Analisis Beban pada Portal Perencanaan Struktur Balok

Ya Tidak Gambar III. 5. Bagan alir perhitungan tulangan memanjang balok Tulangan tarik perlu, A s,u = A 1 + A 2 Tulangan tekan perlu, A s,u = A 2 Tidak Ya Direncanakan : b, d, d’ s, f’ c , f y Dipilih M u yang paling besar 11.2. SNI 2847-2002 dari : M u = 1,4 M D ; M u = 1,2 M D  1,6M L ; M u = 1,2M D + 1,0 M L  1,0 M E ; M u = 0,9 M D  1,0M E Syarat Pada : ujung balok : M u + 13. M u - dan Pada lapangan : M u  15. M u,max Balok tulangan rangkap d . f . 85 , K . 2 1 1 a c            .d 0,85.f 2.K 1 1 a c 1          Dipilih yang besar : y c su f .a.b 0,85.f A  y min , s f d . b . 4 , 1 A  y c s f d b f A . 4 . . min ,  Syarat : A s ≥ A s,u y 1 c 1 f .b .a 0,85.f A  ; y s 2 1 2 .f d d .b.d K K A    Jumlah tulangan : 2 u , s D . . 4 1 A n   Ditambahkan Tulangan tekan 2 batang Jumlah tulangan : 2 2 1 . . 4 1 D A A n tarik π   ; 2 2 . . 4 1 D A n tekan π  Mulai K 1 = 0,8. K maks 2 u d . b . M K   ≤ K max dengan  = 0,8 Balok tulangan tunggal Kontrol jumlah tulangan per baris : 1 n S D s1 2.d b m     Selesai Balok diperbesar : d ≥ maks. b.K u M Langkah-langkah perencanaan perhitungan tulangan geser balok begel balok dapat dilihat pada Gambar III.6. u1 V u2 V s 2h k 0,5.h s u1 V u2h danV u1 V u2 V s d k 0,5.h s u1 V ud V           c V . φ 0,75 dengan .b.d c f .16. c .V   φ φ φ φ φ 2 c V . ud V s V   φ φ c V . uh V s V   .b.d c f 23. mm 1000 S dengan y 3.f b.S u , v A ; y 1200.f .b.S c f 75. u v, A ; .d y f .S s V u v, A     mm 300 s dan d4 s maka b.d, . c f 13. s V mm 600 s dan d2 s maka .b.d, c f 13. s V       Gambar III.6. Perhitungan tulangan geser balok begel balok Momen kapasitas balok dihitung dengan cara sebagai berikut : 1. Menghitung kapasitas tegangan tulangan f kap 2. Dihitung nilai a dan a kap Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk torsi pada balok adalah sebagai berikut : 1. Tulangan yang dibutruhkan untuk torsi harus ditambahkan pada tulangan yang dibutuhkan untuk menahan momen lentur tulangan longitudinal dan untuk menahan geser begel. Jadi tulangan torsi berupa tulangan longitudinal dan begel tertutup yang ditambahkan. 2. Pasal 13.6.1 SNI – 03 – 2847 – 2002. pengaruh puntir dapat diabaikan jika momen puntir terfaktor T u memenuhi syarat

E. Perencanaan Struktur kolom

Pada kolom dihitung tulangan memanjang dan geser kolom dengan cara seperti yang terlukis pada Gambar III.7 dan Gambar III.8. Direncanakan : b, d, d’ s , f’ c , f y , M pr Menghitung N u,k dan M u,k pada saat terjadi gempa : Menghitung N u,k dan dipilih yang terkecil dari persamaan : N N 2 , 1 I M N k , L k , D balok , bruto balok , pr k , u              ; N u,k = 1,2N D,k + 1,0N L,k  4,0N E,k Menghitung M u,k dan dipilih yang terkecil dari persamaan :           a , pr a , n a , b i , pr i , n i , b k y x k , u M I I M I I . . 5 6 . I I M α ; M u,k = 1,2M D,k + 1,0M L,k  4,0M E,k dimana : ki , E ka , E k , E k M M M   α Menghitung luas tulangan total A s,t dengan diagram perancangan kolom dari suprayogi 1991 : h d . 2 h g s   ; h . b . f N K c k , u  ; 2 c k , u h . b . f M L  diperoleh nilai ρ Luas tulangan : A s,t = ρ . b. h Menghitung N u,k dan M u,k pada saat tidak terjadi gempa : N u,k = 1,2N D,k + 1,6N L,k ; N u,k = 1,4N D,k M u,k = 1,2M D,k + 1,6M L,k ; M u,k = 1,4M D,k Menghitung luas tulangan total A s,t dengan diagram perancangan kolom dari suprayogi 1991 : h d . 2 h g s   ; h . b . f N K c k , u  ; 2 c k , u h . b . f M L  diperoleh nilai ρ Luas tulangan : A s,t = ρ . b. h Dipilih A s,t yang terbesar selesai mulai Gambar III.7. Bagan alir perhitungan tulangan memanjang kolom

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI (1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH DI Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai (1 Basement) Dengan Prinsip Daktail Penuh Di Daerah Sukoharjo.

0 1 32

PENDAHULUAN Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai (1 Basement) Dengan Prinsip Daktail Penuh Di Daerah Sukoharjo.

0 2 4

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Hotel 4 Lantai + 1 Basement Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Surakarta.

0 1 26

PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN EMPAT LANTAI DENGAN BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH.

0 0 3

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH DI SURAKARTA.

0 1 24

PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN 4 LANTAI 1 BASEMENT DI YOGYAKARTA PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN 4 LANTAI 1 BASEMENT DI YOGYAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH.

0 2 4

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DAN1 BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Perkuliahan 4 Lantai Dan 1 Basement Di Sukoharjo Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 0 27

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai ( 1 Basement ) Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Sukoharjo.

0 0 24

PENDAHULUAN Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai ( 1 Basement ) Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Sukoharjo.

0 2 4

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai ( 1 Basement ) Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Sukoharjo.

0 0 12