Sistem Drainase Utama Sistem Jaringan Drainase

Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 12 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” No Bulan 2002 2003 2004 2005 2006 4 April 102 103 76 145 151 5 Mei 13 36 135 31 152 6 Juni 40 51 5 7 Juli 6 28 37 8 Agustus 5 62 9 September 16 4 50 10 Oktober 12 88 8 183 23 11 November 161 151 144 115 22 12 Desember 204 463 292 467 325 Jumlah 1.897 1.670 1.558 1.880 2.064 Sumber : Kudus dalam angka, 2007 Suhu udara rata-rata di Kabupaten Kudus tahun 2006 berkisar antara 19,7 o C sampai dengan 27,7 o C. Dibandingkan dengan tahun 2005, suhu udara di Kabupaten Kudus Hampir sama dengan tahun 2006. Sedangkan untuk kelembaban udara rata- rata bervariasi dari 69,3 persen sampai dengan 82,1 persen selama tahun 2006 ini, dapat dilihat di Tabel 2.6. Kabupaten Kudus Dalam Angka Tahun 2007. Tabel 2.6. Suhu udara rata-rata per-bulan di Kabupaten Kudus No Bulan 2004 2005 2006 Maks Min Maks Min Maks Min 1 Januari 26,7 20,4 27,7 20,3 25,7 18,7 2 Februari 26,2 20,1 27,5 20,5 26,2 19,7 3 Maret 27,1 20,3 26,4 20,7 27,1 19,4 4 April 28,9 20,6 27,6 20,5 27,4 19,3 5 Mei 28,2 19,9 28,2 20,0 27,3 19,7 6 Juni 27,2 19,4 27,6 20,4 27,2 19,9 7 Juli 27,2 19,3 27,2 20,1 27,4 19,8 8 Agustus 27,8 19,2 27,8 20,2 27,7 19,9 9 September 29,3 19,3 28,6 20,7 28,9 19,0 10 Oktober 30,2 23,0 28,3 20,3 29,9 20,0 11 November 28,8 20,3 28,4 20,4 30,2 20,5 12 Desember 26,8 20,4 28,4 20,4 27,7 20,2 Sumber : Kudus dalam angka, 2007

2.2. Sistem Drainase

2.2.1. Sistem Drainase Utama

Sungai yang ada di Kabupaten Kudus yang digunakan sebagai saluran pembuang utama main drain di antaranya adalah Sungai Wulan dan Sungai Gelis, berdasarkan data dari Balai PSDA Serang Lusi Juana, bahwa Sungai Wulan menampung debit lepasan dari Pintu Wilalung flood way Q max = 400m³detik, di Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 13 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” mana sebelum mendapat inflow dari Sungai Gelis, debit maksimal Sungai Wulan adalah sebesar Q max = 840 m³detik. Di samping itu Sungai Wulan mendapat suplesi dari Sungai Gelis, dengan debit sebesar Q 5 = 215 m³detik. Pada Sungai Wulan terdapat bangunan Spillway Goleng, yang membagi debit banjir ke SWD1, sebesar Q max = 180 m³detik, dan pada Sungai wulan besaran debit Q max = 760 m³detik. Debit maksimal Q max S. Lusi 600 m³detik, floodway 400 m³detik, S. Wulan Hulu 840 m³detik. S. Juwana 140 m³detik, S. Gelis 215 m³detik, S. Tunggul 150 m³detik, S. Mayong 300 m³detik, S. Bakalan 150 m³detik, S. Pecangaan 100 m³detik, SWD II 405 m³detik, SWD I 180 m³detik, S. Wulan Hilir 760 m³detik. Skema saluran pembuang utama dapat dilihat pada Gambar 2.1. dan Gambar 2.2. di bawah ini. B Bab 2 – Gamb Laporan Tuga G aran Wilayah S as Akhir Gambar 2.1. Sk U Studi kema Saluran p pembuang utam Kecamatan Jati ma Sumber : B BPSDA SELUN - 14 NA 4 - B Bab 2 – Gamb Laporan Tuga Gam aran Wilayah S as Akhir mbar 2.2. Skem U Studi Kecam ma sungai Sera matan Jati ang, Lusi, dan JJuana Sumberr : BPSDA SEL - 15 LUNA 5 - Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 16 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus”

2.2.2. Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase Kabupaten Kudus, memanfaatkan Sungai Wulan, Sungai Juana, SWD-1 dan SWD-2 sebagai saluran pembuangan utama. Sistem jaringan drainase Kabupaten Kudus terbagi menjadi 4 empat sub sistem yaitu : 1. Subsistem Sungai Wulan, menampung aliran dari drainase sekunder Sungai Gelis, Sungai Kondang dan Sungai Kencing. Gambar 2.3. Kondisi Sungai Wulan 2. Subsistem SWD-1 menampung aliran dari drainase sekunder Sungai Sumber, Sungai Jaranan, Sungai Sat Sungai Beku dan Sungai Serut. 3. Subsistem SWD-2 menampung aliran drainase sekunder Sungai Tali, Sungai Jember, dan Sungai Srabi. 4. Subsistem Sungai Juana-1 yang aliran dari semua drainase sekunder disebelah timur Sungai Gelis dan Sungai Kencing, seperti Sungai Tumpang, Sungai Dawe, Sungai Jumirah, dan Sungai Ngeseng. Sub sistem yang ada merupakan gabungan dari drainase-drainase sekunder, deskripsi lokasi alur masing-masing drainase sekunder tersebut diuraikan sebagai berikut : 1. Sungai Gelis merupakan sungai yang membelah di tengah Kota Kudus. Sungai ini sangat penting bagi masyarakat kota karena pada sungai ini terdapat 2 buah bendung yang merupakan pengambilan dari irigasi, masing-masing adalah Bendung Kedunggupit dan Bendung Ploso. Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 17 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” Gambar 2.4. Kondisi Sungai Gelis bagian hilir 2. Sungai Gondang, sebetulnya merupakan saluran sekunder irigasi, alurnya melalui wilayah Desa Wergu Wetan, Loram dan bermuara di Sungai Kencing 1. 3. Sungai Sumber, alurnya melalui Desa Janggalan, Purwosari dan Pasuruhan Lor. 4. Sungai Jaranan, alurnya melalui Desa Karangmalang, Klumpit, Garung Lor, Gribig, Prambatan Lor dan Pasuruhan Kidul. 5. Sungai Sat, alurnya melalui Desa Karangmalang, Klumpit, Garung Lor, Prambatan Lor dan Pasuruhan Lor. 6. Sungai Serut, Alurnya melalui wilayah Desa Mijen, Kedungdowo, dan Setrokalangan. 7. Sungai Jember, alurnya melalui wilayah Desa Getasrabi, Kaliwungu dan Kedungdowo. 8. Sungai Srabi, alurnya melalui batas kota sebelah barat daya di wilayah Desa Getasrabi, keluar wilayah kota kemudian beroutlet di SWD 2. 9. Sungai Tali, alurnya melalui wilayah Desa Mijen dan Setrokalangan. 10. Sungai Kencing 1, alurnya melalui Desa Jetiskapuan, Tanjungkarang, dan Jati wetan. Pada hilir Sungai Kencing 1 terdapat Polder Pura yang dilengkapi dengan pompa berkapasitas 5.000 liter menit. 11. Sungai Kencing 2, yang alurnya melalui Desa Jetis Kapuan, Ngemplak, Ketanjung dan Jati Wetan. Desa Ketanjung merupakan desa di sebelah timur Sungai Wulan yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Demak. Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 18 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” Pada Hilir Sungai Kencing 2 terdapat Polder Kencing, tetapi tanpa pompa dan kondisi sekarang sudah penuh sedimen. 12. Sungai Jumirah 1, alurnya melalui wilayah Desa Jetiskapuan, Gulang, Payaman dan Kirig. 13. Sungai Jumirah 3, alurnya melalui Desa Medini, Undaan Kidul, Undaan Tengah dan Larikrejo. 14. Sungai Ngeseng, alurnya melalui wilayah Desa Larikrejo dan Kedungdowo. 15. Sungai Jumirah 3B, alurnya melalui Desa Undaan Kidul, Undaan Tengah, Undaan Lor dan Wates. 16. Sungai Tumpang, alurnya melalui Desa Gondangmanis, Bacin, Pedawang, Dersalam, Tumpangkrasak, Megawon, Mejo dan Kirig. 17. Sungai Dawe, alurnya melalui Desa Hadipolo, Tenggeles, Gulangtepus, Mejobo dan Temulus. Sungai Juana-1 menampung aliran dari beberapa sub drainase seperti Sungai Tumpang, Sungai Jumirah 1 yang kemudian bergabung dengan Sungai Jumirah 2 menuju Sungai Juana, Sungai Jumirah 3 dan Sungai Jumirah 4 yang selanjutnya memecah sebagian ke Sungai Juana dan sebagian bergabung dengan Sungai Kencing. Aliran dari arah barat yaitu aliran Sungai Sumber, Sungai Beku Sat, Sungai Serut yang kemudian bergabung dengan Sungai Beku menuju ke Serang Welahan Drainage 1 SWD-1 untuk selanjutnya dibuang ke laut. Di Desa Pasuruhan Kidul pada pintu Spillway Goleng, aliran Sungai Wulan terbagi lagi ke Serang Welahan Drainage SWD-1 yang dibangun oleh proyek Jratun Seluna. SWD-1 ini langsung menuju ke laut dan menjadi drainase primer Kota Kudus. Drainase Primer Kota Kudus yang lain adalah SWD-2 yang berawal dari akhir Sungai Tali dan bermuara langsung ke Laut Jawa. Sungai lain yang ditampung oleh SWD-2 yaitu Sungai Jember dan Sungai Srabi. Gambaran mengenai sistem drainase di Kabupaten Kudus tersebut dapat dilihat lebih jelas pada halaman Lampiran A yaitu mengenai gambar dan peta. Masterplan Drainase Kota Kudus Tahun 2003, dan Master Plan drainase kota Kudus 2008. Bab 2 – Gambaran Wilayah Studi - 19 - Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus”

2.2.3. Kondisi Jaringan Drainase