HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMILIHAN JENIS IURAN KEIKUTSERTAAN JKN Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Sosial Ekonomi Dengan Pemilihan Jenis Iuran Keikutsertaan Jkn Mandiri Pada Wilayah Cakupan Jkn Tertinggi Di Surakarta.
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
DESY ROHMAWATI
J 410 100 077
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
(2)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/ tugas akhir :
Pembimbing I
Nama : Noor Alis Setiyadi, SKM., M.KM
NIP/NIK : 1043
Pembimbing II
Nama : Kusuma Estu Werdani, SKM., M.Kes
NIP/NIK : 100. 1572
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Desy Rohmawati
NIM : J 410 100 077
Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul Skripsi :
“HUBUNGAN
PENGETAHUAN
SIKAP
DAN
SOSIAL
EKONOMI
DENGAN
PEMILIHAN
JENIS
IURAN
KEIKUTSERTAAN
JKN
MANDIRI
PADA
WILAYAH
CAKUPAN JKN TERTINGGI DI SURAKARTA”
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Agustus 2014
Pembimbing I Pembimbing II
Noor Alis Setiyadi, SKM., M.KM Kusuma Estu Werdani, SKM., M.Kes
NIK. 1043 NIK. 100. 1572
(3)
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : DESY ROHMAWATI
NIM : J 410 100 077
Fak/ Prodi : FIK/Kesehatan Masyarakat Jenis : Skripsi
Judul :
“HUBUNGAN
PENGETAHUAN
SIKAP
DAN
SOSIAL
EKONOMI
DENGAN
PEMILIHAN
JENIS
IURAN
KEIKUTSERTAAN
JKN
MANDIRI
PADA
WILAYAH
CAKUPAN JKN TERTINGGI DI SURAKARTA”
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Agustus 2014 Yang Menyatakan
Desy Rohmawati J 410 100 077
(4)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMILIHAN JENIS IURAN KEIKUTSERTAAN JKN MANDIRI PADA WILAYAH
CAKUPAN JKN TERTINGGI DI SURAKARTA
Desy Rohmawati*, Noor Alis Setiyadi**, Kusuma Estu Werdani***
*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS
ABSTRAK
Standarisasi target capaian kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Non PBI Mandiri Kota Surakarta yaitu 6000 jiwa, dengan jumlah peserta yang tercatat di BPJS Kesehatan Surakarta sampai dengan bulan April 2014 yaitu 1684 jiwa. Keikutsertaan JKN Mandiri tertinggi di Surakarta yaitu di Kelurahan Mojosongo. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan pengetahuan sikap dan sosial ekonomi dengan pemilihan jenis iuran keikutsertaan JKN mandiri pada wilayah cakupan JKN tertinggi di Surakarta. Jenis penelitian ini menggunakan studi observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Mojosongo yang memiliki JKN mandiri sebanyak 156 peserta. Pemilihan sampel dengan simple random sampling sebanyak 111 peserta. Uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pendidikan dengan pemilihan jenis iuran (p=0,000), ada hubungan antara pendapatan dengan pemilihan jenis iuran (p=0,000), tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan jenis iuran (0,183), tidak ada hubungan antara sikap dengan pemilihan jenis iuran (0,590), tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan jenis iuran (p=0,761).
Kata Kunci: Pemilihan Jenis Iuran, JKN Mandiri
ABSTRACT
Standardize the target achievement of national health insurance membership independent non PBI Surakarta city that is 6000 people, the number of participants who registered in BPJS health until April with the soul 1684 people. The highest participants of JKN Mandiri are in Mojosongo region. The objective of this research to show the relation between socio economic and behavior knowledge with chosen tuition of JKN Mandiri participants in the highest region of Surakarta. This research uses observational study with cross sectional approach. The populations for Mojosongo region who had participated in JKN Mandiri are 156 participants. The chosen sample through simple random sampling is 111 participants. Statistic test uses chi square. Base on the results, there is relation between education and chosen tuition (p=0,000), relation between income and chosen tuition (p=0,000), no relation knowledge and chosen tuition (p=0,183), no relation between behavior and chosen tuition (p= 0,590),no relation between job and chosen tuition (p= 0,761).
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Dalam Undang-Undang No. 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Jaminan Kesehatan Nasional yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
(5)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
2 Nasional. Undang- Undang (UU) No.
40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menyatakan bahwa jaminan kesehatan menggunakan prinsip asuransi sosial yaitu kepesertaan yang bersifat wajib, besaran premi berdasarkan presentase pendapatan dan semua anggota mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. Melalui SJSN ini, seluruh masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan.
Peraturan Presiden No. 12 Tahun
2013, menyatakan bahwa Jaminan
Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah. Secara operasional,
pelaksanaaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan Peta Jalan JKN ( Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).
Undang- Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) akan
diselenggarakan oleh BPJS kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Sosial. Kepesertaan BPJS Kesehatan dibagi menjadi 2 yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (PT ASKES, 2013).
Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja (mandiri) ditanggung oleh peserta yang bersangkutan dengan ketentuan sebesar Rp 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan yang
menghendaki pelayanan diruang perawatan kelas III, Rp 42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang bagi peserta yang menghendaki pelayanan diruang perawatan kelas II, Rp 59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per orang yang menghendaki pelayanan diruang perawatan kelas I. Manfaat akomodasi dibedakan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan.
Penentuan pemilihan jenis iuran yang dilakukan masyarakat, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain seperti pengetahuan, sikap, dan tingkat sosial ekonomi. Tingkat sosial ekonomi menggambarkan kedudukan seseorang dalam bermasyarakat yang biasanya ditentukan oleh unsur pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yaitu kelompok tinggi, kelompok menengah, dan kelompok rendah. Tingkat sosial ekonomi dapat
mempengaruhi seseorang untuk
menentukan suatu pilihan jenis iuran sesuai dengan kemampuannya.
Capaian penduduk yang memiliki jaminan kesehatan di Indonesia tahun 2012 mencapai 64,58% dan targetnya adalah 80,10%. Untuk Wilayah Jawa Tengah dengan jumlah penduduk 32.382.657 capaian penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan adalah sebesar 17.097.750 (52,8%) dengan rincian Jamkesmas 14.150.983, Askes Sosial 2.047.571, TNI/POLRI 681.223, Integrasi Jamkesda 43.504 (DINKES, 2014).
Berdasarkan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Surakarta sampai bulan April yang terdaftar menjadi anggota BPJS Non PBI mandiri di wilayah Surakarta sebanyak 1.684 peserta. Standarisasi target capaian kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Non PBI Mandiri Kota Surakarta yaitu 6000 jiwa, dengan jumlah peserta yang tercatat di BPJS Kesehatan Surakarta sampai dengan bulan April 2014 yaitu sebanyak 1684 jiwa. Dari data tersebut, desa tertinggi yang terdaftar dalam BPJS Kesehatan adalah
(6)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
3 Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres
sebanyak 156 peserta.
Distribusi Penduduk Kelurahan Mojosongo menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Surakarta, lulusan SLTA/ sederajat mempunyai jumlah yang tinggi yaitu sebesar 29,58% disusul oleh SLTP/ sederajat 15,21%, Tamat SD/ 14,89, Tidak sekolah sebanyak 15,03% sisanya adalah lulusan perguruan tinggi dari Diploma I-Strata III. Untuk distribusi penduduk menurut jenis pekerjaan, dilihat dari kegiatan ekonomi, baik kepala keluarga laki-laki maupun perempuan sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta yaitu 54,551 persen, diikuti wiraswasta (19,581 persen), dan buruh harian lepas (9,995 persen) (Dispendukcapil Surakarta, 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviansyah, dkk (2006), menyatakan bahwa persepsi masyarakat terhadap
Program Jaminan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin (PJKMM) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal (personal) yaitu pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi. Pengetahuan yang dimiliki tentang asuransi atau jaminan kesehatan menunjukkan hubungan yang signifikan dengan persepsi masyarakat
terhadap PJKMM, semakin baik
pengetahuan yang dimiliki semakin positif persepsinya. Hasil penelitian Noviansyah memperkuat penelitian Siyoto (2000), bahwa persepsi masyarakat terhadap
program JPKM dipengaruhi oleh
pengetahuan yang dimiliki. Hasil penelitian Noviansyah dan Siyoto juga mendukung hasil penelitian Widwiono (2001), bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi masyarakat terhadap program dana sehat. Faktor eksternal (situasional) berupa proses sosialisasi meliputi sumber dan media informasi berhubungan dengan pembentukan persepsi masyarakat terhadap PJKMM.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hutapea (2009), menyatakan bahwa ”Dari
uji statistik didapatkan faktor penghasilan (ability) mempunyai pengaruh yang bermakna pada pemilihan kelas perawatan. Hal ini dapat diterima karena biasanya yang berpenghasilan tinggi akan memilih kelas perawatan yang lebih tinggi pula.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemilihan jenis iuran keikutsertaan jaminan kesehatan nasional mandiri pada wilayah cakupan jaminan kesehatan nasional tertinggi di Surakarta.
METODE
Jenis penelitian adalah penelitian
observasional, dengan pendekatan cross sectional study. Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres, Surakarta yang dilaksanakan pada bulan Juni 2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat Kelurahan Mojosongo
Kecamatan Jebres, Surakarta yang memiliki Jaminan Kesehatan non PBI (mandiri) sebesar 156 peserta. Adapun Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus besar sampel adalah sebanyak 111 orang yang mempunyai jaminan kesehatan non PBI (mandiri) di Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres, Surakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan proporsional random
sampling (Sugiyono, 2010), kemudian hasilnya dirandom dengan menggunakan
simpel random sampling.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis
Univariat digunakan untuk
menggambarkan karakteristik variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi, sedangkan variabel terikat adalah pemilihan jenis iuran. Analisis Bivariat dilakukan dengan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan
(7)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
4 antara pengetahuan, sikap dan sosial
ekonomi dengan pemilihan jenis iuran keikutsertaan JKN mandiri pada wilayah cakupan JKN tertinggi di Surakarta.
HASIL
A. Karakteristik Responden 1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1 menunjukan responden paling banyak laki-laki yaitu sebanyak 90 orang (81,1%) dan paling sedikit perempuan yaitu sebanyak 21 orang (18,9%).
2. Berdasarkan Umur
Tabel 2 menunjukkan bahwa umur responden paling banyak berumur antara 51-60 tahun yaitu sebanyak 35 orang (31,5%) dan paling sedikit berumur > 80 tahun yaitu sebanyak 1 orang (0,9%), umur minimal 21 tahun dan maksimal 82 tahun, standar deviasi 12,897.
3. Berdasarkan Alamat
Tabel 3 menunjukkan bahwa alamat responden paling banyak berasal dari Sibela yaitu sebanyak 39 orang (35,1%) dan paling sedikit berasal dari Kendalrejo yaitu sebanyak 5 orang (4,5%).
B. Analisis Univariat
1. Tingkat Pengetahuan Peserta JKN Mandiri
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak berpengetahuan baik yaitu sebanyak 74 orang (66,7%) dan paling sedikit berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 37 orang (33,3%). Rata-rata tingkat pengetahuan responden yaitu 20, 792 dan standar deviasi 1.3758. 2. Sikap Peserta JKN Mandiri
Tabel 5 menunjukkan bahwa sikap
responden paling banyak
mempunyai sikap baik yaitu
sebanyak 78 orang (70,3%) dan paling sedikit mempunyai sikap kurang baik yaitu sebanyak 33 orang (29,7%). Rata-rata sikap responden yaitu 68,171, standar deviation 2,7431.
3. Sosial Ekonomi Peserta JKN Mandiri
a. Pendidikan Peserta JKN Mandiri
Tabel 6 menunjukkan bahwa pendidikan responden paling banyak berpendidikan tinggi (tamat SMA dan Perguruan Tinggi) yaitu sebanyak 62 orang (55,9%) dan paling sedikit pendidikan dasar (tamat SD dan SMP) yaitu sebanyak 49 orang (44,1%).
b. Pekerjaan Peserta JKN Mandiri
Tabel 7 menunjukkan bahwa pekerjaan responden paling banyak mereka telah bekerja yaitu sebanyak 95 orang (85,6%) dan paling sedikit mereka tidak bekerja yaitu sebanyak 16 orang (14,4%).
c. Penghasilan Peserta JKN Mandiri
Tabel 8 menunjukkan bahwa bahwa penghasilan responden paling banyak berpenghasilan diatas UMR per bulan yaitu sebanyak 68 orang (61,3%) dan paling sedikit berpenghasilan Dibawah UMR per bulan yaitu sebanyak 43 orang (38,7%).
4. Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Tabel 9 menunjukkan bahwa pemilihan jenis iuran, responden paling banyak memilih jenis iuran kelas I, yaitu sebanyak 43 orang (38,7%) dan paling sedikit memilih jenis iuran kelas II yaitu sebanyak 30 orang (27,1%).
(8)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
5
C. Analisi Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Jenis Iuran
Tabel 10 menunjukkan responden berpengetahuan kurang baik paling banyak memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 17 orang (15,3%), responden berpengetahuan baik paling banyak memilih jenis iuran kelas I yaitu sebanyak 31 orang (27,9%). Berdasarkan uji Chi Square diperoleh value 0,183 > 005,
maka tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan dengan
pemilihan jenis iuran peserta JKN Mandiri.
2. Hubungan Sikap Dengan Pemilihan Jenis Iuran
Tabel 11 menunjukkan responden sikap kurang baik untuk semua kelas menunjukkan nilai yang sama yaitu sebanyak 11 orang (9,9%) dan responden dengan sikap baik paling banyak memilih jenis iuran Kelas I yaitu sebanyak 32 orang (28,8%). Berdasarkan uji Chi Square
diperoleh value 0,590 > 0,05, maka
tidak terdapat hubungan antara sikap dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN Mandiri.
3. Hubungan Sosial Ekonomi (Pendidikan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran
Tabel 12 menunjukkan, responden berpendidikan dasar mayoritas memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 27 orang (24,3%), responden dengan berpendidikan lanjut paling banyak memilih jenis iuran kelas I yaitu sebanyak 34 orang (30,6%). Berdasarkan uji Chi
Square diperoleh value 0,000, maka
terdapat hubungan antara
pendidikan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN Mandiri.
4. Hubungan Sosial Ekonomi (Pekerjaan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran
Tabel 13 menunjukan bahwa pekerjaan responden mayoritas telah bekerja memilih jenis iuran kelas I yaitu sebanyak 37 orang (33,3%) dan responden yang tidak bekerja mayoritas memilih jenis iuran kelas II yaitu sebanyak 7 orang (6,3%). Berdasarkan uji Chi Square
diperoleh value 0,761, maka tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN Mandiri.
5. Hubungan Sosial Ekonomi (Penghasilan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran
Tabel 14 menunjukkan responden penghasilan dibawah UMR paling banyak memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 25 orang (22,5%)
dan responden dengan
berpenghasilan di atas UMR paling banyak memilih jenis iuran Kelas I yaitu sebanyak 41 orang (36,9%). Berdasarkan uji Chi Square
diperoleh value 0,000, maka terdapat
hubungan antara penghasilan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN Mandiri.
(9)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
6
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi
(orang)
Persentase (%)
Laki-laki 90 81,1
Perempuan 21 18,9
Jumlah 111 100
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Umur
Responden
Frekuensi (orang)
Persentase
(%) Min Max Sd
21-30 Tahun 13 11,7
31-40 Tahun 23 20,7
41-50 Tahun 25 22,5
51-60 Tahun 35 31,5 21 82 12,897
61-70 Tahun 11 9,9
71-80 Tahun 3 2,7
> 80 Tahun 1 0,9
Jumlah 111 100.0
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat Alamat Responden
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
Kendalrejo 5 4,5
Debegan 10 9,0
Dempo Selatan 11 9,9
Lampo Batang 11 10,8
Malabar 16 16,2
Rinjani 14 14,4
Sibela 39 35,1
Jumlah 111 100,0
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi
(orang)
Persentase (%)
Rata-Rata Tingkat Pengetahuan
SD
Kurang Baik 37 33,3
Baik 74 66,7
20,792 1,3758
(10)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
7
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasakan Sikap Sikap Frekuensi
(orang)
Persentase (%)
Rata-Rata Sikap Responden
SD
Kurang Baik 33 29,7
Baik 78 70,3 68,171 2,7431
Jumlah 111 100,0
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)
Pendidikan Dasar 49 44,1
Pendidikan Lanjut 62 55,9
Jumlah 111 100,0
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%)
Bekerja 95 85,6
Tidak Bekerja 16 14,4
Jumlah 111 100,0
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Penghasilan Frekuensi
(Orang) Persentase (%)
Dibawah UMR 43 38,7
Diatas UMR 68 61,3
Jumlah 111 100,0
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Jenis Iuran Pemilihan Jenis
Iuran Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Kelas I 43 38,7
Kelas II 30 27,1
Kelas III 38 34,2
(11)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
8
Tabel 10. Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Pengetahuan
Pemilihan Jenis Iuran value Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Total
n % n % n % n %
Kurang Baik 12 10,8 8 7,2 17 15,3
111 100 0,183
Baik 31 27,9 22 19,8 21 18,9
Tabel 11. Analisis Hubungan Sikap dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Sikap
Pemilihan Jenis Iuran
value Kelas I Kelas II Kelas III Total
n % n % n % n %
Kurang Baik 11 9,9 11 9,9 11 9,9
111 100 0,590
Baik 32 28,8 19 17,1 27 24,3
Tabel 12. Analisis Hubungan Pendidikan dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Pendidikan
Pemilihan Jenis Iuran
value Kelas I Kelas II Kelas III Total
n % n % n % n %
Dasar 9 8,1 13 11,7 27 24,3
111
100 0,000
Lanjut 34 30,6 17 15,3 11 21,2
Tabel 13. Analisis Hubungan Pekerjaan dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Madiri
Pekerjaan
Pemilihan Jenis Iuran
value Kelas I Kelas II Kelas III Total
n % n % n % n %
Bekerja 37 33,3 23 20,7 35 31,5
111 100 0,761
Tidak Bekerja 6 5,4 7 6,3 3 2,7
Tabel 14. Analisis Hubungan Penghasilan dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Penghasilan
Pemilihan Jenis Iuran
value Kelas I Kelas II Kelas III Total
n % n % n % n %
Di bawah UMR 2 1,8 16 14,4 25 22,5
111 100 0,000
(12)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
9
PEMBAHASAN
A. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN mandiri
Pengetahuan merupakan aspek pokok untuk menentukan perilaku seseorang untuk menyadari atau tidak, mampu untuk mengatur perilakunya sendiri. Diasumsikan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan baik
memiliki kecenderungan untuk
memilih jenis iuran kelas I, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik memiliki kecenderungan memilih jenis iuran kelas III.
Hasil analisis antara tingkat pengetahuan dan pemilihan jenis iuran,
menunjukan responden
berpengetahuan kurang baik paling banyak memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 17 orang (15,3%), sedangkan responden pengetahuan baik paling banyak memilih kelas I yaitu sebanyak 31 orang (27,9%). Hasil uji statistik chi square didapat
value 0,183. Pada tingkat kemaknaan
α= 0,05 berarti value> nilai α sehingga
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN Mandiri.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Noviansyah, dkk (2006) bahwa pengetahuan yang dimiliki tentang asuransi atau jaminan kesehatan menunjukkan hubungan yang signifikan dengan persepsi masyarakat terhadap PJKMM, semakin baik pengetahuan yang dimiliki semakin positif persepsinya. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden yang memiliki jaminan kesehatan BPJS Mandiri memiliki pengetahuan baik, adapun responden yang memiliki pengetahuan rendah karena adanya
acident mengalami sakit yang
membutuhkan biaya besar dan
disarankan oleh dokter untuk menggunakan BPJS Mandiri.
Terdapat 6 responden yang tahu tentang jenis iuran dari dokter yang
menangani. Responden yang
berpengetahuan baik, memahami tentang BPJS dan jenis iuran setelah mendaftar ke kantor BPJS. Adapun faktor lain yang mempengaruhi responden pengetahuan baik yaitu adanya iklan, rekomendasi tetangga dan atau keluarga, serta sosialisasi. Dari faktor tersebut yang banyak mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu rekomendasi tetangga, sedangkan sosialisasi tidak intensif mempengaruhi pengetahuan responden karena dari hasil peneitian hanya 2 dusun yang telah mendapatkan sosialisasi yaitu dusun Sibela dan Rinjani sosialisasi disampaikan melalui perkumpulan PKK. Dilihat dari hasil karakteristik menurut alamat, Sibela memiliki responden paling banyak yaitu 39 orang.
Sosialisasi merupakan kunci
keberhasilan pelaksanaan JKN
mengingat tingkat kepesertaan jaminan kesehatan saat ini relatif rendah. Sosialisasi yang baik akan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada peserta dan pemberi kerja akan hak dan kewajibannya (KEMENKES, 2012)
B. Hubungan Sikap Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau tindakan (reaksi tertutup).
Hasil analisis antara sikap responden dan pemilihan jenis iuran menunjukkan bahwa responden sikap
(13)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
10 kurang baik untuk kelas I,II,III sama
yaitu 11 orang (9,9%) dan responden dengan sikap baik paling banyak memilih jenis iuran Kelas I yaitu sebanyak 32 orang (28,8%).
Hasil uji statistik Chi Square
didapat value 0,590. Pada tingkat kemaknaan α= 0,05 berati value > nilai
α, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap responden dengan pemilihan jenis iuran JKN mandiri. Sikap reponden yang baik dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan jaminan kesehatan dan didukung dengan fasilitas yang diperoleh salah satunya kemudahan mendaftar dan kemudahan klaim serta jarak yang dekat antara fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan rumah.
Hasil ini tidak sejalan dengan
penelitian Hermanto (2009),
menemukan adanya hubungan yang bermakna antara sikap dan tingkat pemanfaatan kartu Jamkesmas di Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam namun tidak menemukan hubungan yang bermakna antara sikap dan tingkat pemanfaatan kartu Jamksesmas di Poliklinik Umum.
C. Hubungan Sosial Ekonomi (Pendidikan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Menurut Azwar (2009),
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap. Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual seseorang.
Kematangan intelektual ini
berpengaruh pada wawasan, cara berfikir, baik dalam cara pengambilan keputusan maupun dalam pembuatan kebijakan. Semakin tinggi pendidikan semakin baik pengetahuan tentang kesehatan.
Hasil analisis antara status pendidikan responden dan pemilihan jenis iuran menunjukkan bahwa respoden yang berstatus pendidikan dasar mayoritas memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 27 orang
(16,8%), responden dengan
berpendidikan lanjut paling banyak memilih jenis iuran kelas I yaitu sebanyak 34 orang (24,0%).
Hasil uji statistik Chi Square
didapat value 0,000. Pada tingkat
kemaknaan α = 0,05 berarti value < nilai α, sehingga disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara status
pendidikan responden dengan
pemilihan jenis iuran JKN mandiri. Hasil ini sejalan dengan penelitian Littik, Serlie (2007) bahwa tingkat
pendidikan dan pendapatan
berhubungan dengan kepemilikan asuransi.
Pada masyarakat dengan tingkat pendidikannya tinggi biasanya bisa mendapatkan pekerjaan pada sektor formal, yang dapat memberikan jaminan kesehatan dan tingkat pendapatan yang lebih baik. Bahkan pada penduduk dengan tingkat pendapatan yang tinggi, dengan kesadaran sendiri, membeli asuransi kesehatan bagi mereka maupun keluarga mereka. Ini menyebabkan kepemilikan asuransi juga meningkat. Sedangkan pada penduduk yang memiliki kartu sehat sebaliknya.
D. Hubungan Sosial Ekonomi ( Pekerjaan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Menurut Mubarak (2009),
lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil analisis diketahui bahwa responden yang bekerja mayoritas memilih jenis iuran kelas I
(14)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
11 yaitu sebanyak 37 orang (36,8%) dan
responden yang tidak bekerja mayoritas memilih jenis iuran kelas II yaitu sebanyak 7 orang (4,3%).
Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh hasilvalue 0,761. Pada tingkat
kemaknaan nilai α = 0,05 diperoleh
hasil value > nilai α yang berarti tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemilihan jenis iuran JKN mandiri.
Pada penelitian ini tidak ada hubungan pekerjaan dipengaruhi oleh usia responden yang tergolong lansia. Faktor yang mempengaruhi tidak ada hubungan jenis pekerjaan dengan pemilihan jenis iuran karena sebagian responden didaftarkan oleh anggota keluargannya (anak). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahono, Inda Setyo (2011) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan responden dengan utilitas pelayanan Jamkesda di Kecamatan Manuhing, dengan nilai value = 0,866.
E. Hubungan Sosial Ekonomi (Penghasilan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Penghasilan berkaitan erat dengan pendidikan dan pekerjaan. Pada
masyarakat dengan tingkat
pendidikannya tinggi biasanya bisa mendapatkan pekerjaan pada sektor formal, yang dapat memberikan jaminan kesehatan dan tingkat pendapatan yang lebih baik. Penduduk dengan tingkat pendapatan yang tinggi, dengan kesadaran sendiri, akan menggunakan jaminan kesehatan bagi mereka maupun keluarga mereka.
Hasil analisis diketahui bahwa responden penghasilan dibawah UMR paling banyak memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 25 orang (14,7%) dan responden dengan berpenghasilan di atas UMR paling banyak memilih jenis iuran Kelas I
yaitu sebanyak 41 orang (26,3%). Hasil uji statistik Chi Square diperoleh
value 0,000. Pada tingkat kemaknaan
α= 0,05 diperoleh hasil value < nilai α
yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan pemilihan jenis iuran JKN mandiri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahono, bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan utilitas Jamkesda (value= 0,000). Semakin tinggi pendapatan semakin tinggi seseorang ingin memperoleh pelayaan kesehatan yang terbaik. Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian Littik, Serlie (2007) bahwa tingkat pendidikan dan pendapatan berhubungan dengan kepemilikan asuransi.
PENUTUP A.SIMPULAN
1 Sebagian besar responden
berpengetahuan baik, responden
yang berpengetahuan baik
mayoritas memilih jenis iuran kelas I.
2 Sebagian besar responden memiliki sikap baik, responden yang bersikap baik mayoritas memilih jenis iuran kelas I.
3 Sebagian besar responden
berpendidikan lanjut, responden yang berpendidikan lanjut mayoritas memilih jenis iuran kelas I.
4 Sebagian besar responden telah bekerja, responden yang bekerja mayoritas memilih jenis iura kelas I.
5 Sebagian besar responden
berpenghasilan diatas UMR,
responden yang memiliki
penghasilan diatas UMR memilih jenis iuran kelas I.
6 Pemilihan jenis iuran, responden paling banyak memilih jenis iuran kelas I.
(15)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
12 7 Tidak terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
8 Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
9 Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
10 Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
11 Terdapat hubungan antara
pendapatan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
B.SARAN
1. Bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
a. Meningkatkan sosialisasi dengan pemerataan di berbagai daerah karena di Mojosongo hanya ada dua dusun di Kelurahan Mojosongo yang mendapatkan sosialisasi melalui PKK.
b. Menambah jalinan kerjasama dengan pelayanan kesehatan
(Rumah Sakit, Klinik,
Puskesmas) untuk
mempermudah masyarakat
menjangkau pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS. 2. Bagi Masyarakat
Agar mendaftarkan seluruh anggota keluarganya untuk menjamin kesehatan anggota keluarga.
3. Bagi Peneliti Lain
Untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Edisi ke 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Balai Pustaka. 2005. Kamus Besar
BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dispendukcapil Surakarta. 2013. Profil Kependudukan Kuantitats Penduduk. Diakses 29 Juni 2014.
http://dispendukcapil.surakarta.go. id/20XIV/index.php/2014-05-21- 04-43-06/2014-05-21-08-47-
11/kuantitas-penduduki/item/66-penduduk-demografi.
DINKES. 2014. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Bulan Januari 2014. Semarang: DINKES Provinsi Jawa tengah.
Hermanto. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pemanfaatan Kartu Jamkesmas di Poliklinik Umum dan Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Melawi Tahun 2009. [ Sripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia.
Hutapea, TP. 2009. Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Permintaan
(Demand) Masyarakat Terhadap Pemilihan Kelas Perawatan Pada Rumah Sakit. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 12 No 2. Juni 2009.
Ikhsan, F. 2010. Dasar- dasar
Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: PT Rineka Cipta.
(16)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
13 KEMENKES RI. 2012. Modul Pelatihan
Jaminan Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas. Jakarta.
KEMENKES RI. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional: Jakarta. Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan
Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Jakarta. Rajagrafindo Persada. Littik, S. 2007. Faktor- faktor Yang
Berhubungan Dengan
Kepemilikan Asuransi Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. MKM Vol. 03 No. 02 Des 2007.
Mubarak, W I, Chayatin N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunikasi Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, W I. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi Dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Muninjaya, G. 2012. Manajemen
Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Murti, B. 2007. Dasar-Dasar Asuransi
Kesehatan. Yogyakarta: Kanissius. Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Noviansyah dkk. 2006. Persepsi
Masyarakat Terhadap Program
Jaminan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol 22 (3): 115-123.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 no 29).
PT ASKES. 2013. Pedoman Tatalaksana Administrasi Kepesertaan Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Bukan PBI JKN). Jakarta: Grup Kepesertaan.
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Siyoto, S. 2000. Persepsi Masyarakat Tentang JPKM Dalam Program JPKM- JPSBK dan Hubungannya Dengan Minat Menjadi Peserta JPKM Mandiri Di Kota Kediri.
[Tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wahono, IS. 2011. Hubungan Determinan Individu Terhadap Utilisasi Pelayanan Kesehatan Jamkesda Puskesmas Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas Tahun 2011. [Skripsi
Ilmiah]. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI.
Widwiono. 2001. Determinan Kepesertaan Dana Sehat- JPKM ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) Di Yayasan Dana Sehat- Karya Husada. [Tesis], Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
(1)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
8 Tabel 10. Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Jenis Iuran
Peserta JKN Mandiri Pengetahuan
Pemilihan Jenis Iuran value Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Total
n % n % n % n %
Kurang Baik 12 10,8 8 7,2 17 15,3
111 100 0,183
Baik 31 27,9 22 19,8 21 18,9
Tabel 11. Analisis Hubungan Sikap dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Sikap
Pemilihan Jenis Iuran
value Kelas I Kelas II Kelas III Total
n % n % n % n %
Kurang Baik 11 9,9 11 9,9 11 9,9
111 100 0,590
Baik 32 28,8 19 17,1 27 24,3
Tabel 12. Analisis Hubungan Pendidikan dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Pendidikan
Pemilihan Jenis Iuran
value Kelas I Kelas II Kelas III Total
n % n % n % n %
Dasar 9 8,1 13 11,7 27 24,3
111
100 0,000
Lanjut 34 30,6 17 15,3 11 21,2
Tabel 13. Analisis Hubungan Pekerjaan dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Madiri
Pekerjaan
Pemilihan Jenis Iuran
value Kelas I Kelas II Kelas III Total
n % n % n % n %
Bekerja 37 33,3 23 20,7 35 31,5
111 100 0,761
Tidak Bekerja 6 5,4 7 6,3 3 2,7
Tabel 14. Analisis Hubungan Penghasilan dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Penghasilan
Pemilihan Jenis Iuran
value Kelas I Kelas II Kelas III Total
n % n % n % n %
Di bawah UMR 2 1,8 16 14,4 25 22,5
111 100 0,000
(2)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
9 PEMBAHASAN
A. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN mandiri
Pengetahuan merupakan aspek pokok untuk menentukan perilaku seseorang untuk menyadari atau tidak, mampu untuk mengatur perilakunya sendiri. Diasumsikan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik memiliki kecenderungan untuk memilih jenis iuran kelas I, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik memiliki kecenderungan memilih jenis iuran kelas III.
Hasil analisis antara tingkat pengetahuan dan pemilihan jenis iuran,
menunjukan responden
berpengetahuan kurang baik paling banyak memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 17 orang (15,3%), sedangkan responden pengetahuan baik paling banyak memilih kelas I yaitu sebanyak 31 orang (27,9%). Hasil uji statistik chi square didapat
value 0,183. Pada tingkat kemaknaan
α= 0,05 berarti value> nilai α sehingga
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN Mandiri.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Noviansyah, dkk (2006) bahwa pengetahuan yang dimiliki tentang asuransi atau jaminan kesehatan menunjukkan hubungan yang signifikan dengan persepsi masyarakat terhadap PJKMM, semakin baik pengetahuan yang dimiliki semakin positif persepsinya. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden yang memiliki jaminan kesehatan BPJS Mandiri memiliki pengetahuan baik, adapun responden yang memiliki pengetahuan rendah karena adanya
acident mengalami sakit yang
membutuhkan biaya besar dan
disarankan oleh dokter untuk menggunakan BPJS Mandiri.
Terdapat 6 responden yang tahu tentang jenis iuran dari dokter yang
menangani. Responden yang
berpengetahuan baik, memahami tentang BPJS dan jenis iuran setelah mendaftar ke kantor BPJS. Adapun faktor lain yang mempengaruhi responden pengetahuan baik yaitu adanya iklan, rekomendasi tetangga dan atau keluarga, serta sosialisasi. Dari faktor tersebut yang banyak mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu rekomendasi tetangga, sedangkan sosialisasi tidak intensif mempengaruhi pengetahuan responden karena dari hasil peneitian hanya 2 dusun yang telah mendapatkan sosialisasi yaitu dusun Sibela dan Rinjani sosialisasi disampaikan melalui perkumpulan PKK. Dilihat dari hasil karakteristik menurut alamat, Sibela memiliki responden paling banyak yaitu 39 orang.
Sosialisasi merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan JKN mengingat tingkat kepesertaan jaminan kesehatan saat ini relatif rendah. Sosialisasi yang baik akan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada peserta dan pemberi kerja akan hak dan kewajibannya (KEMENKES, 2012)
B. Hubungan Sikap Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau tindakan (reaksi tertutup).
Hasil analisis antara sikap responden dan pemilihan jenis iuran menunjukkan bahwa responden sikap
(3)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
10
kurang baik untuk kelas I,II,III sama yaitu 11 orang (9,9%) dan responden dengan sikap baik paling banyak memilih jenis iuran Kelas I yaitu sebanyak 32 orang (28,8%).
Hasil uji statistik Chi Square
didapat value 0,590. Pada tingkat kemaknaan α= 0,05 berati value > nilai α, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap responden dengan pemilihan jenis iuran JKN mandiri. Sikap reponden yang baik dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan jaminan kesehatan dan didukung dengan fasilitas yang diperoleh salah satunya kemudahan mendaftar dan kemudahan klaim serta jarak yang dekat antara fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan rumah.
Hasil ini tidak sejalan dengan
penelitian Hermanto (2009),
menemukan adanya hubungan yang bermakna antara sikap dan tingkat pemanfaatan kartu Jamkesmas di Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam namun tidak menemukan hubungan yang bermakna antara sikap dan tingkat pemanfaatan kartu Jamksesmas di Poliklinik Umum.
C. Hubungan Sosial Ekonomi (Pendidikan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Menurut Azwar (2009),
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap. Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual seseorang.
Kematangan intelektual ini
berpengaruh pada wawasan, cara berfikir, baik dalam cara pengambilan keputusan maupun dalam pembuatan kebijakan. Semakin tinggi pendidikan semakin baik pengetahuan tentang kesehatan.
Hasil analisis antara status pendidikan responden dan pemilihan jenis iuran menunjukkan bahwa respoden yang berstatus pendidikan dasar mayoritas memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 27 orang
(16,8%), responden dengan
berpendidikan lanjut paling banyak memilih jenis iuran kelas I yaitu sebanyak 34 orang (24,0%).
Hasil uji statistik Chi Square
didapat value 0,000. Pada tingkat kemaknaan α = 0,05 berarti value < nilai α, sehingga disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara status
pendidikan responden dengan
pemilihan jenis iuran JKN mandiri. Hasil ini sejalan dengan penelitian Littik, Serlie (2007) bahwa tingkat
pendidikan dan pendapatan
berhubungan dengan kepemilikan asuransi.
Pada masyarakat dengan tingkat pendidikannya tinggi biasanya bisa mendapatkan pekerjaan pada sektor formal, yang dapat memberikan jaminan kesehatan dan tingkat pendapatan yang lebih baik. Bahkan pada penduduk dengan tingkat pendapatan yang tinggi, dengan kesadaran sendiri, membeli asuransi kesehatan bagi mereka maupun keluarga mereka. Ini menyebabkan kepemilikan asuransi juga meningkat. Sedangkan pada penduduk yang memiliki kartu sehat sebaliknya.
D. Hubungan Sosial Ekonomi ( Pekerjaan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Menurut Mubarak (2009),
lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil analisis diketahui bahwa responden yang bekerja mayoritas memilih jenis iuran kelas I
(4)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
11
yaitu sebanyak 37 orang (36,8%) dan responden yang tidak bekerja mayoritas memilih jenis iuran kelas II yaitu sebanyak 7 orang (4,3%).
Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh hasilvalue0,761. Pada tingkat kemaknaan nilai α = 0,05 diperoleh
hasil value > nilai α yang berarti tidak
ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemilihan jenis iuran JKN mandiri.
Pada penelitian ini tidak ada hubungan pekerjaan dipengaruhi oleh usia responden yang tergolong lansia. Faktor yang mempengaruhi tidak ada hubungan jenis pekerjaan dengan pemilihan jenis iuran karena sebagian responden didaftarkan oleh anggota keluargannya (anak). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahono, Inda Setyo (2011) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan responden dengan utilitas pelayanan Jamkesda di Kecamatan Manuhing, dengan nilai value = 0,866. E. Hubungan Sosial Ekonomi
(Penghasilan) Dengan Pemilihan Jenis Iuran Peserta JKN Mandiri
Penghasilan berkaitan erat dengan pendidikan dan pekerjaan. Pada
masyarakat dengan tingkat
pendidikannya tinggi biasanya bisa mendapatkan pekerjaan pada sektor formal, yang dapat memberikan jaminan kesehatan dan tingkat pendapatan yang lebih baik. Penduduk dengan tingkat pendapatan yang tinggi, dengan kesadaran sendiri, akan menggunakan jaminan kesehatan bagi mereka maupun keluarga mereka.
Hasil analisis diketahui bahwa responden penghasilan dibawah UMR paling banyak memilih jenis iuran kelas III yaitu sebanyak 25 orang (14,7%) dan responden dengan berpenghasilan di atas UMR paling banyak memilih jenis iuran Kelas I
yaitu sebanyak 41 orang (26,3%). Hasil uji statistik Chi Square diperoleh
value 0,000. Pada tingkat kemaknaan
α= 0,05 diperoleh hasil value < nilai α
yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan pemilihan jenis iuran JKN mandiri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahono, bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan utilitas Jamkesda (value= 0,000). Semakin
tinggi pendapatan semakin tinggi seseorang ingin memperoleh pelayaan kesehatan yang terbaik. Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian Littik, Serlie (2007) bahwa tingkat pendidikan dan pendapatan berhubungan dengan kepemilikan asuransi.
PENUTUP A.SIMPULAN
1 Sebagian besar responden
berpengetahuan baik, responden
yang berpengetahuan baik
mayoritas memilih jenis iuran kelas I.
2 Sebagian besar responden memiliki sikap baik, responden yang bersikap baik mayoritas memilih jenis iuran kelas I.
3 Sebagian besar responden
berpendidikan lanjut, responden yang berpendidikan lanjut mayoritas memilih jenis iuran kelas I.
4 Sebagian besar responden telah bekerja, responden yang bekerja mayoritas memilih jenis iura kelas I.
5 Sebagian besar responden
berpenghasilan diatas UMR,
responden yang memiliki
penghasilan diatas UMR memilih jenis iuran kelas I.
6 Pemilihan jenis iuran, responden paling banyak memilih jenis iuran kelas I.
(5)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
12
7 Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
8 Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
9 Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
10 Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
11 Terdapat hubungan antara
pendapatan dengan pemilihan jenis iuran peserta JKN mandiri.
B.SARAN
1. Bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
a. Meningkatkan sosialisasi dengan pemerataan di berbagai daerah karena di Mojosongo hanya ada dua dusun di Kelurahan Mojosongo yang mendapatkan sosialisasi melalui PKK.
b. Menambah jalinan kerjasama dengan pelayanan kesehatan
(Rumah Sakit, Klinik,
Puskesmas) untuk
mempermudah masyarakat
menjangkau pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS. 2. Bagi Masyarakat
Agar mendaftarkan seluruh anggota keluarganya untuk menjamin kesehatan anggota keluarga.
3. Bagi Peneliti Lain
Untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya (Edisi ke 2).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Balai Pustaka. 2005. Kamus Besar
BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dispendukcapil Surakarta. 2013. Profil
Kependudukan Kuantitats
Penduduk. Diakses 29 Juni 2014.
http://dispendukcapil.surakarta.go. id/20XIV/index.php/2014-05-21- 04-43-06/2014-05-21-08-47- 11/kuantitas-penduduki/item/66-penduduk-demografi.
DINKES. 2014. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Bulan Januari 2014. Semarang: DINKES Provinsi Jawa tengah.
Hermanto. 2009. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat
Pemanfaatan Kartu Jamkesmas di Poliklinik Umum dan Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Melawi Tahun 2009. [ Sripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia.
Hutapea, TP. 2009. Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Permintaan
(Demand) Masyarakat Terhadap Pemilihan Kelas Perawatan Pada Rumah Sakit. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 12 No 2. Juni 2009.
Ikhsan, F. 2010. Dasar- dasar
Kependidikan Komponen MKDK.
(6)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
13
KEMENKES RI. 2012. Modul Pelatihan Jaminan Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas. Jakarta.
KEMENKES RI. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional: Jakarta. Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan
Dengan Pendekatan Teori
Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Jakarta. Rajagrafindo Persada. Littik, S. 2007. Faktor- faktor Yang
Berhubungan Dengan
Kepemilikan Asuransi Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. MKM Vol. 03 No. 02 Des 2007.
Mubarak, W I, Chayatin N. 2009. Ilmu
Keperawatan Komunikasi
Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, W I. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi
Dalam Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Muninjaya, G. 2012. Manajemen
Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Murti, B. 2007. Dasar-Dasar Asuransi
Kesehatan. Yogyakarta: Kanissius. Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Noviansyah dkk. 2006. Persepsi
Masyarakat Terhadap Program
Jaminan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol 22 (3): 115-123.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 no 29).
PT ASKES. 2013. Pedoman Tatalaksana Administrasi Kepesertaan Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Bukan PBI JKN). Jakarta: Grup Kepesertaan.
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Siyoto, S. 2000. Persepsi Masyarakat Tentang JPKM Dalam Program JPKM- JPSBK dan Hubungannya Dengan Minat Menjadi Peserta JPKM Mandiri Di Kota Kediri.
[Tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wahono, IS. 2011. Hubungan Determinan
Individu Terhadap Utilisasi
Pelayanan Kesehatan Jamkesda
Puskesmas Tumbang Talaken
Kecamatan Manuhing Kabupaten
Gunung Mas Tahun 2011. [Skripsi
Ilmiah]. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI.
Widwiono. 2001. Determinan Kepesertaan Dana Sehat- JPKM ( Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat) Di Yayasan Dana Sehat- Karya Husada. [Tesis], Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.