Selain mode realtime kita juga dapat memilih mode simulation, dimana pada saat Configure the MOTD banner.

Jaringan peer to peer selesai dibuat, untuk melihat mengecek apakah kedua PC sudah benar-benar tersambung, kita dapat melakukan perintah ping atau memberikan paket ICMP dari PC0 ke PC1 atau sebaliknya seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini : 1. Set alamat IP tiap-tiap PC yang berada dalam 1 network dalam hal ini PC0 192.168.1.1; PC1 192.168.1.2 2. Ping dapat dilakukan melalui virtual command line tiap PC atau mengirimkan paket ICMP yang dapat kita klik langsung dari objek PC0 ke PC1.

3. Selain mode realtime kita juga dapat memilih mode simulation, dimana pada saat

kita melakukan perintah, kita dapat mengetahui prorokol yang digunakan dan apa yang sebenarnya terjadi pada setiap layer. Contohnya pada saat perintah ping pada gambar dibawah ini. Membuat jaringan sederhana dengan menggunakan fitur multi user pada packet tracer : Pada aplikasi packet tracer kita dimungkinkan untuk membuat simulasi jaringan gabungan antara simulasi jaringan menggunakan packet tracer di 2 atau lebih PC yang saling terhubung dalam satu network. Contoh penggunaan : 1. Buat jaringan sederhana lalu masukkan awan multiuser : 2. Klik pada awan multi user peer0, lalu set mode ke outgoing, dan ip address PC lain dimana terdapat simulasi jaringan yang akan dikoneksikan, set peer network name dan password 3. Tekan tombol connect dan tunggu konfirmasi koneksi mode incoming di PC yang dituju muncul. Setelah terkoneksi, kita langsung dapat menjalankan 2 simulasi di PC yang berbeda. Modul 2 Network Analysis Tool, Application Layer Protocol, dan Transport Layer Protocol

1. Network Analysis Tool a. Tujuan

- Mendeskripsikan fungsi dari Wireshark sebagai salah satu network analysis tool. - Melakukan capture dengan Wireshark

b. Latar Belakang

Wireshark merupakan salah satu network analysis tool, atau disebut juga dengan protocol analysis tool atau packet sniffer. Wireshark dapat digunakan untuk troubleshooting jaringan, analisis, pengembangan software dan protocol, serta untuk keperluan edukasi. Wireshark merupakan software gratis, sebelumnya, Wireshark dikenal dengan nama Ethereal. Packet sniffer sendiri diartikan sebagai sebuah program atau tool yang memiliki kemampuan untuk ‘mencegat’ dan melakukan pencatatan terhadap traffic data dalam jaringan. Selama terjadi aliran data dalam, packet sniffer dapat menangkap protocol data unit PDU, melakukan dekoding serta melakukan analisis terhadap isi paket berdasarkan spesifikasi RFC atau spesifikasi- spesifikasi yang lain. Wireshark sebagai salah satu packet sniffer diprogram sedemikian rupa untuk mengenali berbagai macam protokol jaringan. Wireshark mampu menampilkan hasil enkapsulasi dan field yang ada dalam PDU.

c. Prosedur

Pada bagian ini akan diberikan bagaimana menggunakan Wireshark serta contoh melakukan capture PDU. 1 Jalankan Wireshark 2 Untuk melakukan capture dengan memilih pilihan yang tersedia, pilih menu Capture Options... akan tampil jendela semacam ini: 3 Pada jendela Capture Option, pilihlah interface Ethernet yang akan di- capture. Terlihat pada screenshot di atas terdapat 3 buah highlight. Highlight paling atas menunjukkan pilihan untuk melakukan capture pada Promiscuous Mode. Jika pilihan ini diaktifkan, maka Wireshark akan melakukan capture terhadap paket-paket yang ditujukan untuk komputer ini dan paket-paket yang terdeteksi oleh NIC dari komputer-komputer dalam satu segmen jaringan. Highlight kedua menunjukkan pilihan-pilihan untuk mengatur tampilan atau informasi yang akan ditampilkan oleh Wireshark. Jika pilihan hide capture dialog info dinonaktifkan, ketika kita memulai capture, Wireshark akan menampilkan jendela tambahan yang memberikan statistik persentase protokol yang ter-capture sebagai berikut: Highlight ketiga memberikan pilihan bahwa Wireshark akan menerjemahakan alamat jaringan dalam PDU menjadi nama. Mengaktifkan pilihan ini akan menambah PDU ekstra ke dalam data yang ter-capture. Jendela Wireshark terdiri atas tiga bagian, seperti ditunjukkan pada screenshot berikut: Packet List Pane menampilkan ringkasan dari paket-paket yang tertangkap oleh Wireshark. Memilih salah satu paket yang tampil pada bagian ini akan memperlihatkan detail dari paket tersebut pada dua panel di bawahnya. Packet Detail Pane menampilkan detail dari paket yang dipiliha pada Packet List Pane. Packet Byte Pane menunjukkan isi data dari sebuah paket dalam heksadesimal serta menunjukkan detail dari field yang dipilih pada Packet Detail Pane. Untuk memulai proses capture, klik pada tombol Start. 4 Buka command prompt dengan cara klik Start Run... ketikkan cmd klik OK. Lakukan ping ke komputer sebelah anda dengan mengetikkan perintah ping IPkomputerDiSebelahAnda. 5 Aktivitas ping tersebut akan terekam oleh Wireshark, simpan hasil capture dengan memilih menu File Save As... pada Wireshark. 6 Berdasarkan hasil capture Wireshark tersebut, isikan informasi yang diminta pada borang yang disediakan. Packet List Pane Packet Detail Pane Packet Byte Pane

2. Application Layer Protocol a. Tujuan

- Menggunakan Wireshark untuk menangkap PDU - Mengamati protokol HTTP sebagai protokol pada Application Layer

b. Latar Belakang

Application Layer merupakan layer paling atas, baik pada model OSI, maupun model TCPIP. Layer ini menyediakan antarmuka antara aplikasi-aplikasi yang kita gunakan, dengan jaringan yang digunakannya untuk melakukan pertukaran informasi. Pada pertukaran informasi antar aplikasi yang berjalan pada host pengirim dan host tujuan digunakan berbagai protokol Application Layer. Protokol pada application layer menentukan bagaimana pesan dipertukarkan antara host pengirim dan tujuan, sintaks dari perintah-perintah kontrol control command, jenis dan format data yang dipertukarkan, metode yang digunakan untuk mengetahui terjadinya kesalahan dan bagaimana mengatasi kesalahan tersebut, serta bagaimana interaksi dengan layer yang berada di bawahnya. Terdapat banyak protokol untuk apllication layer, antara lain Domain Name Service Protocol DNS, Hypertext Transfer Protocol HTTP, Simple Mail Transfer Protocol SMTP, Telnet, Filet Transfer Protocol FTP, dan sebagainya. Pada praktikum ini akan dilakukan analisis terhadap protokol yang sering kita gunakan, yaitu HTTP. Hypertext Transfer Protocol HTTP, pada awalnya merupakan prokol yang dikembangkan untuk mempublikasikan maupun mengunduh halaman HTML. Saat ini, HTTP yang merupakan protokol pada application layer yang paling sering digunakan juga dimanfaatkan untuk transfer data. HTTP menentukan mendefinisikan protokol dalam melakukan request dan response antar klien dan server. Dengan HTTP, terdapat tiga jenis pesan yang dipertukarkan, yaitu GET, POST, dan PUT. GET digunakan oleh klien untuk melakukan request. POST dan PUT digunakan untuk melakukan upload data ke server.

c. Prosedur

1 Jalankan Wireshark dan mulailah capture. 2 Buka web browser yang ada pada komputer 3 Masukkan alamat www.google.com. Setelah halaman www.google.com terbuka, tekanlah tombol Refresh pada web browser. 4 Hentikan capture Wireshark dan simpanlah hasil capture Wireshark tersebut. Tutuplah web browser. 5 Analisislah hasil capture dan isikan informasi yang diminta pada borang yang tersedia.

3. Transport Layer Protocol a. Tujuan

- Mengetahui protokol pada transport layer - Mengetahui cara kerja TCP dan mengidentifikasi TCP header menggunakan wireshark dan sesi FTP

b. Latar Belakang

Transport Layer memiliki beberapa fungsi. Ia bertugas untuk melakukan identifikasi aplikasi yang saling berkomunikasi dan menjaga komunikasi antara aplikasi dari pengirim ke penerima. Selain itu, layer ini juga memiliki fungsi melakukan pembagian data menjadi bagian-bagian kecil yang disebut sebagai segment serta menggabungkan kembali segment tersebut pada host yang menerima. Dalam TCPIP Transport Layer digunakan 2 macam protokol, yakni TCP dan UDP. Masing-masing protokol memiliki karakteristik tertentu dan mendukung protokol-protokol pada layer di atasnya. Misalnya TCP mendukung HTTP dan FTP, sementara UDP mendukung DNS dan TFTP. Perbedaan antara kedua protokol tersebut ada pada reliabilitasnya. Untuk menjalanakan tugasnya baik TCP dan UDP menambahkan header pada data yang akan dikirim. Isi header antara kedua protokol tersebut berbeda, sesuai dengan karakteristik masing-masing protokol. Header yang dipasang oleh kedua protokol tersebut dapat iidentifikasi dan dianalisis dengan menggunakan network analyzer tool, salah satunya adalah Wireshark. Header pada protokol TCP dapat dilihat pada gambar berikut: Untuk protokol UDP, header yang ditambahkan adalah sebagai berikut:

c. Prosedur

1 Jalankan program FileZilla yang ada pada komputer. 2 Jalankan Wireshark dan mulai proses capture. 3 Pada jendela program FileZilla, isi bagian Host, Username, Password, dan Port. Kemudian klik pada tombol Quickconnect. 4 Download file labjaringan.html dari FTP server, tunggu hingga terdapat pesan “file transfer successful” pada FileZilla. 5 Hentikan capture Wiershark dan simpan hasil capture tersebut. 6 Analisis hasil capture Wireshark dan isikan informasi yang diminta pada borang. MODUL 3 SUBNETTING PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta pembagian kelasnya. 2. Memahami Subnetting Classfull Classless secara CIDR VLSM. 3. Dapat mengkonfigurasi IP pada jaringan Local Area Network. PENDAHULUAN Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host harus mempunyai IP Internet Protocol address. Pada praktikum ini, IP yang digunakan adalah IPv4 yang memiliki panjang 32 bit 4 byte. IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address dan nodehost address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D digunakan untuk multicasting, sedangkan kelas E untuk riset. Gambar Contoh Penggunaan IP Address Berikut adalah alokasi bit untuk alamat IPv4 : Kelas A : Kelas B : Kelas C : Berikut adalah IP Address Range untuk masing-masing kelas : Subnetting : Mengapa dilakukan subnetting ? 1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan mengurangi broadcast storm memperkecil broadcast domain 2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan 3. Pengelolaan yang disederhanakan memudahkan pengelolaan, mengidentifikasikan permasalahan 4. Penghematan alamat IP Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP danme-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit. Contoh Subneting Misalkan tersedia network address 192.168.1.0 24 → “ berarti kelas C ”. Lihat tabel di atas Misal kita membutuhkan 6 kelompok jaringannetwork, maka yang kita lakukan adalah membagi alamat tersebut menjadi 6 subnet. Maka rumus yang digunakan adalah 2n = jumlah subnet. Variabel n menunjukkan jumlah bit yang dipinjam dari bit-bit host untuk dijadikan bit subnet. Perhitungan: 2n = 6 = 23 = 6 ,sehingga n = 3 Perhitungan dengan metode binary : - subnet mask default dlm biner : 11111111.11111111.11111111.00000000 - tambahkan 3 bit 1 di ruas paling belakang : 11111111.11111111.11111111.11100000 - konversi subnet tsb ke desimal : 255.255.255. 224 Berarti subnet mask addressnya adalah 255.255.255.224 untuk mendapatkan 6 subnet Sekarang untuk mengetahui jumlah IP yang dapat dipakai untuk tiap host di tiap subnet, lakukan operasi berikut : 256 jumlah rentang dari 0 – 255 224 - nilai ruas terakhir dari subnet yang baru 32 digunakan sebagai range buat subnetnya Hasil 32 menunjukkan IP yang dapat dipakai untuk tiap subnet mask yang baru. Berikut ini adalah daftar semua subnet untuk subnet mask class C 255.255.255 224 : Subnet ke 0 : 192.168.1.0 – 192.168. 1. 31 Subnet ke 1 : 192.168.1.32 - 192.168.1. 63 Subnet ke 2 : 192.168.1.64 - 192.168.1. 95 Subnet ke 3 : 192.168.1.96 - 192.168.1.127 ………………. Subnet ke 7 : 192.168.1.224 – 192.168.1.255 Contoh menghitung broadcast address Coba hitung broadcast address dan network address untuk IP 192.168.1.4 29 Jawab : 29 berarti netmask = 255.255.255.248 IP Adress : 192.168.1.4 11000000.10101000.00000001.00000100 netmask : 255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111 000 Network Addr: 192.168.1.0 11000000.10101000.00000001.00000000 AND Broadcast Addr: 192.168.1.7 11000000.10101000.00000001.00000 111 invers CIDR Classless Interdomain Domain Routing Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM Variable Length Subnet Mask , namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing CIDR, metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai. Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan : Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR 255.128.0.0 9 255.255.240.0 20 255.192.0.0 10 255.255.248.0 21 255.224.0.0 11 255.255.252.0 22 255.240.0.0 12 255.255.254.0 23 255.248.0.0 13 255.255.255.0 24 255.252.0.0 14 255.255.255.128 25 255.254.0.0 15 255.255.255.192 26 255.255.0.0 16 255.255.255.224 27 255.255.128.0 17 255.255.255.240 28 255.255.192.0 18 255.255.255.248 29 255.255.224.0 19 255.255.255.252 30 Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana : - untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0 - untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0 - untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0 VLSM Variable Length Subnet Mask Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID IP Public. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2, semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh : 130.20.0.020 Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat 11111111.11111111. 1111 0000.00000000 = 20 Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = 2x = 24 = 16 Maka blok tiap subnetnya adalah : Blok subnet ke 1 = 130.20.0.020 Blok subnet ke 2 = 130.20.16.020 Blok subnet ke 3 = 130.20.32.020 Dst … sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.020 Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian : - Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu 20 = 2x = 24 = 16 - Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan 24, maka didapat 130.20.32.024 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu : Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.024 Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.024, dst..sampai ke 16 - Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 - sehingga didapat : Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.027 Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.3227 Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.6427 Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.9627 Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.12827 Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.16027, dst IPv6 Addresses TAMBAHAN IPv6 adalah format IP dengan panjang 128 bit dan umumnya ditulis sebagai 8 bilangan 16 bit hexadecimal.Memiliki jumlah alamat IP = 2128 sekitar 3.4x 1038. Bandingkan dengan IPv4 dengan format hanya 32 bit yang berarti memiliki jumlah IP = 232 sekitar 4.3x109. Format penulisannya adalah dengan hexadecimal yang masing-masing 16 bit dengan dipisahkan dengan tanda titik dua : Representasi alamat pada IPv6 ada beberapa macam - Model x: x: x: x: x: x: x: x X adalah nilai berupa hexadecimal 16 bit dari porsi alamat. Karena terdapat 8 buah ‘x’, jumlah total = 816 = 128 bit. Contohnya : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210 -Jika format pengalamatan IP mengandung kumpulan group 16 bit bernilai ‘0’, maka direpresentasikan dengan “::”. Contohnya : 3FFE:0:0:0:0:0:FE56:3210 dapat direpresentasikan menjadi 3FFE::FE56:3210 -Model x: x: x: x: x: d: d: d d adalah alamat IPv4 32 bit. Contohnya : 0:0:0:0:FFFF:13.1.68.3 direpresentasikan menjadi ::FFFF:13.1.68.3 Tugas Tambahan 1. Untuk mengelola manajemen pembagian kerja yang baik sebuah perusahaan akan melakukan pembagian area kerja berdasarkan divisi atau unit kerja yang spesifik dengan mengalokasikan sejumlah perangkat komputer host sesuai kebutuhan. Sebagai contoh: Perusahaan “Kreatip Corp” membagi perusahaannya ke dalam 5 divisi dengan distribusi alokasi kebutuhan host- nya masing-masing Network 1 : Network 2 : Network 3: Network 4 : Network 5: Dengan Metode VLSM tentukan Network Address, First Usable Address, Last Usable Address, dan Broadcast Address, jika diberikan IP License ……………….. 2. Berdasarkan gambar Topologi Jaringan berikut ini, tentukan pembagian subnetwork dengan metode VLSM, default gateway, dan host pada masing- masing bagian. Tugas Pendahuluan 1. Jelaskan ip addressing version 4 dan pembagian kelasnya berikan contoh beserta perinciannya. 2. Jelaskan mengenai IP Public IP Private, serta metode NAT 3. Jelaskan yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default Gateway, serta berikan berikan penjelasan jika muncul “ Destination unreachable Request Time Out pada proses Ping 4. Jelaskan mengenai IP Subnetting Classfull Classless menggunakan CIDR VLSM 5. Dengan metode CIDR, berikan perincian subnetwork jika diberikan IP Network 200.200.200.024 dan dibutuhkan 8 subnetwork, tentukan pula network, first, last, dan broadcast address pada masing-masing subnetwork, serta gambarkan perhitungannya 6. Dengan metode VLSM, jika dibutuhkan pembagian jaringan untuk 4 divisi dengan masing-masing : Network A : 30 host Network B : 60 host Network C : 6 host Network D : 2 host Jika diberikan IP License nya : 192.168.1.024 tentukan pembagian IP Address pada masing-masing network beserta Network Address, First Usable Address, Last Usable Address, Broadcast Address. Modul 4 Cabling

I. Tujuan Percobaan

- Memahami tentang pengkabelan pada jaringan computer - Mampu menghubungkan dua buah perangkat dengan medium kabel UTP

II. Perangakat yang digunakan

1. Kabel UTP cat.5 2. Connector RJ45 3. Lan tester 4. Cramping tool 5. PC

III. Teori Dasar

Untuk dapat menghubungkan divais yang satu dengan divais yang lain, maka di butuhkanlah media transmisi. Terdapat berbagai macam media yang dapat digunakan untuk dapat menghubungkan divais dan membentuk jaringan. Secara umum, media tersebut adalah: Kabel wired dan Nirkabel wireless. Empat jenis kabel jaringan yang umum digunakan saat ini yaitu: 1. Kabel Coaxial Kabel coaxial terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi. Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir untuk menghindari dari goresan kabel.Beberapa jenis kabel Coaxial lebih besar dari pada yang lain. Makin besar kabel, makin besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap interferensi listrik. 2. Kabel Unshielded Twisted Pair UTP, Kabel twisted pair terjadi dari dua kabel yang diputar enam kali per-inchi untuk memberikan perlindungan terhadap interferensi listrik ditambah dengan impedensi, atau tahanan listrik yang konsisten. Nama yang umum digunakan untuk kawat ini adalah IBM jeniskategori 3. Secara singkat kabel UTP adalah murah dan mudah dipasang, dan bisa bekerja untuk jaringan skala kecil. 3. Kabel Shielded Twisted Pair STP. Kabel STP sama dengan kabel UTP, tetapi kawatnya lebih besar dan diselubungi dengan lapisan pelindung isolasi untuk mencegah gangguan interferensi. Jenis kabel STP yang paling umum digunakan pada LAN ialah IBM jeniskategori 1. 4. Kabel Serat Optik Fiber Optik Kabel serat optik mengirim data sebagai pulsa cahaya melalui kabel serat optik. Kabel serat optik mempunyai keuntungan yang menonjol dibandingkan dengan semua pilihan kabel tembaga. Kabel serat optik memberikan kecepatan transmisi data tercepat dan lebih reliable, karena jarang terjadi kehilangan data yang disebabkan oleh interferensi listrik. Kabel serat optik juga sangat tipis dan fleksibel sehingga lebih mudah dipindahkan dari pada kabel tembaga yang berat.

IV. Prosedur Praktikum

.Merakit Kabel Cross 1. Potonglah kabel sesuai dengan panjang yang diperlukan, yaitu dengan cara membuang mengupas bagian pelindung luar kabel, kemudian bersihkan dan rapikan kedua ujung kabel. 2. Susunlah warna urutan kabel sesuai dengan gambar di bawah ini. 3. Urutkanlah pemasangan kabel pada konektor sesuai dengan urutan. 4. Setelah kabel dimasukkan ke konektor, lalu klem jepitlah konektor dengan tang klem hingga terminal-terminal menjepit kabel dengan kuat. 5. Pasang kedua ujung kabel dengan konektor, lalu lakukan pengujian dengan menggunakan kabel tester. 6. Setelah berhasil melakukan pemasangan kabel pada konektor dengan pengetesan dengan kabel tester, hubungkan dua buah PC dengan kabel tersebut, apakah bisa? Merakit Kabel Straight 1. Potonglah kabel sesuai dengan panjang yang diperlukan, yaitu dengan cara membuang mengupas bagian pelindung luar kabel, kemudian bersihkan dan rapikan kedua ujung kabel. 2. Susunlah warna urutan kabel sesuai dengan gambar dibawah ini: 3. Urutkanlah pemasangan kabel pada konektor sesuai dengan urutan. 4. Setelah kabel dimasukkan ke konektor, lalu klem jepitlah konektor dengan tang klem hingga terminal-terminal menjepit kabel dengan kuat. 5. Pasang kedua ujung kabel dengan konektor, lalu lakukan pengujian dengan menggunakan kabel tester. 6. Setelah berhasil melakukan pemasangan kabel pada konektor dengan pengetesan dengan kabel tester, hubungkan dua buah PC dengan kabel tersebut, apakah bisa? Modul 5 Basic Router Configuration TUJUAN PRAKTIKUM • mampu melakukan konfigurasi dasar pada Cisco router. • mampu memberikan password pada Cisco router.

I. Configure Cisco Router Global Configuration Settings.

1. Menghubungkan perangkat menggunakan media fisik yang benar. Hubungkan kabel konsol ke router dan computer, pada router, masukkan kabel konsol ke “console port” dan pada computer mesukkan ke port COM 1 menggunakan adapter DB-9 atau DB-25. Hubungkan pula kabel cross antara computer dan interface fastethernet 00 pada router. Pastikan perangkat perangkat dalam keadaan hidup, lalu lanjutkan ke tahap berikutnya. 2. Menghubungkan computer dan router menggunakan HyperTerminal Dari windows taskbar, aktifkan HyperTerminal dengan mengklik di start| Programs | Accessories |Communications | HyperTerminal. Kemudian, konfigurasi HyperTerminal dengan pengaturan berikut: Connection Description: Name: Modul 6 nama praktikan Icon: bebas Connect to: Connect Using: COM 1 atau COM yang lain yang terhubung COM1 Properties Bits per second : 9600 Data bits : 8 Parity : None Stop bits : 1 Flow Control : None Ketika window HyperTerminal sudah muncul, tekan tombol “ENTER” sampai ada respon dari router. Jika tidak ada respon dari router, cek kembali dari langkah pertama. If the router terminal is in the configuration mode, exit by typing NO. Would you like to enter the initial configuration dialog? [yesno]: no Press RETURN to get started Router Ketika ada di dalam privileged exec command mode, setiap kesalahan atau perintah – perintah yang tidak dikenalin, akan di anggap domain name oleh router. Ketika tidak ada domain server yang di configure seperti yang kita ketik tadi, aka nada delay sebelum pemberitahuan “request time out”. Biasanya ini akan memakan waktu beberapa menit. Untuk menghentikannya, tekan kombinasi tombol CTRLSHIFT6 lalu tekan x. Seperti ilustrasi berikut ini: Routerenabel Translating enabel...domain server 255.255.255.255 Tahan kombinasi tombol CTRLSHIFT6, kemudian tekan x Name lookup aborted Router Dari user exec mode, anda dapat masuk ke privileged exec mode, dengan cara: Router enable Router Dari privileged exec mode, anda dapet masuk ke global configuration mode, dengan langkah berikut: Router configuration terminal Routerconfig Untuk menset hostname pada router, ikuti langkah berikut ini: routerconfig hostname Router1 Router1config

3. Configure the MOTD banner.

Message of the day MOTD banner merupakan seperti layaknnya Peringatan terhadap siapa saja yang ingin mengakses router. Sebuah banner seharusnya mencantumkan informasi tentang hak akses, hukuman bagi pelanggar, dan hukum yang berlaku di daerah. Configure the MOTD banner. The MOTD banner is displayed on all connections before the login prompt. Use the terminating character on a blank line to end the MOTD entry: Router1config banner motd Masukkan Banner MOTD yang telah dibuat tadi. Akhiri dengan You are connected to an ABC network device. Access is granted to only current ABC company system administrators with prior written approval. Unauthorized access is prohibited, and will be prosecuted. All connections are continuously logged. Router1config

II. Configure Cisco router password access.

Password dapat diberikan pada privileged exec mode dan titik – titik lain seperti console, aux,dan virtual lines. Pemberian password pada privileged exec mode adalah hal yang paling penting, karena mode ini mempunyai control menuju configuration mode.

1. Mengkonfigurasi password privileged exec mode