Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012 2013

(1)

Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo

Tahun Pelajaran 2012/2013

Skripsi

Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana PendidikanProgram Studi

Pendidikan Seni Musik

Oleh

Nama : SUNARDI NIM :250 191 2021

JURUSAN PENDIDKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013


(2)

(3)

(4)

Motto :

1. Sebaik-baik manusia adalah ia dapat memberi manfaat bagi orang

lain.

2. Mempunyai uang adalah baik, tetapi lebih baik lagi mempunyai

hal-hal yang tidak didapat dengan uang ( H. Agus Salim)

3. Tiada seseorang yang menutupi (cacat) seseorang didunia, melainkan

kelak dihari kiamat Alloh pasti akan menutupi cacatnya.( Al- Quran) PERSEMBAHAN

Persembahan Dengan penuh rasa syukur kepada

Alloh SWT, atas segala karuniaNya, skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku (Bp Sastro Rejo dan ibu Boniyem) yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya.

2. Istri dan anaku tersayang( Susmiyati) yang telah memberi motivasi untuk terus maju.

3. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberi sport untuk terus maju.


(5)

Puji syukur kehadirat Alloh yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga sekripsi yang berjudul Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat selesai.

Dalam penulisan sekripsi ini ini tidak sedikit bantuan yang saya terima dari pihak lain, baik berupa moril maupun materiil. Oleh karena itu saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Fatkhur Rokhman, M.Hum, Rektor UNNES yang telah memberi kesempatan untuk dapat menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Bapak Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan izin penulis dalam melakukan penelitian.

3. Bapak Joko Wiyoso, S.Kar, M. Hum. Ketua Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNNES yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Udi Utomo, M. Si. Dosen pembimbing pertama, ibu Dra. Siti Aesiyah, M.Pd. yang telah meluangkan waktu dengan sunguh-sungguh, sabar, dan teliti dalam membimbing, mengarahkan dan mengoreksi serta memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Umbar Setyo Rahayu, M.M Kepala Sekolah SMP Negeri 14 Purworejo yang telah memberikan izin dalam penelitian ini.


(6)

Alloh SWT, dan penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan dan kemajuan dalam dunia pendidikan kususnya mapel Seni Budaya, Amin.

Semarang, Juli 2013

Penulis  

                         


(7)

Sunardi, 2013. “Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun

Pelajaran 2012/2013”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan

Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Dr. Udi Utomo, M.Si, dan pembimbing 2 Dra. Siti Aesiyah, M.Pd.

Dalam pembelajaran praktik ansambel musik, pengelolaan kelas secara tepat sangat diperlukan. Berdasarkan pengalaman peneliti, pembelajaran secara klasikal belum membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bermain musik ansambel melalui penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkan metode Tutor sebaya.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas, yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Proses pelaksanaan, penelitian ini dibagi menjadi 3 siklus, setiap siklus mencakup 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, unjuk kerja, angket dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar bermain recorder. (2) Metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar bermain pianika.(3) Metode tutor sebaya mampu mengefektifkan waktu pertemuan di dalam kelas dibandingkan dengan metode klasikal.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar (1) para guru seni budaya me nerapkan metode tutor sebaya dalam pembelajaran ansambel musik di sekolah.(2) Mencoba menerapkan metode tutor sebaya dalam mencapai tujuan pelajaran pada kompetensi dasar yang lain.


(8)

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

HALAMAN PERNYATAAN...iii

HALAMAN MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

KATA PENGANTAR...vi

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR TABEL...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2Identifikasi Masalah...5

1.3Tujuan Penelitian...6

1.4Manfaat Penelitian...7

BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar...8

2.2 Pengertian Hasil Belajar...9

2.3 Musik Ansambel...11

2.4 Metode Tutor Sebaya...17

2.5 Kerangka Berfikir...21

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1Setting dan Subyek Penelitian...24

3.2Jenis Data dan Cara Pengambilannya...24

3.3Pendekatan Penelitian...24

3.4Metode Penelitian...25

3.5Teknik Analisa Data...26


(9)

BAB 4 HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Letak Penelitian...30

4.1.1Letak Geografis dan Lokasi...30

4.1.2 Sarana dan Prasarana Sekolah...31

4.1.3 Kondisi Siswa SMP Negeri 14Purworejo...31

4.1.4 Kondisi Pengajar SMP Negeri 14 Purworejo...31

4.2 Diskriptif Kondisi Awal...33

4.3 Diskriptif Hasil Belajar Siklus 1...40

4.4 Diskriptif Hasil Belajar Siklus 2...50

4.5 Diskriptif Hasil Belajar Siklus 3...60

BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan...69

5.2 Saran...69

DAFTAR PUSTAKA...70


(10)

1. Lampiran Surat Ijin Penelitian...71

2. Lampiran Surat Keterangan Melakukan Penelitian...72

3. Lampiran Pelaksanaan bimbingan...73

4. Lampiran1. Instrumen Lembar Penelitian Kondisi Awal ...74

5. Lampiran2. Instrumen Penelitian Siklus 1...76

6. Lampiran3. Instrumen Penelitian Siklus 2...78

7. Lampiran4 Instrumen Penilaian Siklus 3...80

8. Lampiran5. RPP Kondisi Awal...82

9. Lampiran6 RPP Siklus1...79

10.Lampiran RPP Siklus2...95


(11)

1. Gambar1: Alat Musi Recorder...11

2. Gambar2: Alat Musik Pianika...12

3. Gambar3: Alat Musik Gitar...13

4. Gambar4: Alat Musik Rebana...14

5. Gambar5: Tampak Depan SMP Negeri 14 Purworejo...30

6. Gambar6: Histogram Perolehan Nilai Kondisi Awal...38

7. Gambar7: Histogram Perolehan Nilai ...39

8. Gambar8: Histogram Perolehan Nilai Slkus 1...46

9. Gambar9: Histogram Pengelompokan Nilai Siklus 1...48

10.Gambar10: Histogram Nilai Siklus 2...53

11.Gambar11: Histogram Kelompok Nilai Siklus 2...56

12.Gambar11: Histogram Kelompok Nilai Siklus 3...65

13.Gambar11: Histogram Nilai Siklus 3...67


(12)

1. Tabel 1: Prasarana gedung SMP Negeri 14 Purworejo...31

2. Tabel 2: Jumlah Siswa SMP Negeri 14 Purworejo...32

3. Tabel 3: Pendidik di SMP Negeri 14 Purworejo...32

4. Tabel 4: Nilai Ulangan kondisi awal...33

5. Tabel 5: Nilai ulangan dan ketuntasan kondisi awal...34

6. Tabel 6: Hasil penilaian pianika kondisi awal...35

7. Tabel 7: Hasil penilaian recorder kondisi awal...36

8. Tabel 8: Prosentase kondisi awal...37

9. Tabel 9: Rincian kondisi awal...38

10.Tabel 10: Nilai ulangan siklus 1...41

11.Tabel 11: Nilai siklus 1...42

12.Tabel 12: Nilai ulangan pianika siklus 1...43

13.Tabel 13: Nilai ulangan recorder siklus 1...43

14.Tabel 14: Prosentase nilai siklus 1...44

15.Tabel 15: Nilai Hasil belajar siklus 2...44

16.Tabel 16: Nilai hasil belajar pianika siklus 2...45

17.Tabel 17: Frekwensi Nilai kualitatif siklus 1...46

18.Tabel 18: Frekwensi nilai Hasil belajar siklus 1...47

19.Tabel 19: Aktifitas siswa dalam KBM kondisi awal...49

20.Tabel 20: Diskriptif Komparatif kondisi awal...49

21.Tabel 21: Refleksi siklus 1...50

22.Tabel 25: Nilai ulangan siklus 2...51

23.Tabel 26: Nilai ulangan siklus 2 keseluruhan...52

24.Tabel 27:Refleksi siklus 2...53

25.Tabel 28: Hasil penilaian alat musik pianika...54

26.Tabel 29: Hasil penilaian alat musik recorder...54

27.Tabel 30: Prosentase siklus 2...56

28.Tabel 31: Frekuensi hasil belajar siklus 2...57

29.Tabel 30: Diskriptif komparatif Prosentase siklus 2...58 30.Tabel 30: Diskriptif komparatif antara kondisi awal, siklus 1 dan siklus 59


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pembelajaran seni musik adalah pembelajaran seni budaya yang berusaha menggali serta mengembangkan potensi estetika peserta didik serta mempengaruhi siswa agar mempunyai nilai estetika sehingga dapat memperhalus budi pekerti, karena dalam seni terdapat unsur- unsur keindahan, keteraturan, kedisiplinan dan dinamika. Melalui pendekatan ”belajar dengan seni,”” belajar melalui seni ”, dan ” belajar tentang seni’, pembelajaran seni musik diberikan karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap perkembangan peserta didik berupa pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi / berkreasi. pembelajaran seni musik diharapkan mampu memberikan pemahaman, pengetahuan, pengalaman juga kemampuan berkarya seni agar siswa bisa berapresiasi terhadap budaya sendiri dan bisa menghargai orang lain yang pada akhirnya mereka bisa berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keberlangsungan pembelajaran seni budaya juga sudah dioptimalkan dengan melayani kebutuhan hakiki berkesenian sesuai bakat dan minat siswa dengan menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya sehingga terwujud kelas seni musik, seni rupa, dan seni tari pada jam pelajaran yang bersamaan sekaligus.

Ketersediaan fasilitas yang representatif di sekolah tidak serta merta dengan mudah bisa dimanfaatkan oleh peserta didik secara optimal untuk


(14)

mengembangkan kemampuan apresiasi dan kreatifitas bermain musik. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

a) perbedaan rentang nilai yang menyolok antara siswa yang skill/ talenta musikalnya bagus dengan siswa yang kurang cakap;

b) munculnya sikap egois siswa pandai yang merasa tinggi hati dan enggan berbagi kecakapan dengan temannya yang belum menguasai alat musik secara baik;

c) rendahnya motivasi berlatih musik bagi sebagian siswa terutama penguasaan akord-akord lagu disebabkan terbatasnya mendapat bimbingan yang memadai; d) Keterbatasan daya pemantauan guru kepada siswa dalam penugasan latihan

musik di luar sekolah juga berdampak lambatnya mengasah skill siswa. Apalagi dalam permainan musik Ansambel yang terbatas pada grup/kelompok kecil menuntut skill masing-masing pemusik dalam membawakan suatu karya music. Sementara alokasi waktu tatap muka yang tersedia belum bisa secara maksimal menghasilkan kualitas pembelajaran yang optimal. Di sisi lain, tak bisa dipungkiri bahwa teramat jarang ditemukan guru seni yang memiliki multi talenta dalam kecakapan menguasai permainan seluruh ragam alat musik. Sehingga praktis guru hanya mampu memberikan dasar-dasar bermain musik untuk beberapa jenis alat musik tertentu saja.

Berdasarkan paparan adanya kesenjangan untuk tuntutan pembelajaran bermain musik bersama yang disebabkan masih banyak hambatan belajar oleh factor eksternal, maka diusulkan solusi yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. Adapun model pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi


(15)

permasalahan tersebut adalah strategi pembelajaran tutor sebaya. Model pembelajaran dengan mengandalkan kemampuan teman sebaya sebagai tutor/pembimbing dalam praktik bermain musik ini dipilih mengingat ada beberapa siswa yang sudah memiliki kecakapan bermain musik. Hasil yang diharapkan, siswa dapat belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok. Terutama pada materi pembelajaran dengan kompetensi menyajikan musik bersama dari karya musik Daerah setempat. Pengembangan gagasan kreatif dalam bentuk Ansambel yang menuntut skill musical seseorang harus bisa menyesuaikan dengan pemain lain. Siswa harus menjaga atau menciptakan harmonisasi dari musik yang mereka mainkan. Dengan bermain musik di sebuah music ansambel, siswa dapat belajar bagaimana menyatukan rasa hati & visi, melatih kesabaran, keuletan, belajar menghargai ide atau pendapat orang lain, belajar disiplin, belajar bersosialisasi dan banyak lagi sisi edukasi positif.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tujuan pembelajaran pendidikan seni budaya di sekolah Menengah Pertama adalah agar peserta didik dapat berapresiasi dan berkreasi di bidang seni. Apresiasi berarti kegiatan mengartikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni menjadi sensitif terhadap gejala estetis sehingga mampu menikmati dan menilai karya karya tersebut secara semestinya. Sedangkan kreasi berarti mampu mengungkapkan perasaan estetis/ keindahan kedalam bentuk karya seni.

Tujuan pembelajaran seni di kelas 7 semester II adalah Mengekspresikan diri melalui karya seni musik yang dijabarkan dalam Kompetensi Dasar


(16)

Menyajikan karya musik daerah setempat secara perorangan maupun kelompok di depan kelas. Dari penjabaran diatas setiap peserta didik di tuntut untuk dapat menampilkan hasil karya seni dalam bentuk musik ansambel di depan kelas.

Pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 14 Purworejo, selama tahun pelajaran 2012/ 2013 lebih sering menggunakan metode klasikal, yang dalam pelaksanaannya metode ini lebih berpusat pada aktifitas guru. Selain aktifitas metode klasikal juga membutuhkan banyak waktu. Pembelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Purworejo, setiap kelas hanya tersedia waktu dua jam perminggu. Dan waktu dua jam tersebut digunakan untuk menyajikan seni Tari dan seni musik. Sehingga waktu yang tersedia untuk setiap sub mapel seni budaya sangat terbatas.

Kenyataan di kelas 7D pada pelajaran seni budaya KD Mengekspresikan diri melalui karya seni musik yang dijabarkan dalam Kompetensi Dasar Menyajikan karya musik daerah setempat secara perorangan maupun kelompok tersebut Dari 32 siswa di kelas 7D, baru ada 59% siswa yang telah mencapai KKM, sedangkan 41% peserta didik yang lain masih mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya latihan dalam bermain musik.

Arikunto (1986:77) Metode tutor sebaya ialah pemanfaatan siswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada siswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas. Tutor sebaya dalam penelitian ini diambil dari kelas yang diteliti yaitu kelas VIID. Diantara siswa yang menjadi tutor adalah Ani


(17)

Winarsih, Dwi Cahyo Triana, Famelia Safitri, Fani Asih Rahmawati, Gefira Citra Verawati, Muwafikhoh Zamzami, Setyo Aprilianto, dan Tiani Khamidah. Dalam metode Tutor sebaya ini diharapkan anak yang kurang pandai atau mengalami kesulitan dalam penguasaan materi dapat di bantu kesulitannya.

Pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya, waktu pelaksanaan dapat berjalanan dengan sangat leluasa. Siswa dapat belajar tidak hanya di dalam kelas, di luar kelas pun siswa dengan santai dapat belajar sebaik-baiknya, hal ini dapat dilakukan karena yang membantu mnyampaikan materi berasal dari teman sejawat. Selain waktu yang tersedia cukup banyak, , dalam pembelajaran Tutor Sebaya peran guru lebih banyak sebagai pengontrol kondisi kelas, dan pengendali suasana.

Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh Sdr. Erni Ratnaningsih (Desember 2010) dari muntilan, yang menerapkan pembelajaran Tutor sebaya pada materi geometri dimensi tiga di SMA 1 Muntilan, bahwa pembelajaran tutor sebaya memperoleh hasil jauh lebih baik dari pada pembelajaran klasikal. Begitu pula yang dialami sdr Sabarudin dari SD Karawa Kab. Pinrang pada yang menyatakan bahwa Pembelajaran tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar pada mapel IPS.

2. Identifiksi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Kurang lebih 41% siswa belum tuntas dalam belajar musik ansambel. b. Keterbatasan waktu/jam pelajaran yang tersedia dalam satu minggu.


(18)

c. Adanya kesenjangan nilai antara siswa yang tuntas KKM dengan nilai dari siswa yang belum tuntas KKM.

1.3. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan umum dalam PTK ini adalah bagaimanakah peningkatkan hasil belajar Bermain Musik Ansambel di Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo dengan menggunakan metode tutor sebaya. Secara khusus permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1.3.1 Apakah dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar bermain rekorder pada pembelajaran ansambel di kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo?

1.3.2 Apakah dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar bermain pianika pada pembelajaran ansambel di kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo?

1.3.3 Seberapa banyak kelebihan metode tutor sebaya memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode klasikal dalam pembelajaran.

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penilitian ini adalah untuk:

1.4.1 Mengetahui dan mendiskripsikan dan menganalisa peningkatkan hasil belajar bermain rekorder pada pembelajaran ansambel di kelas VIID SMP Negeri14 Purworejo melalui metode tutor sebaya.


(19)

1.3.2 Mengetahui dan mendiskripsikan peningkatkan hasil belajar bermain pianika pada pembelajaran ansambel di kelas VIID SMP Negeri14 Purworejo melalui metode tutor sebaya.

1.3.3 Mengetahui kelebihan metode tutor sebaya dalam pembelajan, dibanding dengan metode klasikal.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdaarkan latar belakang rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini penelitian ini diharapkan memberi manfaat :

1.4.1 :Manfaat teoritis, untuk melengkapi khasanah penelitian pendidikan khususnya tentang Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 14 Purworejo.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1Bagi guru musik untuk menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan kususnya Penelitian Tindakan Kelas.

1.4.2.2Meningkatkan kemampuan guru dalam menggali berbagai metode pembelajaran di kelas.


(20)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara Etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Fudyartanto dalam Nanik Suprihyatin (2011:3) memperjelas definisi mengungkapkan bahwa belajar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.

Margon dkk dalam Nanik Suprihyatin( 2011: 4) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. "Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 2004:14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila tidak terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,1987: 2).


(21)

Dari beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah Usaha manusia dalam memperoleh pengetahuan atau ilmu yang belum dimiliki dalam untuk meraih perubahan tingkah laku.

2.2. Pengertian Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa yang dimaksud dengan Hasil belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004:22).

Hasil belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria (Prakosa, 1991).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.


(22)

2.2. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989:39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981:21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002:39).

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif


(23)

2.3. Musik Ansambel

2.3.a. Definisi musik Ansambel.

Ansambel secara umum diartikan sebagai bentuk bermain musik bersama-sama. Ensemble (Prancis) juga berarti kelompok musik dalam satuan kecil atau permainan bersama dalam satuan kecil alat musik (Banoe, 2003: 133). Dalam kaitannya dengan kegiatan ansambel musik, sering pula kita gunakan pengelompokan musik atas dasar fungsi atau perasannya di dalam permainan. Menurut peranan dan fungsinya alat-alat musik yang digunakan dalam bermain musik ansambel dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut :

1.Alat Musik Melodis

Alat musik melodis yaitu alat musik yang berfungsi untuk memainkan rangkaian susunan nada - nada merupakan melodi lagu. Contoh alat musik melodi yang dapat kita jumpai dan mudah untuk dipelajari siswa adalah Recorder dan Pianika.

1.1 Alat musik Recorder

Gb.1. Alat musik Recorder

Alat musik recorder dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: . Recorder sopranino, recorder sopran, dan recorder alto. Recorder sopran terdiri dari 3 bagian yaitu


(24)

bagian kepala, sebagai sumber bunyi dan tempat bidang tiupan, bagian badan, dan bagian kaki. Tiga hal yang perlu diperhatikan waktu memainkan recorder sopran yaitu (1) sikap badan tegak, tidak membungkuk. (2) pengaturan yang baik, erat hubungannya dengannya pengungkapan atau interpretasi. Pernapasan yang baik adalah menggunakan pernapasan diafrakma. (3) Cara membunyikan recorder, cara yang baik adalah dengan menyentuhkan ujung lidah dengan lubang tiup dan meniupnya dengan tiupan “tu” bukan “ hu”.

Pianika

Setyaningsih ( 2007: 65) mengutarakan pianika adalah alat musik bertuts yang dimainkan dengan cara ditiup. Bilahan-bilahan nadanya (tuts) ada yang berwarna putih untuk nada- nada natural, dan berwarna hitam untuk nada-nada kromatis. Jumlah tuts pianika bervareasi ada yang 24, 25, 26, dan 36. Dalam memainkan alat musik pianika, tangan kiri memegang pianika, dan tangan kanan menekan tuts untuk memainkan melodi lagu.

   


(25)

2.Alat musik harmonis

Alat musik harmonis yaitu alat musik yang berfungsi untuk mengiringi perjalanan melodi lagu ( dengan menggunakan akor – akor tertentu ), yang termasuk alat musik harmonis yang mudah dijumpai dan dapat dimainkan siswa seperti piano (keyboard), gitar, dan dapat juga terdiri atas tiga unsur pianika yang memainkan perbedaan nada sehingga membentuk akord.

Gb.3. Alat musik Gitar 3.Alat musik ritmis

Alat musik ritmis yaitu alat musik yang berfungsi sebagai pengatur jalannya irama musik atau mengatur lagu, contohnya disini kita dapat menggunakan senar drum atau tamborin, kendang, ketipung, bedug dan lain-lain. Dalam bermain ansambel musik dibutuhkan kekompakan antar bagian, oleh karena itu sebelum memulai praktek setiap kelompok bagian akan memiliki satu ketua kelompok yang bertugas mengkoordinasi, baik itu bagian, melodis, harmonis ataupun ritmis, sedangkan untuk komposisi pemain, untuk jumlah siswa dalam kelas yang lebih dari 20 orang dapat kita pecah menjadi 2 grup ansambel musik. Bermain musik ansambel sangat membutuhkan kerja sama dan


(26)

kekompakan. Kemampuan seseorang tidak akan berarti bila tidak didukung oleh kekompakan kelompok.

Gb.4. Alat musik Rebana

Setyaningsih (2007:60) mengatakan ansambel adalah sajian musik yang hanya terdiri dari permainan alat musik secara bersama-sama. Peralatan music yang digunakan meliputi:

1. Gitar Melodi, pianika, rekorder yang berfungsi melodis.

2. Gitar rhythm yang berfungsi harmonis yaitu member iringan harmoni. 3. Gitar bass yang juga berfungsi harmonis bass.

4. Keyboard atau organ/piano berfungsi melodis dan sekaligus harmonis 5. Drum yang berfungsi ritmis.

Menurut Agusta Marzall seorang guru musik, bermusik disebuah group band, beda dengan anak yang bermain soloist atau penyanyi tunggal. karena di sebuah group, seseorang tidak dapat merasa lebih pandai atau paling tinggi skill-nya. Sebuah group tidak akan pernah sukses tanpa didukung kekompakan dalam penampilan diatas panggung.


(27)

Jadi dapat disimpulkan hasil belajar musik ansambel ialah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran musik ansambel, umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf.

b. Gaya Belajar

Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal (Nasution, 2003:94). Berarti setiap siswa dalam menangkap respon atau stimulus, daya tangkap mereka berbeda-beda maka hal tersebut menjadi pertimbangan untuk menentukan model pembelajaran yang dapat mengakomodir semua siswa.

c. Keberhasilan Pembelajaran.

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat ditentukan dengan 2 kriteria:

1.3.1. Kriteria keberhasilan pembelajaran ditinjau dari sudut proses yang menekankan pada bentuk pengajaran yang harus merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subyek belajar mampu mengembangkan potensinya melalui belajar.

1.3.2. Kriteria keberhasilan pembelajaran ditinjau dari sudut hasil penguasaan siswa baik dari kualitas maupun kuantitas (Nasution,2003:56)

Dari kriteria keberhasilan pembelajaran tersebut, model pembelajaran yang efektif menyenangkan dan bermanfaat sangat dibutuhkan untuk proses pembelajaran. Selaras dengan program KTSP tersebut, sekolah perlu mencari strategi kesuksesan bagi lembaganya, dan guru punya wewenang yang penuh untuk pengembangan dirinya termasuk Sumber


(28)

Daya Manusianya dengan mencari model pembelajaran yang menarik dan tercapai keberhasilan pembelajaran.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar Musik Ansambel 1) Tenaga pendidik yang profesional

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Professional berasal dari kata profesi yang mempunyai makna menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan pada pekerjaan itu. Dapat disimpulkan bahwa pendidik yang professional yaitu pendidik yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan pada pekerjaan.

2) Sarana pendidikan yang lengkap

Sarana pendidikan merupakan hal yang penting dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Yang dimaksud dengan sarana pendidikan yaitu seperti papan tulis, kursi, meja, ruang kelas dan lain sebagainya. Lengkap atau tidaknya sarana pendidikan di suatu sekolah akan membawa dampak bagi prestasi siswa. Hal itu disebabkan karena proses pembelajaran yang terjadi dipengaruhi oleh ketersediaan sarana, apabila sarana pendidikan sangat menunjang maka sangat memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang optimal.


(29)

Suasana belajar yang tenang akan membuat peserta didik merasa nyaman. Rasa nyaman bukan hanya karena ruangan yang sejuk melainkan bagaimana setiap peserta didik merasakan bahwa ia ada di lingkungan yang dapat dipercaya, dapat diandalkan, seperti yang mereka dapatkan di lingkungan keluarganya. Para ahli meyakini bahwa ada keterkaitan erat antara perasaan nyaman, diterima, dan dicintai dengan kemampuan belajar.

Para ahli neurologi menyatakan bahwa apabila rasa nyaman ini sudah diperoleh anak, maka otak anak akan mengeluarkan zat ephineprine yang membuat anak merasa senang, rileks, dan zat tersebut mendorong syaraf bagian kortek siap untuk menerima pembelajaran. Lingkungan yang tenang dan nyaman dapat mempengaruhi proses pembelajaran agar menjadi lebih optimal

Tujuan belajar yang utama adalah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal sebagai transfer belajar (Nasution, 2003:3).

Dari beberapa pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses belajar yang berguna di kemudian hari yang dibimbing oleh pengajar dengan menggunakan aturan yang ada dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).

2.4.Metode Tutor Sebaya

Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan bahwa “pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama”. Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa “Metode belajar yang paling baik adalah dengan


(30)

mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.”

Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa “Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan karena dia bergaul dengan teman lainnya.” Untuk memudahkan dan memperlancar proses belajar mengajar secara klasikal, guru dapat memanfaatkan pengajaran tutor sebaya. Sebagaimana dikemukakan oleh Putranti (2007: 1) bahwa:

Kelebihan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, anak-anak diajar untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan. Di sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja.

Dengan demikian, proses pembelajaran seni musik dapat terbantu dengan adanya pengajaran oleh tutor sebaya. Pada setiap kelompok siswa yang memainkan alat musik tertentu (misal: drum), guru menunjuk salah seorang siswa yang dianggap paling menguasai permainan drum untuk melatih sesuai dengan partitur musik yang diberikan guru, atau menjadikan tutor sebaya bagi teman-temannya satu kelompok. Sehingga, pada saat berlangsungnya pembelajaran tutor sebaya pada drum, guru dapat lebih konsentrasi untuk melatih kelompok lainnya,


(31)

demikian seterusnya. Setiap pengajaran tutor sebaya hendaknya dilakukan dalam ruangan yang berbeda-beda agar tidak mengganggu kosentrasi kelompok lainnya. Dengan pengajaran tutor sebaya, maka proses pembelajaran musik di sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pembagian kelompok berdasarkan alat musik diatur sedemikian rupa agar komposisi musik dapat dimainkan secara

balance atau seimbang. Agar model pembelajaran seni musik dengan model tutor

sebaya mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan, peneliti merumuskan langkah-langkah pembelajaran meliputi:

a. Merencanakan tujuan pembelajaran yang jelas dan mudah dicapai.

b. Menjelaskan tujuan itu kepada seluruh siswa (kelas). Misalnya: agar pelajaran praktik bermain musik bersama dalam bentuk band dapat mudah dipahami.

c. Mendelegasikan kewenangan beberapa siswa yang ditunjuk sebagai tutor. Menyiapkan ruangan dan sumber belajar serta fasilitas peralatan

belajar yang memadai.

d. Menggunakan cara yang praktis dan mudah dipahami. e. Memusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan

dilakukan tutor.

f. Memberikan arahan singkat mengenai pembelajaran yang akan dilakukan tutor.

g. Melakukan pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutor sebaya.


(32)

Tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperoleh atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “tutor sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.

Tutor dikatakan berhasil jika dapat menjelaskan dan yang dijelaskan dapat membuktikan bahwa dia telah mengerti atau memahami dengan cara hasil pekerjaannya. Manfaat peran tutor sebaya :

1). Memberi pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada guru, dan tutor sebaya.

2). Merupakan cara praktis untuk membantu belajar siswa secara individu . 3). Pencapaian kemampuan dengan bantuan tutor sebaya hasilnya bisa menjadi di

luar dugaan (lebih baik).

4). Jumlah waktu yang dibutuhkan peserta didik akan meningkat karena bisa di luar sekolah

5). Tutor sebaya memiliki tanggung jawab kepada pembelajar agar mampu memotivasi dan meminimalkan kesenjangan antara siswa yang pandai dan


(33)

siswa yang kurang sehingga sama-sama memiliki minat belajar yang tinggi. Pada intinya bahwa penggunaan metode tutor sebaya dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar dan mutu pendidikan yang merupakan salah satu variasi pembelajaran di samping metode pembelajaran yang lain. 2.5. Kerangka Berfikir

"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 204:14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).


(34)

Dengan memperhatikan pengertian tutor sebaya, maka dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya ialah pemanfaatan siswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada siswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas. Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut:a)

Memiliki kepandaian lebih unggul daripada siswa lain. b) Memiliki kecakapan

dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. c) Mempunyai kesadaran

untuk membantu teman lain.d). Dapat diterima dan disenangi siswa yang

mendapat program tutor sebaya, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya dan rajin.e)Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan f) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk

memberikan bimbingan yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. Agar pelaksanaan pengajaran tutor sebaya dapat berlangsung secara efektif dan berhasil, guru perlu memperhatikan pemilihan petugas tutor sebaya dan pembentukan kelompok. Banyaknya petugas tutor sebaya ditentukan oleh ciri-ciri yang telah disebutkan di atas dan disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam kelas tersebut dan banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelompok yang akan direncanakan. Petugas itu dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin.


(35)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dimungkinkan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar bermain musik ansambel kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo tahun pelajaran 2012/ 2013.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting Dan Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Purworejo pada kelas VII D Semester 2 tahun pelajara 2012/ 2013 dengan Standar Kompetensi (SK) Menyajikan karya musik daerah setempat secara perorangan maupun kelompok di depan kelas.

Obyek penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP Negeri 14 Purworejo yang berjumlah 32 siswa yang terbagi menjadi 16 laki-laki dan 16 perempuan dengan latar belakang bervareasi.

3.2. Jenis Data dan Cara Pengambilannya.

Jenis data yang di dapat adalah data kuantitatif dan kualitatif, yaitu sebagai berikut.

1. Data hasil belajar diambil dengan cara memberikan tes kepada para siswa berupa unjuk kerja.

2. Data pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan metode observasi.

3. Data refleksi guru dan siswa diambil dengan cara pemberian angket kepada siswa setelah selesai tiap siklus.

3.3. Pendekatan Penelitian

Zaenal Aqib(2005:5) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan merefleksikan.


(37)

Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dikemukakan tersebut maka penelitian ini dapat dikategorikan dalam peneltian gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian lebih mengarah pada penelitian tindakan kelas yang terbagi dalam tiga siklus.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diamati. Dalam pelaksanaan observasi ada beberapa teknik yang bisa digunakan antara lain: observasi partisipasif, yaitu pengamat ikut aktif dengan kegiatan obyek yang diamati. Sedangkan observasi non partisipasif adalah pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang diselidiki.Dalam kegiatan ini penulis menggunakan observasi partisipasif, dimana penulis ikut aktif dalam kegiatan yang diamati.

2.Penilaian Unjuk Kerja

Tes unjuk kerja berupa soal berbentuk praktik unjuk kerja yang harus dikerjakan siswa setiap akhir siklus untuk mengukur kemampuan musik dan hasil belajar siswa. Tes unjuk kerja dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok.

3. Kuisioner

Kuisioner merupakan alat pengumpul data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab dengan tertulis juga. Jawaban – jawaban dalam pertanyaan ini dapat di jawab secara terbuka maupun secara


(38)

tertutup tergantung dari jenis data yang akan diungkap. Pada penelitian ini pertanyaan diberikan setiap akhir tindakan pada tiap siklus, untuk mengetahui persepsi dan kesan siswa terhadap pelaksanaan tindakan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan sumber materi pembelajaran, termasuk program tahunan, program semester, rencana pelaksanaaan pembelajaran dan kegiatan selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas berlangsung, termasuk dianataranya pengambilan gambar kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa dengan langkah sebagai berikut:

a. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul.

b. Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk pernyataan.

c. Melakukan inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam tindakan pembelajaran ini terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa atau tidak berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan bersama observer.

d. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk si-klus berikutnya.


(39)

disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi berupa kalimat pernyataan. Menetapkan pedoman peningkatan kualitas belajar seni musik dengan indikator sebagai berikut:

1) Hasil belajar psikomotorik personal dinyatakan meningkat jika skor postes siklus I meningkat dari postes siklus II, dengan standar ketuntasan belajar ≥ 70 sebagaimana ditentukan dalam KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 14 Purworejo

2) Kemampuan penerapan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sosial dinyatakan meningkat jika skor postes siklus I meningkat dari skor postes siklus II, dengan standar ketuntasan belajar ≥ 70 (soal tes berupa kemampuan menyelesaikan penugasan praktik musik).

3) Aktivitas siswa/proses belajar pada aspek psikomotorik grup (kemampuan bekerja sama) dan afektif (kemauan menghargai orang lain) dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus pada pembelajaran bermain musik bersama lagu daerah setempat.

3.6. Rencana dan Prosedur penelitian 1. Perencanaan

Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Langkah awal yang dilakukan sebelum PTK dilaksanakan adalah melaksanakan Pre Test berupa praktik unjuk kerja kepada siswa untuk melihat kemampuan bermain musik siswa. Hasil tes siswa dianalisa untuk menentukan tindakan yang tepat dalam mengatasi kesulitan siswa menghubung-hubungkan fakta dan membuat kesimpulan. Dari


(40)

hasil analisa maka ditetapkan bahwa tindakan yang digunakan untuk mengatasi rendahnya kemampuan musikal siswa adalah melakukan pembiasaan praktik latihan bermain musik di akhir pembelajaran. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan PTK dengan prosedur (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi dalam setiap siklus.

Untuk melaksanakan pembelajaran dengan tutor sebaya, guru/peneliti mempersiapkan bahan ajar dan langkah-langkah mengajar sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tutor dan oleh peserta didik.Tahap Perencanaan Tindakan meliputi:(1) membuat Program, (2) menyiapkan Tutor , (3) menyiapkan sarana dan prasarana, (4) membuat lembar observasi, (5) membuat alat bantu mengajar yang diperlukan, (6) membuat alat evaluasi / test unjuk kerja.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap tahap adalah melakukan skenario pembelajaran yang telah dibuat, antara lain:(1) guru melakukan apresiasi, motivasi untuk untuk mengarahkan siswa memasuki KD yang akan dibahas. (2) guru menjelaskan tujuan yang akan dibahas. (3) guru menjelaskan materi pelajaran hari itu dengan menjelaskan lankah kerja yang akan digunakan. (4) guru membagi kelompok dengan pendampingan tutor yang sudah disiapkan.

3. Pengamatan

Observasi atau pengamatan pada siswa ditekankan pada kerjasama, serta keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, aktifitas serta peran siswa dalam pembelajaran tutor sebaya juga diamati. Keterlibatan anak dalam


(41)

kegiatan belajar mengajar tak jelas pada keaktifan dan partisipasi siswa dalam melakukan aktifitas yang disampaikan tutor.

4. Refleksi

Pada kondisi awal pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai pusat aktifitas. Keaktifa siswa siswa masih banyak dalam kendali dan peintah guru. Pada siklus satu satu keaktifan guru mulai berkurang. Aktifitas siswa mulai dibantu oleh para tutor yang berperan sebagai pendamping. Pembelajaran sudah banyak melibatkan tutor. Pada siklus 2, peran guru sudah banyak mengalami pengurangan. Guru hanya memberikan ulasan dan sesekali membantu tutor dalam penyampaian materi, termasuk mengkondisikan siswa. Pada siklus 3 Guru hanya memberikan tugas kepada para tutor untuk diajarkan kepeserta didik.

F. Monitoring dan Evaluasi

Dalam pelaksanaan pembelajaran, setiap siklus diamati, untuk mengetahui apakah setiap tindakan ada perubahan atau belum. Perolehan data pada setiap siklus diadakan penilaian unjuk kerja berupa bermain musik menggunakan pianika atau recorder. Penilaian dilakukan sesuai dengan perencanaan yang terdapat pada RPP.

3.7. Analisa Hasil Refleksi

Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran


(42)

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1.Letak Geografis dan Lokasi.

SMP Negeri 14 Purworejo, berada dijalan kebumen, Dlangu, Butuh, Purworejo.54264 telp.( 0275) 3140897. SMP ini pada awalnya merupakan SMP swasta dengan nama Putra Bakti. Pada tahun 1982 SMP Putra Bakti mengalami penegrian dengan nama SMP Negeri Butuh. Seiring dengan perkembangan dan perubahan waktu diwilayah kecamatan butuh berdiri lagi SMP Unit Gedung Baru, maka nama SMP Negeri Butuh berubah menjadi SMP Negeri 1 Butuh. Sekitar tahun 2002 sesuai dengan keputusan Bupati Purworejo, bahwa sekolah lanjutan pertama dan lanjutan atas diberi nomor sesuai dengan tahun berdirinya, maka nama SMP Negeri 1 Butuh berubah lagi menjadi SMP Negeri 14 Purworejo sampai sekarang. Sekolah ini berada dipinggir jalan raya Kebumen-Kutoarjo,

yang merupakan jalur utama baik dari arah Jogja maupun ke Jakarta.       


(43)

       Gb 5. Tampak depan SMP Negeri 14 Purworejo 4.1.2.Sarana dan Prasarana Sekolah

Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Purworejo memiliki gedung sekolah dan bangunan sebagai berikut:

Tabel 1. Prasarana Gedung SMP Negeri 14 Purworejo

No Jenis Ruang Jumlah Ukuran Kondisi

B CB KB TB

1 Lab IPA 1 8 x 10

2 Lab Bahasa 1 8 x 8

3 Ruang Kelas 18 8 x 8

4 Ruang Kesenian 1 8 x 8

5 Ruang Perpus 1 8 x 12

6 Ruang KS 1 8 x 5

7 Ruang Guru 1 8 x 12

8 Ruang TU 1 8 x 7

9 Kamar Kecil Siswa 6 2 x 1 10 Kamar Kecil Guru 1 3 x 4 11 Kamar Kecil KS 1 2x 1,5 12 Kamar Kecil TU 1 2 x2 13 Lab. Komputer 1 8 x12

14 UKS 2 2 x 3

15 Ruang OSIS 1 7 x 8

16 R. Koperasi 1 7 x 4

17 R. Waka 1 7 x 8

18 Ruang BK 1 7 x 8

19 Ruang Multi media 1 7 x 8

20 Mushola 1 10 x 8

21 R. Ganti olah raga 1 3 x 4

( Sumber KS dan TU ) 4.1.3.Kondisi Siswa SMP Negeri 14 Purworejo.

Pada awal tahun ajaran 2012/ 2013 jumlah seluruh siswa SMP Negeri 14 Purworejo 570 siswa. Kondisi tersebut tidak berlangsung setabil seiring dengan mutasi dan lain sebagainya. Pada saat data ini dibuat, kondisi siswa SMP Negeri 14 Purworejo berada pada posisi seperti yang tercantum dalam tabel 2.


(44)

Tabel 2. Jumlah Siswa SMP Negeri 14 Purworejo th 2012/ 2013

NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 7 A 16 16 32

2 7 B 16 16 32

3 7 C 16 16 32

4 7 D 16 16 32

5 7 E 15 16 31

6 7 F 16 16 32

7 8 A 16 15 31

8 8 B 16 16 32

9 8 C 16 15 31

10 8 D 16 16 32

11 8 E 15 16 31

12 8 F 15 16 31

13 9 A 16 16 32

14 9 B 16 16 32

15 9 C 16 15 31

16 9 D 15 16 31

17 9 E 16 16 32

18 9 F 15 15 30

Jumlah 567

4.1.4.Tenaga Pengajar SMP Negeri 14 Purworejo.

Pada saat ini SMP Negeri 14 Purworejo dipimpin oleh Drs. Umbar Setyo Rahayu,M.M. Menjabat sejak tahun 2012 sampai sekarang. Jumlah tenaga pendidik sampai saat ini 39 orang dengan latar belakang sbb:

Tabel 3.Pendidikan pengajar SMP Negeri 14 Purworejo

NO Ijazah Guru Tetap GuruTidak Tetap Jumlah

1 S2 - - 1

2 S1 33 5 38

3 D3 - - -

4 D2/D1 1 - 1

5 Jumlah 34 5 39


(45)

4.2.Deskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar siswa kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo pada mata pelajaran Seni Budaya semester genap dengan Standar Kompetensi Mengekspresikan diri melalui karya seni musik yang dijabarkan dalam Kompetensi Dasar Menyajikan karya musik daerah setempat secara perorangan maupun kelompok tahun pelajaran 2012/ 2013 belum memperoleh hasil yang maksimal. Dalam ulangan harian yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2013 yang diikuti oleh 32 siswa, 19 siswa mencapai KKM atau sekitar 59%, dengan nilai rerata 74. Untuk memperjelas tentang tentang hasil belajar pada kondisi awal ini, maka berikut ini akan kami sajikan tabel hasil belajar siswa pada ulangan harian tahap awal.

Tabel 4.Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal

NO URAIAN NILAI

1 Nilai tertinggi 96

2 Nilai terendah 42

3 Nilai rerata 74

4 Prosentase ketuntasan belajar 59%

Nilai tertinggi 96 diraih oleh dua siswa, yaitu Famelia Safitri dengan memainkan alat musik pianika, dan Lina Rahmawati dengan memainkan alat musik pianika. Sedangkan nilai terendah adalah 42 diraih oleh Eko Ari Wibowo dengan memainkan alat musik recorder.

Adapun perolehan nilai hasil belajar secara lebih jelas pada kondisi awal sbb:


(46)

Tabel 5.Nilai Kondisi Awal Siswa Kelas 7D SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Aditya 71

2 Agung Nugroho 63 Belum tuntas

3 Andi Irawan 75

4 Ani Winarsih 96

5 Ari Setiyawan 46 Belum tuntas

6 Aziz Ma’aruf 63 Belum tuntas

7 Dimas Febriyanto 54 Belum tuntas

8 Dwi Cahyo Triana 92

9 Eko Ari Wibowo 42 Belum tuntas

10 Etika Cahya KH 75

11 Fajar Abintoro 71

12 Famelia Safitri 96

13 Fani Asih Rahmawati 83

14 Fatkhur Khorib 50 Belum tuntas

15 Fatma Puspita M 71

16 Ghefira Citra V 92

17 Gilang Prayuda 63 Belum tuntas

18 Ichtiar Adhi Fauzi 58 Belum tuntas

19 Joko Prayitno 83

20 Lina Rahmawati 96

21 Muhamad Wildan 58 Belum tuntas

22 Muwafiqoh Zamzami 92

23 Nurul Fitriyani 75

24 Setyo Aprilianto 92

25 Shofiyah 83

26 Sugeng Febriyanto 58 Belum tuntas

27 Sukriyati 71

28 Tiani Khamidah 92

29 Tri Wulandari 83

30 Buchori Nurul Fachri 63 Belum tuntas

31 Wahyu Indah Mentari 83

32 Wahyu Tri Utami 83

Rerata


(47)

Dari data diatas masih terdapat 11 anak yang belum tuntas belajar. Secara lebih rinci hasil penilaian pada kondisi awaldapat di kelompokan menjadi dua kelompok:

4. Hasil penilaian berdasarkan alat musik yang digunakan.

Berdasarkan alat musik yang digunakan,hasil penilaian dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu:

1) Hasil penilaian kelompok alat musik pianika

Penilaian pada kelompok alat musik pianika terdiri dari 8 siswa yaitu 2 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Dari 8 siswa tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Hasil penilaian kelompok alat musik pianika

No Nama Nilai Keterangan

1 Dimas Fribriyanto 54 Belum tuntas

2 Fajar Abintoro 71 Tuntas 

3 Famelia Safitri 96 Tuntas 

4 Gevira Citra Verawati 92 Tuntas 

5 Lina Rahmawati 96 Tuntas 

6 Muwafiqoh Zamzami 92 Tuntas 

7 Sukriyati 71 Tuntas 

8 Wahyu Indah Mentari 83 Tuntas 

Rerata 81,88

Dari 8 siswa yang memainkan alat musik pianika masih ada satu siswa yang memperoleh nilai belum mencapai KKM. Sehingga prosentase yang belum tuntas adalah : 1/ 8 x 100% = 12,5%, sedangkan siswa yang telah mencapai KKM adalah 7/ 8 x 100% = 87,5%.


(48)

2) Hasil penilaian kelompok alat musik recorder.

Penilaian pada kelompok alat musik recorder terdiri dari 24 siswa yaitu 13 laki-laki, dan 11 siswa perempuan. Dari 24 siswa tersebut hasilya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. penilaian kelompok alat musik recorder

No Nama Nilai Keterangan

1 Aditya 71 Tuntas

2 Agung Nugroho 62 Belum tuntas 

3 Andi Irawan 75 Tuntas 

4 Ani Winarsih 96 Tuntas 

5 Ari Setiyawan 46 Belum tuntas 

6 Aziz Ma’ruf 62 Belum tuntas 

7 Dwi Cahyo Triana 92 Tuntas 

8 Eko Ari Wibowo 42 Belum tuntas 

9 Etika Cahya KH 75 Tuntas 

10 Fani Asih Rahmawati 83 Tuntas  11 Fatkhur Kharif 50 Belum tuntas 

12 Fatma Puspita 71 Tuntas 

13 Gilang Prayuda 62 Belum tuntas  14 Ihtiar Adhi Fauzi 58 Belum tuntas 

15 Joko Prayitno 83 Tuntas 

16 Muhamad Wildan 58 Belum tuntas 

17 Nurul Fitriyani 75 Tuntas 

18 Setyo Apriliyanto 92 Tuntas 

19 Shofiyah 83 Tuntas 

20 Sugeng Febriyanto 58 Belum tuntas 

21 Tiani Khamidah 92 Tuntas 

22 Tri Wulandari 83 Tuntas 

23 Bukhori Nurul Fakhri 63 Belum tuntas 

24 Wahyu Tri Utami 83 Tuntas 

Rerata 71,45

Dari 24 siswa yang memainkan alat musik recorder masih ada 10 siswa yang memperoleh nilai belum mencapai KKM. Sehingga prosentase yang belum


(49)

tuntas adalah : 10/ 24 x 100% = 41,67%, sedangkan siswa yang telah mencapai KKM adalah 7/ 8 x 100% = 58,33%.

Hasil penilaian berdasarkan pencapaian hasil belajar, dapat dikategorikan dalam 4 kategoi sebagai berikut:

a. Sangat baik : nilai 90 - 100 b. Baik : Nilai 80 - 89 c. Cukup : Nilai 70 - 79

d. Kurang : Nilai Kurang dari 69

Berdasarkan kategori diatas, maka hasil penilaian pada kondisi awal dapat di jabarkan sebagai berikut:

1. Sangat baik : 8 siswa, dengan rincian 4 rekorder, 4 pianika. 2. Baik : 6 siswa, dengan rincian 5 recorder, 1 pianika. 3. Cukup : 7 siswa, dengan rincian 5 recorder, 2 pianika. 4. Kurang : 11 siswa dengan rincian 10, recorder 1Pianika

Tabel 8.Prosentase nilai pada kondisi awal

No Kategori Prosen

1 Sangat Baik 25%

2 Baik 18,75%

3 Cukup 21,85%

4 Kurang 34,40%

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat nilai kategori sangat ada 25persen atau sejumlah 8 siswa. Yang mendapat nilai baik 18,75 persen atau sejumlah 6 siswa. Yang mendapat nilai sedang 21,85 persen atau sejumlah 7 siswa, dan yang mendapat nilai kurang 34,40 persen atau 11


(50)

siswa. Selain itu perolehan nilai pada kondisi awal juga dapat penulis sajikan secara keseluruhan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 9.Rincian Perolehan Nilai Pada Kondisi Awal

Nilai Kategori Jumlah

Sangat baik Baik Sedang Kurang

42 0 0 0 1 1

46 0 0 0 1 1

50 0 0 0 1 1

54 0 0 0 1 1

58 0 0 0 3 3

62 0 0 0 4 4

66 0 0 4 0 4

75 0 0 3 0 3

83 0 6 0 0 6

88 0 0 0 0 5

92 6 0 0 0 1

96 2 0 0 0 2

100 0 0 0 0 0

Jumlah 8 6 7 11 32

Dari tabel diatas dapat peroleh keterangan bahwa siswa yang memperoleh kategori nilai sangat bagus ada 8 siswa. Yang mendapat nilai kategori bagus ada 6 siswa. Yang mendapat nilai kategori sedang ada 7 siswa, dan yang mendapat nilai kategori kurang ada 11 siswa.


(51)

Gb 7. Histogram Perolehan nilai hasil belajar

Keterangan: Nilai 1 Siswa yang mendapat nilai 90 sampai 100, Nilai 2 siswa dengan nilai antara nilai 80 sampai 89, Nilai 3 antara70 sampai 79, Nilai4 Kurang dari 69 Siswa yang mendapat nilai sangat bagus ada 8 siswa, yang mendapat nilai bagus ada 6 siswa, yang mendapat nilai cukup ada 7 siswa, dan yang mendapatnilai kurang ada 11 siswa.

Sebelum penelitian dilaksanakan , guru belum melaksanakan pembelajaran dengan Tutor Sebaya. Jalannya pembelajaran lebih banyak di dominasi oleh guru, sedangkan siswa lebih banyak diperlakukan sebagai obyek belajar. Dalam kondisi awal anak diajak bermain alat musik untuk memainkan sebuah lagu secara berulang-ulang, baik bersama maupun berkelompok. Penilaian dilaksanakan setelah pertemuan kedua berakhir.


(52)

4.3.Deskripsi Hasil Belajar Siklus Satu 1. Perencanaan

Dalam perencanaan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) terlampir.

2. Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan

Sebelum melaksanakan kegiatan Pembelajaran ( Satu minggu sebelumnya), guru melatih 9 anak yang memiliki kelebihan dalam bermain musik untuk dibimbing menjadi tutor ( waktu diluar jam pelajaran). Diharapkan dengan cara ini akan terbentuk sistem pembelajaran efektif dan efisien.

b. Kegiatan Inti

Sesuai dengan yang telah direncanakan, dalam siklus pertama ini pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran Tutor sebaya. Dalam kegiatan ini guru melakukan langkah-langkah , antara lain:

1) Guru melakukan apresiasi, motivasi untuk untuk mengarahkan siswa memasuki KD yang akan dibahas.

2) Guru menjelaskan tujuan yang akan dibahas.

3) Guru menjelaskan materi pelajaran hari itu dengan menjelaskan lankah kerja yang akan digunakan.

4) Guru membagi kelompok dengan pendampingan tutor yang sudah disiapkan. 5) Dalam pembelajaran siklus satu, guru masih ikut campur tangan dalam

pelaksanaan pembelajaran, walaupun hanya mengiringi lagu, dan memperhatikan jalannya pembelajaran.


(53)

c. Hasil Pelaksanaan.

Pada siklus satu, terjadi peningkatan hasil belajar. Pencapaian ketuntasan belajar sebesar 84 %, dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 62, dan nilai rerata 86,16. Untuk mempermudah dalam memahami hasil pelaksanaan pada siklus ini, maka berikut ini kami sajikan tabel hasil belajar pada siklus I sbb:

Tabel 12.Nilai Ulangan Harian Pada Siklus I

No Uraian Nilai

1 Nilai teringgi 100

2 Nilai terendah 62

3 Nilai rerata 86,14

4 Prosentase ketuntasan belajar 84 %

Nilai tertinggi pada siklus 1 adalah 100. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 4,25%. Nilai tersebut diraih oleh Ani Winarsih dengan alat musik recorder, Dwi Cahyo Triana dengan alat musik recorder, Famelia Safitri dengan aat musik pianika, Fani Asih Rahmawati dengan alat musik recorder, Gevira Vitra W dengan alat musik pianika, Lina Rahmawati dengan alat musik pianika, Nurul Fitriyani dengan alat musik recorder, danTiani Khamidah dengan alat musik recorder.

Nilai terendah pada siklus 1 adalah 62. Pada siklus 1 mengalami peningkatan dari 42 menjadi 62 sebesar 47%. Nilai terendah diraih oleh Muhamad Wildan. Rata-rata nilai secara keseluruhan adalah 86,14 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 84%.


(54)

Tabel 12.Nilai Siklus1 Siswa Kelas 7D SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013

Secara lebih rinci hasil penilaian pada siklus1 dapat di kelompokan menjadi dua kelompok:

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Aditya 81 Tuntas

2 Agung Nugroho 69 Belum tuntas

3 Andi Irawan 81 Tuntas 

4 Ani Winarsih 100 Tuntas 

5 Ari Setiyawan 63 Tuntas

6 Aziz Ma’aruf 88 Tuntas

7 Dimas Febriyanto 75 Tuntas

8 Dwi Cahyo Triana 100 Tuntas

9 Eko Ari Wibowo 81 Tuntas

10 Etika Cahya KH 94 Tuntas

11 Fajar Abintoro 88 Tuntas

12 Famelia Safitri 100 Tuntas

13 Fani Asih Rahmawati 100 Tuntas

14 Fatkhur Khorib 75 Tuntas

15 Fatma Puspita M 81 Tuntas

16 Ghefira Citra V 100 Tuntas

17 Gilang Prayuda 81 Tuntas

18 Ichtiar Adhi Fauzi 69 Belum tuntas

19 Joko Prayitno 88 Tuntas

20 Lina Rahmawati 100 Tuntas

21 Muhamad Wildan 62 Belum tuntas

22 Muwafiqoh Zamzami 100 Tuntas

23 Nurul Fitriyani I00 Tuntas

24 Setyo Aprilianto 74 Tuntas

25 Shofiyah 88 Tuntas

26 Sugeng Febriyanto 75 Tuntas

27 Sukriyati 71 Tuntas

28 Tiani Khamidah `100 Tuntas

29 Tri Wulandari 88 Tuntas

30 Buchori Nurul Fachri 81 Tuntas 31 Wahyu Indah Mentari 94 Tuntas

32 Wahyu Tri Utami 88 Tuntas


(55)

1. Hasil penilaian berdasarkan alat musik yang digunakan. 1). Hasil penilaian kelompok alat musik pianika sbb:

Tabel 13. Hasil penilaian kelompok pianika siklus 1

No Nama Nilai Ketrangan

1 Dimas Febriyanto 75 Tuntas

2 Fajar Abintoro 88 Tuntas 

3 Famelia Safitri 100 Tuntas  4 Gevira Citra Verawati 100 Tuntas 

5 Lina Rahmawati 100 Tuntas 

6 Muwafiqoh Zamzami 100 Tuntas 

7 Sukriyati 81 Tuntas 

8 Wahyu Indah Mentari 94 Tuntas 

Rerata 92,25 Dari delapan pemain pianika semua tuntas. Sehinga prosentase ketuntasan adalah : 8/ 8 x 100% = 100%. Yang mendapat nilai sangat bagus yaitu: Famelia Safitri, Gevira Citra Verawati, lina Rahmawati dan Wahyu Indah Mentari. Yang mendapat nilai baik adalah Fajar Abintara dan Sukriyati serta yang mendapat nilai cukup adalah Dimas Febriyanto.

2).Hasil penilaian kelompok alat musik recorder.

Tabel 14. Hasil penilaian kelompok recorder pada siklus 1

No Nama Nilai Ketrangan

1 Aditya 81 Tuntas

2 Agung Nugroho 69 Belum tuntas

3 Andi Irawan 81 Tuntas 

4 Ani Winarsih 100 Tuntas 

5 Ari Setiyawan 62 Belum tuntas 

6 Aziz Ma’aruf 88 Tuntas 

7 Dwi Cahyo Triana 100 Tuntas 

8 Eko Ari Wibowo 81 Tuntas 

9 Etika Cahya KH 94 Tuntas 


(56)

No Nama Nilai Ketrangan

11 Fatkhur Khorib 75 Tuntas 

12 Fatma Puspita M 81 Tuntas 

13 Gilang Prayuda 81 Tuntas 

14 Ichtiar Adhi Fauzi 69 Belum tuntas 

15 Joko Prayitno 88 Tuntas 

16 Muhamad Wildan 62 Belum tuntas  17 Nurul Fitriyani 100 Tuntas  18 Setyo Aprilianto 94 Tuntas 

19 Shofiyah 88 Tuntas 

20 Sugeng Febriyanto 75 Tuntas  21 Tiani Khamidah 100 Tuntas 

22 Tri Wulandari 88 Tuntas 

23 Buchori Nurul Fachri 81 Tuntas  24 Wahyu Tri Utami 84 Tuntas 

Rerata 84,25 Pada tabel diatas menunjukan dari 24 siswa yang praktek alat musik recorder empat diantaranya belum mengalami lolos KKM, sehingga prosentase yang belum tuntas : 4/ 24 x 100% = 16,7%. Yang sudah lolos KKm dari 24 siswa ada 20 siswa, sehingga prosentase lolos KKM adalah 20/24 x 100% = 83,3%. Hasil penilaian berdasarkan kategori Kualitaif adalah sebagai berikut:

1. Sangat baik : 12 siswa, dengan rincian 7 rekorder, 5 pianika. 2. Baik : 13 siswa, dengan rincian 12 recorder, 1 pianika. 3. Sedang : 3 siswa, dengan rincian 2 recorder, 1 pianika. 4. Kurang : 4 siswa dengan rincian 4, recorder 0 Pianika

Tabel 15. Prosentase nilai pada Siklus 1

NO KATEGORI PERSEN

1 Sangat Baik 37,5%

2 Baik 40,6%

3 Sedang 9,4%


(57)

Siswa yang mendapat nilai sangat baik adalah 37% atau 12 siswa. Yang mendapat nilai baik ada 40% atau berjumlah 13 siswa. Yang mendapat nilai cukup ada 9,4% atau berjumlah 3 siswa, dan yang mendapat nilai kurang ada 12,5% atau berjumlah 4 siswa.

Tabel 16. Hasil Belajar keseluruhan pada siklus 1

Nilai Kategori Nilai Jumlah

Sangat baik Baik cukup Kurang

62 0 0 0 2 2

69 0 0 0 2 2

75 0 0 3 0 3

81 0 7 0 0 7

88 0 6 0 0 6

94 3 0 0 0 3

100 9 0 0 0 9

Total 12 13 3 4 32

Tabel diatas menunjukan bahwa yang mendapat nilai 62 ada dua siswa, dengan kategori nilai kurang. Yang mendapat nilai 69 ada dua siswa, dengan kategori nilai kurang. Yang mendapat nilai 75 ada tujuhsiswa, dengan kategori nilai cukup. Yang mendapat nilai 81 ada tujuh siswa, dengan kategori nilai baik. yang mendapat nilai 88 ada enam siswa, dengan kategori nilai baik. yang mendapat nilai 94 ada tiga siswa, dengan kategori nilai Sangat baik, dan yang mendapat nilai 100 ada sembilan siswa, dengan kategori nilai sangat baik.


(58)

Tabel 17.Frekwensi nilai kwantitaif siklus 1

Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent V

a

l

i

d

62 2 6.2 6.2 6.2

69 2 6.2 6.2 12.5

75 3 9.4 9.4 21.9

81 7 21.9 21.9 43.8

88 6 18.8 18.8 62.5

94 3 9.4 9.4 71.9

100 9 28.1 28.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Siswa yang mendapat nilai 62 adalah 6,2 persen, siswa yang mendapat nilai 69 adalah 6,2 persen, Siswa yang mendapat nilai 75 ada3 siswa, Siswa yang mendapat nilai 81 adalah 21,9, persen, Siswa yang mendapat nilai 88 adalah 18,8 persen, Siswa yang mendapat nilai 94 adalah 9,4 persen,dan siswa yang mendapat nilai 100 adalah 28,1 persen.


(59)

Siswa yang mendapat nilai 62 ada 2 siswa, siswa yang mendapat nilai 69 ada 2 siswa, Siswa yang mendapat nilai 75 ada 3 siswa, Siswa yang mendapat nilai 81 adalah 7 siswa, Siswa yang mendapat nilai 88 adalah 6 siswa, Siswa yang mendapat nilai 94 ada3 siswa,dan siswa yang mendapat nilai 100 adalah 28,1 persen. Prosentase nilai 62 adalah 6,2 persen. Yang mendapat nilai 69 ada 6,2 persen. Yang mendapat nilai 75 ada 9,4 persen. Yang mendapat nilai 81 ada 21,9 persen. Yang mendapat nilai 88 ada 18,8 persen. Yang mendapat nilai 94 ada4 9, persen. Dan yang mendapat nilai 100 ada 9 siswa.

Tabel 18.Frekwensi Nilai Hasil Belajar kualitatif

Kategori Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat baik 12 37.5 37.5 37.5

Baik 13 40.6 40.6 78.1

Cukup 3 9.4 9.4 87.5

Kurang 4 12.5 12.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Siswa yang mendapat nilai sangat baik37,5 persen. Siswa yang mendapat nilai baik 40,6 persen. Siswa yang mendapat nilai sangat cukup 9,4 persen. Dan yang mendapat nilai kurang 12,5 persen.


(60)

Gb9.Histogram Siklus 1

Keterangan: Nilai 1 siswa yang mendapat nilai 90 sampai 100, nilai 2 siswa dengan nilai antara nilai 80 sampai 89, nilai 3 antara70 sampai 79, nilai4 kurang dari 69. Siswa yang mendapat nilai sangat baik37,5 persen. Siswa yang mendapat nilai baik 40,6 persen. Siswa yang mendapat nilai sangat cukup 9,4 persen. Dan yang mendapat nilai kurang 12,5 persen. Meningkatkannya hasil belajar tersebut mempunyai kaitan erat dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang semakin meningkat. Setelah pelaksanaan pembelajaran dengan metode tutor sebaya maka secara langsung maupun tidak langsung kegiatan pembelajaran tidak terbatas hanya pada jam tatap muka saja.

Berdasarkan hasil pengamatan selama siklus I diperoleh data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran sbb:


(61)

Tabel 19. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I

No Uraian Jumlah

1 Ragu-ragu dalam bermain 4

2 Mantab dalam bermain 16

3 Kurang serius dan banyak canda 3 4 Penasaran dan ingin selalu mencoba 9

Jumlah 32

Dari 22 siswa ternyata yang masih ragu-ragu dalam bermain musik dengan bimbingan tutor sebaya ada 4 siswa.

2. Refleksi

Tabel 20.Deskriptif komporatif antara kondisi awal dengan siklus satu

NO URAIAN KONDISI AWAL SIKLUS SATU

1 Tindakan Dalam proses pembelajaran belum menerapkan Tutor sebaya Dalam pembelajaran sudah menggunakan Tutor Sebaya 2 Proses Pembelajaran

Keaktifan siswa tergantung pada perintah guru

Sebagian besar siswa aktif tanpa perintah guru

3 Hasil Belajar Nilai ulangan harian Nilai tertinggi : 94 Nilai terendah : 42 Nilai rerata : 74 Ketuntasan : 59%

Nilai ulangan harian Nilai tertinggi : 100 Nilai terendah : 62 Nilai rerata : 86 Ketuntasan : 84%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran, selain itu juga metode Tutor sebaya membantu mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa.

Peningkatan kwalitas proses mengakibatkan terjadinya peningkatan pada segi hasil belajar siswa. Nilai tertinggi siswa mengalami peningkatan sebesar


(62)

4,2%, dari 96 menjadi 100. Nilai terendah mengalami peningkatan sebesar 47,6%, dari 42 menjadi 62. Nilai rerata mengalami peningkatan sebesar 21,81%, dari 74 menjadi 86,14, dan pencapaian prosentase ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan sebesar 25%, dari 59% menjadi 84%.

Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus pertama tersebut tergolong peningkatan yang cukup tinggi. Namun hal tersebut wajar karena pada kondisi awal guru banyak menggunakan sistim drill. Untuk mempermudah memahami tentang hasil refleksi pada siklus pertama, maka berikut ini kami sajikan dalam bentuk tabel sbb:

Tabel 21.Refleksi siklus satu

No Uraian Refleksi

1 Proses Pembelajaran

Keaktifan siswa meningkat, kreatifitas juga meningkat.

2 Hasil belajar Nilai tertinggi naik 4,2% dari 96 menjadi100 Nilai terendah naik 47,6% dari 42 menjadi 62. Nilai rerata naik 21,81% dari74 menjadi 86,14. Ketuntasan belajar naik 25% dari 59% menjadi 86,14%.

Walaupun pada siklus pertama terjadi peningkatan baik pada proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa, namun pembelajaran dengan Tutor sebaya masih akan dilanjutkan dengan siklus kedua.

4.4. Deskripsi Hasil Siklus Kedua 1. Perencanaan

Dalam perencanaan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) terlampir.


(63)

2. Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan

Sebelum melaksanakan kegiatan, guru melatih 9 anak yang memiliki kelebihan dalam bermain musik untuk dibimbing menjadi tutor. Diharapkan dengan cara ini akan terbentuk sistem pembelajaran efektif dan efisien.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti pada siklus 2 hampir sama dengan siklus pertama, hanya waktunya yang relatif singkat. Pada siklus ini guru hanya mengenalkan lagu yang dimainkan oleh para tutor. Pada kegiatan berikutnya siswa ikut bermain bersama tutor. Kegiatan berikutnya pada pertemuan tersebut para siswa bermain bersama dengan bimbingan tutor. Satu minggu berikutnya dilakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa.

3. Hasil Pelaksanaan.

Pada siklus dua ada sedikit peningkatan hasil belajar. Pencapaian ketuntasan belajar sebesar 93 %, dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 69, dan nilai rerata 87,1. Untuk mempermudah dalam memahami hasil pelaksanaan pada

siklus ini, maka berikut ini kami sajikan tabel hasil belajar pada siklus 2 sbb: Tabel 25.Nilai Ulangan Pada Siklus 2

No Uraian Nilai

1 Nilai teringgi 100

2 Nilai terendah 69

3 Nilai rerata 87,1


(64)

Nilai tertinggi adalah 100, diraih oleh 4 siswa yaitu: Dwi Cahyo Triana, Famelia Safitri, Lina Rahmawati dan Muwafiqoh Zamzami. Sedangkan nilai terendah dengan angka 69 diraih oleh Ari Setiawan dan Fahkul Karib.

Tabel 26.Nilai Sikluis 2 siswa Kelas 7D SMP Negeri 14 PurworejoTahun Pelajaran 2012/2013

No Nama Siswa Nilai Siklus 2 Keterangan

1 Aditya 88 Tuntas

2 Agung Nugroho 75 Tuntas

3 Andi Irawan 81 Tuntas

4 Ani Winarsih 94 Tuntas

5 Ari Setiyawan 69 BT

6 Aziz Ma’aruf 94 Tuntas

7 Dimas Febriyanto 81 Tuntas

8 Dwi Cahyo Triana 100 Tuntas

9 Eko Ari Wibowo 81 Tuntas

10 Etika Cahya KH 94 Tuntas

11 Fajar Abintoro 81 Tuntas

12 Famelia Safitri 100 Tuntas

13 Fani Asih Rahmawati 94 Tuntas

14 Fatkhur Khorib 69 BT

15 Fatma Puspita M 94 Tuntas

16 Ghefira Citra V 94 Tuntas

17 Gilang Prayuda 88 Tuntas

18 Ichtiar Adhi Fauzi 75 Tuntas

19 Joko Prayitno 94 Tuntas

20 Lina Rahmawati 100 Tuntas

21 Muhamad Wildan 75 Tuntas

22 Muwafiqoh Zamzami 100 Tuntas

23 Nurul Fitriyani 88 Tuntas

24 Setyo Aprilianto 94 Tuntas

25 Shofiyah 88 Tuntas

26 Sugeng Febriyanto 75 Tuntas

27 Sukriyati 88 Tuntas

28 Tiani Khamidah 88 Tuntas

29 Tri Wulandari 81 Tuntas

30 Buchori Nurul Fachri 81 Tuntas

31 Wahyu Indah Mentari 94 Tuntas

32 Wahyu Tri Utami 88 Tuntas


(65)

Dari tabel diatas Nilai tertinggi adalah 100, diraih oleh 4 siswa yaitu: Dwi Cahyo Triana, Famelia Safitri, Lina Rahmawati dan Muwafiqoh Zamzami. Sedangkan nilai terendah dengan angka 69 diraih oleh Ari Setiawan dan Fahkul Karib.

Gb10. Histogram Siklus 2

Yang mendapat nilai kurang dari 70 ada dua siswa, yang mendapat nilai 75 ada empat siswa, yang mendapat nilai delapan puluh satu ada enam siswa, nilai delapan puluh delapan ada tujuh siswa, nilai sembilan puluh empat ada sembilan siswa, dan yang nilai seratus ada empat siswa.

Tabel 27. Refleksi Siklus 2

No Uraian Refleksi

1 Proses Pembelajaran

Keaktifan siswa meningkat, kreatifitas juga meningkat.

2 Hasil belajar Nilai tertinggi tetap 100

Nilai terendah naik 11,2% dari 62 menjadi 69. Nilai rerata naik 1,16% dari 86,14 menjadi 87,14.

Ketuntasan belajar naik 7% dari 86,14% menjadi 93%.


(66)

Hasil pembelajaran pada siklus mengalami peningkatan, dari 62 menjadi 69. Nilai rerata juga mengalami peningkatan sebesar 1,16%. Selain itu pula ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan. Nilai tertinggi tidak mengalami peningkatan karena sudah maksinal yaitu 100.

Secara lebih rinci hasil penilaian pada siklus 2 adalah sbb: Hasil penilaian berdasarkan alat musik yang digunakan.

a). Hasil penilaian kelompok alat musik pianika sbb:

Tabel 28. Hasil Penilaian Kelompok Alat Musik Pianika siklus 2

No Nama Nilai Keterangan

1 Dimas Febriyanto 81 Tuntas 

2 Fajar Abintoro 81 Tuntas 

3 Famelia Safitri 100 Tuntas  4 Gevira Citra Verawati 94 Tuntas 

5 Lina Rahmawati 100 Tuntas 

6 Muwafiqoh 100 Tuntas 

7 Sukriyati 88 Tuntas 

8 Wahyu Indah Mentari 94 Tuntas 

Pada permainan alat musik pianika prosentase yang tuntas adalah : 8/ 8 x 100% = 100%, denag nilai tertinggi diraih oleh Famelia Safitri, Lina Rahmawati dan Muwafiqoh

b) Hasil penilaian kelompok alat musik recorder.

Tabel 29. Hasil Penilaian Kelompok Alat Musik Recorder siklus 2

No Nama Nilai Keterangan

1 Aditya 88 Tuntas

2 Agung Nugroho 75 Tuntas

3 Andi Irawan 81 Tuntas

4 Ani Winarsih 94 Tuntas

5 Ari Setiyawan 69 BT


(67)

No Nama Nilai Keterangan

8 Dwi Cahyo Triana 81 Tuntas

9 Eko Ari Wibowo 94 Tuntas

10 Etika Cahya KH 100 Tuntas

11 Fajar Abintoro 75 Tuntas

12 Famelia Safitri 81 Tuntas

13 Fani Asih Rahmawati 81 Tuntas

14 Fatkhur Khorib 69 BT

15 Fatma Puspita M 88 Tuntas

16 Ghefira Citra V 62 Tuntas

17 Gilang Prayuda 100 Tuntas

18 Ichtiar Adhi Fauzi 94 Tuntas

19 Joko Prayitno 88 Tuntas

20 Lina Rahmawati 75 Tuntas

21 Tiani Khamidah 88 Tuntas 

22 Tri Wulandari 81 Tuntas 

23 Buchori Nurul Fachri 81 Tuntas 

24 Wahyu Tri Utami 88 Tuntas 

Rerata 84,5 Pada siklus dua ada sedikit peningkatan hasil belajar. Pencapaian ketuntasan belajar sebesar 93 %, dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 69, dan nilai rerata 87,1. Prosentase yang belum tuntas : 3/ 24 x 100% = 12,5%.

2. Hasil penilaian berdasarkan pencapaian hasil belajar, sebagai berikut:

Sangat baik: nilai 90-100, baik: nilai 80- 89, cukup: nilai 70-79, kurang: nilai kurang dari 69. Berdasarkan kategori diatas, maka hasil penilaian pada siklus dua dapat di jabarkan sebagai berikut: (1) sangat baik 13 siswa, dengan rincian 9 rekorder, 4 pianika. (2) baik : 13 siswa, dengan rincian 10 recorder, 3 pianika. (3) Cukup: 4 siswa, dengan rincian 3 recorder, 1 pianika. (4) kurang: 2 siswa dengan rincian 2, recorder 0 Pianika.


(68)

Tabel30. Prosentase nilai pada siklus 2

NO KATEGORI PERSEN

1 Sangat Baik 40,625%

2 Baik 40,625%

3 Cukup 12,5%

4 Kurang 6,25%

Siswa yang mendapat nilai sangat baik ada 40,625% atau berjumlah 13 siswa. yang mendapat nilai baik ada 40,625% atau berjumlah 13 siswa. yang mendapat nilai cukup ada 12,5% atau berjumlah 4 siswa, dan yang mendapat nilai kurang 6,25% atau berjumlah 2 siswa.

Gb11.Histogram siklus 2

Siswa yang mendapat nilai sangat baik ada berjumlah 13 siswa. yang mendapat nilai baik ada 40,625% atau berjumlah 13 siswa. yang mendapat nilai cukup ada 12,5% atau berjumlah 4 siswa, dan yang mendapat nilai kurang 6,25% atau berjumlah 2 siswa.


(69)

Tabel 31. Hasil Belajar keseluruhan pada siklus 2

Nilai Kategori Nilai Jumlah

Sangat baik Baik cukup Kurang

69 0 0 0 2 2

75 0 0 4 0 4

81 0 6 0 0 6

88 0 7 0 0 7

94 9 0 0 0 9

100 4 0 0 0 4

Total 13 13 3 4 32

Tabel diatas menunjukan bahwa yang mendapat nilai 69 ada dua siswa, dengan kategori nilai kurang. Yang mendapat nilai 75 ada empat siswa, dengan kategori nilai cukup. Yang mendapat nilai 81 ada enam siswa, dengan kategori nilai baik. Yang mendapat nilai 88 ada tujuh siswa, dengan kategori nilai baik. yang mendapat nilai 94 ada sembilan siswa, dengan kategori nilai sangat baik, dan yang mendapat nilai 100 ada empat siswa, dengan kategori nilai sangat baik. Tabel 32. Frekwensi Hasil Belajar Kualitatif Siklus 2

Kategori Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat baik 13 40.6 40.6 40.6

Baik 13 40.6 40.6 81.2

Cukup 4 12.5 12.5 93.8

Kurang 2 6.2 6.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

Siswa yang mendapat nilai sangat baik 40,6 persen. Siswa yang mendapat nilai baik 40,6 persen. Siswa yang mendapat nilai cukup 12,5 persen. Dan yang mendapat nilai kurang 6,2 persen.


(70)

Siswa yang mendapat nilai sangat baik 40,6 persen. Siswa yang mendapat nilai baik 40,6 persen. Siswa yang mendapat nilai cukup 12,5 persen. Dan yang mendapat nilai kurang 6,2 persen.

Deskriptif komporatif antara Siklus1 dengan siklus 2

Tabel 33.Deskriptif komporatif antara Siklus1 dengan siklus 2

No Uraian Siklus 1 Siklus 2

1 Tindakan Dalam proses

pembelajaran menerapkan Tutor sebaya Dalam pembelajaran sudah menggunakan Tutor Sebaya 2 Proses Pembelajaran

Sebagian besar siswa aktif tanpa perintah guru

Sebagian besar siswa aktif tanpa perintah guru

3 Hasil belajar Nilai ulangan harian Nilai tertinggi : 100 Nilai terendah : 62 Nilai rerata : 86 Ketuntasan : 84%

Nilai ulangan harian Nilai tertinggi : 100 Nilai terendah : 69 Nilai rerata : 87 Ketuntasan : 86,14%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus 2 terjadi peningkatan baik kwalitas proses maupun hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif, dan lebih bertanggungjawab. Dalam proses ini anak lebih tertantang untuk mencoba sesuatu yang baru dengan kondisi lagu yang berbeda.

Adapun hasil belajar siswa, mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai tertinggi sudah maksimal yaitu 100. Nilai terendah mengalami kenaikan sebesar


(71)

Nilai terendah naik 11,2% dari 62 menjadi 69.Nilai rerata naik 1,16% dari 86,14 menjadi 87,14. Ketuntasan belajar naik 7% dari 86,14% menjadi 93%.

A. Pembahasan

Tabel 34.Deskriptif komporatif antara kondisi awal, siklus1 dengan siklus 2 1. Tindakan

No Kondisi awal SIKLUS 1 SIKLUS 2

1 Dalam proses pembelajaran belum menggunakan Tutor sebaya. Dalam proses pembelajaran menggunakan Tutor sebaya Dalam proses pembelajaran menggunakan Tutor sebaya 2.Proses pembelajaran

No Kondisi awal SIKLUS 1 SIKLUS 2

1 Keaktifan siswa tergantung pada perintah guru

Sebagian besar siswa aktif tanpa perintah guru

Siswa aktif tanpa perintah guru

3.Hasil belajar

No Kondisi awal SIKLUS 1 SIKLUS 2

1 Nilai ulangan harian Nilai tertinggi : 94 Nilai terendah : 42 Nilai rerata : 74 Ketuntasan : 59%

Nilai ulangan harian Nilai tertinggi : 100 Nilai terendah : 62 Nilai rerata : 86 Ketuntasan : 84%

Nilai ulangan harian Nilai tertinggi : 100 Nilai terendah : 69 Nilai rerata : 87,1 Ketuntasan : 93%


(72)

Dari tabel diatas diketahui bahwa dengan menggunakan tutor sebaya, terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sampai kondisi akhir sbb:nilai tertinggi mengalami peningkatan 4,1% dari 96 menjadi 100. Nilai terendah mengalami peningkatan 64,3% dari 42 menjadi 69.Nilai rerata mengalami peningkatan 17,56% dari 74 menjadi 87,1. Ketuntasan mengalami kenaikan 34% dari 59% menjadi 93%.

B. Hasil Tindakan 1). Hasil belajar

Hasil belajar siswa kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo pada mata pelajaran Seni budaya tentang Menyajikan karya musik daerah setempat / Ansambel semester genap tahun pelajara 2012/ 2013, dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan sebesar ,56% dari nilai rerata 74 menjadi 87,1.

2 ) Proses pembelajaran

Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan kwalitas proses pembelajaran yang ditandai dengan semakin meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seni budaya.

4.5.Deskripsi Hasil Siklus Ketiga 1. Perencanaan

Dalam perencanaan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) terlampir.


(73)

a. Pendahuluan

Sebelum melaksanakan kegiatan, guru melatih beberapa anak yang memiliki kelebihan dalam bermain musik untuk dibimbing menjadi tutor. Kegiatan Inti

Kegiatan inti pada siklus 3 hampir sama dengan siklus pertama, hanya waktunya yang relatif singkat. Pada siklus ini guru hanya mengenalkan lagu yang dimainkan oleh para tutor. Pada kegiatan berikutnya siswa ikut bermain bersama tutor. Kegiatan berikutnya pada pertemuan tersebut para siswa bermain bersama dengan bimbingan tutor. Satu minggu berikutnya dilakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa.

3. Hasil Pelaksanaan.

Pada siklus tiga ada sedikit peningkatan hasil belajar. Pencapaian ketuntasan belajar sebesar 93 %, dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 69, dan nilai rerata 87,1. Untuk mempermudah dalam memahami hasil pelaksanaan pada

siklus ini, maka berikut ini kami sajikan tabel hasil belajar pada siklus 3 sbb: Tabel 35. Nilai Ulangan Harian Pada Siklus 3

No Uraian Nilai

1 Nilai teringgi 100

2 Nilai terendah 69

3 Nilai rerata 88,31

4 Prosentase ketuntasan belajar 93 %

Nilai tertinggi adalah 100, diraih oleh 4 siswa yaitu: Ani Winarsih, Dwi Cahyo Triana, Famelia Safitri, Fani Asih Rahmawati, Gefira Citra V, Lina Rahmawati , Muwafiqoh Zamzami, Tiani Khamidah dan Wahyu Indah M.


(74)

Sedangkan nilai terendah dengan angka 69 diraih oleh Ihtiar Adi fauzi dan Fahkul Karib.

Tabel 36. Nilai Siklus 3 siswa Kelas 7D SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013

NO NAMA SISWA Kond.Awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

1 Aditya 71 81 71 81

2 Agung Nugroho 63 69 88 81

3 Andi Irawan 75 81 81 88

4 Ani Winarsih 96 100 100 100

5 Ari Setiyawan 46 63 75 75

6 Aziz Ma’aruf 63 88 81 88

7 Dimas Febriyanto 54 75 94 88

8 Dwi Cahyo Triana 97 100 100 100

9 Eko Ari Wibowo 42 81 81 75

10 Etika Cahya KH 75 94 94 88

11 Fajar Abintoro 71 88 88 81

12 Famelia Safitri 96 100 100 100

13 Fani Asih Rahmawati 83 100 100 100

14 Fatkhur Khorib 50 75 69 69

15 Fatma Puspita M 71 81 81 88

16 Ghefira Citra V 92 100 100 100

17 Gilang Prayuda 62 81 81 88

18 Ichtiar Adhi Fauzi 58 69 69 69

19 Joko Prayitno 83 88 88 88

20 Lina Rahmawati 96 100 100 100

21 Muhamad Wildan 58 62 71 71

22 Muwafiqoh Zamzami 92 100 100 100

23 Nurul Fitriyani 75 100 88 100

24 Setyo Aprilianto 92 94 94 94

25 Shofiyah 83 88 88 88

26 Sugeng Febriyanto 58 75 75 75

27 Sukriyati 71 81 94 94

28 Tiani Khamidah 92 100 94 100

29 Tri Wulandari 83 88 94 81

30 Buchori Nurul Fachri 63 81 88 88

31 Wahyu Indah Mentari 83 94 94 100

32 Wahyu Tri Utami 83 88 94 88


(1)

  113

 

       

       Gb21.Pembelajan pada siklus 1I   

 

        


(2)

  114

 

      

Gb23. Pembelajan pada siklus 1I   

       


(3)

  115

 

       

Gb25. Pembelajan pada siklus 1      

         

Gb. 26. Penilaian pada siklus 1   


(4)

  116

 

       

Gb28. Penilaian pada siklus 1   

        

Gb.29. Penilaian pada siklus 1   


(5)

  117

 

       

Gb.30. Penilaian pada siklus 1I   

 

Gb. 31 Pembelajaran siklus 3  


(6)

  118

 

        

Gb.32.Penilaian Siklus 3  


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN ALAT MUSIK PIANIKA DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VIIC DI SMP 2 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

1 28 137

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA T.A 2012/2013.

0 2 22

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA PUNGGUNG MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BINJAI TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 2 21

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TUTOR Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Metode Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Mojogedang Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Metode Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Mojogedang Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 4

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TUTOR Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Metode Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Mojogedang Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA DALAM PENGAJARAN REMEDIAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007.

0 0 104

PEMBELAJARAN ANSAMBEL MUSIK DI SMP NEGERI 14 SEMARANG.

0 2 80

Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Tutor Sebaya Siswa Kelas VIID SMP N 4 Sragen Semester II Tahun Ajaran 2014/2015.

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PRAKTIK MEMAINKAN MUSIK ANSAMBEL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI KELAS VIIIG SMP NEGERI 1 SINTANG

0 0 14