Permasalahan PENANGANAN SISTEM DRAINASE KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS (Improvement of Drainage System at Jati Region, Kudus Regency) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 20 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus”

2.3. Permasalahan

Permasalahan banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus pada dasarnya merupakan akibat dari permasalahan-permasalahan yang saling terkait dan kompleks. Sayangnya permasalahan-permasalahan tersebut cenderung diselesaikan oleh pihak- pihak yang terkait secara eksklusif, terkotak-kotak, serta tidak menyeluruh. Di antaranya adalah adanya otonomi daerah yang memberikan kewenangan tiap Pemerintah Daerah untuk mengatur urusan rumah tangga daerahnya masing-masing. Daerah yang memiliki kemampuan finansial lebih mapan cenderung rajin melakukan pekerjaan-pekerjaan infrasturktur kota di antaranya pekerjaan pengendalian banjir. Padahal jika dilihat dari aspek ilmu teknik hidro, permasalahan banjir yang terjadi di Kota Kudus adalah salah satunya merupakan imbas akibat masalah yang terjadi di daerah hilir Sungai Juana yang berada di Kabupaten Pati. Kondisi hilir Sungai Juana yang mengalami penyempitan dan belum dilakukan normalisasi, menyebabkan aliran dari daerah hulu Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe, serta daearah-daerah di DAS sekitar Gunung Muria harus menunggu antrian untuk bisa masuk ke Sungai Juana. Karena kondisi topografi yang datar menyebabkan aliran yang biasanya mengalir melalui Sungai Juana, justru berbalik arah back water menuju ke daerah Sungai Wulan karena adanya penyempitan di hilir Sungai Juana, fenomena inilah yang sering disebut sebagai bottle neck Sumber : wawancara dengan pihak BPSDA Seluna Kudus. Menurut hasil evaluasi Balai Pengelolaan Sumber Daya Air BPSDA wilayah Sungai Serang, Lusi, Juana Seluna, yang dituangkan dalam bentuk laporan tertulis per Senin 3112, kondisi pintu pembagi dan pengatur banjir Wilalung di Kecamatan Gajah Kab. Demak yang merupakan peninggalan Belanda yang sudah berusia 73 tahun, tidak dirawat sebagai mestinya. Semula ada pemikiran dari DPU Pengairan Jawa Tengah akan dimuseumkan karena dianggap sudah tidak diperlukan lagi. Akan tetapi, setelah dikaji lebih mendalam dan melihat kondisi di lapangan, pintu pembagi banjir ini dioperasikan kembali. Kondisi pintu yang mengarah ke Sungai Juana yang berjumlah sembilan pintu ini lawang songo sudah tidak berfungsi sempurna. Sebagian tidak bisa digerakkan naik-turun, sebagian lagi malah hilang dicuri. Maklum, masing-masing pintu terbuat dari kayu jati dengan ketebalan rata- rata 30 cm sehingga masih laku untuk dijual. Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 21 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” Selain itu kapasitas Sungai Wulan menurun dari 1.000 m³d menjadi 725 m³d. Kapasitas Sungai Juana juga merosot drastis dari 1.650 m³d menjadi 150 m³d. Termasuk tingginya curah hujan di Blora dan Grobogan, serta belum penanganan yang memadai dan menyeluruh sejak rehabilitasi CIWA Scheme 1986. Berbagai kondisi itulah yang menyebabkan tanggul kanan Sungai Wulan di Desa Medini Kec. Gajah Kab. Demak jebol, lalu diikuti jebolnya tanggul yang sama di tujuh lokasi sehingga total panjang tanggul yang jebol mencapai 203 meter dengan kedalaman 6 meter. Jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan 6.092 Ha lahan pemukiman penduduk dan persawahan di Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Jati, dan Kaliwungu tergenang banjir rata-rata setinggi 2 meter. Akibatnya, 35.000 rumah tergenang dan menyebabkan 12.076 jiwa warga mengungsi. Selama 20 tahun terakhir, Sungai Juana yang panjangnya lebih dari 30 km semakin menyempit lebar aslinya rata-rata 30-60 meter. Sungai yang melewati wilayah Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Kabupaten Kudus, Sukolilo, Kayen, Margorejo, Gabus, Juana, Kabupaten Pati, itu belum pernah dikeruk, apalagi dinormalisasi. Kecuali di bagian muara hingga seputar Tempat Pelelangan Ikan TPI Bajomulyo dan seputar Koperasi Unit Desa KUD Sarono Mino Juana yang sudah beberapa sungai dikeruk. Akibatnya, terutama pada musim hujan, Sungai Juana menjadi biang keroknya banjir di wilayah Kabupaten Kudus dan Pati. Hal ini sebenarnya sudah dikeluhkan masyarakat dari tahun ke tahun, namun belum ada tanggapan. Banjir di Kudus tersebut bahkan meluas dan menggenangi pemukiman dan sawah di Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong, Gabus, dan Juana. Luas lahan yang tergenang mencapai 5.908 Ha. Selain permasalahan di atas, ketidaklayakan sistem drainase kota akibat pengalihan fungsi dari drainase, yakni banyaknya sampah yang berada pada sistem drainase tersebut juga sangat berpengaruh. Hal ini menunjukkan kurang seriusnya pemeliharaan dan penanganaan operasi dari berbagai pihak, baik dari pemerintahan maupun dari masyarakat sendiri. Dari tinjauan lapangan juga tampak bahwa saluran- saluran drainase yang ada belum membentuk sistem yang baik dan di beberapa lokasi ditemukan belum ada saluran drainasenya. Untuk lebih memperjelas uraian di atas, Gambar 2.3 berikut menunjukkan skema permasalahan banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus. Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 22 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” Gambar 2.6. Skema permasalahan banjir di Kabupaten Kudus

2.4. Daerah Genangan