Lisensi Perangkat Lunak Metodelogi Penelitian Kesimpulan

4 Universitas Kristen Maranatha 2. Kategori gedung beraturan berdasarkan klasifikasi SNI 1726-2002. 3. Gedung terletak di wilayah 4, tanah keras. 4. Peraturan gempa yang digunakan adalah SNI 1726-2002. 5. Peraturan pembebanan yang digunakan adalah peraturan pembebanan untuk gedung 1987. 6. Peraturan beton yang digunakan peraturan beton SNI 2847-2002. 7. Dalam tugas akhir ini parameter yang dibandingkan adalah gaya geser dasar, yaitu diperoleh dari persamaan SNI 1726-2002 analisis statik ekuivalen dan analisis riwayat waktu dengan empat buah percepatan gempa [Seismosoft 2011; Pranata dan Simanta, 2006]. 8. Perilaku yang dipelajari adalah gaya geser dasar, story drift, dan roof- displacement.

1.4 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian adalah sebagai berikut: BAB I, berisi latar belakang, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan, lisensi perangkat lunak dan metodologi penelitian. BAB II, berisi tinjauan pustaka berupa struktur beton bertulang, bangunan gedung tahan gempa, peraturan gempa Indonesia berdasarkan SNI 02-1726-2002, analisis statik ekuivalen, analisis dinamik riwayat waktu, gempa susulan, perangkat lunak ETABS. BAB III, berisi studi kasus mengenai data struktur, analisis statik ekuivalen, analisis dinamik riwayat waktu dan analisis dinamik riwayat waktu akibat gempa susulan. BAB IV, berisi kesimpulan dan saran.

1.5 Lisensi Perangkat Lunak

Sifat lisensi perangkat lunak yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah ETABS nonlinear versi 9 dengan sifat lisensi atas nama Laboratorium Komputer Pusat Universitas Kristen Maranatha. 5 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Metodelogi Penelitian

Metodelogi penelitian yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini selengkapnya ditampilkan melalui diagram alir penelitian pada Gambar L1.1 mengenai gempa utama, sedangkan diagram alir mengenai gempa susulan ditampilkan melalui diagram alir penelitian pada Gambar L1.2 yang terdapat pada lampiran. 98 Universitas Kristen Maranatha BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis statik ekuivalen dan analisis dinamik riwayat waktu yaitu: 1. Hasil analisis riwayat waktu dengan gempa utama yang diskalakan dengan menggunakan 3 tiga cara, diperoleh kesimpulan secara umum sebagai berikut: a. Apabila faktor skala intensitas gempa berdasarkan SNI 1726-2002 diterapkan, maka gaya geser dasar analisis riwayat waktu akan lebih kecil dibandingkan dengan gaya geser statik ekuivalen. b. Demikian pula untuk peralihan atap roof displacement dan simpangan antar tingkat story drift, hasil analisis riwayat waktu akan lebih kecil dibandingkan dengan analisis statik ekuivalen. c. Hal ini dapat terjadi dikarenakan dalam perhitungan faktor skala, percepatan puncak riwayat waktu yang digunakan adalah nilai maksimumnya, sehingga apabila diskalakan terhadap wilayah gempa 4 tanah keras di Indonesia dengan kondisi T = 1,5058 detik, secara umum kurva respon spektrum percepatan gempa masukan akan lebih rendah nilainya dibandingkan kurva respon spektrum berdasarkan SNI. d. Metode C lebih konservatif dikarenakan dalam rentang T = 0 detik sampai dengan T = 0,5 detik, respon spektrum percepatan gempa masukan diperhitung berdasarkan model statistik rata-rata. 2. Hasil analisis riwayat waktu dengan percepatan gempa susulan, diperoleh kesimpulan bahwa gedung yang dianalisis mampu menahan gempa susulan model A dengan percepatan gempa Chi-chi sebesar 2,4 kali lipat gempa utamanya, percepatan gempa El Centro sebesar 6,4 kali lipat gempa utamanya, percepatan gempa Friuli sebesar 6,8 kali lipat gempa utamanya dan percepatan gempa Sakaria sebesar 2,8 kali lipat gempa utamanya. Hal ini 99 Universitas Kristen Maranatha ditunjukkan dengan hasil pembahasan parameter kinerja batas ultimit apabila dibandingkan terhadap batasan ijin [SNI, 2002]. 3. Analisis riwayat waktu dapat dimanfaatkan untuk mengetahui besarnya gaya geser dasar gedung, peralihan atap, dan simpangan antar tingkat pada suatu gedung apabila diterapkan suatu tinjauan rekaman gempa tertentu. 4. Analisis riwayat waktu dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan gedung yang sebenarnya apabila dikenai beban gempa, baik gempa utama maupun gempa susulan yang besarnya beberapa kali lipat lebih kecil maupun lebih besar dibandingkan gempa utamanya. Hal ini dapat dilakukan dengan memodifikasi faktor skalanya.

4.2. Saran