Pengambilan Contoh Benda Uji Pembagian Contoh Benda Uji dengan Spliter Pengujian Keausan Dengan Mesin Abrasi Los Angeles

Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3. 5 Filler Semen Portland Tipe I Sumber : Dokumen Pribadi

3.3. Jenis Pengujian

Pengujian dan alat uji yang digunakan telah melalui tahap kalibrasi dan telah disetujui dan disahkan oleh kementrian Pekerjaan Umum Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan. Pengujian yangdilakukan sebagai berikut :

3.3.1 Pengujian Agregat

1. Pengambilan Contoh Benda Uji

Pengambilan contoh benda uji mengacu pada SNI 03-6889-2002, Tahapan – tahapan pengambilan benda uji yang mewaili meliputi. a. Tentukan tempat pengambilan contoh agregat pada tempat penimbunan b. Masukkan plat baja penahan atau plat baja pemisah hingga cukup kokoh atau tidak berubah bila diambil contoh agregat bagian luarnya c. Untuk timbunan kerucut, ambil contoh agregat sesuai dengan jumlah berat minimum yang disyaratkan Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu d. Simpan hasil pengambilan contoh kedalam wadah karung atau kantong plastik

2. Pembagian Contoh Benda Uji dengan Spliter

Pembagian contoh benda dengan alat spliter mengacu pada SNI 03-6717- 2002, dengan tujuan untuk mendapatkan benda uji agregat kasar, agregat halus yang lebih kering dari permukaan jenuhnya. Tahapan – tahapan pembagian benda uji agregat kasar dan halus meliputi sebagai berikut : a. Masukkan contoh agregat secukupnya ke dalam nampan pemasok dan ratakan pada seluruh nampan pemasok; b. Tumpahkan contoh agregat kedalam spliter dengan kecepatan tertentu hingga terjadi aliran bebas melalui lubang persegi; c. Teruskan kegiatan tahap 2hingga semua contoh uji terbagi menjadi dua bagian; d. Laksanakan kegiatan tahap sampai dengan tahap 3 dengan salah satu hasil pembagian dan seterusnya sampai mendapatkan jumlah benda uji yang direncanakan; e. Simpan hasil pembagian ke dalam wadah sesuai yang telah disiapkan sebagaimana ditentukan dalam penentuan jumlah benda uji; Gambar 3.6 Alat uji splitter Sumber : Dokumentasi pribadi

3. Pengujian Keausan Dengan Mesin Abrasi Los Angeles

Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu Pengujian ini mengacu pada SNI 2417 – 2008. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui angka kehausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus terhadap berat semula dalam persen. Gambar 3. 7 Mesin Abrasi Los Angeles Sumber : Dokumentasi Pribad i Tabel 3.1 menjelaskan tentang ketentuan berat benda uji agregrat yang harus terpenuhi untuk melakukan pengujian keausan agregrat kasar dengan mesin Abrasi Los Angeles. Tabel 3.1. Daftar gradasi dan berat benda uji Ukuran Saringan Gradasi dan Berat Benda Uji gram Lolos Saringan Tertahan Saringan A B C D E F G mm inchi Mm inchi 75 3 63 2 12 - - - - 2500 - - Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu ± 50 63 2,5 50 2 - - - - 2500 ± 50 - - 50 2 37,5 1 12 - - - - 2500 ± 50 5000 ± 50 - 37,5 41316 25 1 1250 ± 25 - - - - 5000 ± 25 5000 ± 25 25 1 19 34 1250 ± 25 - - - - - 5000 ± 25 19 ¾ 12,5 12 1250 ± 10 2500 ± 10 - - - - - 12,5 ½ 9,5 38 1250 ± 10 2500 ± 10 - - - - - 9,5 38 6,3 14 - - 2500 ± 10 - - - - 6,3 ¼ 4,75 No. 4 - - 2500 ± 10 2500 ± 10 - - - 4,75 No. 4 2,36 No. 8 - - - 2500 ± 10 - - - Total 5000 ± 10 5000 ± 10 5000 ± 10 5000 ± 10 10000 ± 10 10000 ± 10 10000 ± 10 Jumlah Bola 12 11 8 6 12 12 12 Berat Bola gram 5000 ± 10 4584 ± 25 3330 ± 20 2500 ± 15 5000 ± 25 5000 ± 25 5000 ± 25 Sumber : Pedoman Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 2008 Puslitbang Jalan dan Jembatan Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.8 Diagram Alir Uji Abrasi Agregat Kasar Dari gambar 3.8 menunjukan diagram alir dari tahapan pengujian ini. Tahapan pelaksanaan pengujian keausan dengan mesin abrasi adalah sebagai berikut : a. Cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat tetap ; b. Pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara penyaringan dan lakukan penimbangan; c. Gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki sesuai pada Tabel 3.1.; d. Timbang berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram. =a; e. Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi ; f. Putar mesin dengan kecepatan 30 sd 33 rpm dengan jumlah putaran gradasi A, B, C, dan gradasi D adalah 500 putaran, serta untuk gradasi E, F, dan gradasi G adalah 1000 putaran; MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN ALAT UJI ABRASI LOS ANGELES AGREGAT PENGUJIAN PEMERIKSAAN BAHAN SYARAT TERPENUHI AGREGAT BISA DIGUNAKAN YA TIDAK SELESAI Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu g. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin dan saring dengan saringan No.12 1,70 mm; h. Kemudian yang tertahan di atasnya dicuci bersih; i. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C dan Timbang bahan tertahan saringan no. 12 dengan ketelitian 1 gram. =b; j. Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus berikut : Keausan = ……………………………………….3.1 Keterangan : a = berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram; b = berat benda uji tertahan saringan No. 12 1,70 mm, dinyatakan dalam gram. Gradasi Pemeriksaan GRADING B Ukuran Saringan I II Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Contoh Formulir Pengujian Abrasi Dengan Mesin Los Angeles Sumber : Laboratorium Balai Bahan Jalan dan Perkerasan PUSJATAN 4 . Analisa Saringan Pengujian analisa saringan mengacu pada SNI 03-1968-1990. Pengujian analisa saringan bertujuan untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar dengan ukuran saringan yang digunakan ¾”, ½”, 38”,4, 8, 16, 30, 50 dan 200. Distribusi material yang diperoleh dapat ditunjukan dalam tabel atau grafik. Lolos Tertahan Berat a Berat b 76,2 3 63,5 2 12 63,5 2 12 50,8 2 50,8 2 36,1 1 12 36,1 1 12 25,4 1 25,4 1 19,1 34 19,1 34 12,7 12 12,7 12 9,52 38 9,52 38 6,35 14 6,35 14 4,75 No. 4 4,75 No. 4 2,36 No. 8 Jumlah Berat a Berat tertahan saringan No. 12 sesudah percobaan b I. a. = II. II.a. = gram b. = II.b. = gram a - b = II.a - b = gram Keausan-I = a - b x 100 = a Keausan-II = a - b x 100 : a Keausan rata-rata : Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.9 Diagram Alir Uji Saringan Tahapan pelaksanaan pengujian analisa saringan sebagai berikut : a. Menyiapkan benda uji sesuai dengan ketentuan berikut : - Agregat halus ukuran maks. 4,76 mm berat minimum 500 gram - Agregathalus ukuran maks. 2,38 mm berat minimum 100 gram. - Agregat kasar ukuran maks. 3,5 berat minimum 35,0 kg - Agregat kasar ukuran maks. 3 berat minimum 30,0 kg - Agregat kasar ukuran maks. 2,5 berat minimum 25,0 kg - Agregat kasar ukuran maks. 2 berat minimum 20,0 kg - Agregat kasar ukuran maks. 1,5 berat minimum 15,0 kg - Agregat kasar ukuran maks. 1 berat minimum 10,0 kg - Agregat kasar ukuran maks. 34 berat minimum 5,0 kg - Agregat kasar ukuran maks. 38 berat minimum 1,0 kg MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN ALAT UJI SARINGAN ¾”, ½”, 38”,4, 8, 16, 30, 50 dan 200 AGREGAT PENGUJIAN PEMERIKSAAN BAHAN SYARAT TERPENUHI AGREGAT BISA DIGUNAKAN YA TIDAK SELESAI Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No. 4. Selanjutnya agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas. b. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu 110 ± 5°C, sampai berat tetap; c. Siapkan saringan sesuai dengan distribusi butir yang disyaratkan dalam spesifikasi dan susun saringan dimana ukuran terbesar diletakkan paling atas dan saringan terhalus diletakkan paling bawah; d. Pasang penutup dan alas saringan pan; e. Getarkan saringan dengan periode secukupnya atau minimum 15 menit; f. Timbang setiap berat butir yang tertahan pada masing-masing saringan; g. Catat hasil timbangan setiap masing-masing saringan; h. Hitung berat butir kumulatif yang tertahan ada saringan tertentu; i. Hitung berat butir yang lolos saringan tertentu, yaitu dengan cara mengurangkan persen berat butir kumulatif yang tertahan dari seratus persen. Dan apabila diperlukan, gambar gradasi dalam bentuk grafik. Tabel 3.3 Contoh Formulir Pengujian Analisa Saringan Agregat Berat Bahan Kering = gram JUMLAH PERSEN Saringan Berat Jumlah berat Tertahan tertahan Tertahan Lewat 76,2 3 63,5 2 12 50,8 2 36,1 1 12 25,4 1 19,1 34 12,7 12 Hogen Bernard Saputra Sitanggang, 2014 Pengaruh penggunaan filler semen portland pada ac-wc halus spesifikasi jalan Bina Marga 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 9,52 38 No. 4 No. 8 No. 16 No. 20 No. 30 No. 40 No. 50 No. 80 No. 100 No. 200 Sumber : Laboratorium Balai Bahan dan Perkerasan Jalan PUSJATAN Gambar 3.10 Satu Set Saringan dan Timbangan Sumber : Dokumentasi Balai Bahan dan Perkerasan Jalan

5. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar