Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Bandongan

84 a. Kelebihan Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran Bandongan Tahfidz Qur’an Kelebihan metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an seperti yang disampaikan oleh ustadz Fahmi dan ustadz Rifai yakni: “Kelebihan metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an yang kami terapkan santri menghafal 3 tahun dan harus selesai 30 zuz sesuai dengan target hafalan yang sesuai dengan jenjang dan bahkan santri ada yang melebihi target hafalan tersebut Wawancara ustadz Fahmi 18-02-2016. “Kelebihan yang lain dari metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an terletak pada proses evaluasi, dimana para musrif benar-benar mudah mengevaluasi santri dengan cara mereka masing-masing sehingga dapat diketahui sampai dimana kemampuan santri terebut menghafal al- Qur’an. Wawancara Ustadz Rifai 18-02- 2016. Dari kedua pendapat tersebut maka kelebihan metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an terletak pada target hafalan yang sudah mengacu pada kurikulum tahfidz serta proses evaluasi yang dilakukan oleh musrif kepada santri-santri yang dibimbing nya. b. Kekurangan metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an Kekurangan metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an yakni: terkadang santri sering lupa dengan hafalan yang sudah dihafalkannya karena fokus dengan menambah hafalan baru sehingga mereka terkadang kurang berkonsentrasi dalam menghafal al- Qur’an. Hal tersebut disampaikan oleh ustadz Rifai dan ustadz Abu Bakar dalam wawancaranya: “kekurangan metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an yang paling utama yakni fokus santri selalu terbagi dengan hafalan yang baru dan hafalan yang lama sehingga sering ada kesalahan dalam menghafal jika mengulang hafalan yang lama. Disinilah yang menjadi tantangan bagi para musrif untuk mengatasi permasalahan tersebut” Wawancara dengan ustadz Rifai 18-02-2016 85 Dari penjelasan ustadz Rifai tersebut juga dibenarkan oleh para santri Salafiyah Wustho salah satunya adalah Ikhwan santri Salafiyah Wustho kelas VIII, menurutnya: “Saya dan teman-teman terkadang sering lupa dengan hafalan-hafalan yang sudah kami hafal sekian lama karena harus menambah hafalan baru, sehingga pada pembelajaran murojaah kami fokuskan dengan mengulang-ngulang hafalan yang sudah lama kami hafal” Wawacara dengan Ikhwan umur 15 tahun, santri Salafiyah Wustho kelas VIII tanggal 19-02-2016. “Kesulitan dalam metode pembelajaran disini biasanya kami para santri fokus nya selalu terbagi antara mengulang hafalan yang baru serta mengulang hafalan yang lama sehingga kami benar-benar harus membagi waktu khusus antara menghafalkan hafalan yang baru kami hafal dan hafalan yang sudah lama kami hafal” Wawancara dengan Wawan umur 16 tahun, santri Salafiyah Wustho kelas IX tanggal 19-02-2016. Permasalahan tersebut terlihat ketika peneliti melakukan observasi tanggal 26 February 2015 pada evaluasis pembelajaran murojaah tasmi’ dimana santri dalam melaksanakan evaluasi sering salah dalam menghafalkan ayat- ayat didepan santri yang lain, bahkan tanpa sadar ada yang santri yang menghafal ayat yang sama dengan surah yang berbeda sehingga para santri yang lain membetulkan hafalannya maupun bacaannya. Dengan demikian maka langkah yang perlu diambil untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan cara santri diarahkan dengan memperbanyak mengulang-ulang hafalan yang sudah dihafal sekian lama pada pembelajaran murojaah, sebagaimana yang diungkapkan oleh ustadz Rifai: “untuk mengatasi permasalahan tersebut maka kami selalu mengarahkan serta mengfokuskan hafalan yang sudah pernah dihafalkan oleh santri pada pembelajaran murojaah ” Wawancara dengan ustadz Rifai, musrif santri Salafiyah Wustho tanggal 9-02-2016. 86 Dari kekurangan metode pembelajaran bandongan tahfidz Qur’an tersebut, maka menurut peneliti pelaksanaan metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an memang sudah baik di Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an, tetapi disisi lain terlalu memberatkan santri Salafiyah Wustho mengingat usia mereka yang masih muda mereka dituntut agar menambah hafalan baru setiap hari serta mengulang hafalan yang lama pada setiap waktu pembelajaran murojaah, hal tersebut akan pasti menimulkan rasa bosan pada diri santri sendiri. 92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini, peneliti akan membahas intisari dari pembahasan yang mengacu pada fokus masalah dan tujuan penelitian. Dari pembahasan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an sudah baik dengan memperpadukan 2 pembelajaran yakni pembelajaran ziyadah dan murojaah. Pembelajaran ziyadah yakni menambah hafalan baru minimal 1 halaman diwaktu pagi kecuali pada hari Jum’at sedangkan murojaah mengulang hafalan yang telah dihafalkan serta pelaksanaannya diwaktu pagi pada hari Jumat, serta setiap hari pada waktu siang, sore, dan malam dengan enam murojaah yakni: murojaah yaumiyah, murojaah fardiyah, murojaah tsunnaiyah, murojaah haloqatiyah, tasmi’, dan murojaah Imtihan Usbuiyah. Sebelum santri mengkuti metode Pembelajaran Bandongan tahfidz Qur’an santri perlu di betulkan bacaannya dengan pembelajaran tahsin terlebih dahulu. 2. Sebab-sebab santri Salafiyah Wustho dapat menghafal al-Qur’an dengan metode pembelajaran bandongan tahfidz Qur’an antara lain: a. adanya target hafalan al-Qur’an yang membuat santri tersebut terpacu dan bersemangat untuk menghafal al- Qur’an, b. waktu untuk belajar menghafal al-Qur’an sangat banyak sehingga bila hafalan tersebut diulang-ulang secara terus menurus maka akan melekat pada ingatan santri, 93 c. hafalan dari surah yang pendek pada zuz 30 dan 29 agar santri terbiasa untuk menghafal al- Qur’an barulah santri disuruh untuk menghafal ke surah yang panjang dari zuz 1, dan dorongan dari dalam diri santri serta kemauan untuk mau menghafal al- Qur’an. 3. Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran bandongan tahfidzQur’an a. Kelebihan 1 Target hafalan yang ditetapkan 3 tahun harus dihafalkan 30 zuz sesuai dengan target hafalan disetiap jenjang. 2 Proses evaluasi yang dilakukan oleh setiap musrif dengan cara mereka masing- masing sehingga dapat diketahui sampai dimana kemampuan santri dalam menghafal al- Qur’an. b. Kekurangan Fokus santri sering terbagi antara menambah hafalan baru serta mengulang hafalan yang sudah dihafalkan sehingga santri sering lupa dengan hafalan yang sudah dihafalkannya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil yang diperoleh dilapangan maka peneliti akan memberikan saran atau gagasan sebagai pertimbangan dalam mengembangkang metode pembelajaran bandongan tahfidz Qur’an. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran bandongan tahfidz Qur’an yang diterapkan Pondok pesantren Hamalatul Qur’an sudah baik. Oleh sebab itu metode pembelajaran bandongan tahfidz Qur’an yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an tersebut dapat dijadikan teladan bagi Pondok Pesantren dan rumah-rumah tahfidz al- Qur’an.

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

KORELASI TAHFIDZ AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SANTRI DI SMP PONDOK PESANTREN Korelasi Tahfidz Al-Qur’an Dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Santri Di SMP Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur’an Daarul Qur’an Semester Gasal Sanggir Paulan

0 5 14

KORELASI TAHFIDZ AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SANTRI DI SMP PONDOK PESANTREN Korelasi Tahfidz Al-Qur’an Dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Santri Di SMP Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur’an Daarul Qur’an Semester Gasal Sanggir Paulan Co

1 7 18

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 15

PROBLEMATIKA PENERAPAN METODE Problematika penerapan metode sima’i pada bidang studi tahfidz al qur’an (studi kasus di pondok pesantren al abidin banyuanyar, surakarta).

0 1 10

A. Problematika penerapan metode sima’i pada bidang studi tahfidz al qur’an (studi kasus di pondok pesantren al abidin banyuanyar, surakarta).

1 11 14

SWAMEDIKASI DISMENORE PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN Swamedikasi Dismenore pada Santri Putri Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an Masjid Agung Surakarta.

0 1 16

SISTEM PENGAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN PONDOK PESANTREN TAHFIDZ WA TA’LIMIL QUR’AN Sistem Pengajaran Tahfidz Al-Qur’an Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an Masjid Agung Surakarta.

0 10 14

PENDAHULUAN Sistem Pengajaran Tahfidz Al-Qur’an Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an Masjid Agung Surakarta.

1 15 17

Penerapan Metode Tahfidz Qur’an dalam Pembelajaran Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Hasan Putri Patihan Wetan Babadan Ponorogo. - Electronic theses of IAIN Ponorogo

0 0 99