BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keterkendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Diabetes Melitus DM merupakan penyakit yang sangat kompleks, seringkali sudah disertai dengan komplikasi mikro maupun makrovaskular.
Dalam pengelolaan diabetes melitus, kontrol gula darah secara intensif merupakan langkah fundamental. UK Prospective Diabetes Study
UKPDS menyatakan bahwa kontrol glikemik dengan obat anti diabetes OAD akan menurunkan komplikasi mikrovaskular. Dari beberapa
rekomendasi terapi menyatakan bahwa penurunan kadar gula darah secara baik dan tepat mendekati nilai normal dapat menurunkan
komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular. American Diabetes Association ADA merekomendasikan nilai HbA1c 7 dalam
pencapaian kontrol glikemik yang baik dan penurunan kadar HbA1c akan lebih besar pengaruhnya terhadap resiko terjadinya komplikasi.
22
HbA1c yang lebih dikenal dengan hemoglobin glikat adalah salah satu fraksi hemoglobin didalam tubuh manusia yang berikatan dengan
glukosa secara enzimatik. Hal ini dapat dimengerti jika kadar glukosa yang berlebih akan selalu terikat didalam hemoglobin, juga dengan kadar yang
tingggi. Akan tetapi kadar HbA1c yang terukur sekarang atau sewaktu mencerminkan kadar glukosa pada waktu 3 bulan yang lampau sesuai
dengan umur sel darah merah manusia kira-kira 100-120 hari, sehingga hal ini dapat memberikan informasi seberapa tinggi kadar glukosa pada
waktu 3 bulan yang lalu. Dengan melakukan pemeriksaan ini kita juga
Universitas Sumatera Utara
dapat mengetahui seberapa besar kepatuhan dalam berobat pada penderita DM. Selain dapat memberikan informasi mengenai kepatuhan
berobat penderita DM, juga dapat memprediksi kemungkinan terjadinya komplikasi dan prognosis dugaan perbaikan. Berapakah nilai rujukan
kadar HbA1c ? Sebenarnya pada manusia normal, terdapat juga keterikatan antara hemoglobin dengan glukosa tetapi dalam jumlah yang
normal yaitu sekitar 4-6, pada penderita DM yang diprediksi memiliki kerentanan terhadap terjadinya komplikasi adalah 8-10.
23
Pengendalian glukosa darah pada penderita DM dilihat dari dua hal yaitu glukosa darah sesaat dan glukosa darah jangka panjang.
Pemantauan glukosa darah sesaat dilihat dari glukosa darah puasa dan 2 jam PP, sedangkan pengontrolan glukosa darah jangka panjang dapat
dilakukan dengan pemeriksaan HbA1c.
24
Pemantauan status metabolik penyandang DM merupakan hal yang penting dan sebagai bagian dari pengelolaan DM. Hasil pemantauan
tersebut digunakan untuk menilai manfaat pengobatan dan sebagai pegangan penyesuaian diet, latihan jasmani dan obat-obatan untuk
mencapai kadar glukosa darah senormal mungkin sehingga dapat terhindar dari keadaan hiperglikemia atau hipoglikemia.
25
Secara umum tujuan pengelolaan DM adalah :
25
- Menghilangkan gejala - Menciptakan dan mempertahankan rasa sehat
- Memperbaiki kualitas hidup - Mencegah komplikasi akut dan kronik
Universitas Sumatera Utara
- Mengurangi laju perkembangan komplikasi yang telah ada - Mengurangi kematian
- Mengobati penyakit penyerta bila ada
Kendali Glikemik
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kendali glikemik yang baik berhubungan dengan menurunnya komplikasi diabetes. Hasil
Diabetes control and complication trial DCCT menunjukkan bahwa
pengendalian DM tipe 1 yang baik dapat mengurangi komplikasi kronik DM antara 20-30. Bahkan hasil dari
The United Kingdom Prospective Diabetes Study
UKPDS menunjukkan setiap penurunan 1 dari HbA1c misal dari 9 ke 8 akan menurunkan risiko komplikasi sebesar 35.
25
UKPDS juga membuktikan bahwa kontrol glikemik dengan intensif sangat berhubungan erat dengan keuntungan klinis pada DM tipe 2.
Setiap penurunan HbA1c 1 akan menurunkan insiden kematian yang berhubungan dengan DM sebesar 21, infark miokard 14, komplikasi
mikrovaskular 37 dan penyakit pembuluh darah perifer 43.
22
Tabel 2. 1. Kriteria pengendalian DM
22
NILAI KGDN mgdl
KGD 2 jam PP mgdl HbA1c
90-130 mgdl 180 mgdl
7
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan Hiperglikemik Kronik
Hasil pemeriksaan HbA1c merupakan pemeriksaan tunggal yang sangat akurat untuk menilai status glikemik jangka panjang dan berguna
pada semua tipe penyandang DM.
25
Perbaikan pengendalian gula darah dapat mencegah timbulnya dan progresifitas komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Suatu data
analisa epidemiologi dari UKPDS menunjukkan bahwa setiap penurunan HbA1c diikuti dengan penurunan yang bermakna baik klinik maupun
statistik pada komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular.
26
Untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi kronik, diperlukan pengendalian DM yang baik yang merupakan target terapi. Diabetes
terkendali baik, apabila kadar glukosa darah mencapai kadar yang diharapkan serta kadar lipid dan HbAIc juga mencapai kadar yang
diharapkan. Demikian juga status gizi dan tekanan darah.
27
2.2 Hemostasis