Audit Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik se-Provinsi Yogyakarta”
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui secara empiris pengaruh kompetensi dan independensi secara simultan terhadap kualitas audit.
b. Untuk mengetahui secara empiris pengaruh kompetensi dan
independensi secara parsial terhadap kualitas audit.
TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Audit
De Angelo 1981 dalam Nizarul Alim, et. al., 2007 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan
melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan
berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu
kompetensi dan independensi. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan
akuntansi. Sedangkan independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independen berarti akuntan publik
tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak kepentingan siapapun serta jujur
kepada semua pihak yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik Christiawan, 2002.
Sutton 1993 dalam Kartika Widhi 2006 menyatakan bahwa tidak adanya definisi yang pasti mengenai kualitas audit disebabkan belum adanya
pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas sehingga sering terjadi konflik peran antara berbagai pengguna laporan audit. Sutton 1993
menjelaskan bahwa dengan mengumpulkan beberapa penelitian sebelumnya menyatakan ada perbedaan persepsi mengenai kualitas audit. Pengukuran
kualitas audit tersebut membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih banyak digunakan karena pengukuran proses
tidak dapat diobservasi secara langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran besarnya audit. Ikatan Akuntan Indonesia IAI
menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing.
Selanjutnya menurut De Angelo 1981 dalam Abdul Halim 2004 : 109 mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan probability dimana
auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang
material dalam laporan keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan temuan salah saji tersebut
tergantung pada independensinya.
Kompetensi
Lee dan Stone 1995, mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit
secara objektif. Pendapat lain adalah dari Dreyfus dan Dreyfus 1986, mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian seseorang yang berperan secara
berkelanjutan yang mana pergerakannya melalui proses pembelajaran, dari “mengetahui sesuatu“ ke “mengetahui bagaimana“. Seperti misalnya dari
sekedar pengetahuan yang tergantung pada aturan tertentu kepada suatu pernyataan yang bersifat intuitif.
Adapun Bedard 1986 dalam Sri Lastanti 2005 mengartikan keahlian atau kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Menurut Kell dan Zeigler 1981 dalam Abdul Halim 2004 : 136 kompetensi
seorang auditor tidak hanya ditentukan oleh pendidikan formal dan pengalaman praktik audit, tetapi juga berkaitan dengan keahliannya dalam
melaksanakan audit secara lebih efisien. Kompetensi menurut De Angelo 1981 dalam Kusharyanti 2003 dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
yakni sudut pandang auditor individual, audit tim dan Kantor Akuntan Publik. Christiawan 2002 menyatakan bahwa kompetensi berkaitan dengan
pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan audit, akuntan publik
harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya
diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis
maupun pendidikan umum. Asisten yunior untuk mencapai kompetensinya harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi
memadai dan riview atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Akuntan publik harus secara terus menerus mengikuti
perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya. Akuntan publik harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam
prinsip akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi.
Independensi
Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik
berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan
kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik Christiawan, 2002. Dalam kode etik akuntan publik disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang
diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip
integritas dan objektivitas. Goldman dan Barlev 1974 dalam Harhinto 2004 berpendapat
bahwa usaha untuk mempengaruhi auditor melakukan tindakan yang melanggar standar profesi kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik
ada kekuatan yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya. Klien dapat dengan mudah mengganti auditor KAP jika auditor tersebut tidak bersedia
memenuhi keinginannya. Sementara auditor membutuhkan fee untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah dan murah bagi klien
untuk mengganti auditornya dibandingkan bagi auditor untuk mendapatkan sumber fee tambahan atau alternatif sumber fee lain Nichols dan Price, 1976
dalam Harhinto 2004.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok Indriantoro dan Bambang Supeno, 1999.
Dalam hal ini peneliti melakukan survei pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Yogyakarta dengan memberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner
yang diberikan masing-masing karyawan. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau tempat dimana penelitian dilakukan secara langsung Indriantoro dan Bambang Supeno,
1999. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden.
Penelitian ini mengambil lokasi pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Yogyakarta. Dipilih provinsi Yogyakarta karena propinsi ini
merupakan propinsi kecil tetapi mempunyai jumlah penduduk yang padat dan memiliki industri yang sedang cukup berkembang dan mempunyai andil pada
sektor perekonomian daerahnya yang sangat membutuhkan jasa akuntan publik. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
angket kuesioner. Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto, 2007. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian Arikunto,1998.
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang terdaftar dan bekerja pada Kantor Akuntan Publik KAP di Yogyakarta, sedangkan sampel adalah
sebagianwakil populasi yang akan diteliti Arikunto 1998:117. Sampel yang dipilih dari populasi dianggap mewakili keberadaan populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik convenience sampling yang merupakan bentuk sampel sederhana yang
dilakukan dengan memilih sampel bebas sesuai kebutuhan peneliti Jogiyanto, 2008.
Analisa data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan
untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan persamaan sebagai
berikut:
KA = β
+ β
1
k + β
2
i + e
Dimana :
KA : Kualitas Audit
k : Kompetensi
i : Independensi
β : Intercept Konstanta
β
1
, β
2
: Koefisien regresi e
: Error Toleransi kesalahan e yang ditetapkan sebesar 5 dengan signifikasi
sebesar 95.
HASIL PENELITIAN
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh secara statistik signifikan terhadap kualitas audit, hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,012 di bawah 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa semakin baik kompetensi akuntan publik akan
semakin meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nizarul Alim, et. al., 2007 yang
menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan
publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Oleh
karena itu cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Karena jika auditor
kehilangan independensinya maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Hasil analisis menunjukkan bahwa independensi
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,727 p 0,05. Hal ini konsisten dengan penelitian oleh
Yulius Jogi Christiawan 2002 yang mengatakan bahwa independensi terkait dengan kualitas mutu pribadi akuntan publik, bukan kantor akuntan publik
sebagai suatu organisasi. Independensi melekat pada diri akuntan publik.
SIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik se-
provinsi Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara kompetensi auditor dengan kualitas audit pada
Kantor Akuntan Publik KAP se-provinsi Yogyakarta yang ditunjukkan dengan nilai t
hitung
t
tabel
untuk taraf signifikansi 5 yaitu sebesar 2,685 2,030
2. Tidak terdapat pengaruh antara independensi auditor dengan kualitas audit
pada Kantor Akuntan Publik se-provinsi Yogyakarta yang ditunjukkan dengan nilai t
hitung
t
tabel
untuk taraf signifikansi 5 yaitu sebesar 0,353 2,030
B. Saran