Partisipasi Masyarakat Tani Pengguna Lahan Sawah Dalam Pembangunan Pertanian di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat

PARTISIPASI MASYARAKAT TAN1 PENGGUNA LAHAN
SAWAH DALAM PEMBANGUNAN PERTAXUW DI
DAERAH LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

OLEH
ARIFUDDIN SAHIDU

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERT1998

BOGOR

ABSTRACT
Participation of Wetland-user Community in Agricultural
Development in Lombok, West Nusa Tenggara
Participation is an input and also the output of development.
A wide range of qualified

participation is needed in agricultural develop-

ment, because agriculture not only must be productive but also has to

increase the earnings and wealth of the community, especially the

farmer who has an important role in agriculturd development. The
problem is why participation of the farming community has not been as
strong a s expected.
This research wants to answer the problem through studying the
performance and interaction of factors such as will, capability, and
opportunity as the factors that moved participatory behavior. The aims
of the research were to: (1)Know the community's d e s t a t i o n of the

d,
capability, and opportunity taking to participate in agricultural
development; (2) Understand the relationship between of the will,
capability, and opportunity in moving the community's participations in

agricultural development; (3) Understand the relationship of factors
which m o d thc community's will to participate in agricultural development; (4) Understand the relationship of factors which increases the

community's capability to participate in agricultural development; (5)
Understand the relationship of factors that amplified the community's

opportunity to participate in agricultural development; and (6)Understand the relationship between of farm earnings and will, capability,
opportunity, and participation performance.
The research used a survey method, by interviewing 500 farmers
who are members of farmer groups. The quantitative analysis used

Spearman's Rank Correlation and Chi-Square Test with a:0.05 and

a:O.O1.

The analysis was done by Minitab Release 9.2 Statistical

Soffware. The result of this research showed: (1)Manifestation of will,

.

capabiity, and opportunity taking of community to participate in agricultural development has not been strong enough to rise the participation behavior in development as expected; (2) The capability (human
capital and linancial capital) was an important factor that determined
the rising will to participate, and simultaneous will and capability
opened an opportunity for the community to participate in agricultural
development; (3) The factors which determined the performance of

participation will were: needs, rewards, expectation, motive, and the

mastery of agricultural information; (4)The factors that determined the
performance of participation capability were: formal and non formal
education, fanning experience, and farming capitalization; (5) The
factors which determined the performance of participation opportunity

sociocultural of community, regulating and facilitating by
government, leardership, agricultural institution, and the willingness of

were:

agricultural instrument and infrastructure; (6) Farm earnings enrolled

as farmer's extrinsic motivation which was a strong factor that
encouraged the rise of will, capability, and opportunity. This factor also

realized the farmer's participation behavior in agricultural development;
(7) The area of wetland farming and the kind of commodity that was
cultivated were farming components which had an important role in

farmer's participation performance in agricultural development; and (8)
Thne was an indication that xural youth was not interested in farm
work, because in their minds farming was a traditional work without
prestige and the earnings from of this work was little and could not be
obtained instantly.

Based on the importance of the attempt to empower the human
resources in development against the complexity challenges of development, we offered some strategies for farmer empowerment. The strategy
named FIVE BASIC STRATEGIES OF FARMER EMPOWERMENT, which
wen: (1)Innovation of Agriculture Image (Pembaharuan Citra Pertani-

an); (2) Developing of Rural Agribusiness (Pengembangan Agribisnis
Pedesaan); (3) Developing of Technology-Responsive Village (Pengembangan Desa Cerdas Teknologi); (4)Developing of an Informative-V-e

(Pengembangan Desa Mormatit); and (5) Developing of Popular-Partner-

ship (Pengembangan Mitra Kerakyatan).
Inovation of Agriculture Image Strategy was directed to bring up
an instrinsic wiU that agriculture was not an unprestigious traditional


sector which could not give a value added, but agriculture was a
strategic sector that could give a high value added if this sector was
managed professionally and modern. Developing of Rural Agribusiness
Strategy was directed to increase and improve the potention of local
natural resources in on-farm and off-farm activities which oould give a
high value added. Strategy of Developing of Technology-Responsive
Village was directd to increase and improve farmer capability in utilizing and mastering technology which was provided, so they could
manage their fanning professionally. Developing of an MormativeVillage Strategy was directed to increase and improve the rural community's capability in communication and information through developing
a net of development inforrnation and communication. Developing of
Popular-Fktnership Strategy was directed to increase and improve
farmer's capability (capital and skill) through developing a bussines
partnership with big enterpreneur.

ARIFUDDIN SAHIDU. Partisipasi Masyarakat Tani
Pengguna Lahan Sawah dalam Pembangunan Pertanian
di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat; di bawah
bimbingan Pang S. Asngari sebagai Ketua Komisi, serta
H. Prabowo Tjitropranoto, Sediono M.P. Tjondronegoro,
Kooswardhono Mudikdjo, dm Andxiyono Xilat Adhi sebagai Anggota.
Pertanian mernpunyai peranan yang sangat penting dalam

pembangunan nasional Indonesia, karcna tidak hanya sebagai
penyedia bahan pangan bagi penduduk, akan tetapi juga sebagai
penyedia bahan mentah bagi industri, penghasil devisa melalui
kegiatan ekspor, dan memberikan lapangan kerja bagi sebagian
besar (49,30 persen) penduduk Indonesia.
Secara makro, pembangunan pertanian Indonesia selama
PJP I telah mencapai keberhasilan yang sangat menggembirakan,

yaitu mcnjadikan negara Indonesia berswasembada beras scjak

tahun 1984, dalam arti mampu mencukupi kebutuhan pokok
beras secara mandiri, meskipun ternyata sejak tahun 1994
kondisi swasembada beras menghadapi kerawanan yang cukup
menggebsahkan sehingga dilakukan irnpor beras untuk memperkuat stok nasional (periode Desember 1997

- Maret 1998 Indone-

sia mengimpor beras sebesar 2.0 juta ton).

Secara mikro, partisipasi masyarakat dalam pembangunan

pertanian perlu terus diupayakan peningkatan clan pengembang-

annya, dan kirli proses pembangunan telah sampai pada tahap
yang mensyaratkan adanya partisipasi yang lebih besar dari se-

luruh lapisan masyarakat, serta pembangunan tidak diartikan sebagai pembangunan yang hanya dilakukan oleh pemerintah saja,

akan tetapi termasuk pula yang dilakukan atas prakarsa dan
swadaya masyarakat.
Berpartisipasi dalam pembangunan bukan hanya berarti
mengerahkan tenaga kerja secara sukarela dalam proses pembangunan, akan tetapi merupakan "input" dan sekaligue sebagai
"output" pembangunan. Berpartisipasi dalam pembangunan berarti

mengarnbil bagian atau berperanserta dalam pembangunan,

baik dalam bentuk pemyataan maupun dalam bentuk kegiatan.

dengan memberikan mas-

berupa pikiran, tenaga, waktu,


keahlian, modal, dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan

menikmati hasil-hasil pembangunan.
Berpartisipasi dalam proses pembangunan bisa saja secara
parsial, dan dapat pula secara prosesional pembangunan yang
meliputi tahap-tahap; (1)perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan, (2) pelaksanaan kegiatan pembangunan, (3)
pemanfaatan hasil-hasil pembangunan, dan (4) penilaian hasilhasil pembangunan.
Pada PJP I1 dan rnasa-masa yang akan datang, pertanian ti-

dak hanya harus produktif, akan tetapi hams bisa menghasilkan

,

produksi yang berkualitas, d m benar-benar meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat, terutarna masyarakat petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian.

Hal ini hanya dapat dicapai melalui partisipasi yang semakin
meningkat dan berkualitas dari seluruh lapisan rnasyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan hanya dapat
ditingkatkan melalui peningkatan dan pengembangan kemauan,

kemampuan, d m kesempatan berpartisipasi, karena perilaku
partisipasi merupakan hasil interaksi faktor-faktor kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Fenomena yang tarnpak pada saat
sekarang, yang mendorong dilakukannya penelitian ini adalah,
belurn terlaksananya partisipasi masyarakat tani dalam pembangunan pertanian sebagaimana yang diharapkan. Partisipasi masyarakat tani masih relatif rendah, baik dari segi dimensi maupun kualitasnya. Oleh karenanya, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah: mengapa partisipasi masyarakat tani
dalam pembangunan pertanian belum terlaksana sebagaimana
yang diharapkan (masih rendah) 3 Secara rinci dinyatakan sebagai berikut: (1) Bagaimana kineja kemauan, kemarnpuan, dan

kesempatan partisipasi masyarakat tani dalam pembangunan
pertanian di daerah Lombok 3; (2) Bagaimana keterkaitan hubungan faktor-faktor kemauan, kemarnpuan, dan kesempatan
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembmgunan perta-

nian 3; (3) Bagaimana keterkaitan hubungan faktor-faktor yang
mendukung kemauan partisipasi dalam pembangunan pertanian ?; (4) Bagaimana keterkaitan hubungan faktor-faktor yang

rnendukung kemampuan partisipasi dalam pembangunan perta-

nian 3; (5) Bagaimana keterkaitan hubungan faktor-faktor yang
mendukung kesempatan partisipasi dalam pembangunan pertanian 3; dan (6) Bagaimana keterkaitan hubungan pendapatan
usahatani dengan kinej a partisipasi, serta dengan faletor-faktor

kemauan, kemampuan, dan kesempatan partisipasi dalam pembangunan pextanian 3
Untuk menjawab permasalahan tersebut penelitian hi merancang tujuannya sebagai berikut: (1) Mengetahui kineja kemauan, kemampuan, dan kesempatan masyarakat berpartisipasi
dalam pembangunan pertanian; (2) Memahami keterkaitan hubungan faktor-faktor kemauan, kemampuan, dan kesempatan
dalam menggerakkan partiaipasi masyarakat dalam pembangunan pertanian; (3)Memahami keterkaitan hubungan faktor-faktor
yang menggerakkan kemauan masyarakat berpartisipaai dalam
pembangunan pertanian; (4) Memahami keterkaitan hubungan
faktor-faktor yang menumbuhkan kemampuan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan pertanian; (5) Memahami keter-

kaitan hubungan faktor-faktor yang menciptakan kesempatan
masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan m i a n ; dan

(6) Memaharni keterkaitan hubungan pendapatan usahatani

dengan kineja partisipasi, serta dengan faktor-faktor kemauan.
kemampuan, dan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam
pembangunan pertanian.

Dalam upaya mencapai tqjuannya penelitian ini menetapkan hipotesis, bahwa: (1)Kineja partisipasi dalam pembangunan

pertanian berhubungan secara nyata dengan kemauan partisipasi; (2) Kernauan partisipasi dalam pembangunan pertanian secara

nyata ditentukan oleh motif, harapan, kebutuhan, imbalan, dan
tingkat penguasaan informasi pertanian; (3) Kineja partisipasi
dalam pembangunan pertanian berhubungan secara nyata dengan kemampuan partisipasi; (4) Kemampuan partisipasi dalam
pembangunan pertanian secara nyata ditentukan oleh pendidikan, pengalaman usahatani, dan kemampuan permodalan usahaW, (5) Kinej a partisipasi dalam pembangunan pertanian berhu-

bungan secara nyata dengan kesempatan partisipasi; (6) Kesempatan partisipasi dalam pembangunan pertanian secara nyata
ditentukan oleh struktur dan s t r a t i f i s i sossial, kepemimpinan,
pengaturan dan pelayanan pertanian, budaya lokal, kelembagaan,
dan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian; dan (7) Pendapatan usahatani secara nyata mendorong kemauan, kemampuan,

dan kesempatan serta kineja partisipasi dalam pembangunan
pertanian.

,

PenelMan dilaksanakan dengan metode survai. Lokasi ser-

ta responden yang menjadi sumber informasi penelitian ditentu-

kan dengan metode "Multi Stage Cluster Random Sampling,"
yaitu: Tahap I: penetapan dua wilayah pembangunan pertanian;
Tahap 11: penentuan lima BPP setiap wilayah pembangunan per-

,-

Tahap 111: penentuan 10 kelompok tani setiap BPP; dan

Tahap IV: penentuan lima orang anggota setiap kelompok tani.
Dengan demikian, maka responden yang merupakan sumber

informasi utama penelitian ini adalah sejurnlah 500 orang petani
anggota kelompok tani.
Pengumpulan data dilakdcan dengan cara: (1)mewawanca-

rai responden dengan panduan instrumen penelitian (teruji validitas dan reliabilitas) yang dirancang ke dalam 97 item pertanyaan dengan skala pengukuran Ordinal dan Rasio; dan (2)
menghimpun data yang berkaitan dengan pernbangunan perta-

nian dari instansi serta lembaga-lembaga terkait, yaitu: Dinas
lingkup Departemen Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten, Departemen Koperasi,
Departemen Tenaga Keja, Instalasi Pengkajian dan Pengembang-

an Telcnologi Pertanian, serta Biro Pusat Statistik.
Analisis data menggunakan perangkat Minitab (Minitab Release 9.2 Statistical Software),metode 'Spearman's Rank Correlation" clan 'Chi-Square," serta analisis Deskriptif. Uji beda nyata

dilakukan dengan menggunakan uji "1-Student* pada tingkat
signifikansi 95 persen (a=0,051 dan 99 persen (a-0,Ol).
Hasil analisis deskriptif menunjukkan, bahwa partisipasi
petani pengguna lahan sawah dalam pembangunan pertanian di
daerah Lombok belum berwujud sebagaimana yang diharapkan
(masih rendah), baik secara parsial maupun secara prosesional
pembangunan. Hal ini menunjukkan belum optimalnya kegiatankegiatan usahatani yang dilaksanakan oleh rnasyarakat tani
pengguna lahan sawah dalam pembangunan pertanian di daerah
Lombok. Penggunaan teknologi intensifikasi usahatani (padi dan
palawija) meskipun sudah direncanakan secara baik, tennasuk
mclalui penyusunan RDK dan RDKK, temyata dalam pclaksanaannya belum sepenuhnya memenuhi ketepatan jenis, jurnlah,
waktu, dan atau cara sebagaimana mestinya.

Pemasaran hasil

usahatani umumnya masih mengikuti cara-cara tradisional melalui pedagang pengurnpul yang dengan aktif mendatangi ke rumah

atau lokasi usahatani, tanpa penanganan pasca panen yang
memadai. Koperasi Unit Desa sebagai lembaga ekonomi rakyat
masih sangat terbatas pemanfaatannya oleh petani, baru sebatas
sebagai tempat membeli saprodi dan pelayanan kredit usahatani
(KUT). Balai Penyuluhan Pertanian belum banyak dimanfaatkan

oleh petani sebagai sumber infonnasi pertanian yang &pat menunjang kegiatan usahatani mereka.

xii

Hasil analisis deskriptif menunjukkan, bahwa kinerja kemauan, kemampuan, dan kesempatan masyarakat berpartisipasi
dalam pembangunan pertanian,relatif rendah. Imbalan (rewards)
pembangunan yang relatif belum marnpu memenuhi harapan d m
kebutuhan (needs) petani temyata belum mampu membangkit-

kan motivasi yang kuat bagi mereka. Meskipun pe-i

cukup

berpengalarnan dalam berusahatani, namun pcndidikan non for-

mal (pelatihan, kursus, magang) mereka sangat terbatas (iurnlah
dan ragam), dan kemampuan modal usahatani mereka masih
lemah. Keterjangkauan petani terhadap sarana dan prasarana,
serta kelembagaan pertanian masih sangat terbatas.

KUD dan

BPP belum akrab dengan kepentingan petani, prasarana irigasi
masih menjadi harapan sebagian besar petmi, serta sarana produksi dan alat mesin (Alsin)pertanian masih merupakan barang
mahal bagi para petani.
Analisis keterkaitan hubungan menunjdckan, bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara perilaku partisipasi dengan kemauan, kemampuan, dan kesempaw berpartisipasi,
yang berarti, bahwa peril&

partisipasi sangat ditentukan oleh

kemauan, kemampuan, d m kesempatan yang dirniliki para petani. Fenomena ini menunjukkan, bahwa untuk peningkatan dan
pengembangan dimensi serta kualitas partisipasi masyarakat tani
dalam pembangunan pertanian, tidak cukup hanya dilakukan

.

perbailcan dan peningkatan salah satu komponen atau secara
parsial dari ketiga faktor tersebut, akan tetapi harus secara
simultan membangkitkan keinginan-keinghan para petani, mengembangkan potensi diri dan potensi ekonomi para petani, serta
menciptakan peluang-peluang partisipasi bagi seluruh lapisan
masyarakat tani.
Kemauan merupakan faktor penggerak perilaku partisipasi
yang paling utama daripada dua faktor utama lainnya (kemampuan dan kesempatan). Kemauan merupakan "energi pembangunan," yang membangkitkan tumbuhnya kemampuan serta terbukanya kesempatan-kesempatan partisipasi. Kohesi kemauan d m
kemampuan menghasilkan sinergi yang menggerakkan kekuatan
memanfaatkan

kesempatan-kesempatatl berpartisipasi dalarn

pembangunan.
Analisis keterkaitan hubungan antars kemauan partisipasi
dengan faktor-faktor pendukungnya mengindikasikan, bahwa
motif, harapan, kebutuhan, imbalan, dan penguasaan inforrnasi
pertanian memberi kontribusi yang sangat kuat (berkaitan sangat
nyata) terhadap timbulnya kemauan partisipasi petani cialam
pembangumm pertanian. Fenomem h i memberikan penalarm,
bahwa pembangunan pertanian yang informatif serta memberi

imbalan yang memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat
tani mendorong timbulnya motivasi, yang dalam saling keterkait-

xiv

m y a menggerakkan kemauan berpartisipasi. Inforrnasi dan motivasi memiliki makna pemicu gerakan pembangunan pertanian.
Motivasi adalah kunci pembangunan, yang membuka perubahan
ke arah modem, d m informasi adalah energi pembangunan, yang
menentukan laju pembangunan.
Fenomena ini menunjukkan, bahwa kebijakan (policy) yang
lebih menekankan pada peranan pihak luar (pemerintah) dalarn
penentuan program pembangunan pertanian tanpa memberi perhatian pada kondisi aspiratif harapan serta kebutuhan masyarakat adalah tidak realistis. Partisipasi masyarakat dalarn pembangunan hanya dapat dijamin melalui pembangunan dari dalam
(masyarakat) yang diawali dengan adanya motivasi serta keinginan-keinginan yang kuat untuk melakukannya, yang ditopang oleh
pernbuatan keputusan dari luar (pemerintah). Idealnya, pendekatan pembangunan dari masyarakat dan dari pemerintah dipadu secara harmonis dalam perspektif sating melengkapi dengan
tetap memperhatikan aspirasi masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan.

Tidak mudah untuk mencapai kondisi ideal,

terlebih la@ bila terjadi bias pemikiran, bahwa pendekatan pembangunan yang berasal dari atas lebih sempuma daripada
pengalaman dan aspirasi pembangunan di tingkat bawah (grassroot). Bias pemikiran seperti ini berakibat kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan menjadi b a n g efektif karena kurang

mempertimbangkan kondisi yang nyata yang ada di masyarakat.
Di sisi lain, kemauan masyarakat berpartisipasi tidak tergerak
manakala mereka ditempatkan sebagai obyek pembangunan, bukan sebagai subyek pembangunan. Pandangan seperti ini akan
menempatkan masyarakat sebagai masyarakat yang tidak tahu
tentang hal-hal yang menjadi kebutuhannya, sehingga tidak perlu
dilibatkan dalam tahap-tahap perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan, akibatnya kebijaksanaan pembangunan
yang dijalankan kurang diminati dan tidak dapat memecahkan
masalah yang dihadapi masyarakat.
Analisis keterkaitan hubungan kemampuan partisipasi dengan faktor-faktor pendukungnya menunjukkan, bahwa kemampuan partisipasi masyarakat tani dalam pembangunan pertanian
berhubungan sangat nyata dengan pendidikan, pengalaman berusahatani, dan permodalan usahatani.

Keterkaitan hubungan

yang sangat nyata ini memberi makna, bahwa pendidikan dan
pengalaman serta permodalan usahatani memiliki kontribusi
yang sangat kuat terhadap kemampuan partisipasi masyarakat
tani dalam pembangunan pertanian.

Fenomena ini menunjuk-

kan, bahwa betapa pentingnya pendidikan dan permodalan usahatani dalam keberlangsungan pembangunan pertanian.
Modal finansial (financial capital) merupakan faMor yang
sangat menentukan dalam menjangkau faktor-faktor produksi

,

serta sumberdaya teknologi pertanian modem, sedangkan modal
manusia (human capital) yang digambarkan oleh pengetahuan,
keterampilan, dan motivasinya sangat menentukan arah dan keberhasilan pembangunan.
Hasil analisis keterkaitan hubungan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan pertanian dengan faktor-faktor pendukungnya menunjukkan, bahwa kesempatan partisipasi berhubungan sangat nyata dengan struMur dan stratifikasi sosial, kepemimpinan, pengaturan dan pelayanan pertanian,
budaya lokal, kelembagaan, serta ketersediaan sarana dan prasarana pertanian.
Hasil analisis tersebut memberikan penalaran, bahwa faktor-faktor kepemimpinan serta faktor sosial budaya masyarakat
menunjang terciptanya kesempatan partisipasi, dan betapa pentingnya keberadaan kelembagaan yang dapat diakses oleh masyarakat, sarana dan prasarana yang terjangkau, serta pengaturan
dan pelayanan pertanian yang mengarah kepada terus mendorong dan mengemban*

inisiatif masyarakat. Kelembagaan dan

teknologi (sarana dan prasarana) merupakan gums kesempatan
bagi masyarakat dalarn melaksanakan aMivitasnya, sedangkan
pemerintah merupakan energi penting dalam pembangunan me-

lalui kebuaksanaan-kebijaksanaannya.

Hasil analisis menunjukkan, bahwa terdapat hubungan
yang sangat nyata antara pendapatan usahatani dengan kinerja
partisipasi, kemauan partisipasi, kemampuan partisipasi, dan kesempatan partisipasi. Keterkaitan hubungan yang sangat nyata
tersebut mengindikasikan, bahwa pendapatan usahatani merupakan faktor kuat sebagai pendorong timbulnya kemauan, tumbuh-

nya kemampuan, dan terbukanya kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan pertanian.
Pendapatan usahatani yang menguntungkan menjadi pendorong semangat petani (motivasi ekstrinsik) untuk lebih meningkatkan usahataninya. Pendapatan usahatani yang mengun-

tungkan akan menjadikan tercukupinya modal usahatani. Dengan cukup tersedianya modal usahatani, maka petani akan da-

pat menyelenggarakan usahataninya secara lebih intensif dan
Iebih menguntun-

lagi. Pendapatan usahatani masih meru-

p a h n andalan utama para petani sebagai sumber modal usahatani, di samping kredit usahatani (KUT) yang diperoleh dari pemerintah.
Dalam kegiatan usahatani ditemukan adanya indikasi,

bahwa penggunaan tralcbr sebagai tenaga keaa pengolahan tanah semakin diminati oleh para petani, sebagd substitusi tenaga
kej a manusia dan ternak yang semakin mahal dan sulit mereka
dapatkan. Dalam kaitannya dengan ha1 ini, maka perlu dilakukan

suatu penelitian tentang ketenagakej a a n pertanian, guna mengetahui secara cermat kondisi ketenagakerjaan pertanian, jumlah

dan jenis traktor yang dibutuhkan serta tingkat lcetejangkauannya oleh petani.
Salah satu faktor yang berkaitan dengan kelangkaan tenaga

kerja pertanian adalah, adanya kecenderungan para pemuda desa
kurang berminat terhadap pekerjaan pertanian, karena dalam
pandangan mereka bertani adalah pekerjaan tradisional yang
kurang bergengsi, dan imbalannya di samping tidak segera dapat
diperoleh, juga dalam jumlah yang relatif kecil. Kondisi ini &anya perlu segera diatasi, dan langkah jangka pendek yang perlu
dilakdan adalah mengadakan Bengkel Keja Pemuda Tani sebagai pusat kegiatan pengembangan pengetahuan dan keterampilan serta penyebarluasan konsep-konsep dan metode pertanian
maju/modern dalarn kerangka agribisnis. Di samping itu, untuk
pengembangan wawasan para pemuda tani, perlu lebih dikembangkan program pertukaran pemuda tani, baik antar daerah
maupun antar negara. Dalam kerangka jangka panjang, merupa-

kan tantangan untuk dapat menampilkan wajah pertanian yang
menarik dan digemari oleh semua lapism masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Kita perlu lebih mengembangkan pertanian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi maju

,

Karena kinej a partisipasi sangat ditentukan oleh kemauan,
kemampuan, dan kesempatan, maka diperlukan usaha-usaha
yang secara simultan dan berkelanjutan membangkitkan minat
dan kemauan petani, mengembangkan potensi diri dan potensi
ekonomi petani, serta menciptakan peluang-peluang bagi petani
untuk berpartisipasi dalam pembangunan pertanian.
Peningkatan dan pengembangan kemauan partisipasi, hend a h y a dilakukan dengan berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhan nyata petani terutarna dalam kaitannya dengan penyelenggaraan kegiatan usahatani. Peningkatan dan pengembangan
kemampuan partisipasi perlu dilaksanakan melalui: (1) lebih dikembangkannya pendidikan pembangunan yang dirancang sesuai kondisi setempat dalam bentuk magang, sekolah lapang, dan
pelatihan-pelatihan secara berkesinambungan bagi semua lapisan petani; dan (2) pengembangan permodalan usahatani melalui
bantuan kredit usahatani yang memadai dan tejangkau dari segi
jumlah, persyaratan, dan prosedural. Kclembagaan KUD perlu
diberdayakan sehingga dapat menjadi lembaga ekonomi rakyat
(petani) yang tidak hanya sebagai wadah pelayanan KUT, tetapi

sebagai wahana petani membeli kebutuhan-kebutuhan usahatani
dan memasarkan hasil-hasil usahatani. Pcrlu dilakukan pening-

katan pendayagunaan kebunlsawah percobaan yang sudah ada,
serta pengadaan kebunlsawah percobaan pads BPP Yang belum

.

memilikinya, agar dapat dilakukan kegiatan-kegiatan demonstrasi
percontohan, serta pengujian-pengujian setempat terhadap inovasi usahatani yang disebarkan kepada masyarakat tani.
Berlandaskan pada pentingnya pemberdayaan manusia
pembangunan, serta memperhatikan tantangan dan perkembangan pertanian yang semakin kompleks, maka sebagai inferensi dari
pemikiran-pernikiran yang mengemuka dalam penelitian ini dirumuskan suatu strategi pemberdayaan petani, yang diberi nama
LIMA STRATEGI POKOK PEMBERDAYAAN PETANI, yaitu: (1)

Pembaharuan Citra Pertanian, (2) Pengembangan Agribisnis Pede-

saan, (3)Pengembangan Desa Cerdas Teknologi, (4) Pengembangan Desa Infonnatif, dan (5)Pengembangan Mitra Kerakyatan.
Strategi Pembaharuan Citra Pertanian diarahkan untuk menurnbuhkan kemauan melalui alam pikiran, bahwa pertanian merupakan sektor yang bergengsi dan strategis.

Strategi Pengem-

bangan Agribisnis Pedesaan diarahkan untuk pengembangan
agribisnis berbasis pedesaan, baik dalam kegiatan 'on-farm" maupun *off-farm." Strategi Pengembangan Desa Cerdas Teknologi
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam merespon, memanfaatkan, mengelola, dan menguasai teknologi ymg
tersedia, sehingga lebih profesional dalam mengelola usahatani.
Strategi Pengembangan Desa Informatif diarahkan untuk mening-

katkan kemampuan komunikasi dan informasi masyarakat pede-

saan (masyarakat sadar informasi) dengan menurnbuh-kembang-

kan jaringan informasi dan komunikasi pembangunan. Strategi
Pengembangan Mitra Kerakyatan diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan "capitat" dan "skill* petani melalui pengembangan
kemitraan usaha (keterkaitan usaha yang saling membutuhkan)
dengan pelaku ekonomi usaha besar.

PARTI8IPASI lVlASYARAKAT T A M PENQQUNA LAHAN
SAWAH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI
DAERAH LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

OLEH
ARIFUDDIN SAHIDU

Disertad sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN B O W R
1998

Judul Disertasi

:PARTISIPASI MASYARAKAT TAN1 PENMUNA LAHAN

SAWAH DAWLM PEMBANQUIQANPERTANIAN DI
Nama Mahasiswa :Arifuddin Sahidu
Nomor Pokok

:93515

Program Studi

:Ilmu Penyuluhan Pembangunan

<
-

1. Komisi Pembimbing

Rof. Dr. Pang S. Asngari

Dr. H.Prabowo Tjitropranoto, M
Anggota

Dr.Ir. Kooswardhono Mudikdjo
Anggota
2. Ketua Program Studi Ilmu
Penyuluhan Pembangunan

Tanggal Ldus : 2 Mei 1998

Dr.Ir. Andriyono W a t Adhi
Anggota
m Pascasarjana

RIWAYAT HIDUP
ARIFUDDIN SAHIDU, lahir di Bima, Nusa Tenggara Barat
pada tanggal 11 Oktober 1954, dari pasangan Ayah H. Sahidu bin
Some dan Ibu Hj. Sitti Maemunah binti Abdurrachim.
Penulis menjalani pendidikan dasar dan menengah di
Bima: tamat SDN pada tahun 1966, tamat SMPN tahun 1969,

dan pada tahun 1972 tamat SMAN Jurusan Paspal. Kemudian
penulis meneruskan pendidikan di Mataram, sebagai mahasiswa

Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
(UNRAM), dan meraih gelar Insinyur pada bulan Maret 1980.
Pada tahun ajaran 1988/ 1989 penulis mengikuti pendidikan
tingkat Magister (S2) pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (PPS-IPB), Program Studi nmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) dengan dukungan dana dari 'ISm Manajemen
Program Doktor (TMPD) Departemen Pendidikan d m Kebudayaan
Republik Indonesia, dan meraih gelar Magister Sains pada tahun
1990 dengan Indeks Prestasi (IP) Kumulatif 3,57.

Penulis me-

nempuh studi Doktor (S3) pada program studi dan lembaga yang
sama (PPN-PPS IPB) sejak bulan September 1992, dan meraih IP
Kumulatif 3,68.Dalam studi tingkat Doktor (S3) ini, penulis mendapat beasiswa dari Indonesia Australia Eastern Universities

Project (IAEUP)

-

AIDAB selarna tiga setengah tahun, terhitung

sejak bulan September 1992.
Beberapa pengalaman penulis semasa menjadi Mahasiswa

Si Fakultas Pertanian UNRAM, adalah, menjadi salah seorang
Ketua Senat Mahasiswa periode 1975-1977, menjadi K e t u a Badan

Perwakilan Mahasiswa (BPM) periode 1977-1979, sebagai mahasiswa penerima beasiswa Supersemar tahun 1976-1979, sebagai
Mahasiswa Teladan tahun 1977, dan mendapat kepercayaan
sebagai Assisten Dosen tahun 1975-1979.

Karier sebagai Dosen dimulai pada tahun 1980, sejak
diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 11 November 1980.
Sejak tahun 1991 sampai sekarang penulis adalah sebagai
LeMor dalam bidang h u Penyuluhan Pertanian pada Fakultas

Pertanian UNRAM. Penulis adalah anggota Tim Pengejar Mata
Kutiah Dasar Umum (MKDU) UNRAM bidang Ilmu Budaya Dasar,
dan oleh karenanya penulis juga mengajar pada Fakultas Ekono-

mi, Fakultas Hukum, d m Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di lingkungan UNRAM.

Penulis juga mengajar dan ber-

titldak sebagai penguji ujian negara pada Fakultah, Pertaniatl di

beberapa perguruan tinggi swasta yang ada di kota Mataram,

.

xxvi

yaitu; Universitas Muhamadiyah, Universitas At 'Azhar, d m Universitas Mahasaraswati.
Periode tahun 1982-1987 penulis menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD 111) Fakultas Pertanian
UNRAM, d m tahun 1983-1986menjabat sebagai Ketua Laborato-

rium Penyuluhan Pertanian, Fakultas Pertanian UNRAM.
Pada tahun 1983 penulis mendapat penghargaan dari
Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi NTB atas prestasi
sebagai Peserta Terbaik I1 pada Penatarm Pedoman Penghayatan
d m Pengamalan Pancasila (P4) Tipe A Tingkat Propinsi NTB.
Pada tahun 1983 penulis mendapat penghargaan dari Komandan
Jendral AKABRI atas partisipasi sebagai Pembimbing Akademis
Taruna AKABRI yang melaksanakan Latsitarda Nusantara IV di
daerah Lombok. Pada tahun 1986 penulis mendapat penghargaan dari Rektor UNRAM atas prestasi sebagai Dosen Teladan I
Fakultas Pertanian UNRAM, dan dari Menteri Pendidikan d m
Kebudayaan Republik Indonesia atas prestasi sebagai Dosen
Teladan I1 UNRAM.
Pada tahun 1983 penulis menikah dengan IR.ROSYADAH,
dan kini telah dikaruniai oleh Allah S.W.T dua orang a n a k
seorang putri ARISA ALVIN NADHIA SAHIDU (Arisa) pelajar Kelas
I1 SLTPN No. 2 Mataram, dan seorang putra MUHAMMAD
GHALVAN SAHIDU (Allan)pelajar Kelas V SDN No. 4 Mataram.

.

Penulis beserta isteri dan kedua putra-putri kini bertempat
tinggal di Komplek Taman Bam, Jln. Surabaya No. 22 Mataram,

Nusa Tenggara Barat 83 127, Telp. (0370)
35 137.

UCAPAN TERIMAKASIH
Rasa syukur yang mendalam penulis sampaikan kehadirat
Allah S.W.T karena dengan rakhmat dan hidayahNya, maka pene-

litian dan penulisan disertasi sebagai rangkaian penyelesaian
studi tingkat doktor ini dapat penufis selesaikan.
Terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada Komisi
Pembimbing: Bapak Prof. Dr. Pang S. Asngari, Bapak Dr. H.
Prabowo qitropranoto, MSc., Bapak Prof. Dr. Sediono M. P.
Tjondronegoro, Bapak Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, dan Bapak
Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, atas bimbingannya selarna proses
penelitian dan penulisan disertasi. Terimakasih yang tulus penulis sampaikan pula kepada Bapak Prof. Dr. H. R. Margono Slamet
selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan
PPS-IPB, yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan selama berlangsungnya proses pendidikan.

Kepada Bapak-

bapak dan Ibu-ibu Dosen PPS-IPB yang dengan ikhlas telah menularkan sebagian ilmunya melalui kegiatan perkuliahan dan
diskusi-diskusi yang sangat bermanfaat, dan Insya Allah menambah wawasan bagi penulis, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya. Penulis sangat berterimakasih
kepada Bapak ReMor UNRAM beserta Bapak Dekan Fakultas

Pertanian UNRAM yang telah memberikan kepercayaan, serta
menugaskan penulis untuk mengikuti pendidikan program Pascasajana pada PPS-IPB.

Kepada Bapak Rektor IPB yang telah

memberikan kesempatan sehingga memungkinkan penulis menjalankan tugas dan kepercayaan tersebut, penulis menyampai-

kan terimakasih yang sebesar-besarnya. Atas segala fasilitas dan
bantuan yang diberikan oleh Bapak Direktur beserta seluruh Staf
PPS-IPB selama proses pendidikan, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
A t a s bantuan dana pendidikan dan penelitian, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Indonesia Australia
Eastern Universities Project (IAEUP) - AIDAB.
Atas bantuan berupa ijin penelitian, penulis mengucapkan
terimakasih kepada Kepala Direktorat Sosial Politik Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, Kepala Direktorat Sosial Politik Propinsi
Daerah Tingkat I N u s a Tenggara Barat, dan Ketua Badan Peren-

canaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Propinsi Daerah Tingkat
I N u s a Tenggara Barat.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kepala
BIPP Lombok Barat, Kepala BIPP Lombok Tengah, Kepala BIPP
Lombok Timur, Kepala BPP dan para Penyuluh di WKPP lokasi
penelitian beserta seluruh anggota kelompok tani responden, atas

informasi dan segala bantuannya selama pelaksanaan penelitian
di lapang.
Penghargaan dan rasa terima kasih yang sangat khusus
penulis sampaikan kepada isteri tercinta IR. ROSYADAH beserta
an&-an&

tersayang ARISA d m ALLAN atas ketulusan, keta-

bahan, dan kesabarannya, serta senantiasa memberi semangat
dan dorongan, sehingga penulis dapat melewati proses pendidikan yang cukup menguras energi ini dengan meraih keberhasilan.
Kepada ayahanda dan ibunda yang dengan keteguhannya telah
mendidik d m membesarkan, serta senantiasa mendoakan bagi
kesehatan, keselamatan, dan kesuksesan penulis, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sangat mendalam. Terima
kasih ananda tidak terhingga kehadapan ayahanda dan ibunda.
Kepada bapak dan ibu mertua yang senantiasa memberikan kesejukan dengan nasehat-nasehatnya serta dorongan dan do'anya,
penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kepada segenap kakak-kakak dan adik-adikku, serta sahabatsahabatku yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian studi ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Do'a penulis, semoga Allah S.W.T memberikan
balasan yang setimpal atas segala amal kebaikan semua pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian studi ini.

,

Akhirnya, semoga disertasi ini memberi manfaat bagi peningkatan d m pengembangan pertanian yang membawa kemaslahatan bagi ummat manusia. Arnin.

PenuIis
Bogor, 2 Mei 1998

DAFTAR I81
Halaman

ABSTRACT

..................................

.................................
RIWAYAT HIDUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
UCAPAN TERIMAKASIH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTARTABEL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTARGAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTARLAMPIRAW . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PENDAHULUM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LatarBelakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Masalah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Penelitian ..........................
RxIuaxAsm

...................
.........................

Kegunaan Hasil Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan Pertanian

.....................

...........
Dimensi Partisipasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Faktor Penggerak Partisipasi ..................
Kemauan Partisipasi .......................
Kemarnpuan Partisipasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kesempatan Partisipasi .....................
KERMGKA BERPIKIR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
HIPOTESIS PENELITW .......................
Hipotesis Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendekatan Pembangunan Pertanian

Hipotesis Kerja

............................

KONSEP OPERASIONAL
VARUBEL PENELITXAN

.......................

...............
Pengumpulan Data .........................
Populasi dan Sampel Penelitian

...........................
..............................

Uji Reliabilitas
Uji Validitas

Data dan Pengukurannya

....................

WaMu Penelitian. Seminar Hasil Penelitian.
danujian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

WSIL DAN PEMBAEUISAN
Prof2 Daerah Penelitian

.....................
.....................

Penduduk dan Tenaga
Kerja Pertanian

......................

Kelembagaan Pertanian dan
Pengaturan Pemerintah

.....................

Struktur Organisasi

..................
BIPPdanBPP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelompok Kandang Kolektif . . . . . . . . . . . . . .
Penyuluhan Pertanian

RoH dan S t r u k t w Kelompok
KandangKolektif . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pengurus Kelompok

.................
.............
...............

Rencana Keja Kelompok
Awiq-awiq Kelompok

Koperasi Unit Desa dan Pemanfaatannya
01ehPetani

........................

...........
................

Mendekatkan Petani pada KUD
Pengaturan Pola Tanarn
Prom Petani Pengguna
LahanSawah

.............................

.........
.................

Luas dan Jenis Sawah Usahatani
Pengalaman Usahatani
Kinej a Partisipasi

..........................

Partisipasi dalam Pembangunan
Pertanian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

........

Partisipasi Antar Kondisi Usahatani
Partisipasi Antar Luas
Sawahusahatani

...................

Partisipasi Antar Jenis
Sawahusahatani . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Partisipasi Antar Jenis Usahatani

.......

Analisis Hubungan Faktor-faktor
Penggerak Partisipasi

.......................

Hubungan Partisipasi dengan Faktorfaktor Kemauan. Kemampuan. dan
Kesernpatan ........................
Hubungan Kemauan Partisipasi dengan
Faktor-faktor Pendukungnya . . . . . . . . . . .
Hubungan Kemampuan Partisipasi dengan
FaMor-faktor Pendukungnya

.............

Hubungan Kesempatan Partisipasi dengan
Faktor-faktor Pendukungnya . . . . . . . . . . . . .
Hubungan Partisipasi dengan
PcndapatanUsahatani . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengujian Hipotesis

........................
......................
.......................

Hipotesis Umum
Hipotesis Keja

lKE8IMPuLAX. SARAN. DAN
IMPLIKASI KEBIJAKAIQ. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.............................
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Implikasi Kebijakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTARPUSTAKA ............................
Kesimpulan

LAIYIPIW-LAMPIRAN.........................

196
196
202
205

209
221

Nomor

Teks

Halaman

1

Sebaran Kelompok Tani dan Anggota Kelompok
Tani Sampel pada Masing-masing BPP dan WPP
Lokasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2

Variabel, Indikator, d m Parameter Penelitian.

3

Jumlah Daerah Kabupaten, Kotamadya,
Kecamatan, Kelurahan, dan Desa di Daerah
Lombok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4

Jurnlah Pengirimsll TKI-AKAN NTB Selama
Pelita VI ...............................

5

Komparasi Penggunaan Traktor dan Ternak
dalam Pengolahan Tanah Sawah per Hektar.

6

Sebaran BIPP dan BPP di Daerah Lombok

7

Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian d m
Kelompok Tani di Masing-masing BIPP. . . . . . . .

8

Sebaran Kelompok Kandang Kolektif di Daerah
Lombok

9

Sebaran KUD di Masing-masing Wilayah BPP
Lokasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

10

Pemanfaatan KUD oleh Petani Pengguna Lahan
Sawah di Daerah Lombok

11

Profil Pendidikan Petani Pengguna Lahan Sawah
di Daerah Lombok

12

Sebaran Petani Berdasarkan Luas dan Jenis
Sawahusahatani . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

13

Sebaran Petani Berdasarkan Luas Sawah dan
JenisUsahatani ........................

..

...

.....

...............................

.................

......................

Pengalaman Usahatani Petani Pengguna Lahan
Sawah di Daerah Lombok . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tingkat Partisipasi Petani Pengguna Lahan
Sawah dalam Pembangunan Pertanian di
Daerah Lombok

.........................

Tingkat Partisipasi Petani pada Setiap Tahapan
Pembangunan Berdasarkan Komponen
Usahatani . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tingkat Partisipasi Petani dalam Pembangunan
Pertanian Berdasarkan Luas dan Jenis Sawah
Usahatani . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tingkat Kemauan Partisipasi Berdasarkan Luas
dan Jenis Sawah Usahatani

...............

Tingkat Kemampuan Partisipasi Berdasarkan
Luas dan Jenis Sawah Usahatani . . . . . . . . . . .
Tingkat Kesempatan Partisipasi Berdasarkan
Luas dan Jenis Sawah Usahatani . . . . . . . . . . .
Tingkat Kemauan, Kemampuan, Kesempatan,
dan Partisipasi Petani Berdasarkan Luas dan
Jenis Sawah Usahatani

...................

Tingkat Partisipasi Petani dalam Pembangunan
Pertanian Berdasarkan Luas Sawah dan Jenis
Usahatani

.............................

Gambar

Teks

1

Alir Informasi Melalui Lembaga Penyuluhan
Pertanian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2

Keterkaitan Hubungan Faktor-faktor Penggerak
Partisipasi dalam Pembangunan Pertanian

3

Mekanisme Penetapan Lokasi dan Sampel
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4

Struktur Organisasi Kelompok Kandang Kolektif

5

Keterkaitan Hubungan Partisipasi dengan
FaMor-faktor Kemauan, Kemampuan, dan
Kesempatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6

Hubungan Kemauan Partisipasi dengan Faktorfaktor Pendukungnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

7

Hubungan Kemampuan Partisipasi dengan
Faktor-faktor Pendukungnya . . . . . . . . . . . . . . .

8

Hubungan Kesempatan Partisipasi dengan
Faktor-faktor Pendukungnya . . . . . . . . . . . . . . .

9

Hubungan Pendapatan Usahatani dengan
Kemauan, Kemampuan, Kesempatan, dan
Kinerj a Partisipasi

....

.......................

Nomor

Teks

Halaman

Struktur Organisasi Penyuluhan Pertanian di
Nusa Tenggara Barat
.
.

... . ... .. . . ... . . . ..

222

Peta Administrasi Kabupaten di Daerah Lombok

223

Tingkat Kemauan, Kemampuan, Kesempatan,
dan Partisipasi Berdasarkan Komponm
Usahatani

224

Kategorik Faktor-faktor Penggerak Partisipasi
Antar Kondisi Usahatani . .
.

. . ... ... ... . ...

225

Matrik Korelasi ( r ~Faktor-fakbr
)
Penggerak
Partisipasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

226

..............................

. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .
Undangan Ujian Tertutup . . . . . . . . . . . . . . . . .
Undangan Ujian Terbuka . . . . . . . . . . . . . . . . .
Surat Ijin Penelitian

227
228
229

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasarnya pembangunan nasional suatu bangaa selalu
bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan seluruh warga masyarakatnya, d m umumnya sangat diharapkan dari pembangunan ekonomi negara secara keseluruhan.
Pembangunan ekonomi negara-negara berkembang banyak
ditentukan oleh pertanian, karena pada umumnya negara berkembang bercorak agraris, yang bercirikan pertanian sebagai
sumber utama penghidupan sebagian besar warga rnasyarakat.

Bahkan, Hulrne dan Mark Turner (1990:
11 1-1 12) menyatakan,
pembangunan pertanian, tidak hanya meningkatkan perekonomi-

an, akan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat negara berkembang.
Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalarn
perekonomian negara Indonesia, menjadi fondasi perekonomian
negara, dan merupakan andalan sebagai pendorong pembangun-

an nasional. Oleh karenanya, pembangunan pertanian mempa-

kan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia (Departemen Pertanian, 1993:185;Nasution, 1991:7;Soeharto, 1994:

.

Walaupun secara relatif peranan sektor pertanian semakin
menurun terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (menurut

Biro Pusat Statistik pada Pelita I peranan sektor pertanian adalah sebesar 49.3 persen, tahun 1983 menurun menjadi 23 per-

sen, tahun 1994 menjadi 18 persen, dan tahun 1996 menjadi sekitar 17,2 persen), pada kurun waktu 25 tahun mendatang secara absolut peranan sektor pertanian masih tetap penting, karena merupakan sumber penghidupan bagi sebagian besar (lebih
dari 60 persen) masyarakat Indonesia, dan akan semakin banyak
penduduk yang kehidupannya bergantung dari pertanian.

Secara makro, pembangunan pertanian Indonesia selama
Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJP I) menunjukkan keberhasilan yang mengesankan dalarn meningkatkan produksi,
khususnya produksi tanaman padi, dan hal ini sejalan dengan
strategi pembangunan pertanian pada masa PJP I yang berorientasi pada peningkatan jumlah produksi guna memenuhi kebutuhan yang mendesak pada masa itu.
Pembangunan pertanian Indonesia telah mehgubah negara
Indonesia dari negara pengimpor beras terbesar di dunia pada
dekade 1970 menjadi negara yang berswasembada beras sejak tahun 1984, dalam arti mampu mencukupi kebutuhan pokok beras
secara mandiri, meskipun ternyata setelah tahun 1993 kondisi

.

swasembada beras menghadapi kerawanan yang cukup menggelisahkan sehingga dilakukan impor beras untuk memperkuat stok
nasional (Kantor Menteri Negara Urusan Pangan, 1996:2; Sinukaban, 1994:l).
Wardojo (1992a:38) menyatakan, produksi komoditi pertanian lainnya seperti jagung, ubi kayu, tebu, kelapa sawit, peternakan ayam, sapi, dan hasil-hasil perilcanan menunjukkan pula
perkembangan yang cukup menggembirakan dan senantiasa selalu diupayakan peningkatannya.
Revolusi Hijau di Indonesia telah mengubah pertmian
Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai suatu pertanian yang
"involuted"menjadi suatu pertanian yang relatif modern (Soetrisno, 1985:21-22), dan bahkan bukan hanya meningkatkan produksi pertanian dengan cepat, tetapi juga meningkatkan perekonomian pedesaan secara keseluruhan ('lJondronegoro

&., 1992:84).

Namun demikian, temyata bila ditinjau secara rnikro, persoalan yang dihadapi dalam berlangsungnya proses pembangunan pertanian itu adalah belum tercapainya partisipasi masyarakat
tani sebagaimana yang diharapkan. Partisipasi masyarakat tani
pada umumnya masih relatif rendah dan dalam dimensi yang
terbatas.

.

Pembangunan pertanian melalui revolusi hijau ternyata lebih menarik bagi petani berlahan luas (menggarap lahan 0,75
hektar atau lebih) dibanding petani yang menggarap lahan 0,50
hektar atau kurang, dan ternyata "agricultural growth" tidak dengan sendirinya menimbulkan "equity" dalarn masyarakat pertanian (Tjondronegoro, 1991:s; Soetrisno, 1985:27-281.
Kenyataan pendekatan pembangunan selama ini tidak
marnpu merangsang tirnbulnya partisipasi masyarakat yang meluas seperti yang diharapkan. Pembangunan nasional yang telah
bejalan selama ini seringkali didasarkan pada perhitungan-per-

hitungan kuantitatif dan asumsi-asurnsi ekonomi yang rasional,
sehingga tirnbul kesan seluruh persoalan pembangunan bisa diatasi dalam pigura yang bersifat teknokratik dan atas dasar strategi "top down" dengan berlandaskan pada "trickle down effect"
(dampak menetes ke bawah). Oleh karenanya, negara memiliki
peran dorninan dalam seluruh aspek rekayasa pembangunan nasional, kcputusan-keputusan tentang kebijaksanaan pembangunan dibuat di atas kemudian dialirkan ke bawah. Para perencana
pembangunan lebih condong mengejar hasil kuantitatif dalarn

waktu secepatnya, sehingga partisipasi rnasyarakat sebagai pela-

ku utama pembangunan seringkali terlupakan.

.

Pembangunan pertanian, lebih khusus di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB)dengan sistem usahatani padi Gogo Rancah
(Gora) yang pelaksanaannya diawali pada Musim Tanam 19801
1981, memberi garnbaran tentang fenomena tersebut. Sistem usahatani padi Gora dilaksanakan dalam bentuk gerakan massal melalui operasi khusus yang dikenal dengan nama Operasi Tekad
Makmur. Pemerintah menggeraMcsn masyarakat dengan sistem
"komando," serta seluruh kekuatan yang ada dikerahkan untuk
menunjang pelaksanaan operasi tersebut, termasuk pelayanan
kredit usahatani dalam bentuk paket kredit yang terdiri atas: peralatan pertanian, sarana produksi pertanian, dan uang tunai (dan a biaya produksi).
Secara umum dapat dikatakan, bahwa upaya tersebut cukup menggembirakan dalam meninghtkan produksi padi, meskipun memerlukan beban k e j a serta beban biaya yang cukup

tin&.

Namun dernikian, temyata dalam keberlanjutannya usa-

hatani padi sistem Gora menunjukkan gejala penurunm dalam
hal tingkat teknologi intensifhsi yang digunakan, seiring dengan

semakin mengendornya gerakan yang dilakukan oleh pemerintah.

Kini proses pembangunan telah sampai pada tahap yang
mensymatkan adanya partisipasi yang lebih besar dari seluruh

lapisan masyarakat agar tujuannya dapat tercapai, dan pemba-

.

ngunan tidak diartikan sebagai pembangunan yang hanya dilakukan oleh pemerintah, akan tetapi termasuk pula yang dilaku-

kan atas prakarsa dan swadaya masyarakat.
Pada PJP I1 dan masa-masa yang akan datang, pertanian tidak