Pemuliaan Padi Gogo Tenggang Aluminium dan Tahan Blas Melalui Kultur Antera

PEMULlAAN P ADI GOGO TENGGANG ALUMINIUM DAN T AHAN BLAS
MELALUI KULTUR ANTERA
Bakhtiari, Bambang S Purwoko2, TrikoesoemaninfYas2, M.A. Chozin2, Iswari S Dewe,
Mukelar Amir
oW

Jprogram Studi Agronomi Jurusan BDP Fakultas Pertanian Unsyiah, Banda Aceh;
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, Bogor/BB-BIOGEN, Bogor;
4 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi

2Departemen

ABSTRAK
Keracunan aluminium (AI) dan penyakit bias yang disebabkan oleh cendawan Piricularia grisea
merupakan dua faktor utama yang menghambat pertumbuhan dan produksi padi gogo pada lahan kering.
Kultur antera dapat membantu mempercepat program pemuIiaan dengan menghasilkan galur haploid yang
dapat digandakan menjadi galur haploid ganda yang homozigot. Sejumlah galur haploid ganda hasil kultur
antera dari persilangan padi gogo varietas lokal dengan varietas JatiIuhur dan Gajah Mungkur telah
diseleksi uotuk toleran Al dan tahan terhadap penyakit bIas di rumah kaca dan di Iapangan. Panjang akar
reIatif (PAR) digunakan untuk membedakan genotipee toIeran dan peka AI pada kultur hara. Dari 113
galur haploid ganda yang diuji diperoIeh sebanyak 15 toIeran, 73 moderat toleran dan 25 peka Al

berdasarkan PAR. Hasil pengujian ketahanan penyakit bias terhadap 113 galur haploid ganda diperoleh 9
galur tahan terhadap bias daun ras 173, 033 dan 001 dan 27 galur rentan terhadap ketiga ras tersebut.
Galur SGJT28, SGJT36 dan SGGM5 toleran Al dan tahan bias di lapangan pada lahan bercekaman AI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemuliaan dengan bantuan teknik kultur antera dapat
menghasilkan galur harapan tenggang Al dan tahan terhadap penyakit bias.
Kata kunci : Kultur antera, haploid ganda, tenggang aluminium, bias, padi gogo

PENDAHULUAN

-

-.,.- .../ '
../

Beras merupakan bahan makanan pokok sebahagian besar penduduk Indonesia.
Kebutuhan beras terus meningkat akibat jumlah penduduk selalu mengalami peningkatan. Laju
peningkatan produksi padi akhir-akhir ini sudah mengalami pelandaian. Produksi padi pada tahun
2005 hanya mencapai 54.15 juta ton gabah kering giling (Departemen Pertanian, 2007). Jika
dikonversike beras dengan faktor rendemen 0.6, maka akan setara dengan 32.49 juta ton beras.
Produksi tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan pangan untuk konsumsi 219.2 juta jiwa

penduduk Indonesia tahun 2005 dan untuk cadangan pangan nasional. Pada tahun 2005,
pemerintah melakukan impor beras sebanyak 189.6 ribu ton (BPS, 2007) untuk memenuhi
kebutuhan pangan nasional.
Sawah merupakan penyedia beras utama. Luas panen padi sawah tahun 2005 adalah 10.73
juta ha dengan produktivitas 4.57 ton per ha. Luas panen padi gogo tahun yang sama sekitar 1.11
juta ha dengan produktivitas 2.56 ton per ha. Peningkatan produksi padi sawah semakin sulit
dilakukan karena peningkatan produktivitas hanya mencapai 0.41 % per tahun dan alih guna
lahan sawah untuk penggunaan lain di luar pertanian mencapai 0.77 % per tahun (BPS, 2007).
Hasil perhitungan Badan Pertanahan Nasional tahun 2004, sekitar 3.1 juta ha lahan sawah telah
dikonversi untuk keperluan non pertanian (Anonymous, 2007). Di samping itu, lahan yang sesuai
bagi persawahan. barn juga terbatas, biaya pencetakan sawah dan pembangunan sistem irigasi
barn sangat mahal (Irawan, 2005). Sementara itu, daerah penanaman padi gogo umumnya
merupakan daerah lahan kering dan tidak beririgasi.
Salah satu upayp untuk meningkatkan produksi padi dan menjaga ketahanan pangan
adalah dengan perluasak- areal pertanaman padi gogo pada lahan kering. Selain untuk
peningkatan produksi padi ilasional, pengembangan padi gogo juga dapat memenuhi kebutuhan
pangan di daerah setempat. Lahan kering kering yang sesuai untuk tanaman pangan diperkirakan
mencapai 11 juta ha lebih dan telah diusahakan 1.14 juta ha atau sekitar 10 % (Puslitbangtan,
2006).
Kendala utama yang dijumpai dalam pengembangan padi gogo pada lahan kering

diantaranya adalah keracunan aluminium (AI) dan penyakit bIas. Keracunan Al dapat
menghambat pertumbuhan akar yang dapat mengakibatkan pengambilan hara dan air terhambat
sehingga pertumbuhan dan hasH tanaman menjadi rendah (Rout et al. 2000; Samac dan Tesfaye
2003). Penyakit bIas dapat menyerang daun dan leher malai sehingga dapat menyebabkan
kehilangan hasil padi yang sangat besar (Ou, 1985).
Keracunan AI dapat dikurangi dengan pengapuran sedangkan penyakit bIas dapat diatasi
dengan penggunaan fungisida,.'pemupukan N rendah dan pemberian silikat yang tinggi. N amun
demikian pendekatan tersebut m..emerlukan biaya yang relatif tinggi dan tidak ramah lingkungan.
Prosiding Seminar Nasional Hasil PeneIitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif
Bogor, 1-2 Agustus 2007

197

Altematif lain yang beJjangka panjang adalah dengan perakitan varietas yang mampu beradaptasi
pada tanah masam dan tahan bias.
Sejumlah galur haploid ganda padi gogo dihasilkan melalui kultur antera dari persilangan
antara beberapa varietas unggul padi gogo dan aksesi plasma nutfah tenggang AI dan tahan
penyakit bias (Purwoko et al. 2000). Galur-galur haploid ganda hasil kultur antera tersebut dapat
digunakan sebagai sumber plasma nutfah baru yang sangat strategis untuk pengembangan
varietas padi gogo yang dapat beradaptasi pada lahan masam dan tahan bias.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifIkasi galur padi gogo tenggang terhadap
cekaman aluminium dan tahan terhadap penyakit bias dari populasi galur haploid ganda hasil
kultur antera.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai Agustus 2003 sampai dengan September 2006 di rumah
kaca Balai Beser Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika
Pertanian (BB-BIOGEN) dan di Jasinga, Kabupaten Bogor.

Bahan Tanaman
Bahan tanaman yang digunakan adalah 113 galur haploid ganda hasil kultur antera,
varietas Krowal, Sigundil, Grogol, Jatiluhur, dan Gajah Mungkur. Varietas Dupa dan ITA131
sebagai pembanding tenggang dan peka AI. Varietas Asahan dan Kencana Bali sebagai
pembanding tahan dan rentan bias daun. Varietas Limboto dan Cirata sebagai pembanding tahan
dan rentan bias leher malai.

Isolat Pyricularia grisea
Isolat P. grisea yang digunakan adalah ras 001, ras 033 dan ras 173 diperoleh dari

Kelompok Peneliti Fitopatologi Instalasi Penelitian Tanaman Padi, Muara, Bogor.

Ketenggangan terhadap Cekaman Al
Media tanam yang digunakan pada percobaan kultur hara adalah Iarutan ham untuk
tanaman padi yang disarankan Yoshida et al (1976). Media disiapkan dalam pot dengan volume
2 liter Iarutan hara dan diberi aerasi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan
acak kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri atas genotipe dan cekaman AI. Perlakuan
cekaman AI terdiri atas kontrol (tanpa AI) dan 45 ppm AI yang dicampurkan ke dalam Iarutan
Yoshida. pH larutan diatur pada 4.0 ± 0.1. Kecambah normal dengan panjang akar yang seragam
dipindahkan ke media percobaan dengan penyangga styrofoam yang diapungkan di atas larutan
hara.
Pengamatan dilakukan terhadap panjang akar pada umur 14 hari setelah tanam. Data
panjang akar digunakan untuk menghitung panjang akar relatif (PAR) = panjang akar pada
perlakuan Al/panjang akar pada kontroI. Galur dikelompokan sebagai tenggang jika PAR> 0.82,
moderat 0.54 < PAR セ@ 0.82 dan peka PAR セ@ 0.54 (Bakhtiar et al. 2007).
Media tarlam pada percobaan kultur tanah adalah tanah Podsolik Merah Kuning (PMK)
dari Jasinga dengan pH 3.58 dan kejenuhan Al 79 %. Rancangan percobaan yang digunakan
adalah rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas genotipe dan cekaman
AI. Genotipe yang digunakan adalah 85 galur haploid ganda tenggang dan moderat berdasarkan
PAR. Perlakuan cekaman Al terdiri atas kontrol (tanpa cekaman AI) dan bercekaman AI.

Perl8kuan kontrol dilakukan dengan menambahkan kapur setara 1.5 x AIdd pada tanah yang sama
dengan untuk perlakuan cekaman. Benih ditanam secara langsung sebanyak 2 benih per polybag.
Pengamatan dilakukan terhadap bobot gabah per rumpun. Penentuan galur tenggang AI
dilakukan berdasarkan nisbah bobot gabah per rumpun (NBGR) = bobot gabah per rumpun pada
Al tinggilbobot gabah per rumpun pada Al rendah. Berdasarkan nilai NBGR, galur
dikelompokkan menurut kriteria Sarkarung (1986).

Katahanan terhadap Penyakit Bias
Benih dari setiap genotipe ditanam dalam barisan dengan jarak 4 x 3 cm pada bak yang
diisi tanah dari kebun percobaan Cikemueh BB-BIOGEN Bogor. Pemupukan dilakukan sehari
sebelum tanam dengan dosis 7.S g urea, 3 g SP-36, dan 2 g KCI per bak.
Isolat P. grisea ditumbuhkan pada media PDA selama 7 hari dalam ruang inkubasi
bersuhu 25°C. Setelah 7 hari dipindahkan ke media OMA selama 10 han dalam ruang inkubasi
bersuhu 2SoC kemudian dilakukan penggosokan permukaan OMA dan pencucian koioni
cendawan menggunakan aquades steril ditambah Streptomycin 0.02 gil aquades. Setelah
penggosokan dibiarkan terbuka selama 2 hari dalam ruang inkubasi bersuhu 28°C yang berlampu
198

Makalllh Oral


-セN@

TL 20 Watt. Penggosokan kedua dilakukan dengan menggunakan campuran 1 I aquades dan 1 ml
Tween 20. Larutan hasil penggosokan ini digunakan sebagai inokulum.
Inokulasi dilakukan dengan cara semprot pada tanaman umur 18 hari setelah tanam
(HST). Tanaman yang telah diinokulasi dimasukkan ke ruang lembab selama 48 jam kemudian
dipindahkan ke rumah kasa. Kelembaban dipertahankan di atas 90 % dengan penyiraman secara
terus menerus dengan menggunakan sprinkler embun.
Pengamatan dilakukan terhadap skala penyakit dan intensitas serangan satu minggu
setelah inokulasi. Skala penyakit ditentukan berdasarkan sistem evaluasi standar untuk penyakit
bIas dari IRRI (1996). Intensitas serangan (%) dihitung berdasarkan:

."

=I

(nixvi) x100%
NxV
dimana, I = intensitas serangan, nj = jumlah tanaman terserang dengan skala ke-i, Vj = skala ke-i
masing-masing tanaman terserang, N = jumlah tanaman total yang diamati dan V = skala

tertinggi yaitu 9. Tanaman dikelompokkan sebagai tahanjika I セ@ 10% dan rentan I > 10%.
Galur haploid ganda yang digunakan untuk percobaan ketahanan terhadap bIas leher
malai adalah GRGM9, JTGRI7, JTGR18, GRJTl1,. GRGM12, SGJTI9, SGJT34, SGGM8,
SGJT29, GRJT14, GRJT18, SGGM5, SGJT3, GRJT23, GRJT19, SGJT36, SGJT28, dan JTKR7.
Varietas pembanding tahan bIas leher digunakan Limboto dan pembanding rentan adalah Cirata.
Penyemaian benih dilakukan dalam waktu yang berbeda untuk mendapatkan fase berbunga yang
Sama. Setelah benih berumur tiga minggu, bibit dipindahtanamkan ke dalam pot yang telah diisi
tanah dari KP .Muara. Dosis pupuk yang digunakan adalah 0.5 kg pupuk kandang, 2 g Urea, 1 g
SP36, 1 g KCI per pot. Inokulasi P. grisea dilakukan dengan cara semprot ke tanaman padi pada
saat malai sudah keluar 30%.
Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai satu minggu setelah inokulasi sampai
seminggu sebelum panen. Pengamatan dilakukan terhadap intensitas serangan (%) dihitung
berdasarkan:
Ln
1= --xlOO %
I

N

dimana, I = intensitas serangan, n = jumlah malai terserang , N = jumlah maIai yang diamati. Jika

I = 0 sangat tahan, < 5% tahan, 5 -10% agak tahan, 11-25% agak rentan, 26-50% rentan, > 50%
sangat rentan (IRRI 1996).

Ketahanan terhadap BIas dan Keragaan di Lapangan
Percobaan dilakukan di desa Bagoang Kecamatan Jasinga, Bogor. Sebanyak 22 galur
haploid ganda hasil kultur antera beserta varietas pembanding tenggang dan peka AI,
pembanding tahan dan peka bIas dievaluasi pada Iahan tanah masam. Rancangan yang digunakan
adalah rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Peubah yang diamati adalah bobot gabah
per rumpun dan intensitas serangan penyakit bIas daun serta bIas Ieher malai.
BASIL DAN PEMBAHASAN

Ketenggangan terhadap Aluminium

....
/

..

Kultur antera merupakan salah satu teknik kultur jaringan yang dapat mempercepat
perolehan tanaman homozigot (Dewi dan Purwoko, 2001). Sejumlah galur haploid ganda hasil

kultur antera diseleksi untuk mendapatkan galur tenggang AI. HasH seleksi terhadap 113 galur
haploid ganda pada media kultur hara diperoleh 15 galur tenggang, 73 galur moderat dan 25 galur
peka AI (Tabell).
' \.
Galur tenggang dan moderat Al berdasarkan PAR diseleksi kembali pada media tanah
masam. Hasil seleksi berdasarkan NBGR pada media tanah masam, dari 85 galur yang dievaluasi
diperoleh 34 sangat tenggang, 15 tenggang, 7 agak tenggang, 9 agak peka, 7 peka, dan 13 sangat
peka. Galur tenggang lebih banyak diperoleh pada seleksi ini karena bahan tanam telah diseleksi
sebelumnya pada kultur hara (Tabel 2).
Genotipe tenggang AI diduga memiliki kemampuan untuk mencegah AI agar tidak
menyeberangi membran plasma dan masuk ke simplas serta tempat lain yang peka terhadap AI.
Dalam keadaan tercekam AI, kandungan Al apoplas padi genotipe tenggang rendah akibat
kapasitas tukar kation (KTK) akar lebih rendah dibandingkan genotipe peka (Watanabe dan
Okada, 2005; Kochian et al,. 2005) sehingga konsentrasi Al di akar genotipe tenggang AIlebih
rendah dibandingkan genotipe peka AI. Genotipe padi tenggang AI juga memiliki kemampuan
untuk mengakumulasikan Si di·akar dan tajuk lebih tinggi dibandingkan genotipe peka (Bakhtiar,

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif
Bogor, 1-2 Agustus 2007


199

2007). Adanya akwnulasi Si tersebut mengakibatkan terbentuknya komplek AI-Si sehingga AI
menjadi tidak: beracun bagi tanaman (Cocker et al.I998).
Tabel 1. HasH Seleksi Galur Haploid Ganda Padi Gogo HasH Kultur Anter terhadap Cekaman Al
pada Larutan Hara
Gahir Haploid Ganda
Katagori
KRGM4, JTGRI6, GRGMI4, GRGM25, GRGM6, GRGM4, GRGM9, SGJT27,
Tenggang
JTGRI7, JTKR5, JTGRI8, JTKRI, GRJTII, JTGR13 dan JTGR2
AI
SGGM9, GRJT4, SGJT9, JTGR7, SGGM13, SGJT6, GRGMI2, GRJT28, JTGRI,
Moderat
SGJTI9, GMGR5, SGJT37, GRGM3, SGJT34, KRGM2, SooM8, GRJT42,
tenggang
GRJT8, SGJT29, GRJTI4, GRJTI8, JTGR4, JTKR6, KRGMI, SGGM5, GRJTI6,
AI
GRJT27, GRGM7, JTKR3, JTGRI5, GRJT5, GRJT25, GRJT30, JTGRIO, SGJT3,
GRJT23, GRGM5, SGJT30, KRGM3, SGJT33, GRGMI, JTGR5, SGJTII,
GRJTI9, GRJT34, SGJT36, SGJT28, JTGR20, GRJTIO, JTKR7, SGJT13 ,
SGJT25 , GMGR3, GRJT32, GRGM2, GRJT22, SGJTI6, SGJT23, SGJTI7,
SGJT26, SGJTI8, JTGR3, JTGRI9, SGGM2, GMGRI, SGGMlO, JTKR8,
SGJT22, GRJT7, GRJT29, GRJT3I, SGJTIO, dan GMGR6
KRJTI, SGJT2I, GRJT20, JTKR2, GRJT44, GMGR2, KRJT3, GRJTI, GRJT6,
PekaAI
GRGMI5, GRJT39, SGJT5, GRJTI7, GRJT36, SGJT2, GRJT47, GRJTI2,
GRGMII, GRJT33, GRGMIO, GRJT24, SGJTI2, GRJT2, SGJT3I danGRJT49
Tabel 2 HasH Seleksi Galur Haploid Ganda Padi Gogo HasH Kultur Anter terhadap Cekaman Al
pada Media Tanah Masam
Katagori
Galur Haploid Ganda
Sangat Tenggang Al GMGR5, GRGM4, GRGM6, GRGM9, GRGMI4, GRGM25, GRJT4,
GRJTII, GRJTI4, GRJTI8, GRJTI9, GRJT23 , GRJT25, GRJT27,
GRJT28 , GRJT42, JTGRI, JTGR7, JTGR13 , JTGRI5, JTGRI7,
JTGRI8, JTKRI, JTKR5, KRGM4, SooM9, SGGM 13 , SGJT3,
SGJT6, SGJT9, SGJTI9, SGJT27, SGJT28 dan SGJT34
TenggangAI
GRGMI, GRGM7, GRGMI2, GRJTI6, JTGR2, JTGRIO, JTKR7,
KRGMI, KRGM3, SGGM5, SGGM8, SGm9, SGJT30, SGJT33 dan
SGJT36
Agak Tenggang Al
GRGM5, GRJT34, GRGM3, JTKR3, SGJT37, JTGR4 dan GRJT5
AgakPekaAI
JTGR5, GRJTIO, JTGR3, GRJT8, SGJT25, JTKR6, SGm3, GRJT7
danJTGRI6
PekaAI
KRGM2, SGJTI7, SGJTI8, SGJTII, SGm2, GRJT22 dan SGJTIO
Sangat Peka AI
GMGR6, GMGRI, GMGR3, GRGM2, SOOM2, JTKR8, SGGMIO,
GRJT29, SGJTI3, SGJTI6, GRJT3I, JTGRI9 dan GRJT32
Hasil evaluasi ketenggangan Al pada media Iarutan hara dan tanah masam menunjukkan
adanya konsistensi yang tinggi. Korelasi antara PAR dan NBGR positif dan sangat nyata (r =
0.69; Gambar 1). Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya pada Arabidopsis yang
menunjukkan ada korelasi yang erat antara ketenggangan Al pada kondisi kultur hara dan
ketenggangan AI pada kultur tanah (Toda et al., 1999), demikian juga pada padi (Howeler dan
Cadavid, 1976; Rusdiansyah, 2002). Adanya korelasi tersebut menunjukkan bahwa baik PAR
maupun NBGR keduanya efektif digunakan untuk menyeleksi galut haploid ganda tenggang AI.
Namun demikian untuk penapisan pada tahap awal dengan jumlah populasi yang cukup banyak
akan lebih efektif menggunakan PAR karena dapat dilakukan pada stadia bibit dan waktu yang
diperlukan relatif singkat.
Ketahanan terhadap Bias Daun
Hasil pengamatan berdasarkan intensitas serangan bIas daun pada 7 hari setelah inokulasi
(HSI), dari 113 galur haploid ganda yang diuji diperoleh 9 galur tahan terhadap ketiga ras, satu
galur tahan terhadap ras 173 dan 033, 4 galur tahan terhadap ras 173 dan 001, 12 galur tahan
terhadap ras 033 dan 001. Sebanyak 27 galur lainnya rentan terhadap ketiga ras yang dicobakan
(Gambar 2). Galur SGJT3, SGJTI6, SGJT28, SGJT29, SGJT34, SGGM5, SooM8, GRGM9,
dan GRJTI2, tahan terhadap ketiga ras. Galur SGJT13 hanya tahan terhadap ras 173, galur
GRJT30 hanya tahan terhadap ras 033 dan 58 galur galur lainnya hanya tahan terhadap ras 001.
Galur yang hanya tahan terhadap satu ras saja karena gen tahan yang terdapat pada galur tersebut
spesifIk ras, sehingga hanya tahan terhadap ras tertentu saja tetapi dapat diinfeksi oleh ras lain.
200

Ma1a:z1J:lh Oral

"

Howard dan Valent (1996) menyebutkan bahwa gen tahan bIas yang terdapat pada tanaman padi
biasanya spesifik untuk ras patogen tertentu.
1.20

..

1.00
0.80

セN@

セ@

-0( 0.60
/!l.;

0.40

••

• •

0.20
0.00

0

40

20

60

80

100

120

NBGR
Gambar 1. Korelasi antara panjang akar relatif (PAR) dan nisbah bobot gabah per rumpun

(NBGR).
RAS 173

,

i

i
I

i
"-.

...

1

I

12/
"

,
I

58

)
....

RASOO
Gambar 2 Sebaran genotipe tahan bIas daun pada ras 173,033 dan 001.

LNセ@

RAS 033

"

.--"

-...

Tabel 3. Intensitas Serangan BIas Daun dan Leher Malai pada Galur-Galur yang Digunakan
untuk Uji BIas Leher Malai
Genotipe+)
Intensitas Serangan Bias (%2
Dann
LeherMalai
Ras 033
Ras 173
Ras 173
Ras 033
Ras 173
O.OO(T)
O.OO(T)
6.35(T)
0.0 (ST)
0.0 (ST)
SGJT34
O.OO(T)
9.26(T)
0.0 (ST)
0.0 (ST)
1.85(T)
SGJT3
O.OO(T)
O.OO(T)
0.0 (ST)
0.0 ST)
4.76(T)
SGGM8
6.35(T)
O.OO(T)
O.OO(T)
0.0
(ST)
0.0
(ST)
SGGM5
7.41(T)
O.OO(T)
O.OO(T)
2.3 (T)
0.0 (ST)
SGJT28
11. l1(R)
O.OO(T)
6.35(T)
77.7(SR)
69.1 (SR)
JTGR17
O.OO(T)
9.52(T)
57.5(SR)
23.0(AR)
33.33(R)
JTGR18
15.56(R)
4.76(T)
O.OO(T)
2.4 (T)
0.0 (ST)
SGJT36
0.0 (ST)
4.44(T)
26.67(R)
9.72(T)
0.0 (ST)
SGJT19
O.OO(T)
0.0 (ST)
47.22(R)
31.75(R)
9.8(AT)
GRGM12
52.38(R)
1.85(T)
9.5(AT)
4.5 (T)
13.33(R)
GRJT23
51.85(R)
13.33(R)
4.8
(T)
4.7 (T)
72.22(R)
GRJT14
5.1(AT)
55.56(R)
22.22(R)
3.6 (T)
25.92(R)
GRJT18
62.0(SR)
37.5 (R)
71.11(R)
22.22(R)
88.89(R)
GRJT19
24.4(AR)
84. 13(R)
30.56(R)
56.5(SR)
100.00(R)
JTKR7
Asahan++)
O.OO(T)
5.56(T)
6.67(T)
KencanaBali++)
100.00(R)
74.60(R)
100.00(R)
Limboto+++)
4.4
7.3
Cirata+++)
29.5
86.9
Keterangan: +) hanya 18 galur haploid ganda yang digunakan untuk uji bias leher malai dari 113 galur yang diuji
terhadap bias daun, ++) pembanding bias daun, +++) pembanding bias leher malai, huruf dalam kurung menunjukkan
tingkat ketahanan terhadap bias, ST = sangat tahan, T = tahan, AT = agak tahan, AR= agak rentan, R = rentan, SR =
sangat rentan, - = tidak diuji.

HasH pengujian ketahanan terhadap bIas leher malai diperoleh beberapa galur yang masih
tetap tahan bIas Ieher malai diantaranya adalah SGJT3, SGJTI9, SGJT34, SGGM5, dan SGGM8
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetiti!
Bogor, 1-2 Agustus 2007

201

tidak terinfeksi bias leher ras 173 ras 033. Galur tersebut sangat tahan dan melebihi ketahanan
varietas Limboto. Galur SGJT28, SGJT36 dan GRGM12 tidak terinfeksi bIas Ieher ras 033, tetapi
masih bisa terinfeksi oleh ras 173 dengan intensitas yang rendah (TabeI3).
Galur rentan terhadap bIas daun (GRGMI2, GRJTI4, GRJTI8, GRJT23, GRJTI9, dan
JTGR7) menunjukkan bahwa intensitas serangan bIas leher pada JTKR7 dan GRJT19 cukup
tinggi (Tabel 3). Dengan demikian kedua galur tersebut tidak mempunyai gen ketahanan terhadap
bIas daun dan bIas leher malai ras 173 dan 033. Galur GRGMI2, GRJT14, GRJTI8, dan GRJT23
rentan bias daun tetapi agak tahan bIas leher malai dengan intensitas serangan kurang dari 10%.
Sebaliknya, galur JTGRI7, JTGRI8, dan GRJT19 tahan bIas daun tetapi peka bias leher malai
(Tabel 3). Hal ini diduga karena gen tahan bias daun dan bias leher malai pada galur tersebut
berbeda. Fenomena yang sarna dilaporkan Bonman (1992) bahwa IR25604 lebih rentan terhadap
bias daun dari IR36, tetapi Iebih tahan terhadap bias leher malai dari IR36.
Ketahanan Bias dan Bobot Gabah per Rumpun di Lapangan
Galur haploid ganda tenggang AI dan tahan bias bias dievaluasi di lapang pada kondisi
tanah masarn di Jasinga. Hasil pengarnatan serangan bias daun dan bias leher malai terhadap
beberapa galur haploid ganda di lapangan diperoleh galur GRJTI4, SGJT28, SGJT34, dan
GRGM12 tidak terserang bias daun dan bias leher malai. Galur GRJTI8, GRJT23 , SGJT3,
SGJT19, SGGM5, dan SGGM8 terserang bIas daun dengan intensitas kurang dari 10 % tetapi
tidak terserang bias leher kecuali galur GRJ.T18 (Tabel 4). Intensitas serangan bias daun dan
leher malai di lapangan terhadap galur JTKR7 dan GRJT19 sangat tinggi sarna dengan pada
pengujian di rumah kasa.

Tabe14. Intensitas Serangan BIas Daun dan Leher serta Hasil Galur Haploid Ganda pada Lahan
TanahMasarn
BGPR
Intensitas Serangan BIas (%)
(g)
Genotipe
Daun
Leher
SGJT28
0.00 f
(T)
0.00 d
(ST)
16.56
GRJT14
0.00 f
(T)
0.00 d
(ST)
6.57
3.55
0.00 f
(T)
0.00 d
(ST)
SGJT34
GRGM12
0.00 f
(T)
0.00 d
(ST)
0.00
0.37 f
(T)
0.00 d
(ST)
GRJT23
0.00
(T)
0.00 d
(ST)
SGGM5
1.87 c
11.58
SGJT3
2.57 f
(T)
0.00 d
(ST)
0.21
2.60 f
(T)
4.44 d
(T)
GRJT18
9.97
(T)
0.00 d
(ST)
SGGM8
7.77 ef
8.66
(T)
0.00 d
(ST)
SGJT19
9.27 ef
5.77
(R)
0.00 d
(ST)
SGJT36
17.77 de
11.74
72.11 a
(SR)
GRJT19
48.13 c
(R)
2.43
JTKR7
53.33 c
(R)
28.13 c
(R)
7.91
Jatiluhur
0.00 f
(T)
0.00 d
(ST)
12.33
75.51 a
(SR)
G.Mungkur
77.77 b
(R)
2.27
22.97 d
(R)
0.00 d
(ST)
Dupa+
7.11
ITA 131 +
89.67 ab
(R)
Asahan++
0.00 f
(T)
(ST)
O.OOd
9.36
KencanaBali++
91.87 a
(R)
Keterangan: BPGR = bobot gabab per rumpun, + pernbanding ketenggangan AI, ++ pernbanding ketahanan bIas,
angka yang diikuti oleh huruf yang sarna pada kolorn yang sarna tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%,
huruf dalam kurung rnenunjukkan tingkat ketahanan terhadap bIas, ST = sangat taban, T= taban, AT=agak tahan,
AR = agak rentan, R = rentan, - = mati.

Pada percobaan lapangan, diperoleh empat galur yang memiliki hasillebih tinggi daripada
Dupa (pembanding tenggangan AI) dan tahan terhadap bias daun dan leher malai. Galur terse but
adalah SGJT28, SGJT36, SGGM5, dan GRJTI8. Hasil SGJT28 lebih tinggi dari varietas
Jatiluhur (varietas unggul nasional) tetapi hasil SGJT36 dan SGGM5 sebanding dengan Jatiluhur
(Tabel 4). Dengan demikian, galur SGJT28, SGJT36, dan SGGM5 yang dapat digolongkan
sebagai galur tenggang Al dan tahan bIas untuk tanah masarn.
KESIMPULAN

1. Berdasarkan nilai PAR, 113 galur haploid ganda yang dievaluasi terbagi ke dalarn tiga
kelompok berturut-turut 15 galur tenggang, 73 galur moderat dan 25 galur peka terhadap AI.
Galur KRGM4, JTGR13, JTGRI7, JTGR18, JTKRl, JTKR5, GRGM4, GRGM6, GRGM9,
202

Makalah Oral

"

GRGMI4, GRGM25, GRJTll, dan SGJT27 tenggang Al berdasarkan PAR dan NBGR.
Korelasi antara PAR dan NBGR positif dan nyata.
2. Dari 113 galur haploid ganda diperoleh 9 galur tahan terhadap bIas daun ras 173,033 dan 001
dan tujuh diantaranya tenggang AI. Galur SGJT34, SGGM8, SGGM5, SGJT3, dan SGJT28
tahan bIas daun dan leher malai, galur SGJT36 rentan bIas daun, tahan bIas leher malai ras
173 dan tahan bIas daun serta Ieher malai ras 033.
3. Galur SGJT28, SGJT36, dan SGGM5 dapat digolongkan sebagai galur tenggang Al dan tahan
bIas untuk tanah masam.
4. Kultur antera dapat mempercepat perolehan galur homozigot padi gogo tenggang Al dan
tahan terhadap penyakit bIas.
UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia atas pembiayaan penelitian ini melalui Hibah Bersaing
IX tahun.2003-2005 kepada Bambang S. Purwoko.
DAFTARPUSTAKA

Anonymous. 2007. Ketahanan pangan: substansi beras dilupakan. Kompas 27 April 2007. hal. I
dan 15 koI. 1-5.
Bakhtiar. 2007. Penapisan Galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera Untuk Ketenggangan
Aluminium dan Ketahanan Terhadap Penyakit BIas. Disertasi. Sekolah Pascasarjana.
IPB. Bogor.
Bakhtiar, B. S. Purwoko, Trikoesoemaningtyas, M. A. Chozin, I. S. Dewi, dan M. Amir. 2007.
Penapisan galur haploid ganda padi gogo hasil kultur antera untuk toleransi terhadap
cekaman aluminium. Bul Agron. 35:8-14.
Bonman, J. M. 1992. Durable resistance to rice blast disease-environmental influences.
Euphytica.63:115-123.
BPS. 2007. Statistik Indonesia 2005/2006. Biro Pusat Statistik. Jakarta.
Cocker, K. M., D. E. Evans, M. J. Hodson. 1998. The amelioration of aluminum toxicity by
silicon in wheat (Triticum aestivum L.): malate exudation as evidence for an in planta
mechanisms. Planta 204: 204-318
Departemen Pertanian. 2007. Statistik Pertanian 2006. Pusat Data dan Informasi Pertanian,
Departemen Pertanian RI. Jakarta.
Howard, R. J. and B. Valent. 1996. Breaking and entering host penetration by fungal rice blast
pathogen Magnaphorte grisea. Annu Rev MicrobioI. 50: 491-515.
Howeler, R. H., L. V. Cadavid. 1976. Screening of rice cultivar for tolerance to AI-toxicity in
nutrient solution as compared with a field screening method. Agron J. 68: 551-555.
Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras nasional: suatu kajian simulasi pendekatan sistem
dinamis, p. 107-130. Da/am: Husen E., A. Racman, Irawan, dan F. Agus (Eds.).
Multifungsi Pertanian dan Ketahanan Pangan. Pusat Penelitian dan Pengambangan Tanah
dan Agroklimat, Departemen Pertanian, Bogor.
IRRI. 1996. Standard Evaluation System for Rice. International Rice Research Institute, Manila.
Phlippines.
Kochian, L. V., M. M. Pineros, and O.A. Heokenga. 2005. The physiology, genetics and
molecular biology of plant aluminum resistance and toxicity. Plant and Soil 274: 175195.
Ou, S. H. 1985. Rice Diseases. Commonwealth Mycological Institute. Kew Surrey.
Purwoko, B. S. dan I. S. Dewi. 2001. Kultur antera untuk mendukung program pemuliaan
tanaman padi. Bul Agron. 29:59-63.
Purwoko, B. S., I. Hanarida, I. S. Dewi, dan E. Santosa. 2000. Penggunaan poliamin untuk
meningkatkan regenerasi tanaman hijau pada kultur antera padi dan aplikaSinya dalam
program pemuliaan padi. Laporan Hibah Bersaing VIIII2, Depdiknas.
Puslitbangtan. 2006. Laporan Tahunan 2005 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan- Penelitian dan
Pengambangan Pertanian. Jakarta.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah KompetitiJ
Bogor, 1-2 Agustus 2007

203

Rout, G. R., S. Samantaray, and P. Das. 2001. Aluminum toxicity in plans. Agronomie 21: 3-21.
Rusdiansyah. 2002. Introgresi sifat-sifat agronomi dari spesies padi liar serta studi pewarisan sifat
ketenggangan aluminium dan ketahanan penyakit bIas daun pada populasi keturunan
silangbalik Oryza glumaepatula. Disertasi. Program Pascasarjana. IPB, Bogor.
Samac, D. A. and M. Tasfaye. 2003. Plant improvement for tolerance to aluminum in acid soils.
Plant Cell Tissue and Organ Culture. 75: 189-207.
Sarkarung, S. 1986. Screening upland rice for aluminum tolerance and blast disease, p. 271-281.
In: Progress Report in Upland Rice Research. IRRI. Los Banos.
Toda, T., H. Koyana, T. Hori, and T. Hara. 1999. Aluminum tolerance of Arabidopsis thaliana
under hydroponic and soil culture conditiQns. Soil Sci Plant Nutr. 45: 419-425
Watanabe, T. and K. Okada. 2005. Interactive effects of AI, Ca and others cations on root
elongation of rice cultivars under low pH. Ann Bot. 95: 379-385.
Yoshida, S., D. A. Forno, J. H. Cork, and K. A. Gomez. 1976. Laboratory Manual for
Physiological Studies of Rice 3rd edition IRRI. Los Banos, Philippines.

204

Makalah Oral

セL@

mmurazm

ISBN : 978-979-15549-2-2

PROSIDING SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN YANG DIBIAYAI
OLEH HIBAH KOMPETITIF

PENINGKATAN PEROLt-HAN HKX DARX HASIL
PENELITIAN YANG DIBIAYAI OLEH
HIBAH KOMPETITIF
BOGOR, 1-2 AGUSTUS 2007

Dalam rangka
Purnabakti Prof. Jajah Koswara

KEPJASAMA
FAKULTAS PERTANIAN IPB
DITJEN PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKNAS
PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DEPTAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTTTUT PERTANIAN BOGOR

Seminar ini diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian lPB bekerja sama dengan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas dan Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman (PPVT) Deptan dalam rangka Pumabakti Prof.,Dr. Jajah Koswara.

Copyright © 2007 Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta lPB
JI. Merantl Kampus lPB Darmaga Bogor 16680
Telp.lFaks. (0251) 659353 e-mail: agronipb@indo.net.id

lsi dikutip dengan menyebutkan sumberoya

Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
2007. Peningkatan Perolehan HKI dari Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah
Kompetitif. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah
Kompetitif. Bogor, 1-2 Agustus 2007.

xxxv +458

ISBN: 978-979-15649-2-2

,

KATAPENGANTAR
L[セ@

Puji syukur kepada Allah SWT atas terselenggaranya Seminar Nasional Hasil Penelitian
yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif dalam rangka Purnabakti Prof Dr. Jajah Joswara pada
tanggal

1-2 Agustus 2007, hingga diterbitkannya prosiding seminar tersebut. Seminar ini

bertema "Peningkatan Perolehan HKI dari Basil Penelitian yang Dihiayai oleh Bibah

Kopetitif' .
Seminar diselenggarakan atas ketjasama Fakultas Pertanian IPB, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Depdiknas serta Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) Deptan, dan
sebagai panitia pelaksana adalah Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB.
Seminar dihadiri 160 peserta yang terdiri atas dosen, mahasiswa dan peneliti. Mengawali
presentasi makalah, dilaksanakan sidang pleno dengan topik Sosialisasi HKI-PVT oleh pejabat
terkait dari IPB dan Deptan serta praktisi dari kalangan swasta. Terkait dengan Purnabakti Prof.
Dr. Jajah Koswara, sebuah buku semi autobiografi karya Prof. Jajah betjudul "Pelajaran hidup

yang Tak Pernah Usai : Jalan Masih Panjanft' telah diterbitkan secara terpisah.
Dalam seminar dipresentasikan hasil penelitian yang baru dilaksanakan maupun review
hasil-hasil penelitian multi tahun dari sumber dana tunggal maupun beberapa sumber yang
berbeda. Review tersebut sangat baik menggambarkan kemanfaatan hibah kompetitif multi tahun
yang dirintis oleh Prof. Dr. Jajah Koswara, serta menggambarkan kemajuan pelaksanaan
penelitian bersangkutan. Dengan demikian dapat dideteksi potensi HKI-PVT dari hasil-hasil
penelitian tersebut.
Makalah presentasi dalam pro siding ini betjumlah 64 terbagi ke dalam 40 makalah
presentasi oral dan 24 makalah presentasi poster. Bidang bahasan difokuskan pada tanaman
mencakup aspek Agronomi, Pemuliaan Tanaman, Benih, dan Bioteknologi, serta penunjang
budidayanya, termasuk penggunaan mikroba. Beberapa makalah yang dipresentasikan dalam
seminar tidak diterbitkan dalam pro siding ini atas pertimbangan penulisnya.
Terimakasih disampaikan kepada semua fihak yang telah berpartisipasi mensukseskan
Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif ini yang terangkai dalam
kegiatan Purnabakti Prof. Dr. Jajah Koswara. Disadari masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan prosiding ini. Meskipun demikian semoga prosiding ini bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukannya.

セャN@

Bogor, Desember 2007

."

t; ェNセ@

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
セ@

セエNL@
)I,

Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah KompetitiJ
Bogor, 1-2 Agustus 2007

:

DAFTARISI
Halaman

KATAPENGANTAR ...........................................................................

1

DAFTARISI ..................................................................................... ..

11

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS PERTANIAN IPB .......................................... ..

VII .

MAKALAH SIDANG PLENO
Perlindungan Varietas Kelapa Sawit
Dwi Asmono ...................................................................................

xi

Menjadi Market Trendsetter atau Follower (pengalaman dalam
Perbenihan Sayuran)
Abdul HaIIlid ..............................................................................................................

XXIX

MAKALAH ORAL
Peran Bahan Organik dalam Meningkatkan Produksi Pertanian
M. H. Bintoro, Douglas Manurung, Ishak TanH. Djawahir, dan Wahju
Sujatrniko .......................................................................................

1

Penambahan COl Internal Tanaman Kapas dengan Pemberian Metanol Guna
Meningkatkan Produksi Melalui Deteksi 14C
Badron Zakaria, Dannawan, dan Nurlina Kasim ...................................................... .

10

Mekanisme Fisiologi Tanaman Kedelai pada Kondisi Jenuh Air dan Kering
serta Kaitannya dengan Biosintesis Etilen
Munif GhulaIIlahdi .......................................................................... ..

.iI....
セN@

f-

"

Evaluasi Kualitas Buah Pisang Ambon pada Tingkat Kematangan yang
Berbeda Selama Penyimpanan
SlaIIlet Susanto, Dina Sabrina, Deliana, Dewi SuIana, dan Sutrisno .... ..................

28

Kajian Pertumbuhan, Ekspresi Seks Tanaman, dan Kualitas Buah Pepaya
Genotipe IPB 1 dan IPB 2 dengan Pupuk Organik
Ketty Suketi, Sriani Sujiprihati, Mellyawati, dan Devis Suni ...........................

36

Pengaruh Ukuran Kawat dan Ukuran Cabang untuk Strangulasi terhadap
Pembungaan Jeruk Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck)
Arifah Rahayu, Setyono, dan SlaIIlet Susanto............ ...... ...... ............... .......

44

Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rebung
Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schults F.) Backer Ex Heyne)
Sandra Arifin Aziz .....................................................................................................

51

Adaptasi Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Daun Dewa (Gynura
pseudochina (L.) Dc) Asal Kultur In Vitro pada Intensitas Cahaya Rendah
Nirwan, Munif GhulaIIlahdi, dan Sandra A. Aziz ...................... ................ ...............

60

Struktur Populasi Eriborus argenteopilosus Cameron (Hymenoptera :
Ichneumonidae) pada Beberapa Tipe Lansekap di Sumatera Barat
Novri Nelly dan Yaherwandi .....................................................................................

69

Sebaran Populasi Nematoda Entomopatogen Steinernema spp. pada Beberapa
Kawasan Pertanian Lahan Gambut di Kalimantan Selatan
Anang Kadarsah dan Jumar ....................................................................... ..

76

Studi Patogen Penyebab Antraknosa pada Pepaya
Siti Hafsoh ................................................................................................................. .

J

19

.!!I-

83

/

,--..
BGセi@

ii

Daftar lsi

...

Perkembangan Penelitian Teknologi Benih Aren (Arenga pinnata (Wurmb.)
Merr.) di Universitas Tadulako
Muhammad Salim Saleh, Enny Adelina, Maemunah, Nuraeni, Idham, Sakka
Samudin, dan Nur Alam .............................................................................................

91

Wani Bali (Mangifera caesia Jack.) Tanpa Biji, Prospek Pengembangan dan
Kendala Pembibitannya
I. N. Rai, O. Wijana, dan C. O. A. Semarajaya ........................................... ..

97

Sistem Pembibitan Manggis untuk Distribusi
M.Rahmad Suhartanto, A. Qadir Dan Muzayyinatin .............................. .........

105

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.)
Verdcourt) Galur Gresik dan Bogor pada Berbagai Wama Biji
Endah Sri Redjeki .............................................................................

114

Perbanyakan Klonal Phalaenopsis sp. In Vitro dari Eksplan Daun dan
Eksplan Tangkai Bunga
Yusnita, Candra Kesuma, Devina Andiviaty, Sri Ramadiana dan Dwi Hapsoro ......

119

Respon Tanaman Anggrek Bulan terhadap Jenis Media Tanam dan
Letak Tanaman Pada Sistem Pertanian Organik secara Vertikultur
Yati Suryati ................................................................................................................

125

Analisis Daya Gabung dan Aksi Gen Ketahanan Cabai (Capsicum annuum L.)
terhadap Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum
Muhamad Syukur, Sriani Sujiprihati, Jajah Koswara dan Widodo ...........................

131

Interaksi Genotipe X Musim pada Karakter Hasil dan Komponen Hasil Ubi
27 Genotipe Bengkuang (Pachyrhizus erosus L. Urban) pada Lingkungan
Pemangkasan Reproduktif Di Jatinangor
Agung Karuniawan ................................................................................................... .

137

Galur Kacang Tanah Berdaun Hijau Tua : Keunggulan dan
Pengendalian Genetiknya
Yudiwanti .................................................................................................................. .

143

Prospek Senyawa Anti Giberelin dalam Memacu Peningkatan Vigoritas Planlet
Suseno Amien .................................................................................

147

Analisis Daya Gabung dan Heterosis Hasil Galur Jagung Dr Unpad melalui
Analisis Dialel
D. Ruswandi, M. Saraswati, T. Herawati, A. Wahyudin, dan N. Istifadah .............

153

Keragaman Fenotipik dan Genetik Mahoni (Swietenia macrophylla) di Jawa
Tengah dan Jawa Timur
Ulfah J. Siregar, Iskandar Z. Siregar, dan Insan Novita ............................................

160

Pengujian Cabai Hibrida IPB di Dua Lokasi
Muhamad Syukur, Sriani Sujiprihati, dan Rahmi Yunianti ........................ .......

165

Pendugaan Daya Gabung dan Heterosis Ketahanan terhadap Phytophthora
capsici Leonian pada Persilangan Dialel Penuh Enam Genotipe Cabai
(Capsicum annuum L.)
Rahmi Yunianti, Sarsidi Sastrosumarjo, Sriani Sujiprihati,
Memen Surahman, dan Sri Hendrastuti Hidayat .......... ...... ............ ...............

172

Tinjauan Ulang Pengembangan Teknologi Haploid Cabai dan Prospeknya
untuk Percepatan Penelitian Genetika dan Pemuliaan Tanaman
Ence Darmo Jaya Supena ..................................................................... .

-..

179

Uji Daya Adaptasi dan Interaksi Genotipe X Lingkungan Galur Potensial
Keturunan Persilangan Mentik Wangi dengan Poso untuk Perakitan
Padi Gogo Aromatik
Totok Agung D.H. Dan Suwarto ............................................................................. ..

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah KompetitiJ
Bogor, 1-2 Agustus 2007

187

iii

Pemuliaan Padi Gogo Tenggang Aluminium dan Tahan Bias '
melalui Kultur Antera
Iswari S.
Bakhtiar, Bamhang S. Purwoko, Trikoesoemaningtyas, M.A. cィッコセ@
Dewi, dan Mukelar Am.ir .......................................................................

197

Seleksi Nenas Hasil Persilangan Cayenne dengan Queen di Jatinangor
Neni Rostini, Citra Bakti, dan Syaiful Muharok ....................................................... .

205

セ@

Pendugaan Parameter Genetik dan Hubungan antar Hasil dengan Beberapa
Karakter Kuantitatif dari Plasma Nutfah Nenas (Ananas comosus L. Merr.)
Koleksi PKBT IPB
Muhammad ArifNasution, Roedhy Poerwanto, Sohir, Memen Surahman, dan
Trikoesoemaningtyas ................................ ;............................................................... .

r>\{J_

\!

211

Perakitan Padi Gogo Toleran Tanah Masam Dan Berdaya Hasil Tinggi :
Seleksi Dengan Metode Bulk
Surjono H. Sutjahjo, Trikoesoemaningtyas, Desta Wirnas, Rustikawati,
Rosy I. Saputra ......................................................................................................... .

218

Uji Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan Padi Sawah Tipe Baru
di Tiga Lokasi
Hajrial Aswidinnoor, Willy Bayuardi Suwarno, Intan Gilang Cempaka, Ratna
Indriani, dan Wulandari Siti Nurhidayah ................................. ............ .................. ....

222

Perbaikan Sifat Agronomi dan Kualitas Sorgum Sebagai Sumber Pangan,
Pakan Ternak, dan Bahan Industri melalui Pemuliaan Tanaman
dengan Teknik Mutasi
Soeranto Human .................... ...... .... ... .... ........ ................... ............... .... ..... ..... ...... .....

226

Konstruksi Mutan Pseudomonas sp. Crb17 untuk Meningkatkan Produksi
Indole Acetic Acid Melalui Mutagenesis dengan Transposon
Mutiha Panjaitan, Aris Tri Wahyudi, dan Nisa Rachmania ...................................... .

234

Variabilitas Genetik Mutan-Mutan Manggis In Vitro berdasarkan
Marka RAPD
Warid Ali Qosim, R. Poerwanto, G. A. Wattimena, Witjaksono, Sohir, dan
N. Carsono ................................................................................................................ .

240

Aplikasi Marka Isoenzim, RAPD, dan AFLP untuk Identif1kasi Variabilitas
Genetik Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) dan Kerabat Dekatnya
Soaloon Sinaga, Sohir, Roedhy Poerwanto, Hajrial Aswidinnoor, Dedy Duryadi,
Resmitasari, Rudy Lukman, dan Roswita Amelia. ........... ................. ..... ........... ..... ...

247

Amplif1kasi CDNA Kedelai dettgan Beberapa Primer SpesnIk Gen Cao
(Chlorophyll A Oxygenase)
Nurul Khumaida, Kisman, dan Didy Sopandie .........................................................

256

Analisis Sekuen Lengkap Gen yang Terkait Adaptasi Kedelai terhadap
Intensitas Cahaya Rendah
Kisman, Nurul Khumaida, dan Sohir .........................................................................

261

Seleksi In Vitro K1on-Klon Kentang Hasil Persilangan cv. Atlantik dan
Granola untuk Mendapatkan Calon Kultivar Kentang Unggul
Awang Maharijaya, Muhammad Mahmud, dan Agus Purwito .................................

268

Karakterisasi Abnormalitas Embrio Somatik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq) Berdasarkan Morfologi, RAPD dan Metilasi RP-HPLC
Nesti F. Sianipar, Gustav A.Wattimena, Maggy Thenawidjaya S., Hajrial
Aswidinnoor, dan Nurita Toruan-Mathius .............................................................. ..

276

MAKALAH POSTER

r;

Pengaruh Pendinginan Larutan Hara terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Bawang Merah pada Sistem Hidroponik dengan Empat Macam
Media Tanam

-.

Agus Margiwiyatno .................................................................................................. ..
iv

285
Daftar lsi
セ@

Analisis Keanekaragaman Genetik 27 Genotipe Cabai (Capsicum spp.)
KoleksiIPB
Ahmad Meka Rosyadi, Sriani SUjiprihati, dan Rahmi Yunianti ................................

291

Uji Ketahanan Terhadap Bias Daun Galur-Galur F4:6 Padi Gogo
Hasil Seleksi Tanah Masam
Desta Wimas, Trikoesoemaningtyas, Surjono H. Sutjahjo, Khoirul Hidayah,
dan Lestari Atmojo .................................................................................................... .

299

Perlakuan Ec dan Ph Larutan Media Hidroponik pada Bawang Merah
Varietas Sumenep, Philipin dan Tiron
Eni Sumarni dan Noor Farid ................................................................ .

,i

I

305

Akumulasi dan Sekresi Asam Organik pada Padi Gogo Toleran dan
Peka Aluminium serta Perannya dalam Mobilisasi P

J'

Etti Swasti dan Nalwida Rozen ................................................................................. .

312

Pendugaan Nilai Heritabilitas dan Korelasi Genetik Beberapa Karakter
Agronomi Tanaman Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai)
Memen Surahman, Muhamad Syukur, dan Anita Amalia Rahmawati ......................

320

Evaluasi Ketahanan Beberapa Persilangan Semangka (Citrullus lanatus
(Thunb.) Matsum & Nakai) terhadap Layu Fusarium (Fusarium oxysporum
f. sp. Niveum)
Muhamad Syukur, Efi Toding Tondok, dan Swisci Margaret ...................................

326

Pengembangan Budidaya Jenuh Air Tanaman Kedelai dengan Sistem
Tumpangsari Padi Kedelai di Lahan Sawah
Munif Ghulamahdi, Sandra Arifin Aziz, Maya Melati, Nurwita Dewi,
dan Sri Astuti Rais .....................................................................................................
,.

"Aセ@

331

Ketahanan 23 Genotipe Cabai (Capsicum sp.) terhadap Penyakit Antraknosa
(Colletotrichum sp.)
Sriani Sujiprihati, Muhamad Syukur, Widodo, Efi Toding Tondok,
Rahmi Yunianti dan Neni Hariati ............................................................................. .

337

Tanggap Morfologi dan Fisiologi Padi Gogo Fase Semai pada Kekeringan
untuk Memudahkan Seleksi
Noor Farid dan Datjanto .................................................................... .

342

Aplikasi Filter Cahaya dan Teknik Cutting dalam Perbanyakan Vegetatif
Tanaman Sansevieria trijasciata 'Laurentii'

L/'

Peni Lestari, Nurul Khumaida, dan Ani Kurniawati ..................................... .

348

Perbanyakan Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schults F.) Backer
Ex Heyne) pada Kultur In Vitro
Sandra Arifin Aziz, Fred Rumawas, Livy W. Gunawan, Bambang S. Purwoko,
Hajrial Aswidinnoor, Achmad Surkati Abidin, dan Maggy T. Suhartono ............... .

357

Pengaruh Pepton terhadap Pengecambahan Biji Anggrek Phalaenopsis
Amabilis dan Dendrobium Hybrids In Vitro
Sri Ramadiana, Rizka Dwi Hidayati, Dwi Hapsoro dan Yusnita ............................. .

366

Determinasi Tipe Seks Pepaya (Carica papaya L.)
Kartika Trias Maknani, Muhamad Syukur, dan Sriani Sujiprihati ................ , ...... .

373

Studi Kromosom Anyelir (Dianthus caryophyllus Linn.) Mutan Akibat
lradiasi Sinar Gamma
Tia Atisa, Syarifah lis Aisyah, dan M. Syukur ......................................................... .

379

Induksi dan Proliferasi Kalus Embrionik pada Beberapa Genotip Kedelai
Peka dan Toleran Naungan
Tri Handayani dan Nurul Khumaida ......................................................................... .

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitij
Bogar, 1-2 Agustus 2007

387

v

Keragaman Kandungan Trypsin Inhibitor pada Beberapa Provenan
Sengon (Paraserianthes falcataria) di Jawa Sebagai Mekanisme Alami
Ketahanan terhadap Hama
Ulfah J. Siregar ......................................................................................................... .

397

Hubungan Kekerabatan antar Genotipe dalam Tiga Grup Kultivar Melon
Willy Bayuardi Suwamo dan Sobir ......................................................................... ..

402

Interaksi Genotipe-Lingkungan untuk Ketahanan terhadap Penyakit
Bercak Daun pada Galur-Galur Kacang Tanah
Chaireni Martasari, S. Sastrosumarjo, A.A. Mattjik, dan Yudiwanti ...................... ..

409

Pemanfaatan Parasitoid Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae,
Hymenoptera) dalam Pengendalian Penggerek Batang pada Tanaman Padi
Arifm Kartohardjono ................................................................................................. .

413

Komparasi Respon Fisiologis Tanaman Kedelai yang Mendapat Cekaman
Kekeringan dan Perlakuan Herbisida Paraquat
Violita, Hamim, Miftahudin, Triadiati dan Soekisman Tjitrosemito ........................ .

419

Peroksidasi Lipid pada Akar Padi (Oryza sativa L.) sebagai Respon Fisiologis
terbadap Cekaman Aluminium
Sri Aninda Wulansarl, Utut Widyastuti Suharsono, Hamim, dan Miftahudin ..........

426

Keragaman Aktivitas Nitrat Reduktase (Anr) dan Kandungan KIorof"JI
Beberapa Aksesi Pisang (Musa spp.) di Wilayab Banyumas
Dyah Susanti, B. Prakoso, S. Nurchasanah, dan L.S. Abidin .................................. ..

432

Pengarub Kualitas Cabaya dan Fotoperiode terbadap Pertumbuban
dan Perkembangan Kastuba In Vitro
Muhannnad Ibrahim Faruq dan Dewi SuIana .......................................................... ..

437

SUSUNAN P ANITIA ................................................................................................... ..
SUSUNAN ACARA ...................................................................................................... .
DAFTAR PESERTA SEMINAR ................................................................................. .
INDEKS PEMAKALAH .............................................................................................. .
INDEKS KOMODITAS ............................................................................................... .

vi

441
443
453
456
458

Daftar lsi

(