Pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak SD

PENGARUH FILM SUPERHERO TERHADAP
PEMECAHAN MASALAH DALAM
BERSOSIALISASI PADA ANAK SD

Oleh:

ADI HARIYANTO
NIM: 100070020133

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan dalam
memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

FAKUL TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1425 H/2004 M

PENGARUH FILM SUPERHERO
TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM
BERSOSIALISASI PADA ANAK SD



SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan mencapai
gelar Sarjana Psikologi (S. Psi).

Oleh

Adi Hariyanto

100070020133

Di bawah bimbingan

Pen I imbing I

Pembimbing II

t)I
f


!

セ@

I

Prof.

an Yasun, M.si

Dra. Agustiyawati, M. Phil, sne

P. 130351146

NIP. 132121898

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

1425 H/2004 M

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul PENGARUH FILM SUPERHERO TERHADAP
PEMECAHAN MASALAH DALAM BERSOSIALISASI PADA ANAK SD ini
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2004. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Strata 1 (S-1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 30 Agustus 2004

Ketua Mer ョセォ。ー@

Sidang Munaqasyah,

\

Sekretaris Merangkap Anggota


Anggota

.

\Oセ|@
Gセ@

Ora. Hj. Nett Hartati, M.si
NIP. 1 0 215 938

j

I

tiセOケ。ィL@ ·ii)

Ora. Hj. Zahror/
NIP. 150 238nif3


M.si

セ@

Pen

Penguji I

ji II

Pembimbing II

Ora. Agustiyawati, M.Phil sne
NIP. 132.121 898

II

Anak-anak memerlukan lebih banyak contoh dari pada kritik.
(Joseph Joubert)


Dan
Cara terbaik untuk membuat anak-anak menjadi baik adalah dengan
membuat mereka bahagia. (Wilde)

Persembahan
untuk Bapak, lbu, semua Kakak dan Adikku
serta
Seluruh Anak-anak Indonesia

KATA PENGANTAR
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Segala puji bagi Allah SWT yang dengan rahmat dan karunia-Nya penulis
masih di beri kesempatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada kekasih-Nya, Nabi Besar
Muhammad SAW, dan bagi keluarga serta para sahabat.
Skripsi yang berjudul Pengaruh Film Superhero terhadap Pemecahan
Masalah dalam Bersosialisasi pada Anak SD ini, disusun untuk
melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) pad a
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam melaksanakan pembuatan skripsi ini banyak sekali hambatan dan

rintangan yang penulis hadapi, namun berkat pertolongan Allah serta
kesabaran dan niat yang kuat dalam diri penulis sendiri, semua hambatan
dan rintangan tersebut dapat teratasi.
Dengan kerendahan hati, penulis tentu sadar bahwa skripsi ini tidak mungkin
dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait,
untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si dan Pudek
Fakultas Psikologi, Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si.
2. Prof. Hamdan Yasun, M.Si, selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk membimbing,
mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis.
3. Ora. Agustiyawati, M. Phil, Sne, sebagai pembimbing II yang tanpa
mengenal lelah dan dengan sabar terus mendorong penulis untuk
terus berusaha dan banyak membaca hingga akhirnya penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dasen Fakultas Psikologi beserta staf administrasi yang telah
membantu penulis.
5. Bapak dan lbu tercinta, yang selalu berdo'a untuk penulis, dan selalu
mengingatkan penulis untuk terus ingat kepada Yang Maha Kuasa,
dan selalu ada di setiap Kuperlukan.

6. Semua kakakku, yang selalu memotivasi penulis untuk terus berjalan
menapaki hidup yang lebih baik lagi dan untuk adikku Eka yang
semakin "melar", terus kejar asamu.
7. Untuk seluruh keponakanku, Rangga semoga selalu damai di alam
sana, Rifky yang selalu membuat penulis tersenyum dengan
celotehannya, dan si kecil Azmi yang selalu menghibur penulis dengan
keluguannya.

8. Dial, Tain, !yang, Doe!, Juprik, Ricky, Kapan nyusul? Gue tunggu
yah ... dan Gang Teletubbies Mania keep being friends!
9. Echi dan Ira yang selalu setia menemani penulis dalam tryout dan
penelitian, serta untuk semua kisah dan cerita yang sudah kita buat.
10. Untuk semua teman-teman Fakultas Psikologi Angkatan 2000 yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan buat Daus terima kasih
untuk waktunya menjadi observer.
11. Untuk Maghfur, Miftah dan teman-teman ex BEMF Psikologi 20022003, atas kenangan yang pernah kita lalui bersama.
12. Untuk Gang ijo, Doli, Farid, Hari, dan lcha, terima kasih untuk tempat
berteduhnya dari sengatan panas matahari, semoga ACnya tambah
"gede".


13. Wakil Kepala Sekolah Madrasah Pembangunan, Ors. Dani Wahyudi
yang telah bersedia memberi waktu bagi penulis untuk melakukan
penelitian, dan untuk adik-adik siswa kelas 5 D dan 5 B yang telah
bersedia menjadi responden penulis, semoga yang telah kita lakukan
dapat bermanfaat.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana
layaknya, baik dari segi bahasa dan materi yang tertuang didalamnya. Besar
harapan penulis skripsi ini dapat berguna untuk menambah wacana kellmuwan dan membuka cakrawala pemikiran yang lebih luas bagi pembaca
sekalian. Amien.

Tangerang,

Agustus 2004 M
Rajab 1425 H

Penulis

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Agustus 2004
(C)
(D)
(E)
(F)

Adi Hariyanto
Pengaruh Film Superhero terhadap Pemecahan Masalah dalam
Bersosialisasi pada Anak
xii + 70 halaman
Masa kanak-kanak adalah salah satu etape terpenting dalam
perkembangan manusia karena pada tahap itu anak melakukan
berbagai macam aktifitas yang akan dimanefestasikan bagi masa
selanjutnya dalam perkembangan kehidupannya. Dalam
perkembangan anak Erikson me·nekankan juga pentingnya tahuntahun pertama kehidupan anak sebagai tahun pembentukan dasardasar kepribadiannya dikemudian hari. Salah satu hal terpenting
dalam masa kanak-kanak adalah bermain dengan teman sebaya,
sayangnya hal itu tidak dapat dilalui dengan baik oleh semua anak,
untuk dapat bersosialisasi dengan teman sebaya atau bahkan
disekolahnya. Berbagai macam masalah dihadapi anak pada masa itu
antara lain: kesulitan berhubungan dengan guru, beradaptasi dengan

peraturan sekolah, berkomunikasi dengan teman, dan sulit untuk
mengembangkan diri sendiri. Dari semua penyebab di atas dapat di
lihat akibat antara lain: nilai anak turun, anak suka berkelahi, anak
merasa malas masuk sekolah, dan kurang mandiri. Untuk mengatasi
semua kesulitan itu berbagai cara dapat dilakukan salah satunya
adalah dengan melihat, dan menirukan public figure yang dimaksud
disini adalah pemeran film superhero. Karena pada anak-anak imitasi
adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan, dalam hal ini anak kita
arahkan untuk meniru tokoh dalam film superhero.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh film
superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada
anak SD.
Penelitian ini dilakukan di sekolah Madrasah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta JI. lr.H. Juanda Ciputat. Populasi yang diambil
adalah siswa kelas 5 yang berjumlah 300 orang dan dari jumlah itu
diambil sampel sebanyak 30 orang yang dibagi kedalam 2 kelompok
yaitu kelompok eksperimen berjumlah 15 orang dan kelompok kontrol
berjumlah 15 orang. Penelitian ini menggunakan metode random yaitu
dengan cara kluster, dan untuk mengambil samplenya digunakan cara
fishbowl. lnstrumen dalam penelitian ini memiliki nilai reliabilitas hasil

pilot study 0.914307351. Analisa data menggunakan Paired Samples
Test dengan taraf signifikansi a.= 0,05 untuk mencari perbedaan pada
pretest-posttest kelompok eksperimen, dan pretest-posttest kelompok
kontrol. Sedangkan untuk mencari perbedaan pretest kelompok
eksperimen-kontrol dan perbedaan posttest kelompok eksperimenkontrol menggunakan Independent Samples Test dengan taraf
signifikansi a. = 0,05.
Dari hasil analisa statistik ditemukan: adanya pengaruh film superhero
terhadap pemecahan masalah pada anak SD. Dengan demikian
hipotesa alternatif diterima.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang melihat
sisi kekerasan pada televisi memberikan pengaruh negatif bagi anak,
antara lain: perilaku agresif pada anak yang bisa menetap sampai ia
dewasa, dan kurangnya keterampilan Problem Solving. Beckham
(1999) dan dari Singer, dll. (1999) mengatakan bahwa film superhero
akan berpengaruh negatif pada anak, yaitu anak akan belajar bahwa
dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau konflik ia dapat
menggunakan cara kekerasan, dan akan berpengaruh pada
kurangnya keterampilan bahasa anak, karena anak menjadi tidak
biasa mengatakan masalahnya, dan yang justru ia lakukan adalah
mengambil tindakan kekerasan seperti yang dilakukan oleh tokoh yang
ia kagumi. Penelitian ini juga mendukung pendapat yang menyatakan
adanya hal positif dari menonton film kekerasan yaitu bisa
merangsang gelombang otak anak, sama seperti halnya anak
melakukan aktifitas lain seperti belajar. Dr. Reginald Clark (dalam
Chen, 1996).
Untuk penelitian selanjutnya dapat diteliti mengenai hal-hal positif dari
film-film yang berbau kekerasan agar film-film tersebut dapat
diberdayakan dan tidak lagi menjadi "hal yang menakutkan" bagi orang
tua. Seperti efek film superhero terhadap kepercayaan diri anak.
Karena salah satu sebab anak tidak mampu mengembangkan diri
mereka adalah rasa minder atau tidak percaya diri, dan hal itu dapat
menyebabkan banyak masalah baru bagi anak; anak menjadi kurang
bersosialisasi, tidak dapat mengeksplorasi diri, dan tidak menutup
kemungkinan anak menjadi ekstrovert dan sulit untuk berterus terang.
(G) Daftar bacaan 27 (1980-2004)

DAFTAR ISi
LEM BAR PENGESAHAN .......................................................... .
MOTTO........................................................................................

iii

DEDIKASI ...................................................................................

iv

KAT A PENGANT AR .... ... .... .... ............ ..... ... ... ... .. .. ..... ........ ...... .. .

v

ABSTRAK ............ ... ....... .. ..... ... ...... ..... .... ... ... ... .... ... ..... .... .. ..........

vii

DAFT AR ISi ............ ... .. ...... .... ..... ... ... ..... ... ... .... ... .... .... .... .. ...........

IX

DAFT AR TABEL..........................................................................

x1

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................

1

1 .2 Pembatasan dan Perumusan Masai ah . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... ... .. . .. . . .. . . . . . . . . . . . . ..

6

1.4 Manfaat Penelitian.............................................

6

1.5 Sistematika Penulisan

7

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .........................................................

9

2.1 Pemecahan Masalah ..................................................

9

2.1.1 Definisi Pemecahan Masalah .. .......... ........... .. ..

9

2.2 Film Superhero...........................................................

21

2.2.1 Pengertian Film Superhero...............................

21

2.2.2 Perkembangan Film Superhero........................

24

2.2.3 Pengaruh Film Superhero terhadap Anak........

25

2.3 Fase Kanak-kanak......................................................

30

2.3.1 Ciri dan Fungsi Emosi serta Kognitif
masa Kanak-kanak............................................

30

@erangka Berfikir .... .. ....... .. ... ... .... ... ... .... .... .... .. ......... ..

35

2.5 Hipotesa Penelitian .....................................................

37

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN..........................................

38

3.1 Subyek Penelitian ..................... :.................................

38

3.2 Teknik Pengambilan Sampel......................................

39

3.3 Variabel Penelitian ......................................................

40

3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variable).........

40

3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)...........

41

3.4 Variabel Kontrol ........................................................ .

41

3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................

43

3.6 Rancangan Eksperimen ...................... .......................

46

3. 7 Apparatus Penelitian...................................................

48

3.8 Prosedur Penelitian ....................................................

49

3.9 Metode Pengolahan Data...........................................

50

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................

54

4.1 Gambaran Um um Responden ...................................

54

4.2 Analisa Data................................................................

57

Penyebaran Nilai Responden .........................

57

4.2.1

4.2.2 Pengaruh Film Superhero terhadap
Pemecahan Masalah dalam Bersosialisasi
pad a Anak. ..... ......... ..... ...... .......... ... ...... ..... .... ..

62

BAB 5 KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN..........................

64

5.1 Kesimpulan .................................................................

64

5.2 Diskusi .........................................................................

65

5.3 Saran...........................................................................

67

DAFT AR PUST AKA
LAMPI RAN

DAFTAR TABEL

3.1 Blue Print Skala sebelum Pilot Study ...................... ............

44

3.2 Blue Print Skala setelah Pilot Study ............... ......................

45

3.3 Rancangan Penelitian ............................................................

47

3.4 Jadual Kegiatan Penelitian Eksperimen ...............................

50

4.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
dan Usia .................................................................................

54

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan
di luar Sekolah .......... ..... ... ... .... ........... ... .... .. .... ......... ... .. ..... ..

55

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Umum ......

55

4.4 Penyebaran Nilai Responden ................................................

58

4.5 Hasil Perbandingan Pretest-Postles! Kelompok
Eksperimen .. .. ... ... ............. .... ..... ... .... .. .... ...... .. .... ....... ... ..... ... .

58

4.6 Hasil Perbandingan Pretest-Postles! Kelompok Kontrol ......

59

4. 7 Has ii Perbandingan Pretest Kelompok Eksperimenセャッューォョエイ@

.. .................... ... .... ... ... ... ..... .... ..... .. .. ... ..... ..

セ@

4.8 Hasil Perbandingan Pastiest Kelompok EksperimenKelompok Kontrol ..................................................................

60

._..._. 8Yllft/F hGゥエセBH|QN@
JAKARTA

IL.LI_..

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Masa awal kanak-kanak sering disebut sebagai tahap bermain, karena
dalam periode ini hampir semua permainan menggunakan mainan.
Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak awal, anak tidak lagi
memberikan sifat-sifat manusia, binatang, atau benda-benda kepada
mainannya. Minatnya untuk bermain dengan mainan mulai berkurang
dan ketika ia mencapai usia sekolah mainan-mainan itu dianggap
seperti "bayi" dan ingin memainkan permainan-permainan "dewasa".

Minat bermain anak-anak mengikuti sesuatu pola yang sangat
dipengaruhi oleh kematangan dalam bentuk permainan tertentu dan
oleh lingkungan di mana ia dibesarkan. Tidak sedikit masalah yang
dihadapi anak pada tahap ini, mulai dari masalah dengan teman
sebaya sampai teman sejenis kelamin. Masalah yang dihadapi anak
biasanya akan berpengaruh pula.pada aktivitas sekolahnya, misalnya

2

saja nilai sekolahnya bisa turun disebabkan ia mengalami kesulitan
dalam berteman, atau dia sulit untuk beradaptasi dengan peraturan
yang telah ditetapkan belum lagi ia bisa menerima gurunya dengan
baik, dan sebagainya.

Pada masa kanak-kanak perilaku sangat dipengaruhi oleh modelnya
(idola/figur) atau dengan kata lain anak belajar dari model. Monks, dkk
(1989) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan belajar dari model
adalah proses menirukan tingkah laku orang lain yang dilihat, baik itu
yang dilakukan secara sadar maupun tidak. Banyaknya keingintahuan
anak sangat berbeda, demikian pula cara menyatakannya. Anak yang
cerdas ternyata lebih aktif dalam menjelajahi lingkungannya dan lebih
banyak bertanya daripada anak yang tingkat kecerdasannya lebih
rend ah.

Hal yang pertama kali menjadi perhatian anak adalah orang tua.
Setelah anak bertambah usianya dan mulai masuk sekolah, anak
mulai mengidentifikasi perilaku guru atau bahkan orang tua dari anak
lain. Kemudian televisi, buku-buku, dan majalah juga dapat
menawarkan model perilaku anak.

3

Selain orang tua model yang sangat mendapat perhatian anak adalah
pemeran film yang memiliki kemampuan super. Sekarang ini banyak
tayangan televisi yang menayangkan film superhero, yaitu film yang
menampilkan tokoh protagonis yang mempunyai kekuatan super.

Tokoh ini biasanya digambarkan dengan memiliki kelebihan, antara
Jain: kekuatan super, dapat terbang, lari dengan sangat cepat, ilmu
beladiri yang sangat tinggi, dan lain-Jain. Sang tokoh biasanya adalah
seorang pembela kebenaran, berwatak baik, dan bila wujud sang
tokoh manusia pasti dia juga berwajah tampan atau cantik, dan dapat
dipastikan bahwa dia akan selalu menang melawan semua musuhnya.

Film-film superhero biasanya dicirikan dengan adegan-adegan
kepahlawanan yang tak jarang

ュセョァ。、オ@

unsur kekerasan, dan

akan berpengaruh negatif pada anak, yaitu anak akan belajar bahwa
dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau konflik ia dapat
menggunakan cara kekerasan, dan akan berpengaruh pada
kurangnya keterampilan bahasa anak, karena anak menjadi tidak
biasa mengatakan masalahnya, dan yang justru ia lakukan adalah

4

mengambil tindakan kekerasan seperti yang dilakukan oleh tokoh yang
ia kagumi, (Singer, di!., 1999).

Kekerasan memang menjadi ciri film-film superhero, karena dalam
adegan inilah sang tokoh mampu membuat takjub anak-anak dengan
menunjukkan tindakan kepahlawanan dengan kemampuan yang
super. Akan !eta pi, yang perlu diwaspadai adalah bila film-film tersebut
akhirnya terlalu banyak menyuguhkan adegan kekerasan, baik fisik
maupun verbal, dan kurang memperhatikan unsur mendidik, karena
bagi produser film tersebut yang penting adalah laku keras dipasaran.

Sekarang, film superhero dibuat dengan teknologi yang semakin
canggih sehingga adegan-adegan spektakuler yang ditampilkan
semakin kelihatan nyata. Teknik-teknik penggunaan spesial effect
(seperti: camera shoot, gerakan lambat, efek suara, editing, di!)
membuat film-film superhero semakin menarik dan menyenangkan.

Dalam kaitannya dengan pemecahan masalah, anak biasanya meniru
dari apa yang telah dia ketahui atau dari pengalaman sebelumnya.

5

Dalam Kamus Psikologi Chaplin (1999) mendefinisikan pemecahan
masalah sebagai proses yang tercakup dalam usaha menemukan
urutan yang benar dari alternatif-alternatif jawaban, mengarah kepada
satu sasaran atau kearah pemecahan yang ideal. Gestalt (dalam
Chaplin, 1999) dalam salah satu teorinya menyebutkan bahwa salah
satu hal untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah yaitu dengan
menggunakan pengalaman sebelumnya (reproductive problem
solving).

1.2

Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.

Film yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis film
superhero, yaitu salah satu jenis film yang menampilkan tokoh
pembela kebenaran, berwatak baik dan selalu menang dalam
menghadapi musuh-musuhnya.

2

Pemecahan Masalah Anak dalam Bersosialisasi, yaitu masalahmasalah yang dihadapi anak yang meliputi kesulitan
berhubungan dengan guru, beradaptasi dengan peraturan
sekolah, berkomunikasi dengan teman, dan sulit untuk
mengembangkan diri sendiri. Dari semua penyebab di alas dapat

6

dilihat akibat antara lain: nilai anak turun, anak suka berkelahi,
anak malas masuk sekolah, dan kurang mandiri.
3

Fase Kanak-kanak; melihat i=Jinamika perkembangan manusia
terutama pada masa kanak-kanak, kita tidak dapat memungkiri
fungsi emosi pada masa kanak-kanak. Selama awal masa kanakkanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat
ketidakseimbangan karena anak-anak "keluar dari fokus", dalam
arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional
sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. (Hurlock, 1980).

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di alas, maka maksud dan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari film
superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada
anak.

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil bagi orang tua dan guru SD dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:

7

1. Dapat menambah wawasan dalam pemecahan masalah dan film
superhero.
2. Agar dapat mengarahkan proses pemecahan masalah anak.
3. Membantu anak dalam ha! bersosialisasi dengan teman dan
lingkungannya.

1.5

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini mengacu
pada buku pedoman penulisan skripsi (menurut buku pedoman
penyusunan dan penulisan skripsi). Adapun sistematika penulisan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB

I:

Pendahuluan, meliputi latar belakang, pembatasan dan

perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB

II :

Kajian teoritis, meliputi pemecahan masalah, definisi

pemecahan masalah, film superhero, pengertian dan perkembangan
film superhero, pengaruh film superhero terhadap anak, fase kanakkanak, ciri dan fungsi emosi serta kognitif masa kanak-kanak,
kerangka berfikir, dan hipotesa penelitian.

8

BAB

Ill :

Metodologi penelitian, subyek penelitian, teknik

pengambilan sampel, variabel penelitian, independent Variabel,
dependent Variabel, variabel kontrol, teknik pengumpulan data,
rancangan eksperimen, apparatus penelitian, prosedur penelitian, dan
metode pengolahan data.
BAB

IV:

Hasil penelitian, meliputi gambaran umum responden,

analisa data, penyebaran nilai responden, dan pengaruh film
superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada
anak SD.
BAB

V:

Kesimpulan, diskusi, dan saran.

._... 8YAf1/F hyョセGサu|Nヲ@
JAKARTA

MNセ@

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

Dari permasalahan yang penulis sebutkan di alas, berikut penu/is angkat
beberapa teori yang menunjang untuk menjawab permasalahan yang ada
guna mempermudah penulis untuk melakukan penelitian ini.

2.1

Pernecahan Masalah Dalarn Bersosialisasi Pada Anak
2.1.1

Definisi pemecahan masalah Dalam Bersosialisasi Pada
Anak
a. Masa/ah
Masalah pada dasarnya menggambarkan suatu
penyimpangan terhadap standar tugas, atau standar
pekerjaan ataupun standar yang ingin dicapai, Subekti
(dalam Ridha, 2003). Suatu penyimpangan dari standar
berarti telah ditetapkan standar tertentu, pernah ditetapkan
bagaimana segala sesuatu harus dilakukan atau harus
terjadi. Pada umumnya standar itu menggambarkan ha/
yang seharusnya. Konotasi istilah "yang seharusnya" dalam
konteks ini, adalah:

9

10

1) Suatu standar tug as atau pekerjaan yang diharapkan dan
harus tercapai, apabila suatu tujuan ingin diwujudkan
2) Merupakan pengalaman masa lampau ditambah dengan
sesuatu yang ingin dicapai oleh seseorang untuk
memperoleh hasil-hasil yang baik, Subekti (dalam Ridha,
2003).

Masalah secara sederhana dapat dijelaskan sebagai setiap
hal yang dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
Masalah itu sendiri memiliki urutan jenis dan berbagai
tingkat kesulitan, Glover (dalam ldriyani, 2001 ). Seperti
dikemukakan pula oleh Chauman (dalam ldriyani, 2001 ),
bahwa masalah itu dapat berupa masalah fisik, ekonomi,
dan sosial yang digambarkan sebagai berikut:

lndividu .......... Hambatan .......... Tujuan

Adapun hakekat dari masalah menurut Kepner & Tregoe
(1981) adalah:
1) merupakan deviasi/penyimpangan dari pengalaman yang
pernah dialami (deviation from the past experience).

11

2) Merupakan penyimpangan dari rencana yang telah
ditetapkan (deviation from the set plan).
3) Terwakili oleh keterlibatan dengan orang-orang
(presented by people).
4) Sering di hadapkan dengan kompetisi penampilan yang
ditunjukkan oleh organisasi (competitor outperform our
organization).

Levine seperti dikutip ldriyani (2001) mengidentifikasikan
macam-macam masalah yang harus diselesaikan, sebagai
berikut:
1) Masalah intelektual, masalah yang berciri simbolik dan
fisik, misalnya masalah hitungan. Pemecahan masalah
ini hanya melibatkah kognitif saja.
2) Masalah emosional (masalah antar personal), yakni
selain melibatkan kognitif individu juga dituntut
keluwesan dan pengaturan strategi yang baik, di
samping hal tersebut, pada masalah ini tentunya
dilibatkan emosi-emosi diri, seperti: takut, sedih, senang,
marah, benci, dan lain-lain. Adapun masalah hubungan
antar personal ada dua macam:

12

1.

lndividu terlibat masalah itu, dan harus diselesaikan.

2.

Masalah yang dihadapi oleh orang lain dari individu
berfungsi sebagai

ー・ョァ。セ@

atau mediator.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
masalah adalah suatu deviasi dari suatu tujuan yang ingin
dicapai, dan dari deviasi tersebut seseorang tidak dapat atau
terhambat dalam mencapai tujuan tersebut. Untuk
mengurangi deviasi tersebut individu membutuhkan suatu
penyelesaian atau pemecahan dari masalah tersebut.

b. Pemecahan Masalah
Salah satu sebab kenapa banyak orang yang kurang
mampu memecahkan masalah yang menimpanya adalah
karena mereka tidak pernah bersungguh-sungguh
mencurahkan perhatian dan pikiran mereka pada
permasalahan yang mereka hadapi (Davidoff, 1981).

Bila membicarakan mengenai pemecahan masalah
sebenarnya hal itu tidak lepas keterkaitannya dengan
pengambilan keputusan. Dalam telaah teoritik, pemecahan

13

masalah merupakan salah satu teknik dari pengambilan
keputusan, Subekti (dalam Ridha, 2003).

Menurut Kreitner (1980), dalam pemecahan masalah pada
dasarnya akan berkisar pada hal-hal berikut ini:
1) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi
2) Mengumpulkan dan mengolah informasi
3) Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah
4) Menganalisa terhadap altenatif-alternatif pemecahan
masalah
5) Menenlukan priorilas unluk memilih allernatif yang yang
lerbaik
6) Melaksanakan pemecahan masalah berdasarkan alas
allernalif yang dipilih
7) Evaluasi lerhadap hasil yang telah dicapai

Ketujuh hal di alas merupakan elape awal dalam
pengambilan keputusan. Dengan diformulasikannya
"permasalahan" secara lepat melalui "analisis
permasalahan", maka dalam rangkaian pengambilan

14

keputusan akan di lanjutkan pada etape berikutnya, yaitu
"analisis keputusan".

Definisi secara umum, pemecahan masalah adalah proses
yang cukup keras yang melibatkan satu tujuan dan
hambatan-hambatan. Seseorang yang ingin mencapai satu
tujuan akan menghadapi persoalan dan ia terstimuli untuk
mencapai tujuan itu kemudian mengusahakan sedemikian
rupa sehingga persoalan itu dapat diatasi dan dapat
terselesaikan (Davidoff, 1981).

Pemecahan masalah adalah berfikir untuk memecahkan
masalah. Termasuk didalamnya adalah "formasi" dari
respon-respon dan "seleksi" diantara respon-respon yang
memungkinkan (membentuk strategi respon, menyeleksi
respon-respon potensial dan mengetes respon-respon di
dalam memecahkan masalah), Gestalt (dalam Chaplin,
1999).

15

Dalam Kamus Psikologi pemecahan masalah diartikan
sebagai proses yang tercakup dalam usaha menemukan
urutan yang benar dari alternatif-alternatif jawaban,
mengarah kepada satu sasaran atau ke arah pemecahan
yang ideal (Chaplin, 1999).

Menurut Robert sebagaimana dalam Siagian (1982)
pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu kegiatan
dengan melibatkan kerangka kerja dari kecakapan kognitif.
Dikatakannya pula bahwa memecahkan masalah adalah
perilal