Majalah Gogirl! Dan sikap remaja (Studi Korelasional Pengaruh Rubrik Feature Majalah Gogirl! terhadap Sikap Remaja Putri di SMA Swasta Harapan I Medan)

(1)

MAJALAH GOGIRL! DAN SIKAP REMAJA

(Studi Korelasional Pengaruh Rubrik Feature Majalah Gogirl! terhadap Sikap Remaja Putri di SMA Swasta Harapan I Medan)

Diajukan oleh :

ANINDI VIRDA MELANIE 070904022

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengambil judul Rubrik Feature Majalah Gogirl! dan Sikap Remaja (Studi Korelasional Pengaruh Rubrik Feature Majalah Gogirl! terhadap Sikap Remaja Putri di SMA Harapan I Medan).

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel yang diteliti. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 134 orang dan penarikan sampelnya adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane yaitu sebanyak 57 responden. Teknik penarikan sampelnya adalah menggunakan teknik sampel stratifikasi proporsional. Dalam jenis pengambilan sampel ini, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata harus proporsional. Oleh karena itu, populasi yang lebih kecil tetap memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan kuisioner.

Analisa data menggunakan analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang, sedangkan hipotesa penelitian diuji dengan korelasi Pearson product moment, karena penulis menggunakan skala interval dan mencari hubungan signifikan antara dua variabel yang dikorelasikan. Hasil antara x dan y diukur berdasarkan skala Guilford dan dilanjutkan dengan uji signifikan untuk N>50 dapat menggunakan rumus ttest. Berdasarkan analisa data diketahui bahwa terdapat hubungan antara Rubrik Feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri di SMA Harapan I Medan.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya rtabel <rtemuan yaitu 0,266 < 0,60 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Merujuk pada skala Guilford menunjukkan hubungan yang cukup berarti dengan hasil 0,60, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara rubrik feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri di SMA Harapan I Medan terdapat hubungan yang cukup berarti.

Hasil uji signifikan nilai rxy ditemukan nilai ttest sebesar 5,56 dan ttabel sebesar 2,002 yang berarti thitung >ttabel maka hubungan signifikan, dengan demikian pernyataan korelasi diterima, yang berarti hubungan signifikan antara rubrik feature majalah Gogirl! dan sikap remaja putri di SMA Harapan I Medan. Hasil dari koefisien pengaruh (KP) adalah sebesar 0,36 berarti sebesar 36% pengaruh rubrik feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri,sisanya sebanyak 64% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Majalah Gogirl! dan Sikap Remaja” dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna di hari yang akan datang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Ucapan terima kasih dari hati yang terdalam dipersembahkan kepada Papa Syahrul Abdi Harahap dan Mama Ina Zahara Sorana yang selalu memberikan dukungan moril dan materil, serta kasih sayang yang selalu berlebih kepada peneliti. Juga kepada adik-adik tercinta Ananda, Aninda, Anandio, Andalif dan Amira yang turut memberi semangat dan dukungan kepada peneliti.

Terima kasih yang setulus-tulusnya juga penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardi Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Mukti Sitompul, M.si selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan masukan, bimbingan, dan dorongan kepada peneliti. Terima kasih atas pengetahuan dan wawasan baru yang diberikan kepada peneliti. 4. Bapak Drs. Sofyan Alwi, M.Hum selaku kepala sekolah SMA Harapan I

Medan yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

5. Bapak Agus Supriadi dan Ibu Yeti yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian di SMA Harapan I Medan.

6. Ibu Dra.Dayana, Msi, kak Icut, kak Ros, Kak Maya yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan urusan administrasi.

7. Teman setia selama proses penulisan skripsi Ayu Sartika, semoga kita bisa sukses terus di masa depan.

8. Kak Rotua, Andrye, Surya dan kak Tantri yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman selama kuliah Ririn, Harri, Rival, Siti, Firdha, Ara, Hanan, Arif, Wulan, Dhina, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk kebersamaannya selama 4 tahun ini. 10.Sahabat-sahabat terbaik Mimi, Upeh dan Muty yang selalu memberi

dorongan dan semangat. Semoga persahabatan ini tidak akan berakhir. 11.Semua pihak yang secara sadar ataupun tidak, telah membantu peneliti


(5)

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan semua pihak, semoga Allah SWT membalasnya dengan limpahan rahmat. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna di kemudian hari.

Medan, Juni 2011 Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Masalah ... 1

I.2.Perumusan Masalah ... 5

I.3.Pembatasan Masalah ... 5

I.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

I.4.1. Tujuan Penelitian ... 6

I.4.2. Manfaat Penelitian ... 7

I.5.Kerangka Teori ... 7

I.5.1. Komunikasi ... 8

I.5.2. Media Massa ... 9

I.5.3. Majalah ... 12

I.5.4. Rubrik... 14

I.5.5. Feature ... 15

I.5.6. Sikap ... 17

I.5.7. Remaja ... 19

I.5.8. Teori S-O-R ... 20

I.6.Kerangka Konsep ... 21

I.7. Model Teoritis ... 22

I.8.Operasional Variabel ... 23

I.9.Definisi Operasional ... 24

I.10.Hipotesis... 27

BAB II URAIAN TEORITIS ... 28

II.1.Komunikasi ... 28

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 28

II.1.2. Unsur-unsur Komunikasi ... 29

II.1.3. Hambatan Komunikasi ... 31

II.1.4. Fungsi-fungsi Komunikasi ... 33

II.2.Media Massa ... 35

II.2.1. Pengertian Media Massa ... 35

II.2.2. Karakteristik Media Massa ... 36

II.2.3. Fungsi Media Massa ... 37

II.3.Majalah ... 39

II.3.1. Sejarah Majalah di Indonesia ... 39

II.3.2. Pengertian Majalah ... 41


(7)

II.5.Feature ... 45

II.5.1. Pengertian Feature ... 45

II.5.2. Jenis-jenis Feature ... 46

II.5.3. Anatomi Feature ... 47

II.6.Sikap ... 49

II.6.1. Pengertian Sikap ... 49

II.6.2. Komponen Sikap ... 50

II.6.3. Ciri-ciri Sikap ... 50

II.6.4. Fungsi Sikap ... 51

II.7.Remaja ... 52

II.8.Teori S-O-R ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN56 III.1.Metode Penelitian ... 56

III.2.Lokasi Penelitian ... 56

III.3.Populasi dan Sampel ... 56

III.4.Teknik Penarikan Sampel ... 58

III.5.Teknik Pengumpulan Data ... 59

III.6.Teknik Analisa Data... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

IV.1.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 63

IV.1.1. Sejarah SMA Harapan I Medan ... 63

IV.1.2. Visi dan Misi SMA Harapan I Medan ... 65

IV.1.3. Prestasi SMA Harapan I Medan ... 67

IV.1.4. Alamat SMA Harapan I Medan ... 69

IV.2.Analisa Tabel Tunggal ... 70

IV.3.Analisa Tabel Silang ... 96

IV.4.Uji Hipotesis ... 101

IV.5.Pembahasan ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105

V.1. Kesimpulan ... 105

V.2. Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Operasional Variabel...23

Tabel 2. Frekuensi Membaca...70

Tabel 3. Pekerjaan Orangtua Responden...71

Tabel 4. Penghasilan Orangtua Responden...71

Tabel 5. Judul yang Digunakan Menarik Perhatian...72

Tabel 6. Judul yang Digunakan Mudah Dipahami...73

Tabel 7. Kalimat Awal Paragraf Menarik Perhatian...74

Tabel 8. Kalimat Awal Paragraf Mudah Dipahami...75

Tabel 9. Tema yang Disajikan sudah Menarik...75

Tabel 10. Tema yang Disajikan Mudah Dipahami...76

Tabel 11. Tema yang Disajikan Sesuai Kebutuhan...77

Tabel 12. Penjelasan Mendalam sudah Menarik...78

Tabel 13. Penjelasan Mendalam Mudah Dipahami...78

Tabel 14. Penjelasan Mendalam Menambah Wawasan...79

Tabel 15. Tata Letak Tulisan...80

Tabel 16. Bahasa yang Digunakan...81

Tabel 17. Foto-foto yang Digunakan ...82

Tabel 18. Kualitas Foto...82

Tabel 19. Pesan Memberi Kesan Mendalam...83

Tabel 20. Aktualitas Informasi...84

Tabel 21. Perhatian Terhadap Isu...85

Tabel 22. Persepsi terhadap Rubrik feature...85

Tabel 23. Kepedulian...86

Tabel 24. Pemahaman...87

Tabel 25. Kepercayaan...88

Tabel 26. Pengetahuan Bertambah...88

Tabel 27. Senang dengan Informasi yang Disampaikan...89

Tabel 28. Puas dengan Informasi yang Diberikan...90

Tabel 29. Keinginan untuk Menerapkan Informasi...91

Tabel 30. Pesan atau Stimulus...92

Tabel 31. Memahami Keseluruhan Isi...93

Tabel 32. Perubahan Cara Berfikir...93

Tabel 33. Membuat Keputusan...94

Tabel 34. Pengaruh terhadap Tindakan...95

Tabel 35. Kehidupan Sosial...96

Tabel 36. Hubungan Judul dengan Kepedulian Remaja Putri...97

Tabel 37. Hubungan Tema dengan Pengetahuan Remaja Putri...98


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Tabel fotron cobol

Lampiran 3 Rekapitulasi Harga Variabel x Lampiran 4 Rekapitulasi Harga Variabel y

Lampiran 5 Rekapitulasi Harga-harga Variabel x dan y secara rata-rata Lampiran 6 Nilai-nilai dalam Distribusi t

Lampiran 7 Nilai-nilai r Product Moment Lampiran 8 Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 10 Contoh Rubrik Feature Majalah Gogirl! Lampiran 11 Lembar catatan Bimbingan


(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengambil judul Rubrik Feature Majalah Gogirl! dan Sikap Remaja (Studi Korelasional Pengaruh Rubrik Feature Majalah Gogirl! terhadap Sikap Remaja Putri di SMA Harapan I Medan).

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel yang diteliti. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 134 orang dan penarikan sampelnya adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane yaitu sebanyak 57 responden. Teknik penarikan sampelnya adalah menggunakan teknik sampel stratifikasi proporsional. Dalam jenis pengambilan sampel ini, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata harus proporsional. Oleh karena itu, populasi yang lebih kecil tetap memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan kuisioner.

Analisa data menggunakan analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang, sedangkan hipotesa penelitian diuji dengan korelasi Pearson product moment, karena penulis menggunakan skala interval dan mencari hubungan signifikan antara dua variabel yang dikorelasikan. Hasil antara x dan y diukur berdasarkan skala Guilford dan dilanjutkan dengan uji signifikan untuk N>50 dapat menggunakan rumus ttest. Berdasarkan analisa data diketahui bahwa terdapat hubungan antara Rubrik Feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri di SMA Harapan I Medan.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya rtabel <rtemuan yaitu 0,266 < 0,60 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Merujuk pada skala Guilford menunjukkan hubungan yang cukup berarti dengan hasil 0,60, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara rubrik feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri di SMA Harapan I Medan terdapat hubungan yang cukup berarti.

Hasil uji signifikan nilai rxy ditemukan nilai ttest sebesar 5,56 dan ttabel sebesar 2,002 yang berarti thitung >ttabel maka hubungan signifikan, dengan demikian pernyataan korelasi diterima, yang berarti hubungan signifikan antara rubrik feature majalah Gogirl! dan sikap remaja putri di SMA Harapan I Medan. Hasil dari koefisien pengaruh (KP) adalah sebesar 0,36 berarti sebesar 36% pengaruh rubrik feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri,sisanya sebanyak 64% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Media massa merupakan suatu sumber informasi dalam kehidupan moderen. Media massa biasa dianggap sebagai sumber berita dan hiburan. Majalah sebagai salah satu jenis media massa yang membawa pesan-pesan persuasif. Sebagaimana yang kita ketahui, saat ini penyebaran majalah tidak hanya tertuju kepada masyarakat lokal saja akan tetapi juga di masing-masing negara, bahkan di seluruh dunia.

Mesin media massa cetak dibawa VOC pertama kalinya pada abad ke-17 di Indonesia dan memulai sejarah penerbitan pers di Indonesia. Sejak itu pula bermunculan berbagai jenis media cetak di Indonesia. Majalah sebagai salah satu media massa cetak yang telah berkembang dengan pesat, hal ini bisa dilihat dari munculnya majalah yang tidak hanya bersifat umum, namun juga khusus (sumber: http://id.wikipedia.org).

Majalah adalah sebuah penerbitan berkala (buku harian) yang terbit secara teratur dan sifat isinya tidak menampilkan pemberitaan atau sari berita, melainkan berupa artikel, atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam. Majalah digolongkan bedasarkan pangsa pasarnya yaitu jenis kelamin, usia, hobi, minat, dan sebagainya. Majalah juga digolongkan berdasarkan sifat atau misinya yaitu majalah berita, majalah hiburan, majalah berbahasa daerah dan majalah agama (Junaedhi,1995:xiv).


(13)

Majalah merupakan refleksi dari masyarakat atau keadaan zamannya dimana pembacanya diharapkan akan mendapatkan gambaran yang utuh mengenai segala sesuatu yang sedang berkembang saat itu. Oleh karenanya majalah dapat dikatakan sebagai penemuan yang fenomenal. Edisi perdana majalah yang diluncurkan di Amerika Serikat pada pertengahan 1930-an memperoleh kesuksesan besar. Majalalah telah mampu membuat segmentasi pasar tersendiri dan membuat fenomena baru dalam media cetak di Amerika Serikat. Munculnya majalah-majalah seperti Scentific American, Psychology Today, dan Playboy secara aktif membentuk pembaca baru (Dominick, 2000:209).

Media massa cetak dalam bentuk majalah telah lama dikenal masyarakat. Media massa cetak dalam hal ini majalah, merupakan sarana komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi selengkap dan semenarik mungkin. Informasi-informasi yang terdapat pada majalah dikemas sedemikian rupa dalam aneka bentuk publikasi sepertu liputan berita, liputan khusus, features, iklan, dan lain-lainnya sehingga menjadi menarik.

Majalah bisa menarik karena sifatnya yang lama dalam pengertian bahwa informasi yang dipublikasikan tersebut bisa disimpan tanpa harus melakukan ‘recording’ sebagaimana dalam media massa siaran, dan kemudian informasi tersebut bisa mudah didapatkan kembali sewaktu-waktu diperlukan. Dengan demikian media massa cetak bukan merupakan media komunikasi, informasi, dan persuasi yang lewat begitu saja sebagaimana yang terjadi dalam media massa siaran baik radio maupun televisi. Di sinilah letak kekuatan media massa cetak khususnya majalah.


(14)

Jenis-jenis majalah sendiri sangat banyak, seperti majalah wanita, majalah musik, majalah remaja, majalah otomotif, dan lain-lainnya yang dibuat sesuai dengan target pembacanya.

Remaja yang dalam hal ini berada dalam usia 12 sampai 17 tahun, sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua priode perkembangan.

Masa remaja merupakan priode transisi yang penting dalam pemikiran kritis karena kognisi semacam itu mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas untuk memperoses informasi, isi pengetahuan yang lebih luas, rentang yang lebih luas dan spontanitas dalam menggunakan strategi (Santrock,2007:170). Berfikir kreatif adalah kemampuan untuk berfikir dalam cara yang baru dan tidak biasa dan menemukan solusi yang unik terhadap masalah.

Rubrik feature dalam sebuah majalah pada dasarnya seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata. Ia menghidupkan imajinasi pembaca, ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama.

Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu. Tulisan yang hidup


(15)

adalah senjata penting untuk menaklukkan minat pembaca di tengah persaingan antar media komunikasi yang kian ketat. Mereka dikangeni karena berjiwa personal, memiliki sudut pandang yang unik dan cerdas, serta penuh vitalitas. (sumber:

Majalah remaja Gogirl! Yang berdiri sejak tahun 2005 lalu telah menjadi salah satu majalah remaja perempuan yang banyak dibaca dan dijadikan referensi oleh remaja putri di Indonesia. Majalah ini memiliki 30 ribu pelanggan dan 58 ribu eceran yang tersebar di seluruh Indonesia, dan dijual ecerannya seharga Rp 25.000;

Majalah yang terbit setiap bulan ini dalam setiap edisinya berusaha menampilkan beberapa artikel dalam bentuk feature dalam satu tema. Tema yang diusung setiap bulannya berbeda-beda tergantung dengan berita apa yang sedang hangat di kalangan remaja, seperti tema global warming, tekhnologi, dan sebagainya. Rubrik-rubrik feature ini ditulis dengan gaya bahasa yang gampang dipahami oleh remaja disertai dengan gambar atau foto dan tata letak yang menarik.

SMA Harapan I Medan adalah salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal di kota Medan. Remaja yang bersekolah disini kebanyakan berasal dari kalangan ekonomi menengah keatas. Di sekitar area sekolah tersebut sendiri terdapat sebuah kios majalah dimana majalah Gogirl! sejak terbitan awal sudah dijual disini dan dikonsumsi oleh pelajar disana. Penulis juga telah melakukan sedikit pengamatan bahwa banyak remaja putri di sekolah tersebut yang menjadi pembaca setia majalah Gogirl!


(16)

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti apakah rubrik Feature majalah Gogirl! berpengaruh terhadap pengetahuan remaja putri di SMA Harapan I Medan.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Sejauhmanakah rubrik feature majalah Gogirl! berpengaruh terhadap perubahan sikap remaja putri di SMA Swasta Harapan I Medan?”

I.3 Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan akan mengaburkan penelitian, maka peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas.

Pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu :

1. Yang dimaksud dengan rubrik feature majalah Gogirl! dibatasi pada faktor-faktor judul, Intro, Jembatan/perangkai, tubuh, dan penutup.

2. Yang dimaksud dengan sikap remaja dibatasi pada faktor-faktor komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif/perilaku.

3. Objek penelitian ini adalah murid perempuan SMA Swasta Harapan I Medan dan pernah membaca majalah Gogirl! minimal 1 kali.


(17)

4. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2011 dengan lama penelitian disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui isi rubrik feature di majalah Gogirl!

2. Untuk mengetahui sejauhmana peranan rubrik feature majalah Gogirl! di kalangan remaja putri.

3. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh antara rubrik feature majalah Gogirl! terhadap perubahan sikap remaja putri di SMA Harapan I Medan.

I.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya khasanah bacaan di Jurusan Ilmu Komunikasi mahasiswa FISIP USU.

2. Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada pihak majalah Gogirl! dalam mengambil kebijakan maupun bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan wawasannya. 3. Secara teoritis, diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis

mengenai hubungan antara majalah Gogirl! dan sikap remaja.


(18)

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian tersebut disoroti (Nawawi, 1995:40).

Menurut Kerlinger, teori merupakan himpunan konstruk atau konsep, yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).

Dengan adanya kerangka teori, akan membantu peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

I.5.1 Komunikasi

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata bahasa latin Communico yang artinya membagi. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, “ kita mengirimkan pesan” (Deddy Mulyana, 2005:41).


(19)

Komunikasi adalah sebuah kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Menurut Dr. Everett Kleinjan (Cangara, 2006:1), komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas, sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. Secara primer, proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi antara lain; bahasa, isyarat, gambar dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menyampaikan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Secara sekunder, proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media sekunder untuk melancarkan proses komunikasi karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Media sekunder yang sering digunakan antara lain; surat, telepon, faks, surat kabar, majalah, radio, televisi, internet dan lain sebagainya.

I.5.2 Media Massa

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahu secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas.


(20)

Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjad Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Berarti, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38).

Effendy (2000), menyatakan bahwa media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah surat kabar, majalah, radio, televisi dan lain sebagainya yang bersifat dalam bidang informasi, edukasi, rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan, artinya sebuah pesan dapat diterima oleh komunikan dengan jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif dalam merubah sikap, perilaku dan pendapat komunikan.

Karakteristik Media massa menurut Cangara (2006) antara lain: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media

terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima.


(21)

Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama.

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya.

5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi ataupun organisasi. Pesan yang disampaikan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.kemampuan media massa dapat menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

Fungsi media terbagi menjadi 4, yaitu :

1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.

2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.


(22)

3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.

4. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).

I.5.3 Majalah

Majalah berasal dari kata magazine yang berarti storehouse atau gudang. Dikatakan gudang karena majalah menampung segala jenis tulisan seperti: artikel, puisi, cerita pendek, sketsa, berita dan sebagainya dengan gaya penulisan feature. Pada abad 21 majalah mengalami kemajuan dengan ditandai semakin menarik isi majalah. Pada awal penerbitannya, majalah hanya berupa katalog dari buku-buku yang saat itu akan dijual. Lama-kelamaan sudah dilengkapi dengan essay, artikel dan ulasan yang sifatnya umum serta ditujukan untuk umum.

Pengertian majalah menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah sebuah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai laporan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya, dan menurut


(23)

pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, majalah wanita, remaja, olah raga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya.

Meskipun majalah dan surat kabar sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik sendiri, antara lain:

a. Penyajian lebih dalam

Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwi mingguan, bahkan sebulanan. Berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena dibubuhi latar belakang peristiwa dikemukakan secara kronologis.

b. Nilai aktual lebih lama

Apabila aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu bahkan lebih. Kita tidak akan menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. Sebagaimana kita alami bersama, membaca majalah tidak akan tuntas dalam sehari saja.

c. Gambar atau foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah yang lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga menampilkan gambar atau foto yang lengkap, dengan ukuran kertas yang kadang berwarna, serta kualitas kertas yang lebih baik daripada surat kabar. Foto-foto yang ditampilkan di majalah biasanya


(24)

memiliki daya tarik tersendiri, apalagi bila foto tersebut sifatnya eksklusif.

d. Cover (sampul) sebagai daya tarik

Cover atau sampul majalah merupakan daya tarik tersendiri selain foto. Cover ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalah serta konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.

I.5.4 Rubrik

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), rubrik adalah karangan yang bertopik tertentu dalam surat kabar,majalah,dan sebagainya. Misalnya dalam suatu majalah remaja terdapat rubrik puisi,cerita pendek,rubrik kesehatan,rubrik zodiak,rubrik iptek,ataupun rubrik musik.

Onong Uchjana Effendy mengutarakan definisi mengenai rubrik dalam Kamus Komunikasi, bahwa Rubrik berasal dari bahasa Belanda yaitu Rubriek, yang artinya ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat, misalnya rubrik wanita, rubrik olahraga, rubrik pendapat pembaca dan sebagainya (Effendy, 1989: 316).

Dalam kegiatan membaca kita banyak mendapatkan banyak informasi. Salah satu jenis bacaan yang dapat dibaca adalah majalah


(25)

remaja ataupun majalah anak-anak. Dalam suatu majalah banyak sekali rubrik yang menarik untuk dibaca. Bacaan berbentuk rubrik sangat membantu kita yang memiliki hobi tertentu. Misalnya anda yang memiliki hobi bermain musik akan terbantu dengan kehadiran rubrik musik Beberapa rubrik dalam majalah disebut rubrik tetap dan ada juga yang tidak tetap. Rubrik tetap adalah rubrik yang selalu ada pada tiap edisi.

I.5.5 Feature

Feature adalah merupakan racikan salad atau cuci mulut dalam rangka hidangan jurnalistik. Santapan ekstra agar makanan yang berat-berat terasa lebih nikmat. Feature tidak hanya berupa cerita human interest, bisa cerita sejarah atau wawancara mengenai pribadi seseorang. Tulisan jenis ini masuk ke dalam segi hiburan (Wolseley, 2007:52).

Jenis-jenis Feature :

1. Soft news, yaitu berita yang sifatnya enteng dan tidak serius. Tulisannya tidak mendalam dan pada umumnya feature jenis ini ditulis dengan singkat saja.

2. News feature, yaitu tulisan feature yang biasanya dimuat dalam majalah berita. Muatan beritanya sangat dominan, banhkan dibuat lebih rinci dan mendalam.


(26)

3. How to do, yaitu tulisan yang mengajarkan masyarakat atau pembaca untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan sesuai yang diajarkan oleh pakar atau ahlinya.

4. Artikel ilmiah populer, yaitu tulisan feature yang menampilkan tema yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. 5. Pengalaman pribadi, yaitu tulisan feature yang selalu

ditampilkan di media massa tentang pengalaman seseorang yang luar biasa. Semakin seru cerita pengalamannya semakin baik.

6. Human interest, yaitu tulisan feature yang sasarannya adalah orang-orang terkenal atau yang memiliki nilai jual tinggi, namun bisa juga tulisan yang menjual kesedihan orang-orang kebanyakan.

7. Memperkenalkan produk, yaitu tulisan feature yang memuat informasi tentang produk-produk tertentu.

8. Sejarah, yaitu jenis tulisan feature yang fungsinya untuk mengingatkan masyarakat akan sejarah yang sudah lama.

Menurut Paryati Sudarman (2008:54), anatomi feature atau susunan bangunan dalam tulisan feature pada umumnya terdiri atas :

1. Judul (title)

Judul dalam karya feature memiliki fungsi untuk menggugah pembaca.


(27)

Intro adalah kalimat pembuka pada penulisan feature. Intro merupakan paragraf pertama dalam penulisan feature. Tujuan utamanya adalah untuk menarik pembaca untuk mengikuti cerita yang kita tulis dan membuat jalan supaya alur ceritanya tetap lancar.

3. Jembatan/perangkai

Seringkali disebut dengan istilah peralihan, merupakan kalimat penghubung antara intro dengan tubuh tulisan. Fungsinya adalah sebagai perantara antara intro dan tubuh tulisan.

4. Tubuh

Tubuh feature berisi tentang situasi dan proses yang disertai dengan penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimana sesuatu yang kita tulis itu terjadi.

5. Penutup

Merupakan alenia terakhir yang berisi pesan-pesan yang mengesankan.

I.5.6 Sikap

Menurut Gordon Allport (1995: 5), sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.


(28)

Secord & Backman (1964:5), mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluatif. Respons hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.

Struktur sikap menurut Mann (1969:24) terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu :

a. Komponen kognitif

Yaitu pengetahuan, persepsi, kepercayaan, dan kerangka berfikir yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama bila menyangkut masalah atau problem yang kontroversial.

b. Komponen afektif

Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi seperti perhatian, rasa senang, dan


(29)

rasa puas. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

c. Komponen konatif/perilaku

Yaitu berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. I.5.7 Remaja

Menurut Hurlock (2002:206) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2004:262) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Berdasarkan batasan yang diberikan para ahli, dapat dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

Menurut Erickson (Gunarsa,2003:7) masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian jati diri. Karekteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja dan berimbas pada lingkungan sosialnya.

Menurut Piaget (dalam Santrock,2007:123) remaja termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk adaptasi biologis. Remaja secara aktif mengkonstruksikan dunia


(30)

kognitifnya sendiri, dengan demikian informasi-informasi dari lingkungan tidak hanya sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka. Agar dunia itu dapat dipahami, remaja mengorganisasikan pengalaman-pengalamannya, memisahkan gagasan penting dari gagasan-gagasan yang kurang penting, dan menggabungkan gagasan-gagasan-gagasan-gagasan itu satu sama lain. Mereka juga mengadaptasikan pemikiran mereka yang melibatkan gagasan baru karena informasi tambahan ini dapat meningkatkan pemahaman mereka.

I.5.8 Teori S-O-R

Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen antara lain: sikap, opini, prilaku, kognisi, dan konasi.

Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Unsur-unsur model ini adalah : a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R)

Respon atau perubahan sikap bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan kepada


(31)

komunikan dapat diterima atau ditolak. Komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan padanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan kognitif, afektif, atau behavioral.

Adapun keterkaitan model S-O-R dalam penelitian ini adalah : 1. Stimulus yang dimaksud adalah pesan yang disampaikan dalam

rubrik Feature majalah Gogirl!

2. Organisme yang dimaksud adalah remaja putri SMA Harapan I Medan.

3. Respon yang dimaksud adalah sikap remaja putri. I.6 Kerangka Konsep

Kerangka yaitu hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa.

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, Kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.


(32)

Kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang akan dicapai, setelah dianalisa secara kritis berdasarkan bahan persepsi (pengamatan) yang dimiliki. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (x)

Variabel bebas merupakan sejumlah gejala faktor, unsur-unsur, yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala atau faktor lain yang pada gilirannya gejala atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat. Variabel bebas disini adalah rubrik feature majalah Gogirl! (Nawawi,1995:56).

2. Variabel terikat (y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas bukan karena adanya variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap remaja putri. 3. Variabel antara (z)

Variabel antara berada diantara variabel bebas dan terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik identitas responden.


(33)

I.8 Opeasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka variabel operasional sebagai berikut :

Tabel 1 Operasional Variabel

Variabel teoritis Variabel operasional

Variabel bebas (X) Rubrik Feature Majalah Gogirl!

a. Judul (title) b. Intro

c. Jembatan/perangkai d. Tubuh

e. penutup

Variabel Terikat (Y) Sikap Remaja Putri

a. komponen kognitif - pengetahuan - persepsi - kepercayaan - kerangka berfikir b. komponen afektif

- perhatian

- senang

- puas

c. komponen konatif/perilaku Variabel bebas (x)

Rubrik feature majlalah Gogirl!

Variabel terikat (y) Sikap remaja putri

Variabel antara (Z) Karakteristik responden


(34)

- kecenderungan bertingkah laku - kecenderungan menerima

stimulus - pembentukan sikap Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

a. frekuensi membaca b. pekerjaan orangtua c. penghasilan orangtua I.9 Definisi operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46).

1. variabel bebas (Rubrik Feature majalah Gogirl!) a. judul/title :

Pilihan kalimat judul yang digunakan dalam rubrik feature majalah Gogirl!..

b. Intro :

Kalimat-kalimat dalam paragraf pertama yang digunakan dalam bangunan cerita yang ditulis dalam rubrik feature majalah Gogirl!

c. Jembatan/perangkai :

Mencoba melukiskan identitas dan situasi tertentu yang dipaparkan dalam tulisan rubrik feature majalah Gogirl!


(35)

d. Tubuh :

Penjelasan mendalam mengenai isu tertentu dalam rubrik feature majalah Gogirl!.

e. Penutup :

Pesan-pesan yang dari sebuah tulisan rubrik feature majalah Gogirl! yang terletak di akhir penulisan.

2. Variabel terikat (sikap remaja putri)

a. Komponen kognitif : yaitu komponen yang berhubungan dengan apa yang diketahui oleh manusia dan berhubungan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi dan kerangka berfikir.

-pengetahuan

meningkatkan pengetahuan remaja putri di SMA Harapan I setelah membaca rubrik feature majalah Gogirl!

-Persepsi

suatu proses dimana remaja putri di SMA Harapan I sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya setelah membaca rubrik feature majalah Gogirl!


(36)

kepercayaan dari apa yang dilihat atau apa yang akhirnya diketahui oleh remaja putri di SMA Harapan I setelah membaca rubrik feature majalah Gogirl

-Kerangka berfikir

pemahaman mendasar remaja putri di SMA Harapan I yang menjadi pondasi bagi pemikiran-pemikiran selanjutnya.

b. Komponen afektif : yaitu komponen pembentukan dan perubahan sikap pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan komponen ini menyangkut kehidupan emosional seseorang yang dapat diamati secara langsung. - Perhatian

Adanya perhatian secara sadar oleh remaja putri di SMA Harapan I terhadap sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia di rubrik feature majalah Gogirl!

- Senang

perasaan senang remaja putri di SMA Harapan I setelah membaca tulisan dalam rubrik feature majalah Gogirl! - Puas

perasaan puas remaja putri di SMA Harapan I setelah membaca tulisan dalam rubrik feature majalah Gogirl!


(37)

c. Komponen konatif/perilaku : yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan untuk bertingkah laku atau bereaksi terhadap sesuatu.

- Kecenderungan bertingkah laku

keinginan remaja putri di SMA Harapan I untuk merubah perilaku setelah membaca rubrik feature majalah Gogirl!

- Kecenderungan menerima stimulus

Rangsangan yang diterima oleh remaja putri di SMA Harapan I setelah membaca rubrik feature majalah Gogirl!

- Pembentukan sikap

Sikap yang diperlihatkan oleh remaja putri di SMA Harapan I setelah membaca rubrik feature majalah Gogirl!

I.10 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antar teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai nberikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara rubrik feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri SMA Swasta Harapan I.


(38)

Ha : Terdapat pengaruh antara rubrik feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri SMA Swasta Harapan I.


(39)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II. 1. Komunikasi

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi secara etimologis, dalam bahasa inggris Communication berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan antara dua orang ataua lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).

Everet M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara, 2006 : 19). Sedangkan menurut Carl Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2005 : 10).

Definisi Hovland tersebut menunjukkan bahwa komunikasi bukan saja hanya proses penyampaian informasi, tetapi komunikasi juga merupakan proses pembentukan pendapat khalayak atau masyarakat dan untuk mengubah perilaku mereka. Di dalam menyampaikan informasi kepada khalayak atau masyarakat diperlukan komunikasi yang komunikatif sehingga dapat mengubah sikap, pendapat, dan perilaku khalayak yang menerima informasi tersebut.


(40)

Laswell menerangkan bahwa bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatik Laswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi : komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendy, 2003:253).

Paradigma tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Who : Komunikator; orang yang menyampaikan pesan

2. Says What : Pernyataan yang didukung oleh lambing-lambang

3. In Which Channel : Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan

yang disampaikan.

4. To Whom : Komunikan; orang yang menerima pesan.

5. With What Effect : Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat

juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

II.1.2. Unsur-Unsur Komunikasi

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi. Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi. (Cangara, 2002:23-26) sebagai berikut:


(41)

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator (source, sender).

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.

3. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.


(42)

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

II.1.3. Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses (Effendy,2002:45).


(43)

a) Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian.

b) Kepentingan

Interest atau kepentingan akan mebuat seseorang selektif dalam

menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan (Effendy, 2003:47).


(44)

Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda berbeda dengan orang lain, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.

d) Prasangka

Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan

terberat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.

II.1.4. Fungsi-fungsi Komunikasi

Sean MacBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many Voices One World) menyatakan tentang fungsi komunikasi bila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok


(45)

mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide, fungsi komunikasi dalam setiap system, yaitu sebagai berikut: (Effendy, 1995: 27-28)

1. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (Pemasyarakatan)

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

3. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih


(46)

melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

5. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan Kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu

7. Hiburan Penyebarluasan simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok, dan individu. 8. Integrasi Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu

kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

II.2. Media Massa

II.2.1. Pengertian Media Massa

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjad


(47)

dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Berarti, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38).

Media massa merupakan sumber kekuatan atau alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya (McQuail, 1996: 5).

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film, termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu:

1. Koran atau surat kabar 2. Tabloid

3. Majalah 4. Buku 5. Newsletter 6. Buletin


(48)

II.2.2. Karakteristik Media Massa

Robert K. Avery, 1980 (dalam Wahyudi, 1986: 45- 46), memberikan karakteristik media massa dibandingkan dengan komunikasi tatap muka/ face to face communication/ interpersonal communication yang digolongkan enam macam, yaitu:

a. Komunikator tidak dapat berhubungan langsung dengan massa komunikan, karena saluran yang dipakai adalah media eletronik atau media cetak. Komunikasi tatap muka antara komunikator dan komunikan dapat berhubungan langsung.

b. Sistem komunikasi massa sangat kompleks dibandingkan dengan komunikasi tatap muka.

c. Komunikasi pada komunikasi tatap muka dapat berlangsung dua arah, atau komunikan dapat memberikan feedback secara langsung.

d. Pesan singkat dari komunikator melalui media massa dapat diterima oleh massa komunikan, dengan demikian media massa sangat efektif bila digunakan untuk media iklan.

e. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen, anonim, dan luwes tersebar luas, meskipun pada umumnya komunikan mempunyai persamaan perhatian, kepentingan dan orientasi.

f. Media massa dapat mengirimkan pesan kepada komunikan yang berbeda tempat diseluruh dunia secara mendadak dan berurutan.


(49)

II.2.3. Fungsi Media Massa

Menurut Wright (dalam Severin, 2009: 386) fungsi media terbagi menjadi 4, yaitu :

5. Fungsi pengawasan (surveillance), yaitu memberi informasi dan menyediakan berita. Fungsi pengawasan ini juga termasuk berita yang tersedia di media yang penting dalam ekonomi, publik dan masyarakat, seperti laporan bursa pasar, lalu lintas, cuaca dan sebagainya. Fungsi pengawasan bisa saja menjadi disfungsi. Kepanikan bisa terjadi karena ada penekanan yang berlebihan terhadap bahaya atau ancaman terhadap masyarakat.

6. Fungsi penghubungan (correlation), yaitu seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan. Media sering kali memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus bereaksi terhadap kejadian tertentu. Karena itu korelasi menjadi bagian media yang berisi editorial dan propaganda. Dalam menjalankan fungsi korelasi, media sering kali bisa menghalangi ancaman terhadap stabilitas sosial dan memonitor atau mengatur opini publik.

7. Fungsi pentransferan budaya (transmission), yaitu dimana media menyampaikan informasi, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang. Dengan cara ini, mereka bertujuan untuk meningkatkan kesatuan masyarakat dengan cara memperluas dasar pengetahuan umum mereka.


(50)

8. Fungsi hiburan (entertainment), sebagian besar isi media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan, bahkan di surat kabar sekalipun, mengingat banyaknya kolom, fitur, dan bagian selingan. Media hiburan dimaksudkan untuk mengisi waktu luang. Media mengekspos budaya massa berupa seni dan musik pada berjuta-juta orang, dan sebagian orang merasa senang karena bisa meningkatkan rasa dan pilihan publik dalam seni.

II.3. Majalah

II.3.1. Sejarah Majalah di Indonesia

PADA akhir abad ke-19, di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) mulai tampak ada penerbitan pers yang bercorak dan berdasar pada suatu program politik, Karangan yang disajikan bersikap kritis terhadap politik kolonial Belanda di Hindia Belanda. Muncullah majalah yang dikenal dengan nama Bondsblad, terbit 1897. Majalah ini membawa suara Indische Bond, perkumpulan kaum Indo-Belanda, yang memperjuangkan Hindia Belanda sebagai tanah airnya serta mengusahakan perlakuan yang sama bagi mereka dalam bidang politik. Selain Bondsblad, terbit juga Jong Indie, yang didirikan oleh Mr. Th. Thomas.

Pada awal abad 20, muncul organisasi pergerakan kemerdekaan seperti Boedi Oetomo, Sarekat Islam dan Indische Partij. Mereka butuh corong untuk menyampaikan program organisasi. Boedi Oetomo menerbitkan Majalah Retno Doemilah dalam bahasa Melayu Jawa, dan Soeara Goeroe. Tahun 1907 di Bandung terbit Majalah Medan Prijaji yang dipimpin RM Tirtoadisoerjo, yang sebelumnya menerbitkan Majalah Soenda Berita.


(51)

Di masa-masa itulah terbit banyak majalah, yang kebanyakan isunya mengenai pergerakan kemerdekaan. Akhir 1910, Douwes Dekker menerbitkan majalah dwi mingguan Het Tijdschrift yang sangat radikal pembahasan politiknya dengan menyerukan aksi melawan kolonial. Pada tahun 1913, giliran Tjipto Mangoenkoesoemo menerbitkan Majalah De Indier. RM Soewardi Soerjaningrat mendirikan Hindia Poetra, memakai bahasa pengantar Belanda. Majalah ini berubah menjadi Indonesia Merdeka, yang kemudian terbit dalam dua bahasa. Peredarannya sangat luas, hingga ke Jerman, India, Mesir, Malaya, dan Prancis. Pembacanya mulai dari guru, kalangan swasta, mahasiswa, pejabat belanda dan Indonesia, redaksi surat kabar, dan sebagainya.

Balai Poestaka, salah satu penerbit tertua, juga menerbitkan beberapa majalah untuk rakyat, antara lain Majalah Pandji Poestaka, Majalah Kedjawen dan Parahijangan, majalah anak-anak berbahasa Melayu Taman Kanak-Kanak, dan yang berbahasa Jawa Taman Botjah. Majalah-majalah lain yang terbit dalam kurun ini antara lain: Fikiran Rakjat milik Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Daulat Ra’jat(diterbitkan Bung Hatta). Lalu, muncul pula Majalah Weekblad Sin Po tahun 1923 yang merupakan terbitan grup Sin Po. Di majalah mingguan ini pula naskah lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman untuk pertama kalinya dimunculkan. Tercatat, hinggga tahun 1920-an, sudah ada 127 majalah dan surat kabar. Setelah era ini, masih ada lagi majalah tri wulanan De Chineesche Revue (1927), Timboel (membahas soal budaya, tahun 1930-an), hingga Pedoman Masjarakat yang terbit di Medan (diasuh HAMKA), serta Pandji Islam. Dari segi bisnis, disebutkan bahwa mutu kebanyakan majalah masih amat rendah,


(52)

mengingat situasi yang tak memungkinkan perolehan iklan waktu itu. (http://duamata.blogspot.com/2006/02/majalah-bag-2-indonesia-punya-cerita)

Selama lebih sepuluh tahun pasca kemerdekaan (1950-an), tercatat jumlah mingguan dan majalah berkala yang beredar sebanyak 226 judul, sementara surat kabar berbahasa Indonesia 67 judul, bahasa Belanda 11 judul, dan Cina 15 judul.

II.3.2. Pengertian Majalah

Pengertian majalah menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah sebuah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai laporan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya, dan menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, majalah wanita, remaja, olah raga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya.

Oleh beberapa ahli, majalah didefinisikan sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya, yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio dan dijilid dalam bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali. Ada pula yang membatasi pengertian majalah sebagai media cetak yang terbit secara berkala, tapi bukan terbit setiap hari. Media cetak itu haruslah bersampul, setidak-tidaknya punya wajah, dan dirancang secara khusus. Selain itu, media cetak itu dijilid atau sekurang-kurangnya memiliki sejumlah halaman tertentu.


(53)

II.3.3. Karakteristik Majalah

Majalah sebagai salah satu bentuk media cetak tentunya memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media cetak lainnya. Karakteristik tersebut antara lain :

1. Penyajian lebih dalam

Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwi mingguan atau bahkan bulanan. Majalah berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya cukup waktu untuk mempelajari dan memahami suatu peristiwa. Mereka juga punya waktu yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut. Berita-berita dalam majalah disajikan dengan lengkap dan dalam, karena dibubuhi latar belakang peristiwa yang dikemukakan secara kronologis.

2. Nilai aktualitas lebih lama

Jika nilai aktualitas dalam surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu, dua minggu, sebulan atau bahkan lebih. Membaca majalah tidak akan tuntas sekaligus. Pada hari pertama kita hanya membaca rubrik yang paling kita senangi, lalu bisa saja besoknya kita baru tertarik membaca rubrik yang lain. Dengan demikian, majalah baru bisa kita baca tuntas dalam kurun waktu tiga sampai empat hari.


(54)

3. Gambar/foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak dibandingkan dengan surat kabar. Oleh karena itu, selain penyajiannya yang lebih mendalam, majalah juga menampilkan gambar atau foto yang lengkap dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna. Kualitas yang digunakan pun biasanya lebih baik. Gambar atau foto yang ditampilkan di majalah memiliki daya tarik tersendiri, apalagi jika gambar atau foto tersebut sifatnya eksklusif.

4. Cover (sampul) sebagai daya tarik

Disamping foto, cover atau sampul majalah juga memiliki daya tarik tersendiri. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dan keras dengan gambar dan warna yang menarik pula. Untuk majalah hiburan, sering pula digunakan foto selebritis atau orang terkenal pada cover demi menarik perhatian permbaca. Menarik atau tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.

II.4. Rubrik

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), rubrik adalah karangan yang bertopik tertentu dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Misalnya dalam suatu majalah remaja terdapat rubrik puisi, cerita pendek, rubrik kesehatan, rubrik zodiak, rubrik iptek, ataupun rubrik musik.


(55)

Onong Uchjana Effendy mengutarakan definisi mengenai rubrik dalam Kamus Komunikasi, bahwa Rubrik berasal dari bahasa Belanda yaitu Rubriek, yang artinya ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat, misalnya rubrik wanita, rubrik olahraga, rubrik pendapat pembaca (Effendi, 2003: 316).

Menurut Effendy, jenis-jenis rubrik adalah sebagai berikut: 1. Rubrik informasi

 Perihal keluarga (pertunangan, perkawinan, kelahiran, kematian)  Kesejahteraan (koperasi, fasilitas dari organisasi, kredit rumah)  Pengumuman pimpinan organisasi

 Peraturan  Surat keputusan  Pergantian pemimpin  Kepindahan pegawai

 Pertemuan (rapat kerja, penataran, konferensi, dll) 2. Rubrik edukasi

 Tajuk rencana

 Artikel (pengetahuan, keterampilan, keagamaan, dll)

 Kutipan pendapat tokoh (keahlian, kemasyarakatan, keagamaaan)


(56)

 Cerita pendek  Anekdot

 Pojok atau sentilan

Kisah minat insani (human interest)

Dalam kegiatan membaca kita banyak mendapatkan banyak informasi. Salah satu jenis bacaan yang dapat dibaca adalah majalah remaja ataupun majalah anak-anak. Dalam suatu majalah banyak sekali rubrik yang menarik untuk dibaca. Bacaan berbentuk rubrik sangat membantu kita yang memiliki hobi tertentu. Misalnya anda yang memiliki hobi bermain musik akan terbantu dengan kehadiran rubrik musik Beberapa rubrik dalam majalah disebut rubrik tetap dan ada juga yang tidak tetap. Rubrik tetap adalah rubrik yang selalu ada pada tiap edisi.

II.5. Feature

II.5.1. Pengertian Feature

Sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang feature. Para ahli mendefinisikan dengan definisi-definisi yang berbeda. Menurut Daniel R. Williamson (dalam Sudarman, 2008: 179) feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang dirancang terutama untuk menghibur dan memberitahu pembaca tentang suatu peristiwa atau kejadian, situasi, atau aspek kehidupan seseorang.

Sementara Richard Weiner mendefinisikan feature adalah suatu artikel atau karangan yang lebih ringan, atau lebih umum, tentang daya pikat manusiawi


(57)

atau gaya hidup, daripada berita lempang yang ditulis dari peristiwa yang masih hangat.

Tulisan feature berbeda dengan berita. Berita identik dengan kecepatan, makin cepat makin up to date, makin lama maka berita semakin basi. Sedangkan untuk menulis feature, si penulis harus memiliki kepekaan untuk memilih objek dan membawakannya secara memikat. Penulis harus memilih bagian yang paling kuat untuk tulisannya. Kalaupun beropini, maka tulisan itu tidak kentara mengemukakan opininya.

II.5.2. Jenis-jenis Feature

Tulisan feature memiliki berbagai jenis, yang diantara lainnya adalah :

9. Soft news, yaitu berita yang sifatnya enteng dan tidak serius. Tulisannya tidak mendalam dan pada umumnya feature jenis ini ditulis dengan singkat saja.

10.News feature, yaitu tulisan feature yang biasanya dimuat dalam majalah berita. Muatan beritanya sangat dominan, banhkan dibuat lebih rinci dan mendalam.

11.How to do, yaitu tulisan yang mengajarkan masyarakat atau pembaca untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan sesuai yang diajarkan oleh pakar atau ahlinya.

12.Artikel ilmiah populer, yaitu tulisan feature yang menampilkan tema yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.


(58)

13.Pengalaman pribadi, yaitu tulisan feature yang selalu ditampilkan di media massa tentang pengalaman seseorang yang luar biasa. Semakin seru cerita pengalamannya semakin baik.

14.Human interest, yaitu tulisan feature yang sasarannya adalah orang-orang terkenal atau yang memiliki nilai jual tinggi, namun bisa juga tulisan yang menjual kesedihan orang-orang kebanyakan.

15.Memperkenalkan produk, yaitu tulisan feature yang memuat informasi tentang produk-produk tertentu.

16.Sejarah, yaitu jenis tulisan feature yang fungsinya untuk mengingatkan masyarakat akan sejarah yang sudah lama.

II.5.3. Anatomi Feature

Untuk mempermudah penulisan feature, ada beberapa anatomi feature atau susunan bangunan dalam tulisan feature. Menurut Paryati Sudarman (2008:54), anatomi tersebut antara lain :

6. Judul (title)

Judul dalam karya feature sering pula disebut dengan title. Fungsi utama dari judul (title) feature adalah untuk menggugah pembaca. 7. Intro

Intro adalah kalimat pembuka pada penulisan feature. Intro merupakan paragraf pertama dalam penulisan feature. Tujuan utamanya adalah untuk menarik pembaca untuk mengikuti cerita yang kita tulis dan membuat jalan supaya alur ceritanya tetap lancar. Sedangkan fungsi intro adalah untuk memicu perhatian khalayak


(59)

sekaligus sebagai pintu masuk ke dalam suatu bangunan cerita yang kita tulis.

8. Jembatan/perangkai

Jembatan/perangkai seringkali disebut dengan istilah peralihan, merupakan kalimat penghubung antara intro dengan tubuh tulisan. Fungsi dari jembatan adalah sebagai perantara antara intro dan tubuh tulisan. Jembatan ini masih kait-mengait dengan tubuh, yang melukiskan identitas dan situasi dari sesuatu hal yang hendak kita tuturkan.

9. Tubuh

Tubuh feature berisi tentang situasi dan proses yang disertai dengan penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimana sesuatu yang kita tulis itu terjadi.

10.Penutup

Penutup feature merupakan alenia terakhir yang berisi pesan-pesan yang mengesankan. Bagian penutup, biasanya digambarkan dengan melingkar, maksudnya bahwa penutup merupakan gambaran yang bulat dari keseluruhan isi tulisan.

II.6. Sikap

II.6.1. Pengertian Sikap

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap


(60)

objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Jadi, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri. Sikap haruslah diikuti oleh kata “terhadap”, atau “pada” objek sikap. Bila ada orang yang berkata, “Sikap saya positif,” kita harus mempertanyakan “Sikap terhadap apa atau siapa?” (Rakhmat, 2005: 39).

Menurut Sherif & Sherif (dalam Azwar, 1995: 19) , Sikap menentukan keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku.

Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap adalah perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Dalam banyak hal, terutama yang berkaitan dengan dengan kepercayaan atau ideologi, orang bisa berubah sikap karena melihat bahwa apa yang tadinya dipercaya tidak benar. Karena itu ia berubah sikap untuk mengganti dengan kepercayaan yang lain (Cangara, 2006: 148).

II.6.2. Komponen Sikap

Komponen-komponen sikap menurut Mann (dalam Syaifuddin, 1969: 24) antara lain adalah sebagai berikut :


(61)

Yaitu pengetahuan, persepsi, kepercayaan, dan kerangka berfikir yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama bila menyangkut masalah atau problem yang kontroversial.

e. Komponen afektif

Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi seperti perhatian, rasa senang, dan rasa puas. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

f. Komponen konatif/perilaku

Yaitu berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

II.6.3. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurut Soetarno (1989: 42) adalah sebagai berikut : 1)Sikap tidak dibawa seseorang sejak dia lahir, melainkan dibentuk

sepanjang perkembangannya.

2)Sikap dapat berubah-ubah, oleh karena itu sikap dapat dipelajari. 3)Sikap tidak dapat berdiri sendiri, melainkan selalu berkaitan


(62)

4)Objek suatu sikap dapat tunggal atau jamak. Contoh: Hitler membenci seluruh orang Yahudi (objek jamak), seorang anak membenci ayahnya (objek tunggal).

5)Sikap mengandung motivasi dan perasaan. Pengetahuan mengenai suatu objek tanpa disertai dengan motivasi belum berarti sikap. Orang yang tahu bahwa kebersihan rumah sangat bermanfaat bagi kesehatan belum berarti bahwa dia memiliki sikap tertentu terhadap kebersihan. Kalau orang tersebut tergerak untuk hidup dalam rumah yang bersih, baru dia memiliki sikap.

II.6.4. Fungsi Sikap

Fungsi sikap menurut Katz (dalam Dayaksini, 2003: 97) antara lain adalah :

1)Utilitarium Function, yaitu sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh atau memaksimalkan ganjaran (reward) atau persetujuan dan meminimalkan hukuman. Dengan kata lain, sikap dapat berfungsi sebagai penyesuaian sosial, misalnya seseorang dapat memperbaiki ekspresi dari sikapnya terhadap suatu objek tertentu untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan.

2)Knowlegde Function, yaitu sikap membantu dalam memahami lingkungan (sebagai skema) untuk melengkapi ringkasan evaluasi tentang objek dan kelompok objek, atau segala sesuatu yang dijumpai di dunia ini.


(63)

3)Value-expressive Function, yaitu sikap melindungi diri, menutupi kesalahan, dans ebagainya dalam rangka mempertahankan diri. Sikap ini mencerminkan kepribadian individu penyelesaian secara tuntas, sehingga individu berusaha mempertahankan dirinya secara tidak wajar karena iya merasa takut kehilangan statusnya.

II.7. Remaja

Menurut Hurlock (2002:206) remaja adalah mereka yang berada pada usia 18 tahun. Monks, dkk (2004:262) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Berdasarkan batasan yang diberikan para ahli, dapat dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

Menurut Erickson (Gunarsa,2003:7) masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian jati diri. Karekteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja dan berimbas pada lingkungan sosialnya. Sedangkan menurut John W. Santrock (2003: 26) remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

Masa remaja adalah sebuah periode transisi yang penting dalam perkembangan berfikir kritis (Keating dalam Santrock, 2003: 144). Diantara


(64)

perubahan-perubahan kognitif yang memungkinkan peningkatan berfikir kritis selama periode ini adalah :

• Meningkatnya kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas pemrosesan informasi yang memungkinkan mereka lebih dapat menggunakan sumber daya kognitifnya untuk mencapai berbagai tujuan lain.

• Meningkatnya cakupan isi pengetahuan di berbagai bidang.

• Meningkatnya kemampuan untuk menyusun kombinasi-kombinasi baru dari pengetahuan.

• Meningkatnya rentang dan spontanitas dalam menggunakan strategi-strategi dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk memperoleh dan menerapakan pengetahuan, seperti merencanakan, mempertimbangkan berbagai alternatif, dan melakukan monitor kognitif.

Meskipun masa remaja merupakan suatu periode penting dalam perkembangan berfikir kritis, apabila individu belum mengembangkan basis yang mantap dalam keterampilan-keterampilan dasarnya (seperti membaca dan matematika) selama masa kanak-kanak, maka keterampilan berfikir kritis individu tersebut juga cenderung kurang matang di masa remaja. Untuk remaja-remaja yang kurang memiliki keterampilan dasar seperti itu, mereka kurang dimungkinkan untuk mengembangkan pemikiran kritis di masa remaja.


(65)

Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus – Organism – Response yang awalnya beasal dari psikologi. Kalau akhirnya kemudian menjadi teori komunikasi tentunya tidak mengherankan karena pada dasarnya objek material dari ilmu Psikologi dan ilmu Komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen seperti: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi (Effendi, 2003: 254).

Prinsip S-O-R ini merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimuli khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Teori S-O-R ini merupakan dasar teori jarum hipedermik, yaitu efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam teori ini media dipandang sebagai obat yang disuntik ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Model ini dirumuskan sebagai berikut:

(Gambar 1) Stimulus Organisme :

- Perhatian - Pengertian - penerimaan

Response


(66)

Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak maka stimulus tersebut tidak berhasil atau tidak efektif mempengaruhi perhatian dari individu dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulus diterima oleh organisme, itu berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari si organisme maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Setelah itu organisme akan mengolah stimulus sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak (bersikap). Dengan adanya dukungan fasilitas dan dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan sikap).

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan bisa saja ditolak atau diterima. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan akan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendi, 2003: 254).


(67)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Metode penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu metode yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi pada variabel berhubungan dengan variasi-variasi pada variabel lain (Rakhmat, 2002: 27).

Dengan metode korelasional, kita bukan hanya menghimpun data dan menyusunnya secara sistematis, tetapi juga meneliti hubungan antara variabel-variabel.

III.2. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Swasta Harapan I Medan, Jl. Imam Bonjol no. 35 Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun – Medan 20152.

III.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995:141).

Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswi kelas XI SMA Harapan I Medan tahun ajaran 2010/2011 yang pernah membaca majalah Gogirl!.


(68)

kelas N

XI IPA 1 21

XI IPA 2 20

XI IPA 3 20

XI IPA 4 23

XI IPA 5 16

XI IPS 1 22

XI IPS 2 12

jumlah 134

Sumber : kepala bidang konseling SMA Harapan I

2. Sampel

sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1995:144). Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Bungin, 2005:105), yakni sebagai berikut :

n =

= =


(1)

= 0,60

= 0,60

= 0,60 x 9,27

= 5,56

Sementara itu nilai ttabel dari n = 57 dan x = 0,05 adalah 2,002. Maka thitung > ttabel maka hubungan signifikan (Ho ditolak dan Ha diterima). Dengan demikian memang terdapat hubungan yang signifikan antara Rubrik feature majalah Gogirl! dengan Sikap Remaja Putri di SMA Harapan I Medan.

Kemudian untuk mengukur besarnya pengaruh adalah dengan menggunakan rumus :

Kp = (Rxy)2 x 100%

= (0,60)2 x 100%

= 0,36 x 100%

= 0,36

Berarti dapat disimpulkan bahwa pengaruh Rubrik Feature majalah Gogirl! terhadap Sikap Remaja Putri adalah sebesar 0,36 (36%), sisanya sebanyak 0,64 (64%) lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.


(2)

IV.5. Pembahasan

Setelah analisis data dilakukan, dilanjutkan dengan cara pengujian hipotesis. Pengukuran tingkat hubungan diantara dua variabel yang dikorelasikan, dapat menggunakan pearson product moment correlation untuk menjelaskan hubungan antara variabel x dan variabel y, yang menggunkan skala interval dan sebaran datanya normal.

Pengujian hipotesis dimulai dengan membuat rata-rata dari nilai responden yang telah dibuat skornya terlebih dahulu. Perolehan hasil yang ada, dapat dijabarkan atas beberapa poin yaitu, nilai rxy untuk SMA Harapan I sebesar 0,60 dengan demikian dapat dibuat suatu pernyataan bahwa jika rtabel < rtemuan maka ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara rubrik feature majalah Gogirl! dengan perubahan sikap remaja putri di SMA Harapan I Medan.

Merujuk pada tinggi rendahnya hubungan, dengan menggunakan skala Guilford, dengan hasil 0,60 dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti. Dengan demikian hubungan antara rubrik feature majalah Gogirl! dengan sikap remaja putri terdapat hubungan yang cukup berarti.

Untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut, maka dapat dilakukan dengan menghitung nilai tabel < nilai temuan. Nilai tabel adalah sebesar 2,002 dan nilai temuan sebesar 5,56, dengan demikian pernyataan korelasi thitung > ttabel diterima yang berarti bahwa hubungan signifikan. Sedangkan hasil dari Koefisien Pengaruh (KP) adalah sebesar 0,36 berarti sebesar 36% pengaruh rubrik Feature majalah Gogirl! terhadap sikap remaja putri, sisanya sebanyak 64% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Hasil dari uji hipotesa merupakan akhir dari keseluruhan analisa data. Setelah nilai-nilai diperoleh, maka akan dilakukan dengan membuat beberapa kesimpulan yang nantinya akan dibuat pada Bab V.


(3)

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan antara Rubrik Feature majalah Gogirl! dengan sikap

remaja putri di SMA Harapan I Medan. Nilai rxy yang didapat adalah 0,60

dengan presisi 5% dan taraf kepercayaan 95%. Makna hubungan pengaruh yang ada berdasarkan tabel Guilford : Hubungan yang cukup berarti.

2. Rubrik Feature sebagai sebuah rubrik tetap di majalah Gogirl! berusaha

untuk konsisten memuat informasi dan artikel dengan gaya bahasa yang ringan namun bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan sesuai dengan kebutuhan remaja putri.

3. Dapat dikatakan bahwa artikel-artikel dalam Rubrik Feature Majalah

Gogirl! mampu mempengaruhi sikap remaja putri melalui gaya penulisannya yang khas dan ringan, tema-tema yang terbaru serta menggunakan foto/gambar dan tata letak yang menarik.

4. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pengetahuan, kepercayaan,

persepsi, perhatian, rasa senang, dan rasa puas terhadap rubrik feature majalah Gogirl! dapat mempengaruhi perubahan sikap pada remaja putri di SMA Harapan I Medan yaitu sebesar 36%.


(4)

V.2. Saran

1. Majalah Gogirl! perlu meningkatkan lagi kualitas artikel untuk rubrik

feature, kualitas yang dimaksud misalnya dalam memilih tema yang sesuai untuk remaja putri, yang bukan hanya memberikan hiburan namun juga menambah pengetahuan bagi mereka.

2. Walaupun rubrik feature adalah sebuah rubrik diamana penulis bebas

mengekspresikan diri dengan bentuk tulisan yang ringan dan dengan gaya bercerita, namun alangkah lebih baik lagi jika memperhatikan penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan tidak mencampur bahasa Inggris dan Indonesia dalam sebuah kalimat sehingga bisa menciptakan eksklusivitas.

3. Agar majalah Gogirl! tetap membuat inovasi-inovasi dari segala segi pada


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial. Irlangga University Press. Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.

Dayaksini, Tri. 2003. Psikologi Sosial Edisi Revisi. Malang: Univ. Muhammadiyah Malang Press.

Dominick, Joseph. 2000. The Dynamics of Mass Communication. New York: Random House.

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi. Bandung: PT. Rosdakarya.

Gunarsa, S.D. 2000. Psikologi Perkembangan: anak dan Remaja. Jakarta : BPK. Gunung Mulia.

Harahap, Sofyan. 2009. Superior Wartawan Profesional. Medan.

Junaedhi. 1995. Rahasia Dapur Majalah di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kriyantono, Rakhmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.

McQuail, Denis. 1996. Teori komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Mulyana, dedy. 2007. Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda Karya. Nawawi, hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada

University Press.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________________. 1993. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

. 1990. Teori-teori Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Santrock, John W. 2007. Remaja, Edisi Kesebelas. Jakarta : Erlangga.

______________. 2003. Adolescene Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Severin, Warner J. 2009. Teori Komunikasi sejarah, metode, dan terapan di

dalam media massa. Jakarta: Prenada Media Group.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S

Soehadi, Burhan. 1978. Media Komunikasi Massa dan Perannya dalam

Pembentukan Opini Publik fakultas Hukum USU, Medan.

Soetarno, R. 1989. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Kanisius.

Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Website :

diakses pada tanggal 8 Januari 2011)

diakses pada tanggal 8 Januari 2011)

(diakses pada tanggal 14 April 2011)


Dokumen yang terkait

Rubrik Fashion Di Majalah Gogirl Dan Opini Mahasiswi (Studi Deskriptif Tentang Rubrik Fashion Di Majalah Gogirl Terhadap Opini Khalayak Pembaca Di Kalangan Mahasiswi FISIP USU)

1 42 162

PEMAKNAAN FEMINITAS DALAM MAJALAH REMAJA WANITA OLEH REMAJA WANITA (Studi Resepsi Siswi SMA dan SMK di Kota Malang Terhadap Konsep Feminitas Pada Majalah Gadis dan Gogirl!)

1 9 28

GAYA HIDUP REMAJA PUTRI DALAM MAJALAH GOGIRL (ANALISIS PENERIMAAN PEREMPUAN TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA PUTRI DALAM MAJALAH GOGIRL)

0 3 114

Pengaruh Terpaan Rubrik “Body” di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku Hidup Sehat Remaja Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Pengaruh Terpaan Rubrik “Body” di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku Hidup Sehat Remaja di Yogyakarta).

0 4 12

PENMAJAL Pengaruh Terpaan Rubrik “Body” di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku Hidup Sehat Remaja Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Pengaruh Terpaan Rubrik “Body” di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku Hidup Sehat Remaja di Yogyakarta).

0 3 19

PENDAHULUAN Pengaruh Terpaan Rubrik “Body” di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku Hidup Sehat Remaja Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Pengaruh Terpaan Rubrik “Body” di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku Hidup Sehat Remaja di Yogyakarta).

0 5 38

KESIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Terpaan Rubrik “Body” di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku Hidup Sehat Remaja Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Pengaruh Terpaan Rubrik “Body” di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku Hidup Sehat Remaja di Yogyakarta).

0 3 9

SKRIPSI PENGARUH TERPAAN RUBRIK FASHION DAN BEAUTY PADA MAJALAH GOGIRL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DUNIA GAYA DAN KECANTIKAN PADA REMAJA PUTERI.

0 2 16

PENDAHULUAN PENGARUH TERPAAN RUBRIK FASHION DAN BEAUTY PADA MAJALAH GOGIRL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DUNIA GAYA DAN KECANTIKAN PADA REMAJA PUTERI.

0 4 49

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH TERPAAN RUBRIK FASHION DAN BEAUTY PADA MAJALAH GOGIRL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DUNIA GAYA DAN KECANTIKAN PADA REMAJA PUTERI.

0 4 44