36
Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan baik rapport, menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab
dengan individu-individu dan kelompok yang menjadi sumber data.Peneliti mulai wawancara dengan beberapa informan yang dipilih. Pengumpulan data melalui
interview dilengkapi dengan data pengamatan dan data dokumen triangulasi. Data tersebut selanjutnya dicatat, disusun, dan dikelompokkan agar memudahkan
dalam analisis data. c.
Pengumpulan Data Dasar Setelah peneliti terpadu dengan situasi yang diteliti, pengumpulan data lebih
diintensifkan dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan pengumpulan dokumen yang lebih intensif. Dalam pengumpulan data dasar
peneliti benar- benar “melihat, mendengarkan, membaca dan merasakan” apa yang
ada dengan penuh perhatian. Sementara pengumpulan data terus berjalan, analisis data mulai dilakukan, dan keduanya terus dilakukan berdampingan sampai tidak
ditemukan data baru lagi. Deskripsi dan konseptualisasi diterjemahkan dan dirangkumkan dalam diagram-diagram yang bersifat integrative. Setelah pola-pola
dasar terbentuk, peneliti mengidentifikasi ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan penguatan dalam fase penutup.
d. Pengumpulan Data Penutup
Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian, dan tidak menggunakan data lagi. Batas akhir penelitian tidak bisa ditentukan
sebelumnya seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dalam proses penelitian sendiri. Akhir masa penelitian terkait dengan masalah, kedalaman dan kelengkapan
data yang diteliti.Peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan lagi data baru.
37
e. Melengkapi
Langkah melengkapi merupakan kegiatan menyempurnakan hasil analisis data dan menyusun cara menyajikannya. Analisis data dimulai dengan menyususn
fakta-fakta hasil temuan lapangan.Kemudian peneliti membuat diagram-diagram, table, gambar-gambar dan bentuk-bentuk pemaduan fakta lainnya.Hasil analisis
data, diagram, bagan, tabel, dan gambar-gambar tersebut diinterpretasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-prinsip Sukmadinata, 2012: 144.
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an memiliki tanah seluas 1,3 hektar. Tanah ini bersertifikat pendirinya yaitu Ustadz Umar Budihargo, Lc.
MA.Lokasi tanah pondok ini, berada di lereng bukit Gunung Sempu, sisi kanan kiri berbatasan dengan perkampungan warga dusun Kembaran, sisi atas berbatasan
dengan perkuburan Cina Gunung Sempu.Dan sisi bawah bukit berbatasan langsung dengan sungai Koteng.Dari arah selatan Yogyakarta jarak tempuh lokasi sekitar 20
menit.Pesantren ini terletak di pinggir sungai Koteng, yang arealnya memiliki suasana asri dengan keberadaan pohon-pohon besar dan tinggi disekitarnya.
Pondok yang berada di areal dusun Kembaran Rt 08 Tamantirto Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta ini sangat dirasakan oleh para pengunjung pesantren,
seakan-akan menyatu dengan masyarakat sekitar karena sengaja pihak pesantren tidak memasang tembok pembatas disekelilingnya. Hamalatul Qur’an bermakna
para penggembang al- Qur’an, pihak pesantren melihat bahwa kehadiran kader-
kader ulama yang hafal al- Qur’an, memiliki keislaman, serta istiqomah dalam
mendakwahkannya sangatlah dibutuhkan pada era kali ini.Kader-kader tersebut pada nantinya berperan sebagai pelopor gerakan ama
r ma’ruf nahi mukar serta penegak kejayaan Islam dalam menghadapi arus globalisasi.
40
Keakraban masyarakat di sekitar pondok sangat tampak dengan adanya pertemuan RT, rapat-rapat dusun, maupun pengajian-pengajian dan acara
keagamaan.Selain itu, kerja bakti yang sering mereka lakukan tiap bulan, tidak ketinggalanpula para santripun turut serta dalam acara tersebut.Homogenitas yang
amat beragam, turut menghiasi keindahan Bukit Gunung Sempu.Lantunan kalamullah saat fajar dan sore hari bertanda aktivitas pondok pesantren selalu
dipenuhi dengan keramaian dan keceriaan para santri, Stratifikasi social masyarakat Gunung Sempu memiliki tingkat pendidikan, pendapatan dan agama yang amat
beragam, namun demikian mereka tetap menjaga keharmonisan dan keakraban, demikian juga dengan pihak pondok pesantren.
Sedangkan secara umum keadaan ekonomi masyarakat sekitar komplek pondok pesantren, rata-rata bisa dikatakan baik, Karena didominasi oleh
penduduk berpenghasilan menengah keatas.Semua ini bisa dilihat melalui kondisi rumah mereka, yang bertembok dan berlantai semen serta kramik, serta minimnya
mereka duduk-duduk dirumah pada siang hari, layaknya orang yang tidak memiliki pekerjaan.Disekitar pondok pesantren juga tidak sedikit warga Negara
berkebangsaan asing yang memiliki villa.Kebanyakan mereka memiliki istri dalam negri.Sedang rata-rata masyarakat bekerja di Pabrik Gula Madukismo, sebagai
guru, kerja kantoran, pedagang, pengrajin dan sedikit dari mereka menjadi petani.Masyarakat sekitar pondok hampir 50 beragama Katolik dan lainnya
Islam.Beberapa saja yang beragama Budha dan Hindu. Keadaan pendidikan selayaknya masyarakat perkortaan, atau
lebih tepat dikatakan masyarakat dekat perkotaan.Kebanyakan masyarakat sekitar