Akhir

Bagan 7. Sirkulasi limbah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(53)

50

3.5

Program Kedekatan Antar Ruang

Area Penerimaan

Arean Perawatan

Area Service Area Administrasi

Area Rawat Inap

Keterangan : Dekat Jauh

Bagan 8. Program Kedekatan Ruang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(54)

51

Bab IV

Konsep Perancangan

4.1 Konsep Perancangan

Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak mengalami rasa takut ketika berada di rumah sakit karena fasilitas yang tidak nyaman dan kurang menarik, maka lahirlah sebuah tema perancangan dengan tema

“Fun Garden” yang dikombinasikan dengan unsur-unsur modern yang berasal dari

arsitektural bangunan.

Pengertian Fun adalah sesuatu yang menyenangkan, dimana desain ruangan yang dirancang pada rumah sakit khusus gigi dan mulut ini dapat meciptakan suasana yang nyaman, akrab dan ceria. Sehingga pasien akan merasa nyaman ketika berada di rumah sakit gigi dan mulut.

Pengertian Garden itu sendiri adalah kebun atau taman yang diterapkan pada perancangan rumah sakit khusus gigi dan mulut berdasarkan psikologi pasien agar dapat mengurangi gejala rasa takut ketika berada di rumah sakit, dan suasana yang dekat dengan alam mampu menciptakan perasaan tenang. Terutama pada pasien anak yang memiliki sifat dan karakteristik, dimana dunia mereka adalah dunia bermain dan berpetualang. Bermain dapat dilakukan dimana saja bahkan di alam terbuka sekalipun. Terkadang anak-anak dapat melupakan rasa nyeri atau sakitnya ketika mereka sedang asyik bermain.


(55)

52

4.2 Konsep Penggayaan

Gaya yang akan diaplikasikan pada rancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah Kontemporer. Penggayaan kontemporer merupakan penggayaan yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai dengan jaman sekarang. Dapat juga diartikan sebagai penggayaan yang merefleksikan situasi dan waktu yang sedang dilalui.

4.3 Konsep Bentuk

Konsep bentuk yang diterapkan pada rumah sakit ini adalah penerapan dari bentuk gigi dan rahang mulut dengan bentuk lengkung dan kotak ditambah dengan bentuk geometris seperti persegi, segitiga, dan bentuk-bentuk geometris lainnya agar lebih mudah dikembangkan dan disesuaikan dengan tema yang diusung.

Gambar 1. Bentuk Geometris

(Sumber : http://1.bp.blogspot.com/_ s400/geometrik04.jpg)

4.4 Konsep Material

Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI, tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, dalam pemilihan material pada suatu rumah sakit harus mempunyai syarat dan kriteria-kriteria tertentu. Berikut kriteria dan contoh material yang cocok untuk rumah sakit.

 Bersih, tidak mengandung racun, tidak berpolusi dan mudah dalam perawatannya.


(56)

53  Tidak mudah menyerap air dan debu

 Memiliki sifat akustik yang baik terutama pada kamar rawat inap

Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI, tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, maka material yang digunakan pada Lantai, dinding dan langit-langit Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah sebagai berikut :

Lantai

Material yang digunakan pada ruang penerimaan seperti Lobby adalah granit. Sedangkan untuk ruang Perawatan menggunakan vinyl sebagai material utama. Untuk ruang kesehatan menggunakan kramik. Untuk ruang pelayanan dan pengelola material yang digunakan menggunakan kramik.

Lantai pada ruangan operasi disesuaikan dengan Peraturan menteri Kesehatan yaitu menggunakan vinyl dengan ketebalan 2,5 mm – 3mm.

Dinding

Pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini sebagian menggunakan bahan beton dan kaca pada area entrance dan jendela untuk memaksimalkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan. Penggunaan dinding kaca dihindari terutama pada ruangan untuk anak-anak, hal ini untuk mengurangi resiko kecelakaan. Finishing yang digunakan pada dinding menggunakan cat, dan sebagian area yang lainnya menggunakan wallpaper dan kramik.

Ceiling

Penggunaan ceiling yang aman dan sesuai adalah menggunakan


(57)

54

4.5 Konsep Warna

Salah satu masalah yang dihadapi untuk pewarnaan sebuah rumah sakit adalah karena rumah sakit memiliki kekhususan dalam pelayanan manusianya. Mereka yang dilayani adalah manusia yang butuh pemeliharaan, pelayanan dan penyembuhan, baik fisik maupun mental ( Darmaprawira, 2002).

Dalam perancangan Rumah sakit Gigi dan Mulut ini warna-warna yang digunakan adalah warna lembut dan dominan menggunakan warna hijau yang sesuai dengan tema yaitu garden. Warna lembut diterapkan karena dapat membuat manusia menjadi tenang.

Gambar 2. Warna Lembut

(sumber : http://2.bp.blogspot.com/-czVmbzhiEhU /s320/pastel.jpg)

Pada area penerimaan (lobby, ruang tunggu), ruang perawatan seperti Ortodontia (meratakan gigi), Konservasi (penguat gigi), Prosthodontia (gigi tiruan), Periodontia (penyangga gigi), Exodontia (meratakan gigi), Pedodontia (masalah gigi anak) warna yang digunakan adalah warna kuning lembut, hijau dan beige. Warna kuning lembut melambangkan kesenangan, sedangkan warna beige melambangkan kesan hangat, tenang, alami dan bersahabat dan warna hijau agar memberikan kesah segar di ruangan tersebut (Darmaprawira, 2002).

Pada ruang operasi menggunakan warna hijau dan biru kehijauan. Warna tersebut menurunkan kesilauan mata, karena di ruang operasi menggunakan cahaya buatan dengan intensitas tinggi.


(58)

55 Pada ruang khusus anak menggunakan warna Colourfull (warna-warni). Warna ini diambil berdasarkan karakteristik anak, yang dimana dunia anak tersebut penuh dengan keceriaan.

Gambar 3. Warna Colourfull

(sumber : http://fc09.deviantart.net/fs70/i/2012/336/6/4/colourfull)

4.6 Konsep Furniture

Konsep furniture yang diambil menyesuaikan dengan bentuk ruang yang diambil dari bentuk rahang dan gigi. Untuk furniture seperti dental chair , tempat tidur pasien atau furniture medis lainnya menggunakan bawaan standar rumah sakit.

4.7 Konsep Penghawaan

Depkes RI (1993:14) menetapkan standar mutu udara ruang dalam rumah sakit sebagai berikut:

a. Suhu ruang 26-27°C dengan kelembaban 40-50%.

b. Untuk penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang (cross ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang.

c. Untuk penghawaan mekanis dengan exhaust fan, dipasang pada ketinggian minimal 200 cm di atas lantai atau 20 cm dari langit-langit.


(59)

56 Sesuai dengan peraturan Depkes RI (1993:14) tentang standar mutu udara ruang dalam rumah sakit, maka penghawaan yang digunakan pada pada berapa ruangan rumah sakit ini adalah penghawaan buatan yaitu menggunakan sistem pengatur suhu yang terpusat yaitu AC central yang dilengkapi anti bakteri. Untuk penghawaan alami Sumber penghawaan ruang pasien berasal dari jendela dan ventilasi.

4.8 Konsep Pencahayaan

Kementerian kesehatan RI, 2010 menetap-kan standar pencahayaan ruang dalam rumah sakit sebagai berikut:

a. Rumah sakit tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.

b. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi rumah sakit dan fungsi masing-masing ruang di dalam rumah sakit.

c. Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat penerangan yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam rumah sakit dengan mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan efek silau atau pantulan.

Sesuai dengan peraturan Kementerian kesehatan RI, 2010 tentang standar pencahayaan ruang dalam rumah sakit, maka standar pencahayaan yang digunakan pada perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah sebagai berikut :


(60)

57 Pada perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini ruangan yang mengutamakn fungsi, seperti ruangan perawatan, akan diberikan lampu buatan dan pencahayaan alami dari sinar matahari, namun bagi ruangan yang membutuhkan kesterilan/ ruang operasiakan lebih menggutamakn penggunaan cahaya buatan dengan luminitas yang cukup tinggi dengan penerangan tambahan khusus. Dari warna lampu sendiri di bagi dua, pada area kerja menggunakan warna general putih, sedangkan diruangan yang dikhususkan untuk istirahat menggunakan warna redup, dan untuk ruangan yang membutuhkan estetis menggunakan warna light serta dipadukan dengan lampu yang di jadikan aksen ruangan. Lampu yang digunakan yaitu lampu Downlight dan TL Fluoresensi.

4.9 Konsep Keamanan

Konsep keamanan pada rumah sakit khusus gigi dan mulut ini menggunakan konsep keamanan dengan sistem personil yang dikombinasikan dengan teknologi yaitu pengawasan dan pengamanan langsung yang dilakukan oleh sekuriti dengan dibantu oleh sistem keamanan yang terintegrasi dengan bangunan museum seperti kamera CCTV, smoke/heat detector, fire extinguisher dan sprinkler untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.


(61)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Intan Nurhayati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 Desember 1989

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln. Cipaganti 1 No.6 Bandung

Telepon : 0857-2222-4427

e-mail : intannurhayati56@yahoo.com

PENDIDIKAN

1996-2001 : SDN Sejahtera Bandung

2001-2004 : SLTP Angkasa Bandung

2004-2007 : SMA Pasundan 2 Bandung

2008-2013 : Program Sarjana (S-1) Jurusan Desain Interior


(1)

53

 Tidak mudah menyerap air dan debu

 Memiliki sifat akustik yang baik terutama pada kamar rawat inap

Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI, tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, maka material yang digunakan pada Lantai, dinding dan langit-langit Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah sebagai berikut :

Lantai

Material yang digunakan pada ruang penerimaan seperti Lobby adalah granit. Sedangkan untuk ruang Perawatan menggunakan vinyl sebagai material utama. Untuk ruang kesehatan menggunakan kramik. Untuk ruang pelayanan dan pengelola material yang digunakan menggunakan kramik.

Lantai pada ruangan operasi disesuaikan dengan Peraturan menteri Kesehatan yaitu menggunakan vinyl dengan ketebalan 2,5 mm – 3mm.

Dinding

Pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini sebagian menggunakan bahan beton dan kaca pada area entrance dan jendela untuk memaksimalkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan. Penggunaan dinding kaca dihindari terutama pada ruangan untuk anak-anak, hal ini untuk mengurangi resiko kecelakaan. Finishing yang digunakan pada dinding menggunakan cat, dan sebagian area yang lainnya menggunakan wallpaper dan kramik.

Ceiling

Penggunaan ceiling yang aman dan sesuai adalah menggunakan gypsum board, karena perawatannya yang mudah.


(2)

54

4.5 Konsep Warna

Salah satu masalah yang dihadapi untuk pewarnaan sebuah rumah sakit adalah karena rumah sakit memiliki kekhususan dalam pelayanan manusianya. Mereka yang dilayani adalah manusia yang butuh pemeliharaan, pelayanan dan penyembuhan, baik fisik maupun mental ( Darmaprawira, 2002).

Dalam perancangan Rumah sakit Gigi dan Mulut ini warna-warna yang digunakan adalah warna lembut dan dominan menggunakan warna hijau yang sesuai dengan tema yaitu garden. Warna lembut diterapkan karena dapat membuat manusia menjadi tenang.

Gambar 2. Warna Lembut

(sumber : http://2.bp.blogspot.com/-czVmbzhiEhU /s320/pastel.jpg)

Pada area penerimaan (lobby, ruang tunggu), ruang perawatan seperti Ortodontia (meratakan gigi), Konservasi (penguat gigi), Prosthodontia (gigi tiruan), Periodontia (penyangga gigi), Exodontia (meratakan gigi), Pedodontia (masalah gigi anak) warna yang digunakan adalah warna kuning lembut, hijau dan beige. Warna kuning lembut melambangkan kesenangan, sedangkan warna beige melambangkan kesan hangat, tenang, alami dan bersahabat dan warna hijau agar memberikan kesah segar di ruangan tersebut (Darmaprawira, 2002).

Pada ruang operasi menggunakan warna hijau dan biru kehijauan. Warna tersebut menurunkan kesilauan mata, karena di ruang operasi menggunakan cahaya buatan dengan intensitas tinggi.


(3)

55 Pada ruang khusus anak menggunakan warna Colourfull (warna-warni). Warna ini diambil berdasarkan karakteristik anak, yang dimana dunia anak tersebut penuh dengan keceriaan.

Gambar 3. Warna Colourfull

(sumber : http://fc09.deviantart.net/fs70/i/2012/336/6/4/colourfull)

4.6 Konsep Furniture

Konsep furniture yang diambil menyesuaikan dengan bentuk ruang yang diambil dari bentuk rahang dan gigi. Untuk furniture seperti dental chair , tempat tidur pasien atau furniture medis lainnya menggunakan bawaan standar rumah sakit.

4.7 Konsep Penghawaan

Depkes RI (1993:14) menetapkan standar mutu udara ruang dalam rumah sakit sebagai berikut:

a. Suhu ruang 26-27°C dengan kelembaban 40-50%.

b. Untuk penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang (cross ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang.

c. Untuk penghawaan mekanis dengan exhaust fan, dipasang pada ketinggian minimal 200 cm di atas lantai atau 20 cm dari langit-langit.


(4)

56 Sesuai dengan peraturan Depkes RI (1993:14) tentang standar mutu udara ruang dalam rumah sakit, maka penghawaan yang digunakan pada pada berapa ruangan rumah sakit ini adalah penghawaan buatan yaitu menggunakan sistem pengatur suhu yang terpusat yaitu AC central yang dilengkapi anti bakteri. Untuk penghawaan alami Sumber penghawaan ruang pasien berasal dari jendela dan ventilasi.

4.8 Konsep Pencahayaan

Kementerian kesehatan RI, 2010 menetap-kan standar pencahayaan ruang dalam rumah sakit sebagai berikut:

a. Rumah sakit tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.

b. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi rumah sakit dan fungsi masing-masing ruang di dalam rumah sakit.

c. Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat penerangan yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam rumah sakit dengan mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan efek silau atau pantulan.

Sesuai dengan peraturan Kementerian kesehatan RI, 2010 tentang standar pencahayaan ruang dalam rumah sakit, maka standar pencahayaan yang digunakan pada perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah sebagai berikut :


(5)

57 Pada perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini ruangan yang mengutamakn fungsi, seperti ruangan perawatan, akan diberikan lampu buatan dan pencahayaan alami dari sinar matahari, namun bagi ruangan yang membutuhkan kesterilan/ ruang operasiakan lebih menggutamakn penggunaan cahaya buatan dengan luminitas yang cukup tinggi dengan penerangan tambahan khusus. Dari warna lampu sendiri di bagi dua, pada area kerja menggunakan warna general putih, sedangkan diruangan yang dikhususkan untuk istirahat menggunakan warna redup, dan untuk ruangan yang membutuhkan estetis menggunakan warna light serta dipadukan dengan lampu yang di jadikan aksen ruangan. Lampu yang digunakan yaitu lampu Downlight dan TL Fluoresensi.

4.9 Konsep Keamanan

Konsep keamanan pada rumah sakit khusus gigi dan mulut ini menggunakan konsep keamanan dengan sistem personil yang dikombinasikan dengan teknologi yaitu pengawasan dan pengamanan langsung yang dilakukan oleh sekuriti dengan dibantu oleh sistem keamanan yang terintegrasi dengan bangunan museum seperti kamera CCTV, smoke/heat detector, fire extinguisher dan sprinkler untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Intan Nurhayati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 Desember 1989 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln. Cipaganti 1 No.6 Bandung Telepon : 0857-2222-4427

e-mail : intannurhayati56@yahoo.com

PENDIDIKAN

1996-2001 : SDN Sejahtera Bandung 2001-2004 : SLTP Angkasa Bandung 2004-2007 : SMA Pasundan 2 Bandung

2008-2013 : Program Sarjana (S-1) Jurusan Desain Interior Universitas Komputer Indonesia Bandung