perkara tindak pidana dibidang penataan ruang; e. melakukan pemeriksaan atas surat danatau dokumen lain tentang
tindak pidana dibidang penataan ruang; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana dalam bidang penataan ruang; g. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang
membuktikan tentang adanya tindak pidana dibidang penataan ruang. 4 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memberitahukan dimulai
penyidik dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat polisi negara republik Indonesia, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
BAB X KETENTUAN PIDANA
Pasal 110
1 Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 bulan atau
denda paling banyak Rp. 50.000.000 lima puluh juta rupiah. 2 Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelanggaran.
BAB XI KELEMBAGAAN
Pasal 111
1 Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama sektorantar daerah wilayah Provinsi di bidang penataan
ruang, maka dibentuk dan ditunjang oleh satu sistem kelembagaan, yaitu Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD Provinsi yang bersifat
Ad-Hoc.
2 Tugas, susunan organisasi dan tata kerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD Provinsi diatur dengan Keputusan Gubernur.
3 Kegiatan dan program yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang lintas wilayah daerah Kabupaten Kota dikoordinasikan oleh Badan Koordinasi
Penataan Ruang Daerah Provinsi. 4 Dalam rangka pengawasan pemanfataan ruang wilayah Provinsi, maka
diselesaikan melalui forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD Provinsi.
BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 112
1 RTRW Provinsi Sulawesi Utara sebagaimana dimaksud dilengkapi dengan buku lampiran berupa :
a. Buku 1 : Rencana RTRW Provinsi Sulawesi Utara; b. Buku 2 : Album Peta RTRW Provinsi Sulawesi Utara dengan skala
1:250.000. 2 Buku 1 RTRW Provinsi Sulawesi Utara dan Buku 2 Album Peta
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 113
RTRW Provinsi Sulawesi Utara akan digunakan sebagai pedoman pembangunan dan menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah RPJPD dan Rencana Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Sulawesi Utara.
Pasal 114
1 Jangka Waktu RTRW Provinsi Sulawesi Utara adalah 20 dua puluh tahun sejak tanggal ditetapkan dan dapat ditinjau kembali 1 satu kali dalam
kurun waktu 5 lima tahun. 2 Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundangan, perubahan batas teritorial Negara, danatau perubahan
batas wilayah yang ditetapkan dengan Undang-Undang, maka RTRW Provinsi Sulawesi Utara dapat ditinjau kembali lebih dari 1 satu kali
dalam kurun waktu 5 lima tahun.
3 Dengan ditetapkannya kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan, yang didalamnya terdapat kawasan pertambangan, Kontrak Karya Izin
Usaha Pertambangan akan diatur lebih lanjut dalam peraturan Gubernur. 4 Penetapan Kawasan Strategis Pertambangan Provinsi diatur lebih lanjut
dalam peraturan Gubernur. 5 Data luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara, seluas 13.851,64 KmĀ²
bersumber dari buku induk data wilayah Administrasi Pemerintahan per- Provinsi, KabupatenKota, dan Kecamatan seluruh Indonesia.
6 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah, diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 115
Terhadap perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan yang masuk dalam kategori berdampak penting dan cakupan luas serta bernilai strategis
DPCLS, harus terlebih dahulu mendapat persetujuan DPR RI.
Pasal 116
Apabila kawasan yang belum ditetapkan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 115 disetujui usulan
perubahannya, maka peruntukan dan fungsi kawasan adalah kawasan sesuai usulan perubahan peruntukan dan fungsi kawasannya.
Pasal 117
Apabila kawasan yang belum ditetapkan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 116 tidak disetujui
usulan perubahannya, maka peruntukan dan fungsi kawasan adalah tetap sesuai dengan peruntukan dan fungsi kawasan sebelumnya.
Pasal 118
Apabila perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 117 sudah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan, maka pemanfaatan ruangnya mengacu pada penetapan peraturan perundang-undangan tersebut.
Pasal 119
Penetapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 118 diintegrasikan dalam revisi Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN