dilakukan oleh Inal dan Yildiz 2012 yang membuktikan bahwa bayi yang mendapatkan pijat bayi sedini mungkin akan mendapatkan
perkembangan yang lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan pijatan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, gerakan pijat bayi dan tekanan yang diberikan oleh masing-masing ibu berbeda, sehingga ada beberapa
bayi yang tidak mendapatkan gerakan yang sudah diberikan karena anak menolak dengan cara menangis serta meronta ketika gerakan diberikan.
Karena gerakan pijatan pada bayi yang menolak tidak dapat dipaksakan oleh ibu untuk melakukan gerakan tersebut. Sehingga ada 1 responden
yang tidak dapat melakukan gerakan motorik kasar tersebut. 2.
Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan Bayi Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
a. Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan Berat Badan Bayi
Pada penelitian ini, rata-rata hasil pertumbuhan berat badan bayi yang mendapatkan perlakuan pijat bayi adalah 395,83 gram dengan
standar deviasi 78,214, sedangkan yang tidak mendapatkan perlakuan pijat bayi rata-ratanya adalah 304,17 gram dengan standar deviasi
72,169. Berat badan bayi kelompok kontrol dalam penelitian juga mengalami peningkatan berat badan sesuai usia, namun kelompok
intervensi yang mendapatkan pemijatan rutin oleh orang tua mengalami peningkatan berat badan lebih besar. Sehingga rata-rata berat badan
bayi yang mendapatkan pijat bayi lebih berat dibandingkan dengan rata- rata berat badan bayi yang tidak mendapatkan pijat bayi. Didapatkan
hasil untuk t hitung = 2,984 dan Eta Squared 0,28 yang dapat disimpulkan jika efektifitas pijat bayi besar dalam meningkatkan
pertumbuhan berat badan bayi. Penelitian ini hampir senada dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jin Jing, et al 2007 yang menyatakan pemberian pijatan dan latihan gerak dapat meningkatkan secara perkembangan fisik dan
kecerdasan bayi mulai dari bayi lahir hingga dengan bayi usia 6 bulan dengan p=0,010 untuk index berat badan. Hasil dari penelitian lainnya
terkait efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan berat badan pada bayi usia 6 bulan ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh
Merineherta 2009 yang menyatakan bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi usia 3-6 bulan, yaitu terdapat
perbedaan yang signifikan pada bayi yang dilakukan pemijatan jauh lebih baik dari bayi yang tidak dilakukan pemijatan dengan nilai
p0,05. Namun perbedaan dari penelitian ini dengan yang dilakukan Merineherta 2009 adalah waktu pengambilan pengukuran berat badan
yang dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu berat badan awal, berat badan setelah 15 hari dan berat badan setelah 30 hari.
Dari penelitian lainnya yang dilakukan oleh Fitriani dan Nurhidayati 2007 didapatkan hasil perhitungan menggunakan uji
statistic chi square menunjukkan bahwa pijat bayi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kenaikan nafsu makan, hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 0,045 0,05. Kuatnya hubungan ini menunjukkan bahwa jika bayi diberi