9
Hubungan antara pengetahuan pasien tentang penyakit Diabetes Mellitus dengan depresi pada pasien kaki diabetic di unit rawat jalan RSUD Dr. Moewardi
Estu Widhiarsi
Kurangnya pengetahuan pada responden dapat dipengaruhi oleh
informasi yang bersifat satu arah, artinya responden telah membaca,
atau melihat televisi yang membahas masalah penyakit diabetes mellitus
namun responden tidak dapat melakukan tanya jawab soal penyakit
diabetes, yang pada akhirnya pengetahuan menjadi terbatas.
Informasi dari responden mengatakan bahwa responden sering menonton
televisi atau mendengarkan radio. Menurut Notoadmojo 2011 salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah informasi yang
diterima. Pengetahuan yang rendah pada responden dapat diklasifikasikan
dalam tingkatan tahu
know yang
dapat diartikan responden hanya sekedar mengetahui apa itu penyakit
diabetes, sakit kaki diabetik. Menurut Snock 2005 menyatakan bahwa
diperlukan pengetahuan pasien diabetes mellitus maupun kaki
diabetik yang baik agar dapat melakukan manajemen stress dengan
sakit yang dialaminya.
B. Tingkat Depresi pasien Kaki Diabetik
Berdasarkan hasil penelitian mengenai depresi, menunjukkan
sebagian besar responden mempunyai depresi tingkat sedang
yaitu 59,2. Banyaknya tingkat depresi ini dapat dipengaruhi oleh
lamanya responden menderita kaki diabetik. Mereka beranggapan bahwa
sakit yang dideritanya tidak akan cepat sembuh dan merasa
mempunyai gangguan citra tubuh. Lamanya sakit pada responden dapat
berdampak bukan hanya pada fisik, tapi psikis respoden yang bisa
berdampak pada depresi, serta dapat mempengaruhi berkurangnya
dukungan keluarga dalam membantu responden salama perawatan kaki
diabetik. Kurangnya dukungan keluarga dapat berkaitan dengan
masalah pembiayaan selama perawatan kaki diabetik. Hasil
penelitian dari Vickie 2010 menyimpulkan masalah kaki diabetik
menjadi salah satu penyebab meningkatnya biaya yang harus
dikeluarkan.
Perbandingan pasien DM dengan kaki diabetik dengan pasien
DM tanpa kaki diabetik adalah 5.4 kali lebih besar pada pasien kaki
diabetik untuk perawatan pada tahun pertama, dan 2,8 kali lebih besar
pada tahun kedua. Kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan bagi pasien
dari ekonomi kelas bawah dapat berdampak pada kurangnya
dukungan keluarga dan
meningkatnya tingkat depresi pada pasien kaki diabetik. Faktor lain yang
juga menunjang tingginya depresi responden adalalah lama menderita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,3 responden telah menderita
diabetes mellitus lebih dari 5 tahun. Lamanya sakit pada diri responden
menjadikan kurangnya dukungan keluarga. Kondriati 2004
menyatakan Semakin lama seseorang menderita suatu penyakit ada
kemungkinan dukungan sosial yang didapat akan berkurang.
C. Hubungan antara pengetahuan responden dengan depresi
Berdasarkan hasil penelitian dalam tabulasi silang menunjukkan
bahwa terdapat 2 responden yang memiliki pengetahuan baik namun
mengalami depresi sedang. Kondisi ini dapat digambarkan bahwa
responden dengan pengetahuan yang baik ternyata belum cukup kuat untuk
menerima kondisi penyakit yang dideritanya. Sakit kaki diabetik yang
10
Hubungan antara pengetahuan pasien tentang penyakit Diabetes Mellitus dengan depresi pada pasien kaki diabetic di unit rawat jalan RSUD Dr. Moewardi
Estu Widhiarsi
dialami dapat dipengaruhi oleh infeksi sebagai akibat kurangya kehati-hatian
dalam beraktivitas yang akhirnya menimbulkan perlukaan. Tambunan
2011 menyatakan bahwa kelainan kaki diabetik dapat disebabkan
adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan, dan infeksi.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingginya depresi pada responden
adalah ketidakpatuhan didalam melakukan kunjungan perawatan kaki
diabetik. Meskipun responden mempunyai pengetahuan yang baik
namun karena tidak patuh dalam melakukan perawatan kaki diabetik
maka tingkat klasifikasi kaki diabetik semakin meningkat. Peningkatan
klasifikasi tersebut menjadikan responden menjadi lebih depresi.
Terdapat 11 responden yang mempunyai pengetahuan baik dan
mengalami depresi ringan. Responden dengan pengetahuan
yang baik dapat menjadikan perubahan pada cara berpikir
bagaimana harus merawat kaki diabetik untuk mempercepat
penyembuhan lukanya. Dengan pengetahuan yang baik, respoden
akan lebih berhati-hati dalam mengatur pola makan sesuai dengan
diitnya, selalu melakukan pemeriksaan berkala pada kaki, dan
menjaga hygiene personal kaki. Tindakan responden yang
berpangkal dengan pengetahuan yang baik menjadikan depresi menjadi
ringan meskipun responden mengetahui bahwa kaki diabetik
adalah penyakit yang sulit untuk sembuh. Menurut Wawan dan Dewi
2010 bahwa pengetahuan baik yang dimiliki seseorang akan menjadikan
sikap yang baik dalam berperilaku untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal
Terdapat 18 responden dengan pengetahuan yang kurang
namun depresi responden masuk dalam kategori sedang. Kurangnya
pengetahuan dapat menjadikan responden tidak mengetahui hal-hal
yang dapat membantu dalam perawatan kaki diabetik. Responden
masih banyak berperilaku yang sebenarnya akan menambah parah
kondisi kaki diabetik, sebagai contoh responden masih suka
mengkonsumsi minuman manis. Reponden masih kurang menjaga
kebersihan badan terutama pada kaki yang mengakibatkan kaki diabetik
semakin bertambah parah. Mereka beranggapan bahwa sakit yang
dialaminya tidak akan cepat sembuh dan merasa mempunyai gangguan
citra tubuh, dan takut jika harus di amputasi karena tindakan responden
yang tidak memperhatikan kesehatan. Peningkatan keparahan kaki diabetik
dapat menjadikan responden menjadi lebih depresi. Menurut Tjahjadi
2002 bahwa diperlukan kehati-hatian pada penderita kaki diabetik dalam
menjaga kakinya untuk terhindar dari amputasi.
Sebanyak 3 responden 36,7 dengan pengetahuan kurang
namun dapat melakukan koping secara baik yang pada akirnya
depresi menjadi ringan. Faktor pengetahuan yang kurang ternyata
tidak selamanya dapat mempengaruhi secara kuat untuk menurunkan tingkat
depresi pada responden. Responden dengan latar belakang pendidikan
formal yang tidak selalu tinggi, dan hanya berpendidikan SD ataupun
SMP ternyata mampu mengendalikan diri sehingga tingkat depresi menjadi
ringan. Menurut Effendy dalam Setiadi 2008 salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi rendahnya depresi responden dapat dipengaruhi oleh
besarnya peran keluarga, termasuk dalam membantu perawatan kaki
diabetik. Faktor lain adalah rasa menerima kondisi sakit yang diderita