Perencanaan Struktur kolom LANDASAN TEORI

Direncanakan : b, d, d’ s , f’ c , f y , M pr Menghitung N u,k dan M u,k pada saat terjadi gempa : Menghitung N u,k dan dipilih yang terkecil dari persamaan : N N 2 , 1 I M N k , L k , D balok , bruto balok , pr k , u              ; N u,k = 1,2N D,k + 1,0N L,k  4,0N E,k Menghitung M u,k dan dipilih yang terkecil dari persamaan :           a , pr a , n a , b i , pr i , n i , b k y x k , u M I I M I I . . 5 6 . I I M α ; M u,k = 1,2M D,k + 1,0M L,k  4,0M E,k dimana : ki , E ka , E k , E k M M M   α Menghitung luas tulangan total A s,t dengan diagram perancangan kolom dari suprayogi 1991 : h d . 2 h g s   ; h . b . f N K c k , u  ; 2 c k , u h . b . f M L  diperoleh nilai ρ Luas tulangan : A s,t = ρ . b. h Menghitung N u,k dan M u,k pada saat tidak terjadi gempa : N u,k = 1,2N D,k + 1,6N L,k ; N u,k = 1,4N D,k M u,k = 1,2M D,k + 1,6M L,k ; M u,k = 1,4M D,k Menghitung luas tulangan total A s,t dengan diagram perancangan kolom dari suprayogi 1991 : h d . 2 h g s   ; h . b . f N K c k , u  ; 2 c k , u h . b . f M L  diperoleh nilai ρ Luas tulangan : A s,t = ρ . b. h Dipilih A s,t yang terbesar selesai mulai Gambar III.7. Bagan alir perhitungan tulangan memanjang kolom Gambar III.8. Bagan alir perencanaan tulangan geser begel kolom mulai Direncanakan : b, d, d’ s , f’ c , f y Menghitung gaya geser perlu V u kolom dan dipilih yang terbesar : n b k, u, a k, u, k u, l M M V   ; k E, k L, k D, k u, V , 4 V , 1 1,2V V    Syarat : V u,k  1,4V D,k ; V u,k  1,2V D,k + 1,6 V L,k Menghitung gaya geser yang ditahan beton : d . b . 6 f A . 14 N 1 V c g k , u c           Gaya geser yang ditahan begel : a Pada daerah sendi plastis φ k , u k , s V V  dengan  = 0,75 b Pada daerah di luar sendi plastis c k , u k , s V V V   φ dengan  = 0,75 Dihitung luas begel perlu A v dengan memilih yang besar dari nilai berikut : d . f S . V A y k s, v  ; A v = y c f . 1200 S . b . f . 75 dan A v = y f . 3 S . b Jarah antar begel s =   u , v 2 A S . dp . . 4 1 . n π syarat jarak antar begel : a Pada daerah sendi plastis s ≤ b4; s ≤ 6.D; s  100 mm dan s ≤ 150 mm b Pada daerah di luar sendi plastis s ≤ 16.D; s ≤ 48.dp; s ≤ d4 dan s ≤ 300 mm selesai

F. Perencanan Pondasi Tiang Pancang

Gambar III.9. Bagan alir perencanaan pondasi tiang pancang

IV. METODE PERENCANAAN

A. Data Perencanaan

Data perencanaan struktur meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Struktur beton bertulang empat lantai dan 1 basement dengan prinsip perencanaan daktail penuh, di daerah Sukoharjo. 2. Atap gedung menggunakan rangka kuda-kuda baja profil. 3. Balok dan kolom mampu menahan beban gempa dan gaya geser. 4. Struktur pondasi dipakai tiang pancang. 5. Gedung berdiri di atas tanah keras dengan kedalaman tanah keras ≥ 10 m dari permukaan tanah asli.

B. Alat Bantu Perencanaan 1. Program SAP 2000 Nonlinear

Program ini adalah program komputer untuk perhitungan analisis struktur pada rangka atap kuda-kuda dan portal beton bertulang pada gedung.

2. Program Gambar Autocad 2004

Program ini adalah program komputer untuk penggambaran detail-detail struktur yang diperlukan dalam perencanaan maupun perhitungan struktur.

3. Program Microsoft Office 2003

Program ini adalah program komputer yang digunakan untuk membuat laporan, bagan alir, analisa data, dan juga untuk membuat tabel.

C. Tahapan Perencanaan

Perencanaan gedung ini dilaksanakan dalam 6 enam tahap seperti terlihat dalam bagan alir pada Gambar IV.1

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI (1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH DI Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai (1 Basement) Dengan Prinsip Daktail Penuh Di Daerah Sukoharjo.

0 1 32

PENDAHULUAN Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai (1 Basement) Dengan Prinsip Daktail Penuh Di Daerah Sukoharjo.

0 2 4

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Hotel 4 Lantai + 1 Basement Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Surakarta.

0 1 26

PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN EMPAT LANTAI DENGAN BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH.

0 0 3

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+1 BASEMENT) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH DI SURAKARTA.

0 1 24

PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN 4 LANTAI 1 BASEMENT DI YOGYAKARTA PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN 4 LANTAI 1 BASEMENT DI YOGYAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH.

0 2 4

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DAN1 BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Perkuliahan 4 Lantai Dan 1 Basement Di Sukoharjo Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 0 27

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai ( 1 Basement ) Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Sukoharjo.

0 0 24

PENDAHULUAN Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai ( 1 Basement ) Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Sukoharjo.

0 2 4

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai ( 1 Basement ) Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Sukoharjo.

0 0 12