ARTIKEL PENELITIAN
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
antara jarak dengan berobat pasien di Puskesmas Buayan karena faktor jarak
sangat berperan
dalam pelayanan
kesehatan.
D. Gambaran
Motivasi Peserta JKN Mandiri
Berdasarkan tabel
4 diketahui
bahwa responden paling banyak memiliki motivasi tinggi yaitu sebanyak 103 orang
68,7 dan paling sedikit memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 47 orang
31,3. Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat dengan motivasi tinggi lebih
besar lebih besar daripada masyarakat dengan motivasi sedang.
Motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan mendukung tindakan
perilaku manusia Notoadmojo, 2010. Motivasi
dapat dibedakan
menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi
instrinsik meliputi
sikap, pendidikan, pengetahuan, pengalaman
sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi dorongan keluarga, lingkungan, tuntutan
atasan, perkembangan situasi Sardiman, 2005.
E. Gambaran
Motivasi Peserta JKN Mandiri
Berdasarkan Jawaban
Responden 1.
Kemudahan mendaftar
Grafik 5 menunjukkan responden yang
menyatakan sangat
setuju motivasi keikutsertaannya dalam JKN
mandiri karena kemudahan mendaftar adalah
10 orang
6,7 dan
menyatakan setuju 140 orang 93,3. Menurut
ASKES 2013
prosedur pendaftaran BPJS mudah yaitu mengisi formulir pendaftaran
peserta FDIP serta melampirkan pas foto 3x4, aslifotocopy kartu keluarga
dan KTP, bagi WNA kartu ijin tinggal sementara tetap KITASKITAP.
2. Sosialisasi
Grafik 6 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi
keikutsertaan dalam JKN mandiri karena sosialisasi sebanyak 104 orang
69, 3.
Sosialisasi di
Kelurahan Mojosongo
memang belum
menyeluruh di semua wilayah, ada beberapa
daerah yang
belum mendapatkan
sosialisasi.Sosialisasi dilakukan pada saat arisan PKK. Hal
tersebut sesuai
dengan hasil
wawancara dengan responden bahwa di
daerahnya pernah
diadakan sosialisasi BPJS pada saat pertemuan
PKK, namun ada juga responden yang menyatakan bahwa di daerahnya belum
pernah ada sosialisasi BPJS.
Sosialisasi yang
diberikan kepada masyarakat sampai dengan saat
ini belum efektif, karena lingkup sosialisasinya belum menyeluruh dan
melibatkan semua masyarakat, namun hanya kalangan tertentu seperti instansi
dan perangkat saja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviansyah dkk
2006 menyatakan bahwa faktor eksternal situasional berupa proses
sosialisasi meliputi sumber dan media informasi
berhubungan dengan
pembentukan persepsi
masyarakat terhadap PJKMM.
3. Informasi Yang Di Terima Bermanfaat
Grafik 7 menunjukkan responden
yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena
informasi yang di terima sebanyak 112 orang 74, 7. Hal tersebut sesuai
dengan
hasil wawancara
dengan responden
yang mengikuti
BPJS setelah dia membuka web BPJS dan
mendapatkan biaya pengobatan grtis sampai dengan mengikuti program
keluarga berencna KB.
14
ARTIKEL PENELITIAN
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
Informasi yang diterima dapat mempengaruhi
seseorang dalam
pemilihan jaminan kesehatan, karena dengan informasi dapat meningkatkan
pengetahuan. Semakin
banyak informasi yang diberikan dengan jelas
dan terpercaya akan meningkatkan penggunaan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
Hal itu sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Nara
2014 mengungkapkan bahwa Jumlah sumber
informasi yang di dapatkan oleh ibu bersalin mempunyai hubungan yang
signifikan dengan
pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di
wilayah kerja Puskesmas kawangu tahun 2014.
4. Dokter Yang Menangani Bekerjasama
Dengan BPJS Grafik 8 menunjukkan responden
yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena
dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS sebanyak 108 orang
72.
Masyarakat Mojosongo ikut serta dalam program JKN Mandiri karena
dekatnya fasilitas kesehatan pertama atau
dokter yang
menangani bekerjasama dengan BPJS. Fasilitas
kesehatan tingkat pertama merupakan pusat
kesehatan masyarakat,
puskesmas, klinik,
dokter yang
bekerjasama dengan
BPJS. Di
Kelurahan Mojosongo terdapat tiga faskes
tingkat pertama
yang bekerjasama dengan BPJS.
5. Biaya Kesehatan Ditanggung Oleh
BPJS Grafik 9 menunjukkan responden
yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar
biaya kesehatan di tanggung BPJS sebanyak 114 orang 76.
Hal sesuai
dengan hasil
wawancara dengan responden yang mengatakan
bahwa termotivasi
mengikuti BPJS
karena biaya
kesehatan ditanggung BPJS, jika dia mendaftar
BPJS semua
biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS.
Menurut KEMENKES RI 2013 semua manfaat pelayanan kesehatan
ditanggung oleh BPJS kesehatan yaitu pemanfaatan jaminan kesehatan medis
dan non medis juga mencakup manfaat pelayanan promotif,
prevent if
, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan
obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.
6. Tertarik Dengan Fasilitas Yang
Diberikan BPJS Grafik
10 menunjukkan
responden yang menyatakan setuju motivasi
keikut sert aan
JKN mandiri karena fasilitas yang di berikan
sebanyak 110 orang 76. Dalam
teori Green
kelas perawatan bisa disebut sebagai faktor
pemungkin yang memungkinkan suatu motivasi
atau aspirasi
terlaksana karena
dukungan fisik
yang memungkinkan
mendukung kesembuhan pasien.
Masyarakat yang menjalankan proses rawat inap di kelas
1, 2, dan 3 akan
mendapat pelayanan yang sama. Ketua DJSN Chazali
Situmorang mengungkapkan bahwa
harga obat dan jasa dokter untuk kelas
1, 2 dan 3 sama. Yang membedakan hanya manfaat akomodasi dan ruang
perawatan. Penelitian yang dilakukan oleh
Faisah 2011 menunjukan bahwa motivasi memiliki hubungan dengan
keputusan pemilihan kelas perawatan. 7.
Berjaga Jaga Grafik
11 menunjukkan
responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri
karena untuk berjaga- jaga sebanyak 108 orang 72.
Masyarakat mengikuti
JKN mandiri karena untuk berjaga jaga
apabila tiba-tiba sakit atau mengalami kejadian yang datang secara tiba-tiba,
15
ARTIKEL PENELITIAN
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
jadi sudah merasa aman karena biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Kebutuhan rasa
aman mempunyai bentangan yang sangat
luas, mulai dari rasa aman dari ancaman dikeluarkan dari pekerjaan.
Kebutuhan akan keaman ini bukan saja keamanan fisik, tetapi juga keamanan
secara
psikologi. Seseorang
memerlukan jaminan
atau perlindungan
kesehatan dengan
asuransi, dan jaminan kesejahteraan apabila
ia sudah
pensiun atau
mengalami putus kerja Notoadmodjo, 2010.
8. Perlindungan Di Hari Tua
Grafik 12
menunjukkan responden yang menyatakan setuju
motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena
untuk mendapatkan
perlindungan di hari tua sebanyak 120 orang 80.
Dengan membayar iuran setiap bulan berarti sampai tua nanti akan
mendapatkan perlindungan kesehatan, dengan prinsip keikutsertaan yang
bersifat wajib secara otomatis peserta juga akan dijamin kesehatan sampai
dengan
mereka meninggal.
Hal tersebut
sesuai dengan
program jaminan
yang dipeberlakukan
di Indonesia yaitu jaminan dihari tua.
9. Tidak Terbebani Dengan Biaya Yang
dikeluarkan Grafik
13 menunjukkan
responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri
karena merasa tidak terbebani dengan biaya yang harus di bayarkan sebanyak
121 orang 80, 7.
Iuran yang dibayarkan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda.
Fasilitas dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1 dengan iuran Rp. 59,500,
kelas 2 dengan iuran 42,500, kelas 3 dengan iuran 25,500. Perbedaan setiap
kelasnya
terletak pada
biaya akomodasi dan ruang perawatan. Hal
tersebut sesuai dengan wawancara degan responden bahwa dengan iuran
59,500 sudah dapat mendapatkan ruang perawatan kelas 1, biaya murah
dan tidak membebani.
10. Permudah Proses
Pembayaran Grafik
14 menunjukkan
responden yang
menyatakan setuju
motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena
mendapat kemudahan pada proses pembayaran sebanyak 118 78,7.
Dengan mengikuti BPJS harapan responden dipermudah dalam proses
pembayaran di rumah sakit dan untuk pembayaran iuran setiap bulan proses
pembayaran mudah yaitu melalui bank.
11. Sadar akan Pentingnya Kesehatan
Grafik 15
menunjukkan responden yang menyatakan setuju
motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena
sadar akan
pentingnya kesehatan sebanyak 120 orang 80.
Masyarakat untuk ikut serta dalam JKN
Mandiri karena
masyarakat Mojosongo
memiliki pengetahuan
yang tinggi sehingga mereka memiliki kesadaran untuk ikut serta dalam
program JKN
Mandiri yang
diselenggarakan oleh BPJS. Pengetahuan
kesehatan akan
berpengaruh pada perilaku sebagai hasil jangka menengah immediate
impact dari pendidikan kesehatan, selanjutnya perilaku kesehatan akan
berpengaruh
pada meningkatnya
indikator kesehatan
masyarakat Notoadmodjo, 2007.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pancaningrum dkk
2004, mengungkapkan
bahwa tingginya
pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang
pencegahan DBD
dapat semakin tinggi pula kesadaran untuk
berperan serta dalam mencegah DBD. 12.
Kualitas Pelayanan Kurang Baik Grafik
16 menunjukkan
responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan
JKN mandiri karena kualitas pelayanan
16
ARTIKEL PENELITIAN
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
yang baik
sebanyak 121 orang
80,7. Proses pelayanan dikantor BPJS
baik mulai dari pendaftaran sampai dengan
mendapatkan kartu
JKN. Pelayanan di Rumah Sakit Juga baik,
hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan responden yang
mendapat kemudahan pendaftran dan pelayanan di Rumah Sakit.
Kualitas pelayanan berhubungan dengan kepuasan pasien. Hal itu
sejalan dengann
penelitian yang
dilakukan oleh Kumalasari 2009 bahwa Hasil analisa menunjukkan ada
hubungan yang
signifikan antara
kualitas pelayanan rawat inap dengan tingkat kepuasan pasien di bangsal
Mawar 1 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
13. Agar Kesehatan Tidak Terjamin
Grafik 17
menunjukkan responden yang menyatakan tidak
setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar kesehatan
mereka tidak terjamin sebanyak 129 86. Dengan adanya BPJS seseorang
akan
merasa terjamin
dengan kesehatan mereka, walaupun setiap
bulannya harus mengeluarkan iuran. Hal itu sesuai dengan wawancara
dengan responden yang mengatakan bahwa mereka merasa terjamin dengan
adanya program BPJS karena apabila mereka sewaktu waktu sakit dan
membutuhkan biaya banyak mereka tidak perlu kawatir.
14. Tidak Ada Dorongan Dari Keluarga
Grafik 18
menunjukkan responden yang menyatakan tidak
setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN
mandiri karena
tidak ada
dorongan dari keluarga sebanyak 134 orang 89, 3. Hal itu sesuai dengan
hasil wawancara bahwa beberapa responden di daftarkan oleh anaknya,
sehingga dapat di ketahui bahwa keluarga sangat mendorong untuk
mengikuti JKN Mandiri. Penelitian yang dilakukan oleh
Nara 2014 bahwa Dukungan keluarga ibu bersalin mempunyai hubungan
yang signifikan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di
wilayah kerja Puskesmas Kawangu tahun 2014.
15. Uang Yang Di Keluarkan Sia Sia
Grafik 19
menunjukkan responden yang menyatakan tidak
setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena uang yang
dikeluarkan akan sia- sia sebanyak 131 orang 87, 3.
Responden merasa tidak sia sia mengeluarkan iuran setiap bulannya
karena walaupun
mereka tidak
menggunakan iuran tersebut, karena uang iuran yang tidak digunakan akan
masuk ke dalam subsidi peserta JKN non mandiri atau yang di bayarkan
oleh Pemerintah.
Hasil studi
yang dilakukan Hasbullah
Thabrany 2013
memperlihatkan kondisi
bahwa lebih dari
70 pendanaan kesehatan berasal dari rumah tangga out of pocket. Hal
ini terlihat sejumlah 76, 8 responden bersedia
untuk membayar
iuran jaminan kesehatan
F. Gambaran Personal Reference Peserta