Calcium Channel Blocker Beta

gagal jantung, hipertensi renovaskular dan sirosis hepatis. Hiperkalemia juga dapat terjai dalam kondisi insufisiensi ginjal atau bila dikonsumsi dengan obat-obat yang cenderung meretensi kalium. 23

2.1.6.2.4 Calcium Channel Blocker

Pada otot jantung dan otot polos vaskular, kalsium terutama berperan dalam peristiwa kontraksi. Meningkatnya kadar kalsium dalam sitosol akan meningkatkan kontraksi. Masuknya kalsium dari ruang ekstrasel ke dalam ruang intrasel dipacu oleh perbedaan kadar kalsium dari kedua ruang tersebut sewaktu diastole dan karena ruang intrasel yang bermuatan negatif. 21, 26 Obat golongan Calcium Channel Blocker bekerja menghambat masuknya kalsium ke dalam sel melalui chanel-L karena subtype ini adalah yang paling dominan pada otot jantung dan otot polos. Calcium Channel Blocker mempunyai reseptor pada membran sel di daerah yang berbeda dimana mereka bekerja menghambat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga terjadi relaksasi otot polos vaskular, menurunnya kontraksi otot jantung serta menurunnya kecepatan nodus sinoatrial SA serta konduksi atrioventricular AV. Selain itu Calcium Channel Blocker juga bekerja meningkatkan suplai oksigen otot jantung dengan meningkatkan dilatasi koroner dan menurunkan tekanan darah dan denyut jantung yang mengakibatkan perfusi membaik. 8, 21 Efek samping dari obat golongan ini adalah dapat menyebabkan hipotensi, iskemia miokard atau serebral, serta sakit kepala dan muka memerah. Pada manifestasi oralnya dapat terjadi hiperplasia gingiva dan xerostomia. 21

2.1.6.2.5 Beta

β blocker Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian beta β blocker dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor beta 1 β1, antara lain dengan menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga akan menurunkan curah jantung. Selain itu juga akan terjadi mekanisme penghambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomeruler ginjal yang menyebabkan penurunan produksi angiotensin II sehingga secara otomatis menurunkan tekanan darah. Beta β blocker juga mempunyai efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas baroreseptor, perubahan aktivitas neuron adrenergik perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin. 5 Penurunan tekanan darah oleh β-blocker yang diberikan per oral berlangsung lambat. Efek ini mulai terlihat dalam 24 jam sampai 1 minggu setelah terapi dimulai, dan tidak diperoleh penurunan tekanan darah lebih lanjut setelah 2 minggu bila dosisnya tetap. Obat ini tidak menimbulkan hipotensi ortostatik dan tidak menimbulkan retensi air dan garam. 23 Efek samping dari obat golongan β-blocker adalah dapat menyebabkan bradikardia, blokade atrioventricular AV, hambatan nodus sinoatrial SA dan menurunkan kekuatan kontraksi miokard. Selain itu juga dapat terjadi bronkospasme dimana akan sangat berbahaya pada pasien dengan riwayat asma bronkial atau penyakit paru obstruktif kronik PPOK. 21 2.2 Nifedipin 2.2.1 Definisi